Terompet Malam Tahun Baru

 
     Seluruh tubuh Parmin berkeringat setelah berkeliling dari kampung ke kampung seharian ini. Parmin menjajakan terompet yang dibuatnya beberapa hari yang lalu bersama istrinya.
     Setiap menjelang tahun baru, Parmin mencoba peruntungan dengan berjualan terompet. Berhari-hari Parmin dan istrinya membuat terompet-terompet cantik. Harapan memenuhi pikirannya bahwa tahun ini dia akan mendapatkan tambahan penghasilan dari berjualan terompet. 
      Sehari-hari Parmin berjualan gorengan di depan Sekolah Dasar Negeri Pelangi. Sambil menunggu anak-anak masuk sekolah kembali, Parmin mencoba perntungan menjual terompet untuk merayakan tahun baru. Tahun sebelumnya, Parmin mendapatkan hasil yang lumayan dari terompetnya. 
     Dua hari sebelum tahun baru, Parmin sudah mangkal di tempat keramaian dengan harapan orang akan tertarik membeli terompetnya yang berwarna-warni. Namun sayang, setelah Parmin mangkal dari pagi sampai sore, baru dua buah terompetnya yang laku terjual.
     Akhirnya Parmin memutuskan untuk berkeliling kampung agar terompetnya bisa terjual. Beberapa anak kecil melihat-lihat dagangan Parmin, namun orang tuanya tidak mengizinkan anaknya membeli terompet.
     Parmin terus berjalan menyusuri pemukiman penduduk. Penolakan yang sama didapatnya dari orang-orang yang ditawari terompet.
    Parmin tak mengerti kenapa tak satupun orang yang mau membeli terompetnya. Parmin bingung apa yang akan dikatakan kepada istrinya nanti apabila dagangannya tidak laku.
     Tahun baru tinggal menghitung jam, namun belum ada satupun orang yang memanggilnya untuk berhenti. Parmin terus berjalan tanpa tahu akan diapakan terompet dagangannya yang masih terus dibawanya.
***
     Pesan berseliweran di grup media sosial tentang bahaya membeli terompet dari pedagang keliling. Donna terus menerus membahas hal itu dengan teman-temannya di dunia maya. Bahasan tentang bahaya meniup terompet bertepatan dengan peringatan pemerintah tentang bahaya penyakit yang sedang merebak di masyarakat.

     "Pokoknya Mama tidak akan mengizinkan kamu membeli terompet untuk malam tahun baru ini," ujar Donna kepada Lana, anaknya yang merengek meminta terompet ketika seorang pedagang terompet keliling didepan rumahnya.
     "Ma, beli dong. Biar malam tahun baru kita nggak sepi," Lana mencoba membujuk Donna.
     "Tidak, Lana!" Donna tidak bergeming mendengar rengekan Lana.
     Lana berlalu dari hadapan Donna dengan perasaan kecewa. Muka Lana cemberut menahan kesal terhadap ibunya.
     Donna kembali disibukan dengan diskusi seru tentang bahaya yang ditimbulkan dari terompet di telepon genggamnya.

Depok, 31 Desember 2017


2 komentar: