CONGKAK

Bekal dijinjing masih cekak
Balapan kebaikan pun masih merangkak

Hadiah berlimpah dalam satu,
dari dua belas kotak
Tawarkan keuntungan berlipat menutup jarak

Duh, masih saja diam tak bergerak
Tetap sibuk merangkai jejak
Tak rela tinggalkan panggung sandiwara padahal sejenak

Berlimpah belum, terjamin pun tidak
Satu huruf berharga harta juga ditolak

Seribu bulan singgah tak mau dipijak
Tapi bergidik ingat neraka yang berkerak

Sudahkah kau suguhi teh, tamu agung itu, atau justru arak?
Tersadarlah dia akan segera beranjak
Jangan-jangan saat dia datang kelak,
Kita tak lagi diajak.