Atribut Yang Bikin Ribut

"Dunia ini baik-baik saja, sampai kita mulai membanding-bandingkan"




Menjelang sholat Jumat saya iseng membuka BnD, ternyata ada tulisan yang sangat menarik dari Saung Kemangi (http://www.bukannotadinas.com/2017/10/di-mana-tuhan.html). Tulisan sederhana namun sangat "makjleb", karena terus terang seumur-umur saya pribadi tidak pernah bertanya seperti itu. Islam warisan, mungkin itu yang tepat menggambarkan kondisi keislaman saya. Tapi disini saya tidak akan mendiskusikan soal tersebut ataupun mencoba menjawab pertanyaan "Dimana Tuhan?". Tulisan Saung Kemangi tersebut menginsipirasi saya tentang pertanyaan-pertanyaan lain yang sering muncul yang mungkin pada akhirnya akan bermuara ke hal yang sama: dimana Tuhan?.

Manusia seringkali lupa bahwa mereka adalah makhluk paling sempurna yang diciptakan Allah. Apapun kondisinya, karena hal tersebut sudah tertulis di kitab-NYA. Fakta bahwa ada manusia yang tercipta tanpa anggota tubuh yang lengkap atau dengan kekurangan-kekurangan fisik lainnya bukan berarti manusia tersebut tidak sempurna. Tinggi-pendek, ganteng/cantik-jelek semua hanyalah atribut fisik yang oleh Allah tidak dijadikan ukuran kesempurnaan ciptaan-NYA. Tak ada satu kitab suci-pun yang mensyaratkan atribut-atribut tersebut untuk mendapat ridho Allah, untuk menjadi kesayangan-NYA. Tidak ada satupun.

Lalu mengapa atribut-atribut tersebut justru yang diributkan manusia? Bukan saja atribut fisik yang diributkan, bahkan semua atribut yang sifatnya asesoris juga diributkan. Setiap saat, setiap waktu bahkan di setiap tarikan nafas. "Keributan" yang melenakan, membuat kita lupa bahwa semua manusia adalah makhluk sempurna. Kesempurnaan luar biasa yang mustahil bila bukan diciptakan oleh Sang Maha Pencipta. Jutaan nyawa dihembuskan ke dalam raga setiap detiknya, lengkap dengan 'customized operating system' sesuai dengan 'janji yang tertulis dalam manual book' masing-masing. Sempurna. Lihatlah diri kita, lihat orang-orang di sekitar kita, itulah kesempurnaan yang tidak perlu diperbandingkan. Sama sekali tidak perlu, karena bukan itu yang dibutuhkan oleh Sang Pencipta.

Dunia ini baik-baik saja, sampai kita mulai membanding-bandingkan. Membandingkan kondisi fisik kita dengan teman sebelah, dengan artis Korea bahkan dengan saudara sedarah-daging kita. Membanding-bandingkan apa yang kita miliki dengan apa yang orang lain miliki. Membanding-bandingkan kemampuan diri dengan orang-orang lain. Membandingkan semua atribut yang ada, lalu ribut; "kok aku gak seganteng dia ya?", "kok mobilnya lebih bagus ya?", "kok dia lebih pintar ya?" dan kok kok yang lain yang memenuhi kepala dan menyesakkan rongga dada.

Bukannya tidak ada yang tahu tentang pentingnya rasa syukur. Bukannya tidak ada yang sadar bahwa hidup ini hanya sebentar. Hampir setiap hari viral tentang hal-hal ini berseliweran di seluruh whatsapp group kita. Tapi nyatanya? keributan tentang atribut selalu kita alami.

Iman memang bisa naik-turun, hati memang selalu dengan mudah dibolak-balikkan, tapi bukan berarti manusia hanya bisa pasrah. Kesempurnaan sebagai makhluk itulah yang diharapkan Allah mampu membuat kita menjaga iman dan menata hati. Kesempurnaan yang diharapkan Allah mampu menyadarkan kita bahwa tidak ada gunanya lagi semuanya tanpa diiringi dengan taqwa, tanpa pernah peduli Tuhan dimana. Wallahu'alam.

1 komentar: