tag:blogger.com,1999:blog-76957977386412980082024-03-08T18:33:10.902+07:00Bukan Nota Dinas Menuangkan Ide Melalui TulisanAbahhttp://www.blogger.com/profile/08152106641500224818noreply@blogger.comBlogger772125tag:blogger.com,1999:blog-7695797738641298008.post-49649361875313125312024-02-28T10:40:00.000+07:002024-02-28T10:40:07.067+07:00Gadis Ketek (3)<p>Jeng yah,</p><p><br /></p><p>pernah,</p><p>sepatah kata "'terserah"'</p><p>mu lebih punya tuah </p><p>dibanding ribuan kata berbusah</p><p>membuat semua langkah </p><p>menjadi serba salah</p><p><br /></p><p>tetapi, ketahuilah,</p><p>bahkan lelaki paling perkasapun, punya rasa lelah</p><p>pada akhirnya aku memilih menyerah</p><p>kata terserah mu menjadi untaian indah</p><p>pengantar mengakhiri kisah </p><p><br /></p><p>Muaaah.....</p><p><br /></p><p>(Gadog, 280224)</p>Kangharathttp://www.blogger.com/profile/02421505424928114055noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7695797738641298008.post-74235872597365072702024-02-13T11:56:00.000+07:002024-02-13T11:56:14.953+07:00Musim Hiperbola<p></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="mso-ansi-language: EN-US;">Selepas Isya, usai santap malam yang
mengenyangkan, Dirum mendaratkan tubuh di sofa kesayangannya seraya mengambil
remote TV yang rebah di atas meja. Belum sempat tangan Dirum meraih remote,
hape yang juga tergeletak di meja menyala. Nama Durim terpampang di layar hape
yang sedang memanggil itu. Lalu, sambil menyandarkan diri, Dirum segera mengangkat
panggilan dari Durim.</span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="mso-ansi-language: EN-US;">‘Halo, Assalammualaikum Rum!’, suara Durim
terdengar keras dan antusias membuka percakapan.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="mso-ansi-language: EN-US;">‘Waalaikum salam, Sepupu!’ jawab Dirum dengan
gembira.</span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="mso-ansi-language: EN-US;">Sudah lama Durim, sepupu jauh Dirum yang
tinggal di Desa Kononda tidak menelepon. Terakhir Durim menelepon seingat Dirum
adalah tahun lalu saat mengabarkan undangan pernikahannya sekaligus <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>menyampaikan soal kebun durian dan rambutannya
yang tengah berbuah lebat. Maka yang terlintas pertama dibenak Dirum usai
menjawab salam dari Durim adalah, ‘Apakah Durim kali ini akan mengabarkan tentang
kelahiran anak atau waktu panen durian dan rambutan yang segera datang?’</span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="mso-ansi-language: EN-US;">Dan ternyata bukan itu yang dikabarkan Durim.
Bukan soal hasil cocok tanam bersama istrinya dan bukan pula hasil cocok tanam
di kebunnya. Bukan soal musim buah-buahan. Yang Durim kabarkan adalah saat ini
di Desa Kononda sedang musim yang lebih seru dan menarik dari sekedar musim
buah-buahan. Durim punya istilah unik untuk musim yang sedang berlangsung di
Desanya itu, musim hiperbola.</span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="mso-ansi-language: EN-US;">Dirum awalnya bingung dengan istilah itu.
Setelah Durim menjelaskan dan menceritakan banyak hal soal musim hiperbola. Barulah
Dirum faham dan banyak terpingkal mendengar ocehan Durim sambil menanggapi sesekali.
Saking asyiknya mengobrol dengan Durim, Dirum tidak menyadari kedatangan Urug yang
tiba di rumah setelah mengikuti rapat entah tentang apa di rumah tetangga.</span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="mso-ansi-language: EN-US;">Urug, dengan wajah sedikit heran hanya menatap
Dirum sambil mengambil duduk di samping Dirum lalu menjawilnya. ‘Telepon dari
siapa Rum? Asyik sekali kelihatannya!’<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="mso-ansi-language: EN-US;">Dirum yang baru menyadari kehadiran orang lain
di sebelahnya setengah kaget menoleh dan mendapati wajah Urug dengan rona ingin
tahunya. Sambil menjauhkan sedikit hapenya kemudian ia berkata, ‘Eh, Urug. Sudah
di rumah toh. Kapan sampainya?’</span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="mso-ansi-language: EN-US;">‘Kamu itu, ditanya malah balik bertanya’,
semprot Urug. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="mso-ansi-language: EN-US;">‘Hehehe, iya Urug maaf. Dari Durim, Rug’, sahut
Dirum.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="mso-ansi-language: EN-US;">‘Ada kabar apa anak itu, Rum?’ tanya Urug sambil
coba meraih remote TV.</span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="mso-ansi-language: EN-US;">Dirum tidak langsung menjawab pertanyaan Urug karena
tampaknya Durim tengah terburu-buru akan mengerjakan sesuatu. Terdengar suara
perempuan yang memintanya untuk segera berangkat. Mungkin suara istrinya, pikir
Dirum. Dan Durim, dari nada suaranya seperti ingin segera mengakhiri pembicaraan.
Dan benar saja, Durim dengan nada tergesa dan permohonan maaf segera menyelesaikan
panggilannya sambil tidak lupa menitipkan salam untuk Urug. Setelah Durim
menutup telepon barulah Dirum berkata,’Itu, Durim menawarkan untuk liburan long
weekend ini main ke Kononda. Katanya suasana desa sedang ramai meriah karena
sedang musim hiperbola. Ia juga titip salam untuk Urug.’</span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="mso-ansi-language: EN-US;">Kalau sebelumnya Dirum yang bingung mendengar
musim hiperbola, kali ini kejadian serupa berulang pada Urug. Remote TV yang
sudah dipegangnya kemudian diletakkan kembali. Dengan wajah menuntut
penjelasan, ia berucap, ‘Istilah apalagi ini Rum. Musim hiperbola?’</span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="mso-ansi-language: EN-US;">Dirum sambil tertawa berkata, ‘Mari sini Rug, Dirum
ceritakan! Ini ada hubungannya dengan masa kampanye pemilihan Kepala Desa yang
sedang berlangsung di Kononda.’</span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="mso-ansi-language: EN-US;">Dirum kemudian menceritakan soal musim
hiperbola itu kepada Urug. Setiap kali selesai satu cerita, tawa Urug terdengar
terbahak memenuhi ruang TV.</span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="mso-ansi-language: EN-US;">Cerita Dirum yang menceritakan cerita dari
Durim kepada Urug cukup panjang kalau dituliskan. Jadi saya coba menyajikan
cerita itu secara singkat dan yang inti-intinya saja :<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -14.75pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="EN-US" style="mso-ansi-language: EN-US;">Cerita pertama Si A, calon Kades petahana
yang selama ini sibuk memperkaya diri agar bisa masuk menjadi bagian dari 10%
orang kaya di desa saat kampanye bilang, ‘Saya siap untuk berjuang meningkatkan
kesejahteraan Saudara-Saudara semua!’<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -14.75pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-list: Ignore;">2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="EN-US" style="mso-ansi-language: EN-US;">Cerita selanjutnya, sebut saja B, Calon
Kades yang sehari-hari sibuk pamer gaya hidup dan hartanya dengan entengnya
menebar kata, ‘Perhatian utama saya adalah kepentingan Anda semua!’ <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -14.75pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-list: Ignore;">3.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="EN-US" style="mso-ansi-language: EN-US;">Lain lagi dengan Calon Kades C yang
sehari-hari mengumpulkan setoran dari anak-anak buahnya, baik dari pasar, proyek-proyek
desa atau pun dari acara-acara keramaian dengan gagahnya berkata, ‘Jika saya
menjadi Kepala Desa, keamanan desa saya jamin sepenuhnya!’<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -14.75pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-list: Ignore;">4.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="EN-US" style="mso-ansi-language: EN-US;">Ada juga Si D, Calon Kades yang
sering menipu dan gemar berbohong yang tahu persis bagaimana jalannya pemilihan
kepala desa akan dipengaruhi oleh petahana, dengan serius berkata,’Pemilihan
kades harus dilaksanakan dengan jujur dan benar, kita harus melawan kecurangan!’<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -14.75pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-list: Ignore;">5.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="EN-US" style="mso-ansi-language: EN-US;">Dan terakhir paling lucu Calon Kades
E yang tidak populer dan pasti kalah dengan semangatnya menjanjikan kalau menang
akan mentraktir semua warga desa untuk jalan-jalan ke kota.</span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="mso-ansi-language: EN-US;">Sebenarnya masih banyak lagi detil-detil yang
diceritakan oleh Durim tapi Urug bilang cukup karena ia sudah keburu lapar karena
rapat di rumah tetangga yang tadi dihadirinya tidak menyajikan makan malam. Jadilah
cerita malam itu berhenti disitu.</span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="mso-ansi-language: EN-US;">Urug pun bergegas ke dapur dan menyantap makan
malamnya sementara Dirum senyum-senyum sendiri di ruang TV sambil bergumam
kecil, ‘Hiperbola ternyata tidak harus dengan kata-kata yang berlebihan. Penyampaian
sesuatu yang normal dan wajar pun jadi terasa hiperbola jika kesenjangan dengan
fakta dan kenyataannya lebar menganga.’</span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="mso-ansi-language: EN-US;">Tangan Dirum lalu meraih remote dan menyalakan
TV. Layar menerang dan sebuah film terpampang, judulnya ditulis dengan huruf
besar-besar, ‘DIRTY PLATE’. Dirum langsung teringat Urug yang sedang makan. Terbayang
kalau sebentar lagi pasti ia disuruh mencuci piring kotor dan merapikan dapur. Film
berjalan, terdengar suara kursi meja yang tampaknya sedang dirapikan dari belakang.
Dirum melorotkan tubuhnya lalu <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>pura-pura
memejamkan mata.</span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="mso-ansi-language: EN-US;">Malam itu berakhir dengan Urug mencuci piring
bekas makannya sendiri karena Dirum telah memasuki masa tenang di sofanya.</span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="mso-ansi-language: EN-US;">J,120224<o:p></o:p></span></p><br /><p></p>Jhon Torr Lambenehttp://www.blogger.com/profile/06466194766608154215noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7695797738641298008.post-18077069259416233252024-01-10T17:48:00.004+07:002024-01-10T17:48:59.594+07:00Kampanye<p>Saya berjanji,</p><p>Kalau saya terpilih nanti</p><p>Saya pasti akan memberi </p><p>Penduduk seluruh negeri</p><p>Kebebasan untuk bermimpi</p><p><br /></p><p>Kalau saya tidak tepati,</p><p>Nanti janjinya saya revisi</p><p><br /></p><p>(Gedung Sutikno Slamet, 10 Jan 2024)</p>Kangharathttp://www.blogger.com/profile/02421505424928114055noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7695797738641298008.post-6326659637395690862023-12-28T15:05:00.002+07:002023-12-28T15:10:44.526+07:00Buah Catur<p>di permainan</p><p>aku mungkin sekedar bidak,</p><p>dan kau yang jadi raja atau menteri nya</p><p>atau bisa jadi sebaliknya,</p><p><br /></p><p>Tapi seusai permainan,</p><p>kita sama sama berakhir</p><p>di sebuah kotak</p><p> </p><p>lalu untuk alasan apa,</p><p>kita harus berbangga</p><p>atau bersusah hati...</p><p><br /></p><p>(Gedung Sutikno Slamet, 281223)</p><p><br /></p>Kangharathttp://www.blogger.com/profile/02421505424928114055noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7695797738641298008.post-59808113798841035962023-11-27T16:12:00.006+07:002023-11-27T21:17:47.774+07:00Gadis Ketek<p>Jeng yah..</p><p><br /></p><p>aku sudah merasa payah,</p><p>urusan berdusta kaulah juaranya,</p><p>kau bilang dalam hidupmu akulah satu satunya,</p><p>teman berbagi keluh kesah dan cerita</p><p>bahu tempatmu bersandar ketika kau begitu lelah akan dunia</p><p><br /></p><p>tapi tak begitu adanya ku rasa,</p><p>sebentar saja aku hilap mata</p><p>langkahmu telah bebas berkelana</p><p>menjawab setiap kerlip mata yang memuja </p><p>pesonamu yang menyilaukan dunia </p><p><br /></p><p>dan setiap kali aku diserang cemburu buta</p><p>kau akan berkata, apakah aku berhak melarang orang lain mencinta</p><p><br /></p><p>Jeng yah,</p><p>mungkin saja aku telah salah</p><p>berlebihan menjadikanmu rumah</p><p>tempat menuju pulang ketika lelah dan payah</p><p>tapi setiap kali aku kembali pergi melangkah </p><p>maka mereka mengerumunimu seperti kumpulan lebah</p><p>yang menemukan kembang mekar yang merekah</p><p><br /></p><p>setiap kali aku bilang aku marah,'</p><p>kau selalu berkilah, "' kalau ada yang datang, </p><p>tanpa kuundang, apa harus aku yang salah? "'</p><p><br /></p><p>(Kampung Ujung Harapan, 27 November 2023)</p><p><br /></p><p><br /></p>Kangharathttp://www.blogger.com/profile/02421505424928114055noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7695797738641298008.post-58147191406154797182023-11-15T11:59:00.003+07:002023-11-15T11:59:33.384+07:00Peringatan<p><br /></p><p>Tuan yang punya kuasa,</p><p>Jika separoh saja dari mereka</p><p>yang padamu seperti tak berdaya</p><p>memilih memendam dalam rasa sakitnya,</p><p>hingga tumpah ruah dalam aliran doa</p><p><br /></p><p>apakah kau masih berpkir</p><p>seluruh doa sekedar lafal tersia?</p><p><br /></p><p><br /></p><p><br /></p><p><br /></p><p><br /></p><p><br /></p><p><br /></p>Kangharathttp://www.blogger.com/profile/02421505424928114055noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7695797738641298008.post-50987414724682962662023-09-14T19:41:00.005+07:002023-09-14T20:02:53.980+07:00Karena Mengingatmu Harus Menembus Malam<p>malam ini kabut sangat menggebu</p><p>pekat dan panjang</p><p>sepertinya aku tak bisa mengingatmu</p><p>mungkin esok</p>banjirkanalhttp://www.blogger.com/profile/06177476636329643827noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7695797738641298008.post-42575867645382835982023-09-14T19:31:00.002+07:002023-09-14T19:31:28.723+07:00Sebuah Asa di Tanah Seberang<p>Dulu kukira, tanah ini akan menjadi pelabuhan terakhirku,</p><p>Tempatku mengabdi dan mencari rezeki</p><p>Sambil sesekali melepas penat, di deretan gedung megah</p><p>Sambil minum kopi</p><p><br /></p><p>Tak terlintas untuk pergi dari tanah ini,</p><p>Meninggalkan segala kenyamanan yang bertahun menemani,</p><p><br /></p><p>Suara itu, begitu nyaring terdengar di dalam hati</p><p>Hei. Bukankah kamu seorang pegawai negeri??</p><p>Sumpah jabatan dan bukti pengabdianmu menanti</p><p>Seorang abdi. Bukankah sudah selayaknya untuk mengabdi?</p><p><br /></p><p>Hati tertunduk mentafakuri diri,</p><p>Mungkinkah keinginan mengalahkan kewajiban?</p><p>Tentu nuranilah yang lebih tahu jawaban yang pasti</p><p><br /></p><p>Hari ini kumantapkan hati</p><p>Impian sejati tak akan pudar, meski kita terjaga</p><p>Cita-cita murni akan terus berkembang</p><p>Walau mesti berjibaku dengan tantangan</p><p><br /></p><p>Negeri kita sangat luas</p><p>Terbentang dari ujung Sumatera hingga Papua</p><p>Beragam budaya dan kekayaan alam yang melimpah ruah</p><p>Harus dapat dinikmati oleh seluruh anak bangsa</p><p><br /></p><p>Abaikan segala kenyamanan untuk sementara</p><p>Tak ada yang sia-sia, selama asa tetap ada</p>Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7695797738641298008.post-50320296263572692352023-09-01T17:23:00.022+07:002023-09-01T18:01:26.886+07:00PeronKenapa mengeluh <div>ketika menunggu, </div><div>padahal di luaran sana </div><div>banyak yang tak punya lagi </div><div>tempat pergi </div><div> ataupun pulang </div><div><br /></div><div><br /></div><div> (4 agustus 2023)</div>Kangharathttp://www.blogger.com/profile/02421505424928114055noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7695797738641298008.post-9071014487695836842023-07-11T17:58:00.001+07:002023-07-11T17:58:44.764+07:00Hand of God II<p> <span style="background-color: white; font-family: Merriweather, serif; font-size: 15px;">Peluit akhir pertandingan perempat final Piala Dunia Meksiko 1986 antara Argentina melawan Inggris telah ditiup 37 tahun lalu namun pertandingan tersebut ternyata tak pernah selesai sampai sekarang. Ia terus saja hidup dalam benak para pecinta sepakbola meskipun sosok sentral yang menjadikan pertandingan itu kontroversial sekaligus spesial telah menghadap kepada Sang Maha Pencipta. </span></p><p style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: Merriweather, serif; font-size: 15px; margin: 0px 0px 10px;">Hand of God dan Goal of The Century seperti dua sisi benci dan cinta yang terus saling memantik nyala terang melintas jaman, menolak tenggelam dalam timbunan sejarah.<br style="box-sizing: border-box;" /><br style="box-sizing: border-box;" /><br style="box-sizing: border-box;" /><span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">Argentina, Inggris dan Malvinas </span><br style="box-sizing: border-box;" /><br style="box-sizing: border-box;" />Empat tahun setelah Perang Malvinas, Piala Dunia Meksiko 1986 diselenggarakan. Perang antara Argentina melawan Inggris itu bermula dari klaim Argentina atas Pulau Malvinas berdasarkan kedekatan geografis dan budaya mengingat pulau tersebut adalah bekas wilayah Spanyol yang gagal dinasionalisasi pada tahun 1916. Namun Inggris yang menemukan Pulau Malvinas dan saat itu berkuasa atas pulau tersebut tentu saja tidak sependapat dengan Argentina dan ingin mempertahankan kekuasaannya.<br style="box-sizing: border-box;" /><br style="box-sizing: border-box;" />Perang hanya berlangsung selama kurang lebih 2 bulan dengan kemenangan berada di pihak Inggris. Argentina secara resmi menyerah pada 14 Juni 1982. Perang singkat itu memberikan dampak yang besar bagi aspek sosial, ekonomi dan politik Argentina. </p><p style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: Merriweather, serif; font-size: 15px; margin: 0px 0px 10px;">Dalam jurnal Perang Malvinas: Suatu Pandangan setelah Delapan Tahun (2017) karya Dharmawan Ronodipuro disebutkan bahwa perang tersebut mengakibatkan memburuknya hubungan bilateral antara Argentina dan Inggris pada rentang tahun 1982-1989, Inflasi Argentina meningkat 200 persen dan semakin memperburuk krisis ekonomi serta Uuang luar negeri Argentina semakin membengkak untuk menutup biaya kerugian Perang.<br style="box-sizing: border-box;" /><br style="box-sizing: border-box;" />Argentina yang menyerang dan Argentina pula yang akhirnya mengerang. Kekalahan itu tidak hanya melukai harga diri bangsa namun ternyata juga membahayakan kondisi negara. Luka itu belum sembuh tahun 1986 dan diakui atau tidak sedikit banyak menjadi api yang memanaskan pertemuan Argentina dan Inggris di Meksiko.<br style="box-sizing: border-box;" /> <br style="box-sizing: border-box;" /><span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">Maradona, VAR dan Dunia yang Tidak Adil</span><br style="box-sizing: border-box;" /><br style="box-sizing: border-box;" />Maradona 1986 dapat dikatakan sudah menjadi pesepakbola dunia. Ia tercatat sebagai pemain Klub Italia Napoli setelah memecahkan rekor transfer sebesar 5 juta pound dari klub Spanyol Barcelona. Namanya sudah berkibar dan kemampuannya sudah terkenal. </p><p style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: Merriweather, serif; font-size: 15px; margin: 0px 0px 10px;">Kemampuan mengolah bola dan kepemimpinannya membuat Maradona dipercaya oleh pelatih Argentina Saat itu, Carlos Bilardo sebagai Kapten Tim meskipun usianya belum genap 26 tahun. Kepercayaan yang kemudian dibayar tunai oleh Maradona dengan piala.<br style="box-sizing: border-box;" /><br style="box-sizing: border-box;" />Di Piala Dunia Meksiko 1986 inilah Maradona mencapai puncak kebesarannya. Seolah turnamen itu memang disediakan khusus untuk Maradona menapaki kaki langit hingga ke angkasa dan meletakkan namanya disana. Perannya dalam tim sangat dominan hingga kerapkali diibaratkan ia menggendong tim Argentina menuju tampuk juara.</p><p style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: Merriweather, serif; font-size: 15px; margin: 0px 0px 10px;">Momen kebesaran yang kemudian membuatnya abadi hingga kini bukanlah penampilannya dipartai final melawan Jerman Barat tetapi justru di babak perempat final ketika melawan Inggris. </p><p style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: Merriweather, serif; font-size: 15px; margin: 0px 0px 10px;">Di pertandingan dengan tensi tinggi berbalut percik-percik sisa api semangat malvinas inilah sejarah itu tercipta, dua peristiwa yang mengharubirukan dan mengundang polemik dunia. </p><p style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: Merriweather, serif; font-size: 15px; margin: 0px 0px 10px;">Dua golnya melawan Inggris seakan menggambarkan sosok Maradona itu sendiri, eksentrik. Gol pertama di menit 51 yang dikenal dengan 'Gol Tangan Tuhan' mewakili sisi kontroversialnya dan Golnya 4 menit kemudian mewakili sisi indahnya hingga disebut sebagai Goal of The Century. Satu dicetak dengan tangan kiri, satunya lagi dengan kaki kiri. Dalam 5 menit Maradona menjadi sosok yang dihujat sekaligus juga dipuja.<br style="box-sizing: border-box;" /><br style="box-sizing: border-box;" />Dua gol hebat di turnamen terbesar dunia dari bakat terbesar sepakbola saat itu dan mungkin sampai sekarang. Gol indahnya bisa saja ditiru oleh bakat besar sepakbola yang datang setelah Maradona tetapi gol kontroversialnya akan abadi sendiri karena hampir pasti sulit dilakukan kembali di saat ini dengan penerapan teknologi VAR di lapangan hijau. </p><p style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: Merriweather, serif; font-size: 15px; margin: 0px 0px 10px;">Gol kontroversial yang sebenarnya mewakili kenyataan hidup dimana banyak terjadi ketidakadilan, mulai dari diskriminasi ras, kekuatan modal yang serakah dan menindas, standar ganda penegakkan hukum dan sebagainya. Bagi Argentina dua gol tersebut saya kira pada masa itu banyak diterjemahkan sebagai balasan dalam bentuk yang berbeda atas kekalahan perang sebelumnya dari negara yang kekuatan tempurnya lebih adidaya.</p><p style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: Merriweather, serif; font-size: 15px; margin: 0px 0px 10px;">Gol tersebut sesungguhnya sangat relate dengan fakta kehidupan. Penerapan VAR sebagai upaya untuk menjamin pelaksanaan permainan yang adil jadi tampak seperti dongeng bagi kehidupan nyata di luar stadion atau mungkin kita maknai secara positif saja bahwa sepakbola ingin menjadi contoh untuk memulai bagaimana menerapkan keadilan.<br style="box-sizing: border-box;" /><br style="box-sizing: border-box;" /><br style="box-sizing: border-box;" /><span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">Cerpen Maradona dan Novel Messi</span><br style="box-sizing: border-box;" /><br style="box-sizing: border-box;" />Legenda tak pernah mati. Demikianlah juga dengan Maradona. Ia selamanya akan dikenang sebagai Maestro sepakbola dan menginspirasi generasi berikutnya. Julukan Hand of God akan selalu identik dan melekat pada Maradona. Julukan yang lahir dari momen satu pertandingan itu akan abadi bersamanya. </p><p style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: Merriweather, serif; font-size: 15px; margin: 0px 0px 10px;">Kisah Maradona meraih piala dunia dengan Hand of God dan Goal of The Century-nya adalah kisah singkat. Cerpen dramatis yang kemudian membayangi sosok legenda Argentina berikutnya.</p><p style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: Merriweather, serif; font-size: 15px; margin: 0px 0px 10px;">Messi. Ya, sosok itu adalah Lionel Messi. Bakat terbesar sepakbola dari Argentina berikutnya yang memikul beban piala dunia di pundaknya. Sosok dengan bakat yang luar biasa namun tidak eksentrik seperti Maradona. Kisahnya panjang, bak novel, 5 jilid piala dunia.<br style="box-sizing: border-box;" /><br style="box-sizing: border-box;" /><br style="box-sizing: border-box;" /><span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">Harapan dan Tekanan</span><br style="box-sizing: border-box;" /><br style="box-sizing: border-box;" />Dengan bakat besarnya, Messi digadang-gadang akan mengikuti jejak Maradona meraih piala dunia bersama Argentina. Ekspektasi yang sangar wajar dengan melihat deretan prestasi sang pemain. </p><p style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: Merriweather, serif; font-size: 15px; margin: 0px 0px 10px;">Memulai debut di Piala Dunia tahun 2006 saat berusia 19 tahun, belum ada ekspektasi besar atas kehadiran Messi di skuat tim. Messi tercatat hanya turun sebagai cadangan di satu pertandingan babak grup dengan mencetak 1 goal dan 1 assist. Argentina sendiri gugur dibabak perempat final setelah kalah melawan Jerman.<br style="box-sizing: border-box;" /><br style="box-sizing: border-box;" />Piala dunia 2010, dengan status sebagai peraih Ballon d'Or ditahun sebelumnya dan penampilannya yang ciamik bersama Barcelona, Messi ternyata belum dapat berbuat banyak dengan tidak mencetak satu gol pun. </p><p style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: Merriweather, serif; font-size: 15px; margin: 0px 0px 10px;">Argentina juga kembali gugur di babak perempat final usai dikalahkan kembali oleh Jerman. Kesempatan terbaik Messi datang ditahun 2014 dimana ia yang telah meraih 4 Ballon d'Or berhasil mengantarkan Argentina mencapai babak final meskipun akhirnya kalah dari Jerman 0-1. </p><p style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: Merriweather, serif; font-size: 15px; margin: 0px 0px 10px;">Kekalahan yang begitu memukul Messi. Di usia emas 27 tahun telah mencapai babak final namun harus kandas. Ditambah lagi setelah itu Messi dan Argentina harus kandas juga di final Copa America sebanyak dua kali. Stigma bahwa Messi hanya bagus di level klub dan memble saat di Timnas semakin kuat membekap Messi.<br style="box-sizing: border-box;" /><br style="box-sizing: border-box;" />Harapan sekaligus tekanan yang begitu besar untuk meraih prestasi bersama Timnas Argentina membuat Messi sempat mengundurkan diri dari Timnas Argentina paska kegagalan dalam final Copa America tahun 2016. </p><p style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: Merriweather, serif; font-size: 15px; margin: 0px 0px 10px;">Namun kecintaannya pada Timnas dan impiannya untuk meraih tropi kemudian membuatnya kembali untuk membantu Timnas Argentina yang saat itu terseok dalam kualifikasi Piala Dunia 2018. Meskipun akhirnya Argentina berhasil lolos ke Piala Dunia 2018 namun Messi harus kembali menerima kenyataan tersingkir dibabak 16 besar oleh Perancis.<br style="box-sizing: border-box;" /><br style="box-sizing: border-box;" /><br style="box-sizing: border-box;" /><span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">Indah pada Waktunya </span><br style="box-sizing: border-box;" /><br style="box-sizing: border-box;" />Bintang keberuntungan Messi akhirnya terbit di tahun 2021 ketika menginjak usia 34 tahun. Bersama pelatih Lionel Scaloni, Messi dan Argentina meraih Copa America 2021 yang kemudian dilanjutkan dengan memenangkan Finalissima 2022 yang memepertemukan juara Eropa dan juara Copa America dengan megalahkan Italia 3-0. Dua tropi yang membangkitkan euforia dan optimisme skuat dan pendukung Argentina menyambut perhelatan piala dunia 2022 Qatar.<br style="box-sizing: border-box;" /><br style="box-sizing: border-box;" />Namun kisah Argentina di Piala Dunia Qatar 2022 tidak semulus yang dikira. Kisah panjang Messi yang turun naik dalam meraih mimpi terbesarnya meraih piala dunia belum usai dengan drama. </p><p style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: Merriweather, serif; font-size: 15px; margin: 0px 0px 10px;">Melawan tim dengan peringkat jauh dibawahnya pada pertandingan pertama babak penyisikan grup, Messi harus tegar menerima kenyataan dikalahkan Arab Saudi 1-2. Euforia dan optimisme diawal runtuh pada kesempatan pertama. Namun Messi yang telah mencapai usia kematangan kemudian mampu keluar dari situasi tersebut dan memenangkan dua pertandingan grup berikutnya melawan Meksiko lalu Polandia dan keluar sebagai juara grup.<br style="box-sizing: border-box;" /><br style="box-sizing: border-box;" />Pada babak knock out, drama itu kembali terjadi. Setelah lolos babak 16 besar melawan Australia dengan skor tipis 2-1, Messi harus berjuang melalui babak adu pinalti melawan Belanda di babak 8 besar. Keunggulan 2-0 Argentina dapat dibalas oleh Belanda pada menit-menit akhir sehingga pertandingan harus dilanjutkan dengan babak tambahan lalu babak adu pinalti. Beruntung Argentina memiliki Emiliano Martinez yang tangkas menghalau tendangan-tendangan pinalti para pemain Belanda.<br style="box-sizing: border-box;" /><br style="box-sizing: border-box;" />Babak semifinal melawan Kroasia dapat dilewati secara mudah dengan unggul 3-0. Kemenangan yang memberikan kepercayaan diri tinggi dan bekal berharga untuk menghadapi Perancis difinal. Inilah puncak drama dari jalan panjang Messi meraih mimpi piala dunianya. Sempat unggul 2-0 di babak pertama dan menguasai jalannya pertandingan, Perancis bangkit secara mengejutkan di babak kedua. </p><p style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: Merriweather, serif; font-size: 15px; margin: 0px 0px 10px;">Setelah menyamakan kedudukan di menit 81, Argentina dan perancis saling serang di menit-menit akhir babak normal dengan peluang-peluang yang berbahaya. Usai tidak ada gol tercipta selanjutnya Argentina dan perancis saling berbalas gol pada babak tambahan. </p><p style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: Merriweather, serif; font-size: 15px; margin: 0px 0px 10px;">Dimulai oleh Argentina pada menit 108 yang kemudian dibalas oleh Perancs pada menit 118. Menjelang pertandingan usai pemain pengganti Perancis Kolo Muani mendapat peluang emas dengan tinggal hanya berhadapan dengan Martinez. Beruntung sepakan keras Muani dapat diblok oleh reflek kaki kiri Martinez sehingga selamatlah gawang Argentina dan juga mimpi Messi.<br style="box-sizing: border-box;" /><br style="box-sizing: border-box;" />Pada babak adu pinalti, kembali Emiliano martinez mampu menunjukkan peran kehadirannya sebagai tembok kokoh bagi para penandang Perancis. Martinez menjadi salah satu sosok protagonis dalam membantu Messi meraih piala dunianya. Tangispun pecah saat Gonzalo Montiel, penendang terakhir Argentina mampu menaklukkan Hugo Lloris yang membuat skor menjadi 4-2. </p><p style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: Merriweather, serif; font-size: 15px; margin: 0px 0px 10px;">Akhirnya pemain terbaik dengan tropi dan gelar individu terbanyak itu pun melengkapi capaiannya dengan tropi yang sudah didambakannya sekian lama. Messi butuh piala dunia untuk menyempurnakan karirnya, piala dunia perlu Messi agar dapat menjadi bagian dari perjalanan karir seorang talenta terbaik di dunia sepakbola. Keduanya, Messi dan Piala terlihat begitu bahagia dalam sorotan kamera.<br style="box-sizing: border-box;" /><br style="box-sizing: border-box;" />Usai sudah perjalanan panjang itu. Puncak karir itu adalah kedamaian. Lepas sudah semua beban. Hadiah terbesar datang di bagian akhir. Novel piala dunia Messi sudah selesai. </p><p style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: Merriweather, serif; font-size: 15px; margin: 0px 0px 10px;">Hand of God bagi Messi bukanlah gol menggunakan tangan namun kisah perjuangan. Hanya tangan Tuhanlah yang mampu menulis kisahnya. Drama panjang yang melelahkan, menguji kepercayaan, namun berakhir membahagiakan. Kini biarkan Messi bermain bola sambil menari di Inter Miami.<br style="box-sizing: border-box;" /><br style="box-sizing: border-box;" /><br style="box-sizing: border-box;" />Tamat.<br style="box-sizing: border-box;" /><br style="box-sizing: border-box;" /></p><p style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: Merriweather, serif; font-size: 15px; margin: 0px 0px 10px;">BK,11072023</p>Jhon Torr Lambenehttp://www.blogger.com/profile/06466194766608154215noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7695797738641298008.post-70178605899730758962023-06-08T01:18:00.002+07:002023-06-08T01:18:26.154+07:00Ada Aku Disini<p><br /></p><div dir="auto" style="background-color: white; color: #050505; font-family: "Segoe UI Historic", "Segoe UI", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 15px; white-space: pre-wrap;">Ketika sayap tak cukup tinggi membawamu terbang menari nari..</div><div dir="auto" style="background-color: white; color: #050505; font-family: "Segoe UI Historic", "Segoe UI", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 15px; white-space: pre-wrap;"><span style="font-family: inherit;"><a style="color: #385898; cursor: pointer; font-family: inherit;" tabindex="-1"></a></span>Meninggalkan bumi dan semua yang pernah menyakiti…</div><div dir="auto" style="background-color: white; color: #050505; font-family: "Segoe UI Historic", "Segoe UI", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 15px; white-space: pre-wrap;">Turunlah kembali,</div><div dir="auto" style="background-color: white; color: #050505; font-family: "Segoe UI Historic", "Segoe UI", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 15px; white-space: pre-wrap;">Ada aku di sini…</div><div dir="auto" style="background-color: white; color: #050505; font-family: "Segoe UI Historic", "Segoe UI", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 15px; white-space: pre-wrap;">Dengan cerita aku juga bisa membawamu menari nari..</div><div dir="auto" style="background-color: white; color: #050505; font-family: "Segoe UI Historic", "Segoe UI", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 15px; white-space: pre-wrap;">Dengan dekapan hangat aku bisa membawamu terbang tinggi..</div><div dir="auto" style="background-color: white; color: #050505; font-family: "Segoe UI Historic", "Segoe UI", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 15px; white-space: pre-wrap;">Tak perlu Peri untuk mengobati perih..</div><div dir="auto" style="background-color: white; color: #050505; font-family: "Segoe UI Historic", "Segoe UI", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 15px; white-space: pre-wrap;">Tak perlu Dewa untuk mereda kecewa..</div><div dir="auto" style="background-color: white; color: #050505; font-family: "Segoe UI Historic", "Segoe UI", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 15px; white-space: pre-wrap;">Ada aku di sini..</div><div dir="auto" style="background-color: white; color: #050505; font-family: "Segoe UI Historic", "Segoe UI", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 15px; white-space: pre-wrap;"><br /></div><div dir="auto" style="background-color: white; color: #050505; font-family: "Segoe UI Historic", "Segoe UI", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 15px; white-space: pre-wrap;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQDdbAQFCzdN-WMfoZl9elYLhvsr5MAK_fgD6gU2R7bVNRBZM8GGLmLE06TP9FNmTivSOpTSUYavcCRtZyIoPQp019OT9kYaxutCk0aUHwyC8RCVkPm2jXPGB8A-xevjiPfZfDixYJwt-Y1mbKqYpx9WMGdYIem_MZRtjHt2z_RnSN6tF5qo7nEwuJ/s1280/WhatsApp%20Image%202023-06-07%20at%2010.22.27.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="960" data-original-width="1280" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQDdbAQFCzdN-WMfoZl9elYLhvsr5MAK_fgD6gU2R7bVNRBZM8GGLmLE06TP9FNmTivSOpTSUYavcCRtZyIoPQp019OT9kYaxutCk0aUHwyC8RCVkPm2jXPGB8A-xevjiPfZfDixYJwt-Y1mbKqYpx9WMGdYIem_MZRtjHt2z_RnSN6tF5qo7nEwuJ/s320/WhatsApp%20Image%202023-06-07%20at%2010.22.27.jpeg" width="320" /></a></div><br /><div dir="auto" style="background-color: white; color: #050505; font-family: "Segoe UI Historic", "Segoe UI", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 15px; white-space: pre-wrap;"><br /></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7695797738641298008.post-25006987257402314072023-06-04T15:12:00.003+07:002023-06-04T15:12:18.664+07:00Sekali ini saja, Bunda<p>Bunda ..</p><p>Seingatku telah berulang kali kau meminta</p><p>Jangan pernah lelah untuk mencinta</p><p>Tanah air tumpah darah kita</p><p><br /></p><p>Tapi sekali ini saja, bunda</p><p>Ijinkan aku minta jeda</p><p>Ijinkan aku untuk lelah sejenak saja</p><p>Ternyata seperti di buku buku remaja</p><p>Mereka yang cinta harus rela untuk terluka</p><p><br /></p><p>sekali ini saja, bunda</p><p>Mungkin besok atau lusa</p><p>Aku telah kembali terbuai kidung asmarandana</p><p>Yang menjadikanku rela untuk sekedar memberi </p><p>Tanpa pernah berharap meminta </p><p><br /></p><p>Sekali ini saja, bunda</p><p>(Ujung Harapan, Bekasi_ Juni 2023)</p><p><br /></p>Kangharathttp://www.blogger.com/profile/02421505424928114055noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7695797738641298008.post-35588435052265155822023-06-04T14:52:00.002+07:002023-06-04T14:52:14.901+07:00Selamat Pagi, Dek<p>Selamat pagi, Dek...</p><p><br /></p><p>Kau pasti masih lelap tertidur,</p><p>setelah sepanjang malam tadi,</p><p>hingga menjelang pagi,</p><p>kau tak henti berkeliaran,</p><p>dalam pikiran-ku,</p><p><br /></p><p>apakah kau tak pernah lelah?</p><p><br /></p><p>(Bandung, 30 Mei 2023)</p><p><br /></p><p><br /></p><p><br /></p><p><br /></p>Kangharathttp://www.blogger.com/profile/02421505424928114055noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7695797738641298008.post-47003056514784332962023-05-30T22:07:00.004+07:002023-05-30T22:08:07.127+07:00 LEKAS BERGEGAS SAYANG <p><span style="font-family: courier;">Ayuk..... lekas bergegas,sayang,</span></p><p><span style="font-family: courier;">Jangan ragu lagi bimbang </span></p><p><span style="font-family: courier;">Kuatkan hati tekad terpampang</span></p><p><span style="font-family: courier;">Menjawab tunai panggilan berkumandang </span></p><p><span style="font-family: courier;">" wahai relawan dan pejuang, </span></p><p><span style="font-family: courier;">Mari bahu memikul tangan mencencang, </span></p><p><span style="font-family: courier;">Wujudkan IKN kota masa depan yang cemerlang " </span></p><p><span style="font-family: courier;"><br /></span></p><p><span style="font-family: courier;">Ayuk..... lekas bergegas, sayang,</span></p><p><span style="font-family: courier;">Tak perlu kau dengar suara sumbang</span></p><p><span style="font-family: courier;">berangkatmu ke pulau seberang, </span></p><p><span style="font-family: courier;">bukan karena wirang atau kurang, </span></p><p><span style="font-family: courier;">Tapi satu kehormatan tersandang</span></p><p><span style="font-family: courier;">perintis awal yang akan kekal dalam kenang, </span></p><p><span style="font-family: courier;">nama yang disebut dengan bangga, berulang </span></p><p><span style="font-family: courier;">Oleh anak cucu dalam banyak bincang</span></p><p><span style="font-family: courier;"><br /></span></p><p><span style="font-family: courier;">tidakkah terlintas dalam bayang,</span></p><p><span style="font-family: courier;">mereka akan berkata </span></p><p><span style="font-family: courier;">" kami punya nenek moyang" </span></p><p><span style="font-family: courier;">begitu tangguh dan berjiwa pemenang </span></p><p><span style="font-family: courier;">tak risau nelepas kenyamanan yang tersandang </span></p><p><span style="font-family: courier;">Rela menjadi bagian dari mereka yang menimamg, </span></p><p><span style="font-family: courier;">Ibukota baru, untuk tumbuh seumpama gerbang, </span></p><p><span style="font-family: courier;">pembangunan negeri yang makin merata dalam rentang panjang </span></p><p><span style="font-family: courier;">Antara Rote Hinga miangas, dari Merauke hingga ujung Sabang, </span></p><p><span style="font-family: courier;"><br /></span></p><p><span style="font-family: courier;">Ayuk, lekas bergegas sayang, </span></p><p><span style="font-family: courier;">Ibu kota negara baru telah dipancang </span></p><p><span style="font-family: courier;">Konon Jakarta kita kini, makin renta dan kerontang, </span></p><p><span style="font-family: courier;">nyaris tak kuasa lagi menjadi lambang </span></p><p><span style="font-family: courier;">Ibu kota negara yang gemilang</span></p><p><span style="font-family: courier;">langitnya makin pekat oleh asap dan jelaga yang melayang, </span></p><p><span style="font-family: courier;">jelalanan makin padat tak pernah lengang </span></p><p><span style="font-family: courier;">Begitu banyak bahan bakar,uang dan waktu produktif terbuang, </span></p><p><span style="font-family: courier;">Sedang di sana daratan masih luas terbentang </span></p><p><span style="font-family: courier;">Udara yang bersih dilingkup langit nan terang </span></p><p><span style="font-family: courier;">Kicau burung jadi nyanyian pembuka hari dan penutup petang </span></p><p><span style="font-family: courier;"><br /></span></p><p><span style="font-family: courier;">Ayuk lekas bergegas , sayang </span></p><p><span style="font-family: courier;">Kadang kesempatan tak datang berulang </span></p><p><span style="font-family: courier;">Apalagi seumpama hari, hidupmu telah menjelang petang, </span></p><p><span style="font-family: courier;"><br /></span></p><p><span style="font-family: courier;">Ayuk lekas bergegas sayang... </span></p><p><span style="font-family: courier;"><br /></span></p><p><span style="font-family: courier;">(Sutikno Slamet, Mei 2023)</span></p><p><br /></p>Kangharathttp://www.blogger.com/profile/02421505424928114055noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7695797738641298008.post-25292317904591028572023-05-17T09:31:00.000+07:002023-05-17T09:31:33.628+07:00APBN Kita (5 April, Sebuah Refleksi)<p> </p><p class="MsoNormal" style="text-align: left;"></p><h2 style="text-align: left;"><span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: small;">(Disimpan disini saja)...</span></span></h2><p></p><p class="MsoNormal" style="text-align: left;"></p><h3 style="text-align: left;"><span style="font-size: small; font-weight: normal;"><span>Matahari yang terbit di Papua<br /></span></span><span style="font-size: small; font-weight: normal;">dan tenggelam di Aceh Darussalam<br /></span><span style="font-size: small; font-weight: normal;"><span>adalah matahari yang sama</span></span></h3><h3 style="text-align: left;"><span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span></h3><h3 style="text-align: left;"><span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: small;">Rembulan yang mekar menyinari hutan dan belukar<br /></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: small;">Berkilauan di atas ombak dan gelombang<br /></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: small;">adalah rembulan yang sama<br /></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: small;"><o:p> <br /></o:p></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: small;">Merah putih yang berkibar megah<br /></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: small;">di halaman gedung indah <span style="mso-spacerun: yes;"> <br /></span></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: small;">Dan merah putih yang melambai bersahaja<br /></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: small;">di pekarangan rumah sederhana <span style="mso-spacerun: yes;"> <br /></span></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: small;">adalah merah putih yang sama<br /></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: small;"><o:p> <br /></o:p></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: small;">Di bawah matahari, rembulan dan bendera yang sama<br /></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: small;">Di bawah proklamasi, tujuan dan cita-cita yang sama<br /></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: small;">Di negeri gemah ripah loh jinawi dan kaya ini<br /></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: small;">Kita masih dan terus dihadapkan pada pertanyaan,<br /></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: small;">Sudahkah anak-anak bangsa sama merasakan hangat mentari pagi
yang memberikan harapan?<br /></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: small;">Sudahkah anak-anak bangsa sama melihat indah rona senja yang
mengantarkan kedamaian?<br /></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: small;">Sudahkah malam-malam mereka tenang tanpa mimpi-mimpi yang
mengkhawatirkan?<br /></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: small;"><o:p> <br /></o:p></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: small;">Apa kabar pembangunan?<br /></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: small;">Sudah sampai dimana?<br /></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: small;">Rakyat mendapat manfaat apa?<br /></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: small;">Seberapa banyak air mata yang telah terusap?<br /></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: small;">Seberapa banyak senyum yang merebak?<br /></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: small;">Sudahkah APBN semakin mendekatkan kita dengan tujuan?<br /></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: small;"><o:p> <br /></o:p></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: small;">Dan kita berkumpul disini, <span style="mso-spacerun: yes;"> <br /></span></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: small;">bukan untuk mengulang pertanyaan<br /></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: small;">tetapi untuk memaknai diri kembali<br /></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: small;">di hari kelahiran yang baru kita tentukan<br /></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: small;">Sudahkah kita menjadi bagian dari solusi dan jawaban?<br /></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: small;"><o:p> <br /></o:p></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: small;">APBN adalah janji yang kita kuantifikasi<br /></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: small;">tentang apa-apa yang ingin kita raih<br /></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: small;">Janji yang kita rawat dan jaga setengah mati<br /></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: small;">Agar tidak menjadi utang, agar terpenuhi ketika temponya
datang<br /></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: small;"><o:p> <br /></o:p></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: small;">Setiap lima tahun kita membuat rencana<br /></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: small;">Setiap tahun kita memeriksa kembali data-data<br /></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: small;">Tetapi itu tidaklah cukup!<br /></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: small;">Tidak!<br /></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: small;"><o:p> <br /></o:p></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: small;">APBN tidak cukup hanya disusun dengan data-data<br /></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: small;">Tetapi ia harus juga disusun dengan cinta<br /></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: small;">Karena cinta membangkitkan kesungguhan<br /></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: small;">Cinta menumbuhkan kepedulian<br /></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: small;">Karena dengan cinta, pemenuhan janji akan semakin berarti<br /></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: small;"><o:p> <br /></o:p></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: small;">APBN harus menjadi harapan, tentang<br /></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: small;">kemajuan<br /></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: small;">keamanan<br /></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: small;">kesejahteraan<br /></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: small;">keadilan<br /></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: small;">Tentang masa depan<br /></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: small;">Di saat berlebihan atau kekurangan<br /></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: small;">Di saat yang mudah maupun susah<br /></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: small;">Ia harus bisa menjadi pelita meskipun di saat paling gulita<br /></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: small;">Ia mesti menjadi jalan keluar dari keadaan yang menghimpit<br /></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: small;">walau hanya menyisakan celah yang sempit<br /></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: small;"><o:p> <br /></o:p></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: small;">APBN itu pelindung<br /></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: small;">Situasi bisa berganti dan kadang tidak bisa diprediksi<br /></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: small;">Inflasi bisa tiba-tiba meninggi, harga komoditi bisa
melonjak tidak terkendali<br /></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: small;">Instabilitas kawasan dan timbulnya ancaman keamanan<br /></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: small;">Pandemi yang mampu menciptakan badai ekonomi<br /></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: small;">Tidak peduli, apa pun situasinya<br /></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: small;">APBN harus punya kemampuan untuk melindungi bangsa ini<br /></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: small;">dari keadaan yang buruk dan dampak yang bisa lebih buruk
lagi<br /></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: small;"><o:p> <br /></o:p></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: small;">APBN bukan sekedar angka-angka tanpa makna<br /></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: small;">APBN bukan hanya soal pendapatan dan belanja<br /></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: small;">Tapi ia adalah cara kita mewujudkan cita-cita bangsa<br /></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: small;"><o:p> <br /></o:p></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: small;">Siapkah kita memberikan yang terbaik dari yang kita punya<br /></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: small;">Melambari setiap data dan angka dengan cinta<br /></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: small;">Menjadikan APBN bukan hanya dari satu dua sudut pandang saja<br /></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: small;">Tetapi utuh menjadi sesungguhnya APBN Kita<br /></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: small;">Kolaborasi semua anak bangsa untuk maju sejahtera bersama<br /></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: small;">APBN Kita, untuk semua<br /></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: small;"><o:p> <br /></o:p></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: small;">Hari ini kita bertanya<br /></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: small;">Pada diri, pada waktu kemarin yang tidak bisa kembali<br /></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: small;">Hari ini kita berjanji<br /></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: small;">Pada bangsa, pada hari depan yang ingin kita banggakan<br /></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: small;"><o:p> <br /></o:p></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: small;">Pada negeri ini kita berbakti<br /></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: small;">Pada negeri ini kita mengabdi<br /></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: small;">Bagi negeri ini jangan ada air mata lagi<br /></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: small;"><o:p> <br /></o:p></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: small;">Hiduplah DJA<br /></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: small;">Majulah Indonesia<br /></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: small;"><o:p> <br /></o:p></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: small;">Jakarta, 2 Mei 2023</span></span></h3>
<p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="tab-stops: right 451.3pt;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p><br /><p></p>Jhon Torr Lambenehttp://www.blogger.com/profile/06466194766608154215noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7695797738641298008.post-5559841702259664392023-04-07T14:37:00.005+07:002023-05-25T12:34:40.781+07:00Meranti adikku <p><span style="font-family: trebuchet;">Jadikanlah ini pelajaran</span></p><span style="background-color: white; text-align: right;"><span style="color: #999999; font-family: trebuchet;"><div style="white-space: nowrap;"><div style="text-align: left;"></div></div><div style="white-space: nowrap;"></div><div style="white-space: nowrap;"><div style="text-align: left;">Kalau ada 70.000 orang </div></div><div style="white-space: nowrap;"><div style="text-align: left;">Ada satu dua yang salah</div></div><div style="white-space: nowrap;"><div style="text-align: left;">Maka tidak berarti 69.998 lainnya salah semua</div></div><div><div style="text-align: left;"><span style="white-space: nowrap;"><br /></span></div></div><div style="white-space: nowrap;"><div style="text-align: left;">Kalau ada 70.000 orang</div></div><div style="white-space: nowrap;"><div style="text-align: left;">Ada satu atau dua yang keliru</div></div><div style="white-space: nowrap;"><div style="text-align: left;">Maka tak berarti 69.998 lainya keliru semua</div></div><div><div style="text-align: left;"><span style="white-space: nowrap;"><br /></span></div></div><div style="white-space: nowrap;"><div style="text-align: left;">Kalau ada 70.000 orang</div></div><div style="white-space: nowrap;"><div style="text-align: left;">Ada satu atau dua yang curang </div></div><div style="white-space: nowrap;"><div style="text-align: left;">Maka tak berarti 69.998 lainnya curang semua</div></div><div><div style="text-align: left;"><span style="white-space: nowrap;"><br /></span></div></div><div style="white-space: nowrap;"><div style="text-align: left;">Di semua tempat,</div></div><div style="white-space: nowrap;"><div style="text-align: left;">pasti ada oknum yang salah</div></div><div style="white-space: nowrap;"><div style="text-align: left;">Tapi jauh lebih banyak yang benar </div></div><div><div style="text-align: left;"><span style="white-space: nowrap;"><br /></span></div></div><div style="white-space: nowrap;"><div style="text-align: left;">Kalau ada 70.000 orang </div></div><div style="white-space: nowrap;"><div style="text-align: left;">Separoh saja tersakiti</div></div><div style="white-space: nowrap;"><div style="text-align: left;">Dan memendam sakitnya</div></div><div style="white-space: nowrap;"><div style="text-align: left;">Hingga tumpah ruah menjadi doa</div></div><div style="white-space: nowrap;"><div style="text-align: left;">Apakah kau berpikir, </div></div><div style="white-space: nowrap;"><div style="text-align: left;">semua doa mereka menjadi lafal yang tersia??</div></div></span></span>Kangharathttp://www.blogger.com/profile/02421505424928114055noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7695797738641298008.post-81808246913176622092023-03-26T15:29:00.001+07:002023-05-25T12:33:56.381+07:00Sebutir telor ayam<h1 style="text-align: left;"><span style="font-family: courier; font-size: small;">Seorang anak kecil <b></b>mendapati ayamnya bertelur, <br />diambilnya telur tersebut, <br />ditimamg timang dan hatinya menimbang nimbang, <br />akankah telur itu digoreng atau dieramkan <br />di kepalanya hadir bayangan <br />"Kalau telur ini dieramkan, <br />akan menetas menjadi
seekor ayam, <br />jika ayamnya betina <br />maka akan bertelur lagi puluhan mungkin
ratusan,<br />jika seluruh telur itu ditetaskan, <br />akan ada banyak lagi puluhan ayam
betina,<br />yang akan bertelur puluhan bahkan ratusan, <br />jika ditetaskan semua,<br />akan
banyak lagi ayam betina,<br />hingga bertahun kemudian <br />akan ada ribuan atau jutaan
ayam betina <br /><br /></span></h1><h1 style="text-align: left;"><span style="font-family: courier; font-size: small;">Kalau ribuan atau jutaan ayam itu dijual, <br />dibelikannya kambing, <br />kambing betina dan kambing jantan, <br />akan melahirkan banyak kambing betina dan
kambing jantan, <br />hingga bertahun kemudian akan ada ribuan bahkan jutaan kambing <br /><br /></span></h1><h1 style="text-align: left;"><span style="font-family: courier; font-size: small;">Kalau ribuan atau
jutaan kambing itu dijual, <br />dibelikannya sapi, sapi betina dan
sapi jantan, <br />akan melahirkan banyak sapi jantan dan sapi betina, <br />ratusan
hingga ribuan sapi <br />yang melahirkan banyak anak sapi betina dan sapi jantan, <br />hingga bertahun kemudian akan ada jutaan sapi <br /><br /></span></h1><h1 style="text-align: left;"><span style="font-family: courier; font-size: small;">Kalau ribuan atau jutaan sapi itu
dijual, <br />dibelikan tanah dan saham, <br />bertahun kemudian tanah dan saham du jual<br />ketika harga tanah dan nilai saham semakin mahal, <br />akan terkumpul uang dan kekayaan mungkin tiga ratusan triliun <br /><br /></span></h1><h1 style="text-align: left;"><span style="font-family: courier; font-size: small;">Terbayang di kepalanya <br />tiga ratusan triliun akan cukup untuk membeli rumah
dan tanah yang luas, <br />menggaji pelayan dan karyawan untuk mengurangi
pengangguran, <br />berderma kepada orang fakir dan terlantar, <br />memberi beasiswa pada
anak pintar yang miskin, <br />membangun jalan perkampungan yang tak terurus , <br />membeli dan membagikan akal sehat, <br />bagi kebanyakan rakyat dan pejabat, <br />agar mereka tak banyak berucap berat, sebelum memilkirkan akibat, <br />agar mereka tak
gampang berkata, sebelum meyakini data, <br />agar mereka tak lekas sharing, sebelum sempat
menyaring "'<br /><br /></span></h1><h1 style="text-align: left;"><span style="font-family: courier; font-size: small;">Plak,..... tiba tiba satu tamparan mendarat di jidat<br />sekumpulan aparat utusan penjabat <br />memberlakukannya bak penjahat laknat,<br />mendamprat lamunannya yang mengganggu dan sesat<br /><br /></span></h1><h1 style="text-align: left;"><span style="font-family: courier; font-size: small;">Sebutir telur di tangannya pecah berkeciprat,<br /> <br />rasa sesalnya memberat<br />bukan karena tampar dan damprat<br />yang diterima tanpa hadirnya firasat<br />tapi telur itu, </span></h1><h1 style="text-align: left;"><span style="font-family: courier; font-size: small;">harusnya telah menjadi lauk sarapan yang nikmat</span></h1><h2 style="text-align: left;"><span style="font-family: courier;"><br /></span></h2><div style="text-align: left;"><span style="font-family: courier;"><br /></span></div><div style="text-align: left;"><span style="font-family: courier;"><b>(Dekat Ujung Harapan, puasa hari ke empat)
</b></span></div>Kangharathttp://www.blogger.com/profile/02421505424928114055noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7695797738641298008.post-46088575860142496472023-03-05T17:48:00.082+07:002023-03-06T19:28:38.801+07:00Diary Umbi (II)Nisbi
(sebuah kisah fiksi dari sebuah negeri)<div><br /></div><div>selamat pagi tuan petinggi, <div>Hari ini kau masih hebat sekali, </div><div>Lantang bicaramu penuh energi, </div><div>Menepuk dada membanggakan diri, </div><div>Jabatan tinggi ujarmu, wujud apresiasi </div><div>atas unjuk kerja kerasmu, loyalitas dan dedikasi</div><div>yang tak semua orang bisa miliki </div><div><br /></div><div>Di tanganmu kini </div><div>seolah kuasa tanpa tepi </div><div>Penentu nasib dan masa depan ribuan umbi </div><div>hanya melalui jentik ujung jemari</div><div>seseorang akan melaju atau terhenti </div><div>peluang-peluang terbuka, untuk mereka yang kau sukai, </div><div>kuburan terdalam, untuk mereka yang kau benci, </div><div>Seolah organisasi itu perusahaan pribadi </div><div><br /></div><div>Mungkinkah kau lupa, duhai.... tuan petinggi </div><div>Di dunia ini tak ada yang abadi </div><div>Esok atau kapan harinya nanti </div><div>Kekuasaan itu tak ada lagi </div><div>mungkin saja kau beranjak mutasi </div><div>atau pensiun membuatmu pengabdianmu terhenti</div><div>atau bisa saja berakhir lebih cepat lagi, </div><div>kalau suatu pagi, di suatu hari, </div><div>tetiba saja Tuhan memanggilmu kembali, </div><div><br /></div><div>Tidakkah pernah terbesit ada rasa takutmu,sesekali </div><div>Anak istrimu yang kau tinggal sendiri </div><div>Tenggelam dalam rasa sedih hati </div><div>ketika Kerumun para umbi yang tersakiti </div><div>Berdatangan dalam kepura-puraan empati </div><div>Terdengar lamat bincang mereka sesekali </div><div> "'Ah...doa kita terkabul secepat ini"' </div><div><br /></div><div><br /></div><div>Ujung harapan, minggu 050323</div><div><br /></div><div>Disclaimer : </div><div>Kisah ini adalah rekaan, mohon maaf sekiranya ada yang tidak berkenan </div></div>Kangharathttp://www.blogger.com/profile/02421505424928114055noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7695797738641298008.post-54138549070094369232023-02-24T13:47:00.006+07:002023-03-02T18:43:13.088+07:00LELAKI INI DAN PEREMPUAN ITU DAN HUJAN HARI ITU<p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Hujan. Lelaki Ini selalu suka hujan. Baginya, titik pertama air hujan bagaikan satu ketukan metronome. Mengorkestrasi titik-titik berikutnya. Dua, tiga, lima, tujuh, seribu sampai tak hingga ketukan. Lelaki Ini memejamkan mata, menajamkan telinga. Mencoba menangkap ketukan demi ketukan yang mencipta kata. Ketukan yang menciptakan jeda, hingga terangkai kalimat indah. Lelaki ini tersenyum. Sedikit pongah, sebagai <i>indu - ra</i>, sang penguasa hujan.</span> Sampai akhirnya cambuk <i>Zeus </i>menyadarkannya. Dirinya tak lebih curahan awan yang lelah menahan gelisah. Menjadi genangan, lalu buyar oleh riak roda kereta besi. Hujan masih menyampaikan pesan. Satu satu lamat tersamar. Lelaki Ini mengumpulkan asa yang tersisa. Lalu kecewa. Ketika hujan tidak menyampaikan apa-apa. Hanya hening panjang penuh prasangka. Lelaki Ini terluka, laksana tanah dicecar pasukan tirta.</p><p style="text-align: justify;">***</p><p style="text-align: justify;">Hari itu harusnya mudah. Tidak beda dengan hari-hari lainnya. Semua tugas bisa tuntas. Hanya beberapa rapat ini itu. Mudah saja. Kemampuannya bahkan masih berlebih untuk sekedar menyempatkan membaca buku favoritnya, mendengarkan lagu atau sekedar menulis cerpen atau puisi. <i>Just a daily routines.</i> Tapi, terkadang dunia ini seperti bercanda. Hal-hal indah bisa berubah jadi air mata. Hati yang berbunga seketika layu meranggas mati tanpa sempat mengecap madu. Begitupun hari itu. <i>Distance does matter. </i>Lelaki Ini bagai kehilangan jiwanya. Tubuh tanpa rasa. Berbagai rasa tercampur, dan semua pikiran menyatu, meletupkan bara cemburu. Posesif. Terabaikan. Apakah ini akibat terlalu cinta?. Dimana rasa percaya?. Mereka sama-sama rapuh. Jangankan badai tsunami, gelombang biasa saja sudah mampu meluluhlantakkan. Lelaki Ini memang tak pernah berkisah, tentang luka dan dukanya. Perempuan Itu berprasangka, semua baik-baik saja. Lelaki Ini hanya tak ingin disangka alasan cintanya. Itu saja. Karena, baginya tak perlu ada alasan, tak butuh pelampiasan atau sekedar mengimpaskan. Semua terjadi begitu saja, dan bertahan sekian lama. Perempuan Itu pergi. Melukai diri sendiri dan tertatih. Perempuan Itu hanya butuh satu alasan untuk menurunkannya dari tahta. Tanpa tahu, betapa pamitnya sudah menghancurkan Lelaki Ini. Merenggut jiwa yang baru ada. Memberangus asa bagai semburan lava gunung purba. </p><p style="text-align: justify;">***</p><p style="text-align: justify;">Hari itu harusnya mudah. Lelaki Ini tergugu. Bagaimana dia menjalani hari setelah hari itu?. Hidup tanpa jiwa, mencinta tanpa rasa. Bumi basah oleh hujan sejak semalam. <i>Indu-ra </i>tak merasakan apa-apa. Tidak menangkap rasa yang selama ini dititipkan di setiap tetesannya. Hanya satu alasan, dan dia terlupakan. Hanya satu alasan, lalu ketukan rintik air hanya membentuk spasi panjang. Kosong. Alih-alih kalimat indah, bahkan ketukannya tidak mampu mencipta kata. Lelaki Ini sengaja berlama-lama. Menyesap petrikor yang menyergap. Menenangkan, namun perih. Hari itu menyadarkannya, mungkin dia memang tak pantas dipertahankan. Lelaki Ini tersenyum. </p><p style="text-align: justify;">***</p><p style="text-align: justify;">Hari itu memang tak mudah. Tapi, Lelaki Ini tahu dia hanya butuh satu alasan untuk tetap bertahan. Karena, cintanya tak seumur seikat mawar putih. </p><p style="text-align: start;"><span style="color: #202124; font-family: times;"><span style="background-color: white;"><i>...</i></span></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;"><i><span jsname="YS01Ge" style="background-color: white; color: #202124; text-align: start;">Jujur, aku tak sanggup, aku tak bisa</span><br aria-hidden="true" style="background-color: white; color: #202124; text-align: start;" /><span jsname="YS01Ge" style="background-color: white; color: #202124; text-align: start;">Aku tak mampu dan aku tertatih</span><br aria-hidden="true" style="background-color: white; color: #202124; text-align: start;" /><span jsname="YS01Ge" style="background-color: white; color: #202124; text-align: start;">Semua yang pernah kita lewati</span><br aria-hidden="true" style="background-color: white; color: #202124; text-align: start;" /><span jsname="YS01Ge" style="background-color: white; color: #202124; text-align: start;">Tak mungkin dapat kudustai</span><br aria-hidden="true" style="background-color: white; color: #202124; text-align: start;" /><span jsname="YS01Ge" style="background-color: white; color: #202124; text-align: start;">Meskipun harus tertatih*</span></i></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;"><i><span jsname="YS01Ge" style="background-color: white; color: #202124; text-align: start;">...</span></i></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;"><i><span jsname="YS01Ge" style="background-color: white; color: #202124; text-align: start;"><br /></span></i></span></p><p style="text-align: start;">Jakarta, 24022023</p><p style="text-align: start;">*Tertatih - Kerispatih</p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7695797738641298008.post-38284322707369292182023-02-23T20:16:00.000+07:002023-03-02T18:43:21.845+07:00Lelaki Ini dan Perempuan Itu dan Rapuhnya Hati Yang Lelah<p style="text-align: justify;">Lelaki Ini terbakar. Duduk gelisah, berdiri salah. Bagai anak muda yang baru kenal cinta. Perempuan Itu duduk diam di depannya. Dengan rindu yang tak terkira beratnya. </p><p style="text-align: justify;">"Aku bisa apa?", putus asa Lelaki Ini. Mereka hanya bertukar tatap. Rehat singkat jeda ini ternyata lebih menyiksa. Perempuan Itu membisu. Miliaran rasa berlomba menyeruak kata. Terhenti sunyi hati. <i>Jika aku bisa, ku akan kembali, ku akan merubah takdir cinta yang kupilih. </i>Tidak ada kebetulan dalam hidup. Rasa yang bertahta sekian lama juga begitu. Satu dasawarsa, jika tanpa rasa, pasti sudah hilang tergerus masa. </p><p style="text-align: justify;">"Jangan lepas aku ya", bisik Perempuan Itu. Jemari bertaut makna. Meresonansi rasa yang membuncah saat jeda. </p><p style="text-align: justify;">Terkadang-bahkan seringkali-manusia egois dengan harapannya. Berharap situasi selalu sesuai dengan harapan. Ketika tidak, meradang menyalahkan keadaan. Pun, Lelaki Ini dan Perempuan Itu. Waktu tak mau berpihak. Sementara, rasa tak mau dicegah. </p><p style="text-align: justify;">***</p><p style="text-align: justify;">Perempuan Itu sadar, dirinya tak sempurna. Sadarnya membuatnya mengalah. Tak banyak kesah. <i>Rasa ini sungguh tak wajar, namun kuingin tetap bersama dia.</i><i> </i>Cinta, entah apa masih ada. Sudah lama tidak ditanya. Meski ikatannya masih ada. Kisah berjalan apa adanya. Tanpa rasa. Tanpa makna. <i>The winner takes it all. </i>Lelaki Ini juaranya. <i>Malaikat juga tahu, siapa yang jadi juaranya. </i>Namun, banyak hal yang harus dijaga. <i>She can not even hold his hand in the street. </i>Betapapun rindu ini menggerogoti hati. Betapapun tubuh ini meronta tak rela. Lelaki Ini pun serupa. Hanya tak pernah berkisah. Seolah semua baik-baik saja. Sempurna, bahagia tanpa cela. </p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">bersambung ...</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Jakarta, 23022023</p><p style="text-align: justify;">hari yang melelahkan</p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7695797738641298008.post-54798210214443045772023-01-17T11:37:00.003+07:002023-01-17T11:37:47.068+07:00Lebih Baik Aku<p><span style="font-family: times;">Lebih baik aku bungkus saja rindu ini, </span></p><p><span style="font-family: times;">dengan bekas bungkus nasi padang.</span></p><p>Ku buang.</p><p>Pemulung datang. Berharap dapat rendang. </p><p>Kecewa, </p><p>karena hanya bungkusan asa.</p><p>Kucing mengendus, kaget. </p><p>Ada rindu di bungkus nasi padang.</p><p>Mengeong. </p><p>Kembali ke pangkuan tuannya.</p><p>Yang sedang sibuk menulis rindu:</p><p>pada awan, berharap terkirim lewat hujan</p><p>pada angin, agar menyelinap dari kisi-kisi yang tak rapat</p><p>pada air, supaya menggenang di setiap cerukan</p><p>dan pada sebungkus nasi padang, siapa tau kekasihnya lapar.</p><p><br /></p><p>Jakarta, 17012023</p><p><br /></p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7695797738641298008.post-29284535319328802382023-01-04T18:57:00.009+07:002023-01-04T19:30:04.995+07:00Diary Umbi<p> Dear diary,</p><p><br /></p><p>Hari ini ada yang mutasi,</p><p>Ada yang ke sana, ada yang ke sini,</p><p>Para petinggi hilir mudik cari informasi</p><p>Bagimana si itu, bagaimana si ini</p><p>bergegas lekas atur strategi</p><p>Jangan sampai si itu, ke sini,</p><p>Agar kita tak terbebani nanti</p><p>Jangan sampai si ini ke sana</p><p>Enak banget mereka, kita dapat sisa</p><p><br /></p><p>Kita para umbi,,</p><p>Kadang seperti komoditi</p><p>Yang bisa di tawar ke sana ke mari</p><p>Sedang kita tak pernah punya opsi</p><p>Selain menerima siapapun teman atau petinggi,</p><p>Anggap saja kalau kebetulan dapat yang baik, itu rejeki </p><p>kalau dapat yang galak, menjadi uji</p><p>kita hanya perlu bersabar, </p><p>karena untuk itu juga,</p><p>Salah satu alasan kita umbi diberi gaji</p><p><br /></p><p>Baik atau buruk kita,</p><p>Baik atau galaknya mereka,</p><p>Tak ada yang abadi</p><p>Cepat atau lambat, kita atau mereka aka pergi </p><p>dan terganti, </p><p>kita hanya perlu bersabar, </p><p>karena untuk itu juga,</p><p>Salah satu alasan kita umbi diberi gaji</p><p><br /></p><p>(Iseng pagi pagi, semua ini fiksi, kalau ada kesamaan cerita, hanya kebetulan semata,Bersabarlah kita semua, karena untuk itu , salah satu alasan kita dibayar negara,)</p>Kangharathttp://www.blogger.com/profile/02421505424928114055noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7695797738641298008.post-74444261727164674062023-01-04T17:37:00.010+07:002023-01-04T20:05:21.604+07:00Hikayat<p><span style="font-family: helvetica;">(untuk tetehnumaketiung : Mahadewi)</span></p><p><span style="font-family: helvetica;"><br /></span></p><p><span style="font-family: helvetica;">ku selalu ingin ke sini,</span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Suatu tempat di ujung jalan paspati</span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Merawat ingatan tentang masa itu,</span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Kita yang duduk berhadapan </span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Terpisahkan oleh meja panjang,</span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Makanan pesanan yang dibiarkan dingin,</span></p><p><span style="font-family: helvetica;">oleh percakapan dan tatapan yang hangat</span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Sesekali waktu itu </span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Kali kaki kita yang berayun </span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Di bawah kaki meja</span></p><p><span style="font-family: helvetica;">saling bertubrukan,</span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Lalu kitapun tertawa bersama</span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Seperti kanak yang baru tahu cinta</span></p><p><span style="font-family: helvetica;"><br /></span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Aku selalu ingin ke sini,</span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Mengingat caramu memuji </span></p><p><span style="font-family: helvetica;">atau menguji ku pertama kali </span></p><p><span style="font-family: helvetica;"> "Kamu tak tampan, </span></p><p><span style="font-family: helvetica;">tapi aku suka dengan dua bola matamu, </span></p><p><span style="font-family: helvetica;">yang kecoklatan lucu seumpama mata kelinci,</span></p><p><span style="font-family: helvetica;"> dan alis matamu yang tebal, seperti ulat bulu"</span></p><p><span style="font-family: helvetica;"><br /></span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Sungguh, waktu itu kupikir kamu </span></p><p><span style="font-family: helvetica;">hanya basa basi,</span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Hingga dua puluh satu tahun hari ini,</span></p><p><span style="font-family: helvetica;">kau tak pernah berhenti</span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Memuji dua mata </span><span style="font-family: helvetica;">kelinci itu </span></p><p><span style="font-family: helvetica;"><br /></span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Yang menatapmu takjub, setiap hari</span></p><p><span style="font-family: helvetica;"><br /></span></p><p><span style="font-family: helvetica;">(Puisi yang belum selesai, mungkin tak akan pernah selesai )</span></p>Kangharathttp://www.blogger.com/profile/02421505424928114055noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7695797738641298008.post-73152219913658235492022-12-26T15:14:00.002+07:002022-12-26T15:14:24.825+07:00LELAKI INI DAN PEREMPUAN ITU, DAN JEDA YANG MENYIKSA<div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">"Aku tidak suka sore ini!" rajuk Perempuan Itu. <br />"Hujan, senja, dan kita akan berjeda" lanjutnya dengan mata yang mulai basah. </span><span style="font-family: times;">Suaranya parau. Putus asa. Seketika hampa menerpa. Hanya jemari bertaut mengungkapkan rasa.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">"Hei, sayang....ini hanya jeda, bukan pisah" bujuk Lelaki Ini. Ada ragu yang coba dikuatkan disana. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">"<i>Lagian</i>, kita kan bukan Agnes Monica", Lelaki Ini tiba-tiba bergaya menirukan Agnes Monica. Menyanyikan <i>Tak Ada Logika.</i> Perempuan Itu tertawa. Lelaki Ini selalu bisa mengubah lara jadi ceria. Mungkin itu yang membuatnya tergila-gila. Membuatnya gundah, meski hanya berjeda. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">"Hanya berjeda ya?" yakin Perempuan Itu lagi. Lelaki Ini hanya mengangguk sambil membentuk mulut<i> Badtz-Maru</i>. Minta digigit banget gak sih?. Lucu <i>tauk!</i>. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">***</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Pagi masih muda. Perempuan Itu memarkir mobilnya di halaman kafe itu. <i>A simple hidden favourite place</i>. Langkahnya terhenti ketika titik air menyentuh lengannya. Perempuan Itu menengadah. Hujan. Gerimis terjun bebas tanpa sayap. Menyergap embun yang masih menggeliat. Menitiki pori-porinya. Menyentak saraf, mengingatkannya akan jeda yang sudah terlalu lama. Menyiksa. Sejenak dinikmatinya pesan rindu dari langit ini. Setengah berlari segera masuk. Pengunjung pertama pagi itu.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">... </span></div><div style="text-align: justify;"><div class="ujudUb" jsname="U8S5sf" style="background-color: white; color: #202124; margin-bottom: 12px; text-align: start;"><span jsname="YS01Ge"><span style="font-family: times;"><i>But I know this, we got a love that is hopeless</i></span></span></div><div class="ujudUb" jsname="U8S5sf" style="background-color: white; color: #202124; margin-bottom: 12px; text-align: start;"><span style="font-family: times;"><i><span jsname="YS01Ge">Why can't I hold you in the street?</span><br aria-hidden="true" /><span jsname="YS01Ge">Why can't I kiss you on the dance floor?</span><br aria-hidden="true" /><span jsname="YS01Ge">I wish that it could be like that</span><br aria-hidden="true" /><span jsname="YS01Ge">Why can't it be like that?</span><br aria-hidden="true" /><span jsname="YS01Ge">'Cause I'm yours</span><br aria-hidden="true" /><span jsname="YS01Ge">Why can't I say that I'm in love?</span><br aria-hidden="true" /><span jsname="YS01Ge">I wanna shout it from the rooftops</span><br aria-hidden="true" /><span jsname="YS01Ge">I wish that it could be like that</span><br aria-hidden="true" /><span jsname="YS01Ge">Why can't it be like that?</span><br aria-hidden="true" /><span jsname="YS01Ge">'Cause I'm yours</span></i></span></div><div class="ujudUb" jsname="U8S5sf" style="background-color: white; color: #202124; margin-bottom: 12px; text-align: start;"><span style="font-family: times;"><i>...</i></span></div></div><p>Bait lagu yang dinyanyikan Little Mix ft Jason Derulo menyergap hatinya. </p><p>"Harus banget ya pagi-pagi <i>lo</i> muter lagu ini Sa?" tegur Perempuan Itu ke Raisa, barista cantik cafe itu. Setengah kaget, Raisa terbahak. </p><p style="text-align: justify;">"Harus banget ya Kak pagi-pagi <i>lo</i> dah bawa <i>gembolan</i> ke sini?" balasnya. Perempuan Itu memang berencana kerja di sana hari ini. Makanya semua "peralatan tempur" terpaksa dibawanya.</p><p style="text-align: justify;">"WFH lagi?" tanyanya. Perempuan Itu hanya mengangguk sambil menuju pojok favoritnya. Tempat dia bisa terlindung, tapi tetap leluasa melihat seisi kafe. Dia juga tidak perlu bilang lagi ke Raisa. Raisa sudah tahu harus menyeduh <i>pepermint tea</i> favoritnya. Plus, <i>cheese toast bread</i> tentunya.</p><p style="text-align: justify;">"Woi bengong aja" kaget Raisa. Perempuan Itu tak sadar kalo dari tadi Raisa sudah duduk di depannya. Harum <i>pepermint tea</i> menyergap inderanya. </p><p style="text-align: justify;">"Gue temenin ya Kak" sambung Raisa. Perempuan Itu tersenyum. Raisa sudah dikenalnya sejak pertama kali ke kafe itu. Bertahun yang lalu. Gadis cantik ini dulu hanya magang. Mengisi waktu luang sambil mencari tambahan uang jajan. Keluarganya kurang beruntung. Sehingga Raisa harus sambil kerja untuk menyelesaikan sekolahnya. Perempuan Itu langsung cocok dengannya ketika pertama bertemu. Kepolosan dan kebaikan hati Raisa membuatnya jatuh sayang. Itu juga yang membuatnya meminta kepada pemilik kafe untuk mengangkat Raisa menjadi pegawai tetap. Pemilik kafe itu setuju. Selain kerjanya yang bagus dan cekatan, kehadiran Raisa membuat tamu-tamu kafe itu merasa nyaman.</p><p style="text-align: justify;">"Emang kenapa sih Kak <i>lo baper</i> banget kalo gue <i>nyetel</i> lagu tadi?" tanya Raisa. </p><p style="text-align: justify;">"Eh lo gak sibuk kan?"</p><p style="text-align: justify;">"Dari tadi gue liat lo bengong doang depan laptop" cerocosnya. Anak ini memang. </p><p style="text-align: justify;">Perempuan Itu mendelik. "Eh anak kecil kepo aja deh" jawabnya. Berusaha menyamarkan rasa yang tiba-tiba menyeruak hatinya. Jeda ini sudah terlalu lama. Akhirnya pagi itu dihabiskannya dengan ngobrol <i>ngalor ngidul</i> dengan Raisa. Lebih banyak mendengar tepatnya. Dari mulai cita-citanya pengen ke Korea sampai tidak sengaja ketemu cowok mirip <i>Hyun Bin</i> di Jaklingko. Random banget hahaha. </p><p style="text-align: justify;">***</p><p style="text-align: justify;">Pagi ini, awal minggu ke sekian. Perempuan Itu kembali duduk di pojok favoritnya. Tempat yang sama, jam yang sama, hujan yang sama. Entah. Dunia ini seperti bercanda. Perempuan Itu tersenyum. Getir. Dibiarkannya sedikit tempias hujan mengusap pipinya. Teringat akan Lelaki Ini. Lelaki yang suka tiba-tiba mengirimkan <i>voice note </i>Yang membuat pipinya bersemu merah di tengah-tengah rapat yang serius. Lelaki yang bisa tiba-tiba mencipta puisi saat sedang serius nyetir. Menerbangkannya. <i>Kutuliskan rindu di laut biru. Berharap awan menjadikannya hujan, yang membasahi tubuhmu dengan rinduku. </i>Perempuan Itu mendesah. Tak terhitung sudah berapa awal minggu. Berapa banyak hujan yang lelah, berlalu karena rindu yang tak kunjung berlabuh. Cinta itu masih ada, sayang itu kuat terasa. Tak terasa matanya basah. Tiba-tiba Raisa datang membawa secangkir kopi susu di mejanya. Perempuan Itu bingung.</p><p style="text-align: justify;">"Eh, siapa yang pesen Sa?" bingung Perempuan Itu. </p><p style="text-align: justify;">"Kan gue gak ngopi, <i>ngadi-ngadi lo</i>" omelnya. </p><p style="text-align: justify;">Raisa hanya mengedikkan bahu. Lalu berbisik, "<i>Jason Derulo". </i>Lalu sesosok tubuh muncul.</p><p style="text-align: justify;">"Nggak bilang-bilang Bun mau kerja di sini" tiba-tiba suara itu menyapa. Perempuan Itu terkesiap. Lalu cepat berpura-pura. </p><p style="text-align: justify;">"Ayaaahh..." teriaknya sambil merentangkan tangan. Memberi tanda agar suaminya masuk ke pelukannya.</p><p style="text-align: justify;">"Iya, iseng aja. Bunda bosen di kantor, jadinya <i>melipir</i> kemari. Maaf ya lupa <i>ngasih</i> tau" Perempuan Itu melanjutkan dramanya.</p><p style="text-align: justify;">***</p><p style="text-align: justify;">Hujan. Secangkir kopi susu harusnya teman yang sempurna. Lelaki Ini memilih menahan langkah. Jeda ini memang sungguh menyiksa. Entah harus berapa lama lagi. Entah harus berapa banyak rasa yang ditumpahkannya ke laut biru. Sambil berharap, pesan itu tersampaikan. Rindu.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Jakarta, 26122022</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p><br /></p>Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7695797738641298008.post-57014293133452767702022-11-27T12:07:00.001+07:002022-11-27T16:43:47.167+07:00Istana Pasir<div><br /></div>
Kanak kanak, <div>Jenak dalam keriuhan berulang </div><div>Membangun istana pasir luas membentang, </div><div>Megah meski tak menjulang, </div><div>Indah meski tak berumur panjang </div><div>Lekas tanggal disapu ,badai dan riak gelombang </div><div>Gegas ditinggal berlalu, seusai teriak pulang </div><div><br /></div><div>kanak kanak itu juga, </div><div>Bermukim di tubuh kita yang dewasa </div><div>jenak bermain istana pasir hingga lupa </div><div>senja telah lama memberi tanda </div><div>waktu pulang mungkin akan segera tiba </div><div>Istana pasir akan terlupa </div><div>Istana pasir akan poranda</div><div><br /></div><div>(ujung harapan, 271122)</div>Kangharathttp://www.blogger.com/profile/02421505424928114055noreply@blogger.com0