Bengkel Motor versus Bengkel Hati


Siang itu, matahari bersinar terang. Udara yang panas dan berdebu tidak menjadi penghalang orang untuk beraktifitas.

Disebuah bengkel motor yang super sibuk dan padatnya antrian, aku duduk di atas kursi plastik yang disediakan pihak bengkel untuk para pelanggan yang setia menunggu.

Beraneka ragam maksud kedatangan para pelanggan jasa service motor di bengkel ini. Dari mulai service motor rutin setiap bulan, mengganti sparepart motor yang rusak, atau hanya mengganti oli mesin. Intinya semua ingin agar kendaraan mereka dalam kondisi baik dan layak pakai. Jika ada kerusakan diperbaiki, jika ada yang usang diganti.

Jam di tanganku menunjukkan angka 11.50 wib, itu artinya beberapa menit lagi adzan dzuhur akan berkumandang. Tidak lama kemudian terdengar adzan.

Aku menghampiri pemilik bengkel yang sedang melayani pelanggan, hendak bermaksud menitipkan kunci motor.

"Maaf mas, boleh saya titip kunci motor?saya mau pulang dulu untuk shalat dzuhur" kataku.

"Shalat disini aja, Mas, di atas ada tempat shalat. Masuk aja lewat samping, wudhu di belakang, saya gelar sajadahnya dulu", kata Mas pemilik bengkel.

"Alhamdulillaah, terimakasih Mas" jawabku kemudian.

Aku segera menuju pintu masuk disamping kanan halaman bengkel, mengambil wudhu, kemudian naik tangga menuju lantai dua bangunan bengkel. Si pemilik bengkel menemani sejak aku masuk ruang utama sampai menuju ruangan untuk shalat.

 Terhampar selembar sajadah beserta kain sarung di atas nya.

Aku memulai shalat.

Selesai melaksanakan shalat dzuhur, aku kembali duduk di atas kursi plastik yang tersedia dihalaman bengkel.

Sesekali aku mengamati para mekanik yang sedang bekerja.

Ketika sedang melihat para mekanik bekerja, tiba-tiba terlintas dalam hati tentang satu nasehat guru yang aku terima dalam sebuah majelis 'ilmu.

Salah satu isi nasehatnya adalah pentingnya kita menjaga hati. Apabila kita memiliki hati yang bersih dan sehat, maka keselamatan akan diraih. Namun jika hati kita sakit bahkan mati, maka bisa dipastikan kecelakaan akan didapati.

Aku berusaha mengambil korelasi atau hubungan antara aktifitas dibengkel saat ini dengan kondisi hati. Pabila kendaraan sakit, orang sibuk mencari jalan untuk memperbaiki, salah satunya adalah mengunjungi bangkel. Lalu, bagaimana dengan kondisi hati yang sakit, maka salah satu jalannya adalah dengan lebih mendekatkan diri kepada Tuhan YME, memperbanyak 'ilmu agama yang bisa kita dapati di berbagai buku, atau menghadiri majelis 'ilmu untuk mendapat nasehat.

Alhamdulillaah, tiba giliran motorku mendapat penanganan. Menunggu antrian service motor kadang menjemukan. Tapi hal itu tidak akan terjadi jika kita sebelumnya sudah mempersiapkan sebotol air minum, cemilan kesukaan, atau buku bacaan favorit. Handphone juga bisa jadi teman menunggu sih! ~ tertawa.

Selamat beraktifitas. Semoga tulisan ini bisa membawaa manfaat bagi para pembaca.


Pamulang, 1 Mei 2017.










4 komentar:

  1. super sekali mas...
    bisa aja nih... nunggu di bengkel jadi tulisan (y)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih Pak :)
      hehehe... lumayan jd obat anti bete nunggu antrian :p

      Hapus
  2. Yang perlu kita ketahui adalah tanda2 hati yang sakit, keren mas tulisannya

    BalasHapus