Kisah Iteung, Episode Sad Story


Lokasi: Kantor
Jam di dinding yang dipelototin cicak menunjukan pukul 21.00 malam. Dingin menusuk tulang Iteung. Iteung harus bergegas pulang nih. Si Akang pasti mencak-mencak kalau Iteung pulang malam. Bisa-bisa pintu depan dikunci. Tapi jangan takut, kunci jendela Iteung pegang. Maling sih kalah keterampilannya.

Sebelum pulang,  gedebak gedebuk Iteung beresin meja yang berantakan nggak jelas. Segala berkas yang bercampur sama catatan kredit panci tercampur di meja. Bahkan catatan curhat dari mbak Suprihatin  bisa nyampur sama berkas kerja Iteung . 

Mbak Atin (panggilan sayang mbak Suprihatin) lagi PDKT sama tetangganya tapi ditolak karena mbak Atin terlalu menor kalau dandan. Kadang ngalahin buah kesemek menornya. Malah kalau lagi kehabisan bedak suka diganti tepung beras punya ibunya kang Leman, laki-laki yang ditaksir mbak Atin. Coba gimana kang Leman nggak kesal. Aduh kenapa nyeritain kisah cinta mbak Atin dan kang Leman yaa.

Setelah berkas beres, Iteung pake sapatu tempur kesayangan. Sepatu itu Iteung beli di loakan Pasar Senen. Waktu itu Iteung hampir dilempar batu sama pedagangnya karena semua sepatu, Iteung cobain. Iteung juga nawar lebih dari setengah harga semua sepatu. Maksudnya biar Iteung puas.

Sepatu Iteung jenisnya kets merek lokal. Iteung mah pencinta produk dalam negeri. Sepatu Iteung adalah pelindung kala Iteung berdesakan di dalam kereta. Tuh kan Iteung ngelantur lagi.

Setelah tali sepatu terpasang rapi, Iteung masukin ponsel biar tetap eksis di kereta, killing time kalau kata si Brad Pitt mah. Maklum, Iteung kan ketua perkumpulan sosialita di Depok. Seringkali Iteung nerima segala macam konsultasi lewat email atau whatsapp dari semua anggota.  Dari mulai nanya soal resep masakan terutama spesialisasi Iteung tumis oncom dan pepes peda, sampai  pertanyaan soal gimana cara setrika baju yang rapi. Bahkan ada juga yang kirim pertanyaan deterjen apa yang bagus buat cuci baju biar tangan tetap halus.

Anggota Iteung memang kebanyakan asisten rumah tangga dan mereka masih amatir. Sebagai ketua perkumpulan Iteung harus membimbing mereka. Pengalaman Iteung kan banyak.

Setelah semua rapi, Iteung bergegas ke pintu gerbang. Mas ojek sudah menunggu. Cuma sepertinya kok ada aroma yang tidak wajar tercium. Iteung tutup hidung sambil tahan nafas.
“Bang, aroma jaketnya nggak sedap.” Tanpa basa-basi Iteung nanya ke si Abang Ojek.
“Iya bu, setahun sudah jaket ini gak kena air campur deterjen. Hari ini nih ulang tahunnya.” Jawab si Abang Ojek sekenanya.
“Diskon ya. Abang sudah mengurangi kenyamanan, kesempurnaan…cintaa.” Kata Iteung sambil menirukan sebait nada lagunya Rizky Febian.
“Kalau Ibu minta diskon, jaket saya tambah bau bu.” Jawab si abang gojek.
“Kok bisa?” Iteung melongo.
“Lha, diskon yang Ibu minta itu buat saya beli deterjen.”
“Hehehehe, si Abang bisa aja.” Jawab Iteung sambil tetap tutup hidung.

Lokasi: Stasiun
Iteung lari sekencangnya menuju  peron kereta karena ada pengumuman kereta tujuan Bogor akan datang. Bersamaan kereta datang, Iteung sampe di peron. What a life.
Masuk kereta, Iteung celingak celinguk takjub mendapati kereta yang lengang.  Iteung langsung jingkrak-jingkrak sambil goyang ngebor saking bahagianya. Jangan heran Iteung goyang ngebor, dulu punya pengalaman ngebor sumur bareng Mang Ihin.Bayarannya lumayan lho, bisa buat beli sepeda motor baru tanpa bodi dan ban.

Duduk sendiri di pojok kereta, pashmina andalan Iteung keuarin dari tas.  Pashmina dilipat biar bisa jadi bantal dan Iteung bisa tidur  nyaman. Iteungpun  tidur ditemani Brad Pitt yang hadir sesaat dalam mimpi Iteung (Maafin Iteung ya Akang). Zzzzzz
Tiba-tiba badan Iteung diguncang-guncang orang.
“Gempa….!.” Teriak Iteung kalap. Panik melanda karena cicilan panci Iteung belum lunas. Juga utang belanja jengkol di warung Mpok Ipah belum Iteung bayar.
"Bu, bangun ini udah di stasiun Bogor. Penumpang tinggal ibu aja."
Haaaaaaaa? Iteung mangap sambil mengusap pipi Iteung yang basah  (Sepertinya tidak perlu penjelasan detail di bagian ini).
“Mas, kenapa nggak bangunin saya. Saya kan mau turun di Depok.  “ Iteung berteriak kesal ke si mas kondektur yang membuyarkan impian Iteung bersama Mas Brad Pitt.
“Lha, saya nggak tahu Ibu turun dimana. Terus juga dari tadi saya bangunin Ibu tapi susah sekali.” Penjelasan petugas kereta menyadarkan Iteung.
“Berapa lama kereta sampai.”
“Setengah jam yang lalu bu.” Jawab mas petugas.
Lemes deh dengkul Iteung. Iteung lirik jam tangan, tambah nggak karuan perasaan. Jam 00.30 sudah.
“Saya pulang ya bu. Oya,  tadi Ibu ngorok. Suaranya kayak seribu ekor ayam lagi konser  di pagi hari.” Mas petugas pamit senyum-senyum ngeledek.
Iteung ambil pashmina yang sudah bergambar  pulau Kalimantan dan turun dari kereta . Iteung nangis sejadi-jadinya di pojokan Stasiun Bogor yang gelap.
“Akaaang, jemput Iteung di Bogor.” Suara Iteung parau menelpon Akang.
“Cari taksi aja. Akang ngantuk, besok pagi harus berangkat pagi ke kantor. Ada .” Klik…bunyi telpon ditutup.

“Akaaaang……!” 
Tak ada jawaban...sepi..gelap dan suram............. 

Pembaca; Jangan nangis yaa....

1 komentar: