Mie Aceh

Seperti biasanya, kami sekeluarga mengisi acara akhir pekan dengan jalan-jalan, sekedar melepas penat dan silaturahim pada masyarakat sekitar, atau untuk wisata kuliner.

Malam itu karena situasi dan kondisi perekonomian kelihatan memungkinkan, ditambah kurs dollar berada pada nilai tukar yang ideal (wih... ada hubungannya gak ?), akhirnya jalan-jalan akhir pekan itu kami isi dengan wisata kuliner.

Kami berangkat dari rumah, hanya dengan modal niat mau makan-makan, belum tahu mau makan apa dan di mana. Sampai pada saat kami lewat depan ruko yang jual mie aceh, anak-anak bilang, "Kita ke mie aceh yuk.

Tapi entah kenapa, mungkin karena aku lagi gak selera sama mie aceh, aku jawab, "Gak lah, kita makan mie yang biasa saja... kalau malam-malam seperti ini cocoknya mie rebus biasa," aku coba paksain alasanku.

Kami jalan terus sambil tengok kanan kiri, sampai akhirnya pandangan tertuju pada warung tenda sebelah kanan yang dari tulisan di tendanya, adalah penjual mie. Ya sudah, di putaran terdekat aku putar balik terus aku parkir di depan persis warung itu. Mungkin karena sudah lapar, kami berlima langsung masuk ke warung dan pesan, "Pak, mie rebus 5 ya..."

Satu persatu pesanan dihidangkan... tapi... ada sedikit keanehan... aku langsung tanya ke penjualnya, "Ini mie apa pak ?" Pertanyaanku dijawab ringan, "Mie Aceh..."

Kami berlima saling berpandangan,"Hah... ???" sambil tak kuasa menahan tawa...



4 komentar:

  1. Pak JoRay, memang dibanding mie goreng aceh, saya kalo pesen mie aceh yang tumis pak, mie tumis aceh....lebih enak karena ada kuahnya....apalagi kalo pake kepiting.....duuh..jadi pengen nih....hehehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. sampeyan cerita begini, jadi ikutan pengen juga mas... hehehe

      Hapus