tag:blogger.com,1999:blog-7695797738641298008.post2606464641342970499..comments2023-09-25T14:41:02.544+07:00Comments on Bukan Nota Dinas : Penggunaan Motor di Ibukota: Solusi atau Penyebab Kemacetankah?Abahhttp://www.blogger.com/profile/08152106641500224818noreply@blogger.comBlogger7125tag:blogger.com,1999:blog-7695797738641298008.post-78758956449712273202017-08-25T17:57:57.573+07:002017-08-25T17:57:57.573+07:00Sip, aq hanya ingin menekankan bahwa pendapat moto...Sip, aq hanya ingin menekankan bahwa pendapat motor sebagai solusi kemacetan itu keliru karena baik motor maupun mobil merupakan penyebab kemacetan. Di tambah lagi dengan jumlah populasi motor yang jauh lebih banyak dari mobil sehingga tambahan masalah dari motor semakin besar.<br />Nah, coba dinget lagi pas ujian teori SIM C, disitu harusnya ada pertanyaan dimana motor seharusnya jalan dan opsi celah antara mobil itu merupakan jawaban yang salah. Ironisnya justru di lapangan hal yang salah ini yang selalu dianggap benar walau emang bisa dimaklumi jg mengingat kondisi jalan yg gak manusiawi. Tapi dengan membiarkan kesalahan itu sebagai solusi ya bahaya juga. Masa iya kondisi yg gak manusiawi mau di pertahankan.<br />Dan terus terang kebijakan publik penuh trial n eror juga, km kalo ambil diklat tentang kebijakan publik pasti ngerti maksud q apa. Dan yang sekarang memang lagi di coba motor yang dikorbankan, nanti juga yang bikin kebijakan sadar kalau itu keliru. Tinggal masalah kapan heheheheariehttps://www.blogger.com/profile/01451781519276056545noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7695797738641298008.post-36629053355492309182017-08-25T05:37:11.810+07:002017-08-25T05:37:11.810+07:00Siap pak... wah senang sekali dapat ilmu baru.. al...Siap pak... wah senang sekali dapat ilmu baru.. alhamdulillah bisa nambah pengetahuan dan perbaikan diri... terima kasih pakekpanhttps://www.blogger.com/profile/18222749499005660421noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7695797738641298008.post-15713153803657936442017-08-25T05:35:32.924+07:002017-08-25T05:35:32.924+07:00siap mas... intinya saya cuma mau menunjukkan fakt...siap mas... intinya saya cuma mau menunjukkan fakta bahwa dosa di jalanan bukan hanya dilakukan oleh pemotor... dan yang pasti insyaAllah saya ga seperti itu mas...justru saya anti dengan perilaku oengendara yg seperti itu.. saya coba mulai dari diri sendiri untuk jadi pengendara yang patuh.. hehe.. ekpanhttps://www.blogger.com/profile/18222749499005660421noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7695797738641298008.post-55298710463037660882017-08-24T20:41:23.483+07:002017-08-24T20:41:23.483+07:00hehehhehe...ramai ya isu motor ini. Jadi pengen ik...hehehhehe...ramai ya isu motor ini. Jadi pengen ikut berkomentar, tapi bukan masalah konten artikel Mas Pandu yang ditindaklanjuti oleh artikel Mas Arie ini. Komen saya lebih kepada sharing kepada Mas Pandu bahwa kita tidak bisa bahkan tidak tepat mengomentari komentar orang lain terhadap artikel kita. Mengapa? Karena bagi seorang penulis, jika sudah berani mempublikasi tulisannya maka tulisan tersebut menjadi milik pembacanya. Bukan lagi milik penulisnya (dalam arti pilihan sikap terhadap tulisan tsb). Apa yang dilakukan Mas Arie sangat tepat, perbedaan pandangan atau sisi lain yang ingin diungkapkan dilakukan dengan menulis artikel tersendiri. Nah, jika Mas Pandu memiliki pandangan lain terhadap tulisan Mas Arie, ya Mas Pandu menulis lagi artikel lainnya sebagai counter atau menyikapi perbedaan tsb. Karena dengan cara seperti itulah ilmu pengetahuan berkembang...semangat Mas Pandu, tulisan Mas bagus dan menunjukkan bakat Mas yang tinggi dalam menuangkan ide dan gagasan yang ada di kepala.http://airsan2012.blogspot.co.id/https://www.blogger.com/profile/14545204581179393804noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7695797738641298008.post-47760877641206849382017-08-24T19:03:15.405+07:002017-08-24T19:03:15.405+07:00Komen mu koq bikin aq prihatin ndu.
Saya emang n...Komen mu koq bikin aq prihatin ndu. <br /><br />Saya emang ngomentari tulisan km, tapi sepertinya km gak jeli baca tulisan saya. Kan ada statement baik motor maupun mobil sama2 menyumbang kemacetan dengan proporsi yang sama. Nah, km sendiri tahu kan kalo pelanggaran banyak dimana-mana. kalo dibuat persentase mungkin pelangar mobil dan motor punya persentase yg sama (kalau mau lebih fair harus diteliti walau saya tidak heran apabila hasilnya motor lebih besar persentasenya daripada mobil, tapi untuk sementara anggap aja sama ya). Tapi berhubung populasi banyakan motor dan setau saya populasi motor 3 (atau sudah 4) kali lipatnya mobil di jabodetabek ya jelas secara kuantitas pelanggar motor lebih banyak daripada mobil. Dan yang lebih banyak pasti lebih keliatan kelakuan jeleknya daripada yang lebih sedikit. <br /><br />Saya cuma berharap kamu gak menganggap para pelanggar ini role model yang patut ditiru apalagi dijadikan justifikasi untuk ikut melanggar. Kalo iya, yowes tak cuma bisa prihatin aja ndu hahahaha.<br /><br />Untuk komen mu di pertanyaan 5. Dulu waktu bikin SIM C gak nembak kan? Masa celah sempit dianggap jalur motor, piye toh ndro. Tapi kalo gak ada dipertanyaan ujian SIM berarti yang salah ya yg ngasi ujian.<br /><br />Kalo soal anak, ya anak2 kalo maunya main didalam dan berantakan ya di usir aja supaya mau main diluar, bapaknya juga ikut keluar main ama anak2nya. Lagian kan lebih sehat main di luar rumah daripada di dalam kan. ariehttps://www.blogger.com/profile/01451781519276056545noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7695797738641298008.post-75061827232841822822017-08-24T11:14:57.333+07:002017-08-24T11:14:57.333+07:00Ingin sedikit berkomentar, karena sepertinya ini t...Ingin sedikit berkomentar, karena sepertinya ini terkait tulisan saya sebelumnya (dari judulnya sih, semoga ga kegeer an, hehe..)<br /><br />Pertama saya tertarik dengan 6 pertanyaan terkait "dosa" pemotor di atas. Saya ingin membandingkan, apakah "dosa" itu hanya dilakukan oleh pemotor.<br /><br />Pertanyaan 1: Memacu di pedestrian. Mungkin iya, hanya pemotor yang bisa, kalau mobil kan ga mungkin jalan di trotoar kegedean. Tapi kalau konteksnya mengganggu jalur pejalan kaki, belum pernahkah melihat mobil-mobil yang diparkir di trotoar karena di jalan ada rambu dilarang parkir?<br /><br />Pertanyaan 2: motor di jalur busway. Singkat saja, setahu saya mobil juga banyak yang kaya gini<br /><br />Pertanyaan 3: motor melawan arus. Kalau untuk ini secara jumlah pasti pemotor lebih banyak yang melawan arus, lagi-lagi karena ukuran mobil kegedean kalau mau melawan arus. Itupun bukan berarti mobil melawan arus ga ada. Coba ke samping kantor kalau pengen tahu.<br /><br />Pertanyaan 4: motor memotong jalan kendaraan lain. Singkat saja, mobil juga sering.<br /><br />Pertanyaan 5: motor memacu di antara celah kendaraan. Loh, bukannya emang motor jalurnya di celah antara barisan mobil? Oh, maksudnya mungkin di depan mobil gitu ya. Ya kan kalau motor di depan mobil yang lagi berhenti karena macet, ga ngaruh apa-apa kan? lha wong emang semua lagi berhenti<br /><br />Pertanyaan 6: ini kembali ke masing-masing individu.<br /><br />Jadi kalau pakai teori di tulisan di atas, dengan mengungkit dosa pemotor, ternyata dosa yang sama dilakukan juga oleh mobil. Dan ini ranahnya penegakan aturan lalu lintas bukan ranah pembatasan jumlah kendaraan. Jadi menurut saya, jangan gunakan alasan dosa sebagai dasar pembatasan kendaraan. Dosa ini tugasnya pihak yang berwenang menegakkan aturan lalu lintas.<br /><br />Oh iya, bukan saya tidak setuju dengan pembatasan motor. Saya setuju. Tapi ya harus setara. Kalau mobil pembatasannya ganjil genap ya motor juga dong. Toh kalau pakai teori di atas, dosa pemotor juga dilakukan oleh pemobil<br /><br />Kalau kita punya anak kecil di rumah, dan perilakunya bikin rumah berantakan, apakah serta merta kita mengusir anak kita dari rumah?ekpanhttps://www.blogger.com/profile/18222749499005660421noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7695797738641298008.post-50437494047480074122017-08-24T10:34:28.691+07:002017-08-24T10:34:28.691+07:00Setuju Mas, motor baru bisa dikatakan jadi solusi ...Setuju Mas, motor baru bisa dikatakan jadi solusi mengatasi kemacetan kalau bisa menempuh jarak yang sama dengan lebih cepat dan tetap mematuhi peraturan lalu lintasLelaki Inihttps://www.blogger.com/profile/13403660355964355804noreply@blogger.com