LDR

Kalau kau tahu semua ketakutan yang kurasakan saat ini, aku yakin kau tak akan pergi dariku walau sedetik saja.


Lembaran akhir buku harian kedua miliknya yang kubaca. Buku harian yang masih sama dengan buku harian sebelumnya. Sebuah buku biru berukuran sedang dengan gembok kecil di sisi luarnya.

Belum usai perasaan syahdu yg menerpaku ketika kubaca buku harian pertama yg ditinggalkannya, ini bagai badai kedua yang hempasannya tak dapat ku tahan lagi. Air mataku tumpah bagai aliran sungai tanpa batas, memuntahkan semua emosi penyesalan dan rasa bersalah yang tercipta. Aku terkulai lemas di atas bekas meja kerjanya, bercengkrama bersama hayalan, mencoba meraih kenangan kembali bersamanya.

Hatiku lumpuh, badanku runtuh, tak ada tenaga yang tersisa lagi untuk membuka lembaran berikutnya, hanya isak tangis yg terdengar bagai rangkaian nada yang tak beraturan.
Aku ingin teriak memanggil namanya. Tapi apakah dia masih mendengarnya? Apakah sang waktu mau menyampaikan maaf dan kerinduanku padanya?

Kupeluk erat meja kerja yang membisu sedari tadi. Pelukan hangat penuh cinta yang lalai kuberikan padanya saat kami masih bersama. Air mataku menghiba pada Tuhan agar memberikan pelukan hangat pada kekasihku yang tersenyum di sisi Nya.

 

KOS di WBC

(Kumpulan Obrolan Santuy di Warung Bang Casman)


SEPANJANG MINGGU

anak-anak kecil riang berkecipak air,
siram-siraman hingga kuyup
membasahi tawa lepas,
yang sepanjang minggu kering

ayahnya keluar rumah dan ikut-ikutan,
mengguyur ke sekujur tubuh yang menenteng laptop,
senyum aslinya menyungging,
yang sepanjang minggu diinjak-injak oleh senyum akting

ibunya merangsek lari bergabung,
membiarkan air berpendar mengitari lenggok rambutnya,
dengan memeluk laptop
bahagia merona membuncah 
yang sepanjang minggu disumbat merana

anak-anak kecil kalang kabut 
"nanti laptopnya rusak!"
anak-anak besar malah girang sambil berpagut, 
"biarkan mereka sejenak mandi, setelah sepanjang minggu gerah kepanasan"

siangnya, anak-anak besar berpandangan,
gawat, laptopnya gak mau nyala,
"apa masuk angin?"
"mustahil, mereka ini tahan banting!"
"pasti mereka bisa tidur nyenyak sekarang"
"terus kita harus bagaimana?"
"nanti kalau sudah kering juga siuman"

Besoknya, laptop-laptop itu sudah kering, kembali menyala dipenuhi senyum banyak orang yang berjajar terpaksa,
ditemani deretan kata yang diketik mengikuti pola

bersamaan dengan tawa anak-anak kecil yang kerontang kering
dan bahagia anak-anak besar yang terang merana

selamat datang lagi, sepanjang minggu!