R.I.N.D.U

 I miz u soo bad”, ujarmu lalu memelukku erat.

I miz u even more,” aku melepas peluk lalu menatap wajahmu dalam. Ah, tak ada yang berubah, kecuali guratan halus yang samar terlihat di sekitar wajahmu. Lalu kita saling menatap dalam dengan senyum penuh kerinduan. Lagi-lagi, aku masih menemukan hal yang tak pernah berubah, pandangan sayangmu.

How’s life?”, keingintahuanmu terdengar jelas saat melontarkan tanya itu. “Is everything alright?”, tak sabar kau mengejarku lagi dengan pertanyaanmu, kali ini dengan nada khawatir yang kau coba sembunyikan.

“Aku tau kau jawaban apa yang kau harapkan,” aku berujar dalam hati.

Lalu aku mengangguk sambil tersenyum, “Alhamdulillah, as you see, I’m pretty good”, aku berusaha keras menunjukkan raut bahagia di wajahku.

“Owh, syukurlah. Be a good girl ya,” kau mengusap lembut pipiku. Aku dapat merasakan betapa kau sangat merindukanku.

A girl?”, aku terbelalak, dan baru akan melanjutkan, “I am not ...” ketika kau dengan sigap meletakkan telunjukmu di bibirku sambil berkata, “Hey, for me, you will always be a girl”, lalu kau terbahak dan mengusap pelan kepalaku.

Ya, meskipun usia kita hanya terpaut 1 tahun beberapa hari, namun kau selalu menganggapku seperti seorang anak perempuan yang selalu ingin kau manjakan.

Sepertinya aku baru menikmati tawamu beberapa detik ketika tiba-tiba kau berkata,” I should go,” lalu mengecup keningku hangat sejenak sebelum kau dengan tergesa berbalik, melangkah cepat, dan berlalu.

Ada ratusan kata yang ingin kuucapkan, namun tak satupun yang mampu kusuarakan. Aku hanya diam menatapmu menjauh, berharap kau berubah pikiran lalu berbalik berlari kearahku, mendekapku erat dan membisikan kata, “Go with me ...”. Aku mematung, memandangi sosokmu yang semakin menghilang bersama butiran air mata yang mulai luruh.

***

Aku terisak, merasa sangat sesak, lalu terbangun dalam kegelapan malam.

 

 

 

3 komentar: