Bandara Pagi

Lorong lorong besar tampak terang menyala. Melawan langit yang masih gelap dengan hitamnya. Derap alas kaki sudah menggema besenandung bersama bunyi gesekan roda kecil di atas lantai yang memantulkan bayangan. Hiruk pikuk mulai berbisik perlahan berisik. Bertolak belakang dengan lirih dengkuran sosok-sosok tergeletak di bangku panjang berjajar.

Lantunan suci panggilan subuh telah berkumandang. Langkah-langkah terpusat menuju arah tempat sembahyang. Suara kucuran air berdampingan mengalir dari "padasan". Wajah-wajah teduh berhias air wudhu tampak sudah bersiap menghadap Pencipta. Bergegas membentuk shaf demi meraih derajat yang berkali lipat.

Perlahan atap dunia mulai berganti warna. Tanda sang surya beranjak dari tidurnya. Papan elektronik besar dengan tulisan bersusun kekuningan bergerak menampilkan informasi bagi beberapa orang yang mendongak perhatian. Tak lama suara empuk dari pengeras suara bersahutan bergantian membawa pengumuman.

Di sudut kejauhan berdiri seorang tegap berseragam. Di sisi lain tersuguh paras cantik bersolek, juga berseragam. Barisan manusia mengular di salah satu pintu yang tertulis 'keberangakatan'. Secarik kertas atau perangkat pintar yang ditunjukkan, nampak jadi syarat diperbolehkan menembus gerbang. Di sekitarnya, lampu-lampu toko mulai dinyalakan, gerai mulai dinaikkan. Aroma penggugah perut juga melai menjalar.

Besi bersayap terbang pergi dan pulang. Lautan aspal dihiasi titik titik warna hijau menyala, ada yang berdiri membawa isyarat, ada yang tampak bergerak mengendarai mobil bergandengan. Ada pula titik-titik tampak berjalan perlahan, meniti tangga beroda, memasuki perut si burung besi. Bus-bus juga nampak lari berkejaran di hamparannya. Senyap, tak ada suara dari balik kaca, ternyata bising dari balik kaca yang lain.

Merdu pewara menghentak lamunan, memaksa beranjak menjadi titik-titik di balik kaca. Sesuai norma, itu tanda telepon genggam dicabut nyawanya sementara. 

3 komentar:

  1. pamer nih??? kasian yg lama ga liat bandara mas Pandu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehe..bukan pamer mas, tp biar yang uda lama ga liat bandara bisa kebayang gimana sekarang...hehe..
      Tapi berani cerita bandara karena ke Bandara nya ini ga pake APBN...hihi

      Hapus
  2. Aih, makin hancur hati.. hahahaha

    BalasHapus