Tampilkan postingan dengan label Diana. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Diana. Tampilkan semua postingan

Dilan, Sang Idola


"Dia tidak hebat, tidak sama sekali. Malahan dia biasa saja, tetapi dia bisa membuat senang dengan hal-hal sederhana," kata Milea tentang sosok Dilan.

Dilan....oh Dilan...

Andai saya bisa mundur ke belakang 20 tahun lagi...punya "temen deket" kaya kamu tuh impian banget kali ya...Dilan itu gak cakep-cakep banget (di bukunya tapi di film pemerannya imut banget), dia cuek, suka berantem, suka ngelawan guru, suka bolos, dan suka-suka yang lain. Semacam bad boy lah gitu.
Dilan sekolah di salah satu SMA di Bandung tahun 1990, ya.. jaman saya sekolah dulu sih kira-kira tahun segitu juga :D

Tapi kenapa Milea jadi suka sama Dilan? Milea itu adalah seorang murid baru pindahan dari Jakarta. Milea digambarkan seorang gadis yang cantik, santun, pintar dan bahkan dalam cerita ini dia sudah punya pacar. Kenapa sih masih tertarik sama Dilan? ini yang bikin saya penasaran, en pasti harus ada ceritanya dong, kalo gak ada ya pasti gak akan ada kisah Dilan en Milea ini ya? Dan ternyata memang ada, menarik pula....dan cerita ini sukses menawan hati banyak orang di Indonesia, dari segala usia. Dari mulai abg sampai seumuran saya. Novel Dilan koleksi Perpus pun sampai jarang ada di rak buku karena banyak peminatnya. Penasaran kan pengen tahu ceritanya, happy ending or sad ending

Kalo di novel dan filmnya sih sah-sah aja ya Dilan mencoba gigih merebut hati Milea, secara belum ada janur kuning melengkung...en Milea nya juga kayanya gak gitu cinta-cinta banget sama pacarnya yang di Jakarta, mungkin secara masih umur segitu jalanin long distance relationship, apalagi ditambah karakter pacarnya yang kasar dan suka cemburu buta, jadi deh akhirnya ketika ada masalah mereka bubaran. 

"Milea...kamu cantik tapi aku belum mencintaimu, enggak tahu kalo nanti sore. Tunggu aja..."

kata Dilan suatu siang di dalam angkot, meninggalkan Milea yang kebingungan mikirin kata-kata itu.
Sorenya Dilan telfon dan bilang kalau dia sudah mencintai Milea...
wkwkwk....cepet banget yaa...

Mungkin itu salah satunya yang bikin Milea tertarik. Dilan punya kepercayaan diri yang tinggi en jago merangkai kata-kata. Di sepanjang film dan novelnya kita akan disuguhkan kata-kata romantis nan ajaib dari Dilan. Dia juga siap membela Milea kapanpun juga. Dan kata-kata atau perbuatan spesialnya ini hanya ditujukan buat Milea seorang (ehem)....di novelnya yang bilang seperti itu.
kalo sudah gitu hati perempuan mana sih yang gak melting.... Akhirnya Milea pun jatuh cinta pada si badboy satu ini, yang berani mengancam guru dan berkelahi dengan sahabatnya hanya untuk membela harga diri Milea, dan hari-hari mereka selanjutnya selalu dihiasi dengan canda dan tawa.  

Disamping kisah-kisah "serem" nya di sekolah ternyata Dilan adalah anak yang sayang sekali sama keluarganya, terutama ibunya. Apakah kisah cinta semanis ini akan berujung pada akhir yang bahagia? Ah...jangan dibocorin dulu deh, mendingan baca novelnya, minjem di perpus hahaha....

Sekilas itu gambaran film terlaris saat ini di bioskop. Diangkat dari novel karya Pidi Baiq yang diterbitkan tahun 2016, film ini sukses merebut hati penonton di segala usia. Termasuk emak-emak ini  (saya) yang gak bisa menolak ajakan temen-temen yang selisih umurnya "sedikit" sama saya untuk nonton film Dilan di bioskop. Nonton Dilan nih kaya back to masa lalu, zaman belum ada hp, surat-suratan atau ngintip dari celah-celah pembatas antar kelas udah jadi kebiasaan anak-anak jaman dulu. Guru yang kelewat galak, murid-murid yang sudah punya trademark "nakal" yang berani ngelawan guru, sampe tawuran antar sekolah udah bukan hal yang langka pada saat itu.

Pantesan banyak juga emak-emak seumuran saya yang nonton film ini.
en ternyata mereka tertawanya paling kenceng looh....:D

Jadi lupa sama yang namanya ukuran atau standar yang lain, Dilan tuh mestinya rajin ibadah, biar bisa ditiru sama anak-anak seluruh Indonesia. Gak boleh pacaran, karena pacaran itu dilarang dalam agama. Gak boleh memihak satu aliran tertentu. Gak boleh ngelawan guru, banyak gak-gak yang lain yang mengacu pada suatu ukuran ideal terhadap seorang sosok idola. Untuk yang ini saya beristighfar aja deh karena disamping nonton filmnya, saya juga suka banget baca novelnya. Dan berharap semoga semua bisa mengambil yang bagus-bagusnya dan membuang yang jelek-jeleknya. Kalo saya buat hiburan aja sih, bisa ketawa-ketawa mengenang masa lalu, tapi itu bukan cerita pribadi ya...hahaha

Terlepas dari itu semua, jangan lupa bahwa tokoh Dilan ini adalah rekaan manusia, yang meskipun diklaim kisah ini benar-benar terjadi dalam kehidupan nyata, itulah gambaran anak-anak muda pada masanya, yang mungkin diperindah dengan keahlian Pidi Baiq dalam meramu kata-kata dan berimprovisasi. Jadi buat yang punya ukuran atau standar tertentu terhadap suatu tokoh idola, supaya gak kecewa, ciptakan sendiri tokoh Dilan ideal versi masing-masing dan wujudkan dengan perilaku nyata. 






Jogja yang Selalu Istimewa

Buat saya, Jogja istimewa, mengapa?

Bukan hanya karena sebutan Daerah Istimewa yang diberikan padanya, 
bukan pula hanya karena almarhumah Ibu saya kebetulan berasal dari Bantul, 
salah satu Kabupaten di Selatan Jogja. 
Alasan yang lebih pas mungkin karena daerah ini buat saya memang menarik. 
Pemandangan alam yang menakjubkan, budayanya yang kental dengan aroma Jawa,
 dan keramahan penduduknya yang bikin betah berlama-lama disana. 


Setiap tahun Jogja berhasil menarik banyak wisatawan untuk berkunjung ke daerahnya.  
Sekedar menikmati keramaian Jalan Malioboro atau mencicipi kuliner khas daerah Jogja 
yang bertebaran di seluruh penjuru kota ini, dirasa sudah cukup membahagiakan. 
Film favorit Indonesia "AADC" malah menjadikan Jogja sebagai setting pengambilan gambar, sekaligus mengenalkan spot-spot wisata yang belum banyak tereksplore, 
hingga kemudian menjadi tujuan wisata yang banyak diburu.
Tempat-tempat wisata itu kemudian menjadi magnet
yang dapat menarik para wisatawan untuk kembali kesana, lagi dan lagi.

Jogja memang memiliki keraton, budaya, dan alam yang indah, 
disamping itu para penduduk Jogja juga terkenal sangat kreatif.
Cobalah ajak anak-anak berkunjung ke Taman Pintar di Jogjakarta, mereka pasti suka, 
berlibur sambil bisa menambah wawasan mereka akan ilmu pengetahuan.





Jika jenuh dengan suasana kota Jogja, bisa bergeser sedikit untuk hunting tempat wisata yang berada pada kabupaten-kabupaten sekitar Jogja, seperti Bantul. 


Berkunjung ke Bantul, mengingatkan saya pada sosok almarhumah, seakan Beliau masih hidup
dan menemani saya jalan-jalan ke tanah leluhurnya...kok jadi sentimentil ya? maaf...

Tapi Kabupaten Bantul memang punya keindahan alam tersendiri,
perpaduan keindahan antara pesona pegunungan dan lautan,
yang tersembunyi di antara lebatnya hutan pinus, yang terselip di kaki bukit-bukit hijau, 
dan tertimbun di balik lembutnya pasir pantai. 
Daerah Parang Tritis, Imogiri dan Mangunan tentu sudah tak asing lagi bagi para wisatawan.
Daerah ini dapat dicapai dalam waktu kurang lebih 1,5 jam berkendara, dengan jarak sekitar 45 km dari kota Jogja.

Tempat wisata terkenal di Bantul ini antara lain:

Pantai Parang Tritis, pantai yang terkenal dengan keindahan dan legendanya yang tak pernah surut.

Pemandian Air Panas Parang Wedang, berbeda dengan pemandian air panas lainnya yang biasanya ada di kaki Gunung dan berbau belerang yang menyengat, sumber air panas ini ada di tepi pantai dan tidak berbau belerang/menyengat.



Gumuk Pasir Parangkusumo satu-satunya Gumuk Pasir yang terbentuk di Asia Tenggara, terletak ditepi pantai Parangkusumo dan dijadikan lahan untuk olah raga sandboarding.


Tiga tempat wisata ini terletak pada satu  jalur yang berdekatan, kamu dapat mengunjungi
sekaligus tiga tempat wisata ini, dalam waktu hanya satu hari saja.



Jika ada cukup waktu, mampirlah ke daerah dataran tinggi Mangunan. 
Kamu akan serasa berada di suasana yang berbeda. 
Jalan yang berliku dengan tanjakan dan turunan yang cukup ekstrim,
sepanjang sisi di kiri kanan jalan terdapat banyak spot-spot wisata alam yang menarik, 
yang saat ini sedang dikembangkan menjadi tempat wisata kekinian, diantaranya:

Kebun Buah Mangunan hamparan bukit hijau yang diselingi dengan sungai dan awan yg berarak, kamu bisa lihat sunset/sunrise yang indah dari atas bukit


Batu Songgo Langit himpunan batu besar yang diistilahkan dengan batu penyangga langit/songgo langit





Hutan Pinus Mangunan termasuk dalam kawasan RPH (Resort Pengelolaan Hutan) Mangunan yang dipenuhi pohon-pohon pinus dan populer sebagai tempat foto pre-wedding, karena katanya buat orang Korea pohon pinus yang batangnya tegak lurus (tidak bercabang-cabang) dan daunnya yang selalu hijau melambangkan cinta sejati...ini katanya lho..:D



Tiga tempat wisata ini menawarkan keindahan alam yang dapat merefresh jiwa dan raga, 
apalagi jika kamu termasuk orang yang suka bersosmed,
backgroundnya cocok bangetlah buat update status.

Dan tentu saja...masih banyak sekali tempat-tempat wisata Jogja yang menarik untuk kamu singgahi.



Karena keterbatasan waktu, saya hanya sempat mengunjungi dua tempat wisata di daerah ini. 
Harga tiket masuknya sangat murah, hanya sekitar Rp. 5.000,- perorang,
Meskipun hanya dua tempat wisata, tempat wisata yang lainnya akan menjadi tujuan saya, 
untuk kesempatan saya yang akan datang, jika mengunjungi Jogja kembali.

Memang betul Jogja selalu istimewa buat saya, yang akan membawa saya kembali lagi, dan lagi.
Bagaimana buat kamu??




(foto: dari berbagai sumber)



Terpikat Pesona Jatim Park II

Beberapa hari yang lalu, saya berkesempatan mengunjungi Batu. Kota yang terletak di Jawa Bagian Timur ini, menawarkan seribu pesona yang cukup membuat anak saya tertarik ingin kesana. Salah satunya, ia ingin merasakan sensasi berdiri diatas jembatan kaca, yang diatasnya ia bisa melihat harimau-harimau bebas berkeliaran dibawahnya dan Jatim Park II di Batu, adalah tempat wisata di Indonesia yang punya wahana seperti itu..Demi mewujudkan impian anak yang memang sedari kecil suka sekali sama harimau, so, yuk ke Batu!!

Perjalanan sore hari dengan kereta api memakan waktu sekitar 15 jam. Beristirahat sehari di kota Malang, esoknya kami berangkat ke kota Batu, yang berjarak sekitar 19 km dari Malang menggunakan jasa angkutan online, dengan tarif sekitar Rp. 50.000,- waktu tempuhnya kurang lebih 1 jam saja (dengan catatan gak macet ya}

Pagi-pagi kami berjalan kaki ke Jatim Park II .Diresmikan pada tahun 2010 tempat wisata ini langsung menjadi destinasi wisata favorit. Disebut-sebut bertaraf Internasional, Jatim Park menawarkan berbagai paket wisata yang bisa kita pilih. Kami memilih paket wisata Jatim Park II seharga Rp. 120.000/orang (weekend), yang di dalamnya termasuk tiket masuk untuk Batu Secret Zoo, Fantasy Land, dan Museum Satwa. Ada beberapa cara yang bisa dipilih untuk mendapatkan diskon sebesar 20% dari harga tiket, antara lain dengan menunjukan potongan tiket pesawat maskapai tertentu, atau pembayaran dengan salah satu kartu bank-bank sponsor, kebetulan saya membayar dengan kartu salah satu bank sponsor, jadi dapat juga deh diskon sebesar 20%. Lumayan.

Memasuki pintu gerbang area Secret Zoo sudah terasa aura kesejukannya, karena kami melewati pintu masuk yang menyemprotkan uap air sejuk, untuk mensterilkan tubuh kami agar hewan-hewan yang ada di sana terlindungi dari bakteri.

Dari gerbang, kami mengikuti jalan searah berisi kandang-kandang hewan yang berasal dari berbagai negara di dunia dan beberapa diantaranya baru kami lihat, seperti tikus raksasa dari Amerika Selatan, yang ukurannya dua kali lipat dari tikus yang biasa kita lihat di Indonesia dan beberapa jenis monyet, ada beberapa jenis yang sangat menarik perhatian kami, seperti ini nih,


lalu kami sampai di jembatan dimana di bawahnya tampak dua aligator mengambang di permukaan air. Di sebelahnya nampak seperti aquarium raksasa, yang berisi aneka jenis ikan dan angsa. 



Setelah puas menikmati kesejukan taman air, kami terus berjalan perlahan, melewati beberapa kandang hewan-hewan jinak, hingga sampai di sebuah persimpangan, Kami memutuskan memasuki wilayah reptil, berbentuk seperti gua yang temaram, reptil-reptil seperti kadal, iguana, katak, ular dan biawak tampak nyaman dalam kandang kacanya, diterangi oleh sorot lampu pada masing-masing kandang.
Reptil yang biasanya menjijikan itu tampak begitu indah.


Setelah cukup lama melihat reptil-reptil itu, kami kembali menyusuri jalan setapak yang sebelah kanan kirinya disekat-sekat dan berisi hewan-hewan jinak antara lain kelinci, landak, dan burung. Aquarium yang berisi beragam jenis ikan sampai dengan hiu sangat menarik perhatian kami, Disini ada juga dua kelinci yang berada dalam aquarium yang sama dengan ikan. Tapi mungkinkah kelinci bisa bernafas dalam air?


Beristirahat sejenak dan mencoba berbagai wahana permainan seperti di Dufan Jakarta dapat dinikmati di Fantasy Land. Ada juga kolam renang bagi anak-anak, yang semuanya tersedia gratis untuk pengunjung. Sambil menikmati pertunjukan anjing laut, rasanya sudah tak sabar ingin melihat hewan-hewan buas, disamping kaki saya sudah mulai terasa pegal. Sepanjang perjalanan tadi, kelihatannya kami hanya melihat hewan-hewan jinak saja. "Mana harimaunya?" tanyaku pada anakku. "Sabar bu...harimau terakhir kata anakku," yang asik melihat gajah diberi makan oleh pengunjung. Iya anak-anak kayanya betah melihat hewan-hewan itu. Ibunya yang sudah ingin istirahat hehe...



Lahan seluas lebih dari 14 hektar ini memang butuh energi yang cukup untuk dijalani, tapi buat yang gak mau terlalu cape, pihak pengelola menyediakan semacam sepeda listrik yang bisa disewa seharga Rp. 100.000,- per tiga jam. Di dalamnya juga cukup tersedia tempat makan/tempat istirahat, namun meskipun berjalan cukup jauh, dijamin beda banget dengan kebun binatang yang ada di Jakarta,. Jatim Park lebih bersih, dan teratur penataannya. Toilet yang bersih dan tempat makan/istirahat tersedia di sepanjang area. Jalan jauh pun tidak terasa terlalu penat karena udara di Batu yang sejuk. Asal jangan pake high heels deh ya...


Akhirnya,
sampai juga di area hewan predator. memasuki lorong berbentuk gua pula, kandang-kandang bersekat kaca seperti aquarium raksasa ada di kiri kanan kami. Rasanya kami bersisian langsung dengan macan tutul yang berjalan hilir mudik disamping kaca. Dan matanya... bertatapan langsung dengan mata kita.

Hei, apa kabarmu? Pengen deh mengelus bulumu
yag kelihatan halus. Tapi tetap dengan kaca ya...wkwkwk

Di kejauhan dua singa putih besar nampak bermalas-malasan di kandangnya.


Kami jalan terus di jalan yang menanjak, ketika anakku bilang, "Bu, coba lihat ke bawah". Dua ekor mahluk coklat berloreng memandang tepat ke arah kami. Ke arah kaca tebal tempat kami berjalan, Ini kah jembatan kaca itu? Pikiran hendak menjauhi kaca, tapi entah kenapa kaki malah mendekat dan berdiri di atasnya. Tepat di atas dua mahluk buas yang terus memandang ke atas, bergidik ngeri membayangkan bagaimana jika kaca itu pecah, Bukan dua malah, tetapi seekor lagi mahluk putih berloreng keluar dari persembunyiannya. Seorang pengunjung bertanya kuatkah kaca itu menahan berat tubuh beberapa orang sekaligus? meskipun penjaganya mengatakan ubin kaca tersebut cukup kuat untuk menampung beban sampai kira-kira 60 orang diatasnya, tatapan harimau-harimau itu bisa membuat ciut nyali, dan untuk melihat mereka saling berebut umpan sepotong daging ayam, cukup hanya dengan membayar Rp. 10.000,- saja., yang dijulurkan dengan alat seperti pancing. Kemudian mereka akan melompat, diiringi raungan yang khas untuk berebut sepotong daging, yang mungkin buat mereka hanya camilan saja hehe..









Setelah melintasi kandang harimau dan beberapa kandang hewan lainnya, sampai lah kami di pintu keluar Jatim Park II, ada satu area lagi yang menunggu untuk disinggahi yaitu Museum Satwa. Tak terasa, hari sudah sore ketika kami selesai menjelajah Museum Satwa yang di dalamnya bisa kita jumpai replika dari berbagai macam hewan. Ketika sampai di penginapan, nampaknya keinginan anakku sudah terpuaskan, melihat raut wajah dan senyumnya menyiratkan rasa gembira telah melihat harimau seperti impiannya, Alhamdulillah...





Renungan Sore: Yang Sensi Boleh Baca

Pasti pernah dengar kata bully kan? Kata ini sepertinya sedang booming saat ini, semua orang, dari anak-anak sampai orang tua pernah mendengar kata ini. Hanya cara menyikapinya yang berbeda-beda. Ada yang menganggap remeh, ada yang biasa-biasa aja, bahkan yang menanggapi secara serius pun ada. Kenyataannya bullying kian marak dilakukan di Indonesia.

Bully berasal dari Bahasa Inggris, padanan dalam Bahasa Indonesianya adalah perundungan yang artinya adalah suatu perlakuan yang menganggu, mengusik terus- menerus, dan juga menyusahkan.

Dari definisi di atas, sudah cukup jelas, apa yang dimaksud derngan bully. Cobalah berkaca pada diri kita sendiri, apakah setiap ucapan, tindakan, atau bahkan pikiran kita ada yang menganggu/menyusahkan orang lain? Kadang kita lakukan dengan sadar atau tak menyadari bahwa itu menyakiti orang lain.
Kalau iya, maka bersiaplah jika kita ternyata bisa dikategorikan sebagai pelaku bullying.

Kalau konteksnya hanya bercanda bagaimana? Beda-beda tipis nih.

Bercanda dalam KBBI adalah berkelakar, bersenda gurau, berseloroh. Bersenda gurau adalah hubungan timbal balik, dimana kedua pihak sama-sama merasakan senang. Tapi kalau yang merasa senang hanya satu pihak, sedangkan salah satu pihak ada yang tersakiti, itu bukan becanda namanya, namun sudah menjurus pada bullying. Apalagi bullying yang dilakukan secara berkelompok, kian bias maknanya antara bercanda atau membully.

Apa sih tujuan bullying?

Salah satu tujuan bullying yang paling mudah ditangkap adalah keinginan untuk mengatur/menguasai orang lain dengan cara menjatuhkan kehormatannya atau mebuatnya malu dihadapan umum. Biasanya mereka akan menyerang bentuk fisik, karakter, atau kekurangan seseorang. Mereka merasa perlu untuk menunjukkan eksistensi/kekuasaannya di hadapan publik, sehingga mencari sasaran/objek yang paling dianggap lemah untuk bisa menunjang pencapaian tujuan itu, dan biasanya nih ya pelaku bullying ini adalah orang yang memiliki konsep diri negatif atau pernah menjadi korban pembully juga. Miris ya, semestinya yang pernah merasakan tingkat empatinya bisa lebih tinggi, tapi ini malah mencari teman untuk bisa mengalami kejadian gak enak yang dia rasakan itu.    
Nah, cek deh, hati kita masing-masing, bila ada terbersit rasa puas karena bisa mendapatkan kesenangan atau kebahagiaan, ketika kita tengah bercanda/mengolok-olok orang lain, jangan-jangan sebenarnya kita termasuk pelaku bullying juga lho.

Dampaknya ada enggak?

Dampak bully berbeda-beda tergantung tingkat psikologis orang yang bersangkutan. Bagi pelaku tentu memberikan kepuasan tersendiri bagi dirinya, sedangkan bagi korban bullying bisa menimbulkan krisis kepercayaan diri, tidak nyaman, pembentukan citra diri/opini sosial yang negatif, bahkan kadang sampai pada tingkat penyebab seseorang bunuh diri.

Emang sejak kapan sih bullying ini ada?

Bullying ini ternyata sudah ada sejak zaman dahulu kala. Sejak zaman Nabi Muhammad dimana Nabi pun saat itu menjadi salah satu korbannya. Dalam satu riwayat, terdapat sekelompok perempuan yang mengolok-olok seorang istri Nabi karena Beliau keturunan Yahudi bernama Shafiyah binti Huyay bin Akhtab. Nabi kemudian berkata kepada Shafiyah "Mengapa tidak kamu katakan kepada mereka bahwa bapakku Nabi Harun, pamanku Nabi Musa dan suamiku Nabi Muhammad?!"
Kejadian ini diabadikan dalam Surat Al Hujurat ayat 11. 

Ternyata bully ini turun temurun ya, dan Alqur'an memberikan ancaman yang tegas untuk itu. Menjadi orang yang zalim sebutannya. Tahu kan ganjaran menjadi orang yang zalim itu apa?

Kalau zaman sekarang, zaman dimana katanya "orang yang salah bisa menjadi benar, dan yang benar bisa menjadi salah" hati-hati bicara menjadi korban bully. Salah-salah malahan korban yang dicibir banyak orang. Dianggap tidak punya selera humor lah, terlalu lebay lah, atau begitu aja kok marah??? 

Memang banyak juga orang yang berhasil memanfaatkan bullying sebagai cambuk untuk meningkatkan prestasi diri. Salah satunya adalah penyanyi Lady Gaga, yang dibully karena fisiknya yang kurang sempurna (hidungnya dianggap terlalu besar). Dari korban bullying, ia berhasil  menjadi seorang superstar. Dan bersama teman-temannya, ia mendirikan yayasan yang menentang tindakan bullying. Perlawanan terhadap bullying pun disuarakan oleh seorang aktris cilik di Indonesia lewat lagu yang dinyanyikannya. Namun daripada mengharapkan orang melakukan tindakan meningkatkan ketahanan mentalnya, bukankah lebih baik jika kita mulai dari diri sendiri, untuk tidak menjadi pelaku atau mendukung tindakan bullying?

Ketahanan terhadap virus bullying memang butuh latihan panjang. Mungkin melelahkan. Tapi selalu ingat bahwa masih banyak orang yang mampu menjaga lisan dan tindakannya, menjadi pembelajaran pada diri sendiri, agar bisa selalu berusaha untuk menebarkan rasa empati terhadap sesama, dalam usaha pribadi untuk mencegah virus bullying agar tak menjadi wabah Nasional.

(data: dari berbagai sumber, sbg pengingat diri sendiri)









Monolog : Anak Burung yang Ingin Berenang



Pagi ini cerah.

hemmm....aku baru saja keluar dari lengan mama yang besar, yang telah melindungiku dari udara dingin semalaman.

"Mama, aku lapar...aku ingin makan...mamaa...."

Tiga saudaraku berteriak-teriak riang, teriakan kami itu...sayup....terdengar dari bawah seperti nyanyian alam dari sebuah pohon yg rindang.

"Baiklah......"   mama tersenyum, memandang kami,
"Tunggu sebentar, mama akan cari makan buat kalian"

Mama mengembangkan kedua lengannya, dan pergi...
Setelah mama pergi, kami kembali bernyanyi lagi.

Sepasang kaki besar hinggap di rumah kami,,,.ooh tidak, itu bukan kaki mama...kakinya besar sekali dan....manakah ujungnya.....??
Mataku melihat keatas, dan bertatapan dengan sepasang mata hitam yg tajam menatap kami.
Ketiga saudaraku berteriak ketakutan
dan...
aku terbang...dalam sekejap mata ke angkasa...

"Mau kau bawa kemana aku? turunkan aku, kataku....tau gak sih cengkeraman tanganmu menyakiti aku...."
tapi rontaanku tak berarti apa-apa,

Tiba-tiba aku mendarat di setumpukan jerami empuk
Enak sekali buat merebahkan tubuhku yg sakit ini.....tapi aku ingin mama....

Mataku mencari-cari mama.
"Mamaa dimana..." teriakku, dan aku berjalan....

Berjalan terus....berteriak memanggil mama....

Di kejauhan nampak segerombolan anak-anak dan mamanya sedang berjalan kearahku.
hey...mereka mirip sekali denganku....apakah itu mamaku?
"haloo...kalian mau kemana? bolehkah aku ikut dengan kalian?"
"hai lihat...aku sama seperti kalian, tubuhku kecil, bentuk mulut dan hidungku mirip kan dgn kalian, suaraku.....hey... apakah kalian tidak mendengarkan aku?"

Kakiku berjalan mengikuti langkah mereka.

"Sekarang apa? kalian tak berhenti juga ketika sampai di tepi danau...?"
"ooh baiklah, kalian ingin aku seperti kalian kan?"

Satu persatu anak masuk kedalam air mengikuti mamanya.....dan mereka mengapung di permukaan air...

Akupun bersiap masuk kedalam air, kuceburkan tubuhku ke dalam air, dan bersiap mengambang
Oo...ada yg salah....knp tubuhku tak juga mau mengapung....kucoba lagi dan lagi..

Dan gerombolan itu semakin jauh....hey, tunggu aku....

Kenapa aku tidak bisa? pikirku sedih...
mereka sama seperti aku..kenapa aku tidak bisa seperti mereka?

Aku diam terduduk di tepi danau,

Tapi tunggu dulu.....apa itu berlari menuju ke arahku sambil menjulurkan lidahnya
Matanya liar menatapku, sembari memamerkan taringnya yang runcing
Instingku berkata ini BAHAYA

Tak sadar kaki kecilku berlari menjauhinya, terengah-engah sambil berkata,
aku ingin pulang...aku ingin mama...

Berlari...berlari...peluh mengucur di sekujur tubuhku, kedua lenganku terangkat..
dan wow.....kenapa tubuhku terasa ringan? bumi jauh dibawahku...
lihat, aku bisa terbang...riang aku berputar senang...berputar, naik turun di angkasa...
aku akan mencari mama, teriakku
dengan sayapku ini, aku yakin mama akan kutemukan!!

Terbang tinggi di angkasa, nyanyianku spontan tercipta....

Iya mama, aku tau, memang aku tak bisa seperti anak-anak itik itu, tapi aku punya kemampuan lain yang baru kusadari, dan bisa kukembangkan, Hharapan bertemu mama dengan sayapku ini telah membuat aku kembali bersemangat. Aku terus bernyanyi....
cuuiitt...cuuiit...

Pagi ini tetap indah...kurasa


(Terinspirasi kisah burung kecil di Tom & Jerry).









Nasi Goreng Buatan Ibu


Bawang merah dan bawang putih itu kini telah menjadi irisan kecil, kemudian tinggal kutambahkan beberapa buah cabai rawit dan cabai merah keriting ke dalam blender. Trus apa lagi ya pikirku, ponsel yang sedari tadi ada di meja dapur menjadi sasaran keingintahuanku. Melihat macam-macam resep nasi goreng yang ada di menu masakan milik "Mbah Google" sepertinya ini sama saja seperti bumbu-bumbu yang biasa kubuat ketika bikin nasi goreng.
Kemiri, sedikit terasi...yah boleh juga buat variasi, supaya rasanya agak beda sedikit dari yang biasa kuracik. Bumbu sudah semua masuk, tinggal memasukkan blender ke dalam mesin pemutar.

Seperti biasa, setiap Hari Sabtu dan Minggu pagi, menu ini seolah sudah menjadi menu wajib buat Raihan, anak bungsuku. Selepas dia bangun tidur, ketika kutawarkan, 'Raihan, mau makan apa? Nasi goreng mau enggak?"
Dia pasti menjawab dengan cepatnya  "Mauuu..."

Entah kenapa,
padahal menurutku, rasa nasi goreng bikinanku biasa saja, tidak istimewa. Aku bingung kenapa dia bisa suka sekali masakan itu, sedangkan aku sendiri saja kadang bosan memakannya. Kakak perempuannya yang baru turun dari lantai atas bertanya,
"Kok sarapannya nasi goreng melulu sih De, memang nasgor buatan Ibu enak?"
"Enak...," kata Raihan santai sambil memainkan HP nya.
Si Kakak masih penasaran,
"Enaknya gimana sih?" tanyanya lagi sambil senyum-senyum usil.
Raihan berkata, "Ya gitu deh... ada asin-asinnya."
Hahahaha....
Spontan, si Kakak tertawa. Aku pun ikut tertawa. Lah wong kebanyakaan garem kok dibilang enak. Semoga ini bukan karena rumor garem itu ya. Malu.

Karena menu andalan bikinan sendiri ke anak adalah nasi goreng, pernah suatu ketika, saking inginnya membuat variasi nasi goreng yang baru buat Raihan, aku bereksperimen dengan salah satu bumbu dapur yaitu kencur. Dengan pedenya, karena aku juga pernah mencicipi nasi goreng kencur di rumah salah seorang adikku dan rasanya lumayan enak, seger di mulut... jadilah sang kencur kutambahkan... beserta kelengkapannya, telur ceplok, bakso, dan udang.

Segera kuhidangkan pada Raihan yang melihat pada nasi goreng itu dengan curiga. Sedang aku pura-pura mengerjakan hal lainnya, dengan maksud menghindari pertanyaan Raihan. Mudah-mudahan saja dia suka, dan tidak mempermasalahkannya. Wah, kalo mesti bikin ulang nasi goreng males banget nih pikirku.

"Kok warnanya agak beda, Bu?" tanyanya,
"Iya, itu cuma warnanya aja kok de, cobain deh rasanya pasti enak,"  kataku, sok tahu. Padahal waktu memasak tadi, aku cuma masuk-masukin bumbunya saja, tidak kucicipi.
Raihan memasukkan sesendok nasi goreng kemulutnya, kemudian diam sejenak...
"Ibuuuu..." teriaknya tak lama kemudian.  "Ini jamu apa nasi goreng..." serunya sambil minum air putih...banyak sekali...
(kayanya aku terlalu semangat nambahin kencurnya kali yaa...hehe)

Demikianlah, "si Ibu yang sok tahu ini" tidak pernah jera bereksperimen dengan nasi goreng. Pernah ditambahin ikan asep, kornet, sampai keju, tapi yang terakhir itu, sumpah rasanya enak kok.

Dan Raihan juga tak pernah "kapok" makan nasi goreng buatan Ibu. Setiap hari Sabtu dan Minggu pagi,  selepas bangun tidur, demo masak nasi goreng ala Ibu dimulai dengan aba-aba,
"Buu....bikinin nasi goreng doong..."





Catatan Perjalanan : Suatu Berkah atau Keprihatinankah?


Tebing-tebing kapur menjulang tinggi, membentuk suatu tembok raksasa putih di sekeliling kami. Satu-dua orang menyelesaikan pekerjaan mereka, mengeruk dinding bukit kapur dengan bantuan mesin buldozer. Sisa kerukannya membentuk satu cekungan besar dalam permukaan bumi, yang apabila terisi air hujan,  seakan menyerupai danau buatan. 




Gradasi warna yang ditimbulkannya sangat memukau, apalagi bila cahaya mentari mengenai permukaan air dalam cekungan, berpendar...
berbaur dengan warna alami tebing kapur. Hijau terlihat mata. Sangat indah.




Oleh penduduk sekitar, objek ini dijadikan salah satu tujuan wisata yang dapat dikunjungi dengan nama  Danau Biru, Bukit Kapur. Terletak di desa Jaddih, kabupaten Bangkalan, Madura. Perjalanan dari kota Surabaya melintasi jembatan Suramadu menuju ke lokasi kurang lebih 45 menit, dengan jarak 15 km, melewati pusat kota Bangkalan.

Lokasi yang awalnya dijadikan pertambangan kapur oleh penduduk sekitar, menjadi cukup terkenal karena pemandangannya yang menarik untuk berfoto-ria. Untuk dapat masuk ke lokasi, pengunjung dikenakan harga tiket masuk sebesar Rp. 5000,- per orang, dan untuk mobil dikenakan tarif  Rp. 10.000,- per mobil. Harga yang cukup murah untuk dapat sekedar memanjakan mata.




Bila kita mau sejenak memikirkan fakta di balik keindahan itu, apakah rasa yang sebaiknya muncul, atau respon yang lebih tepat kita tampilkan, prihatin ataukah ini suatu keberkahan? Prihatin dengan nasib Bukit Kapur yang semakin menipis demi pembangunan, atau berkah bagi penduduk sekitar dengan adanya objek wisata seperti ini? Padahal dalam perjalanan menuju "objek jadi-jadian" ini, kami melihat gua-gua alami dalam tebing-tebing yang tidak terurus, dan cenderung diabaikan. Bila gua-gua alami ini dapat dieksplore dan dijadikan objek wisata juga, tentunya akan lebih membawa manfaat bagi penduduk sekitar.







Entah sampai kapankah kita bisa menikmati segala keindahan ini. 
Prihatin dengan nasib yang alami-alami? atau sekarang ini kita cenderung suka pada produk jadi-jadian yang hanya dapat memuaskan mata kita, sesaat?


Sebuah fiksi : Merajut Mimpi

Buah salak yang telah siap dipanen, terlihat ranum pada setiap batang pohon di desa Sibetan, Bali. Daerah ini memang terkenal sebagai daerah penghasil salak berkualitas terbaik di Indonesia. Udaranya sejuk dan sebagian besar daerahnya berada di dataran tinggi. Sangat pas bagi pohon salak untuk dapat tumbuh maksimal. Buah salak yang dihasilkan sangat manis dengan daging buah yang tebal dan biji yang kecil. Perkebunan salak penduduk terhampar di sepanjang jalan desa ini, membawa keberkahan tersendiri bagi warga sekitarnya.

Sore itu, Gek sedang tekun memilih buah salak yang matang, dan memetik dari tangkainya.

"Siki, kalih, tiga, papat, lima, nenem......"

Mulutnya sibuk menghitung buah salak yang telah dipetik, lalu menyusunnya dengan rapi dalam satu keranjang anyam.

"Gek....sudah panenkah salak.....wah...asiiik....."

suara Genta mengagetkannya, belum hilang keterkejutannya, Genta mengambil salak dari keranjang di samping Gek.

"Dadi minta satu ya, kayanya enaak..." serunya

Sambil berlagak berkacak pinggang, Gek berteriak "Jangan Genta....itu buat ke penten!" 

Tanpa peduli, Genta berlari sambil tertawa-tawa, dengan salak di tangannya....

Gemas, Gek mengejar, mereka berlarian diantara pohon-pohon salak.

Gek terduduk di rumput, tersenyum Genta mendekatinya.

"Bisa kau bukakan salak ini Gek? Sepertinya rasanya manis...lebih manis lagi kalau kita makan berdua...tak apalah, paman tak akan marah, bukankah paman juga sering bilang kalo menjual itu dengan sesuatu yang baik.....supaya kita tahu itu baik, bukankah kita harus mencobanya dulu, Gek?"

Gek tersenyum, diambilnya salak dari tangan Genta, dan mengupasnya. Genta duduk disisinya.

Mereka makan sambil tertawa...

Gek dan Genta adalah sepasang kakak beradik. Orang tua mereka telah meninggal dunia akibat kecelakaan beberapa tahun lalu. Sejak itu mereka tinggal bersama pamannya, membantu sang paman mengurus perkebunan salak miliknya.

"Beneh Genta, paman tak akan marah, bahkan seandainya kita makan separuh dari salak-salak inipun beliau tak akan marah. Paman sangat baik Genta....paman menyadari benar bahwa mengurus dua anak yatim piatu seperti kita adalah hal yang luar biasa besarnya. Tidak semua orang sanggup melakukannya. Bukan hanya sekedar kewajiban sebagai pamanlah yang mendorong beliau melakukan itu, tapi karena beliau memang punya hati. Hati penuh belas kasih, yang siap dibagikannya kepada siapa saja."

Genta menatap kakaknya, tersenyum sambil berkata,

"Mbok, kalau sudah besar, kelak aku ingin seperti paman."

"Tentu saja kamu bisa, Genta"

Sahut Gek, terharu...

Tak sadar, Gek mengusap kepala Genta yang sedang makan salak dengan satu tangannya, sementara satu tangan Genta yang lainnya, terpaksa harus diamputasi karena kecelakaan maut itu.

Karena itu....Genta tak bisa mengupas salaknya sendiri...


 (Cinta - Gek dan Genta)

Keterangan:

mbok   : kakak perempuan             dadi     : boleh
beneh  : benar                              penten : pasar

Master, Tolong Ajari Aku Menulis dalam Semalam, Please....

Menulis itu bukan perkara mudah, tapi bukan pula perkara yang sulit-sulit banget. Banyak orang yang menikmati suatu bacaan, dan ingin menulis, hanya mereka bingung bagaimana untuk  memulai atau mengungkapkannya. Bener enggak? Kalo kejadiannya seperti itu, kita sama dong.

Cukup banyak ide yang "bersliweran" di kepalaku, tetapi mengungkapkannya dalam bentuk tulisan itu lho, yang setengah mati susahnya. Kadang untuk menulis satu kalimat pembuka pun, mesti bermenit-menit mikirnya. Kalo sudah begini, rasanya iri banget deh (iri dalam arti positif ya) sama penulis-penulis yang sudah berhasil membuat karya-karya yang telah diakui di "dunia penulisan".

Bagaimana sih mereka bisa seperti itu? Sambil browsing sana-sini mencari kiat atau teknik penulisan yang mumpuni, ibaratnya nih seperti pendekar yang sedang mencari guru, aku sedang mencari guru yang bisa dalam sehari mengajarkan teknik kungfu yang tak terkalahkan (seperti di film Taichi Master yang dibintangi oleh Jet Lee hehe...) Di film itu sang suhu yaitu Master Shaolin Temple mengajarkan satu jurus (Jurus Taichi) kepada jagoannya di detik-detik terakhir pertarungan melawan musuh yang luar biasa hebatnya, dan jurus ini merupakan jurus pamungkas, yang tak bisa terkalahkan oleh pendekar manapun di dunia persilatan. Jurus ini diajarkan hanya dengan melalui perintah-perintah lisan sang guru, yang langsung dipraktekkan si jagoan dalam pertarungan itu, dan ciiiiaaattt....musuh pun dibuat tak berdaya...

Apakah belajar menulis bisa seperti itu? kalo ada, aku pengen banget dalam semalam bisa mengalahkan imajinasi JK. Rowling yang super keren dengan novel Harry Potternya, atau Tere Liye yang ngetop dengan kalimat-kalimat indahnya. Soalnya ketika browsing internet, teorinya banyak sekali mengenai teknik-teknik penulisan itu seperti apa, menulis opini, berita, atau fiksi yang baik adalah mesti bla..bla...bla...
Baiklah...ayo dipraktekkan, tulis, giliran sudah kutulis, niatnya mau nulis fiksi, kok jadinya mirip-mirip nulis diary ya? mau nulis berita, eeh...kaya laporan rapat...hahaha....

Menulis itu katanya seperti meraut pensil, sedikit demi sedikit, lama-lama jadi tajam juga. Perlu latihan yang banyak, perlu kesabaran, ketekunan, kepekaan, dan yang terutama kemauan. Mau apa enggak menulis? kalo jawabannya sudah gak mau atau males, guru secanggih apapun tetap saja gak bisa ngajarin kita langsung jago menulis.

Kemauan ini nih yang harus ditumbuhkan dahulu, setelah itu baru mencari gurunya. Hari Kamis, tanggal 13 April 2017 ini gurunya sudah bersedia turun gunung lho....tak perlu susah payah ke "Shaolin Temple", Masternya sudah siap ngasih pencerahan di bidang penulisan. Tak perlu bakat, tak perlu harus pintar nulis lebih dulu, yang penting kemauan. Kemauan itu yang utama.

Aku mau belajar menulis, menulis yang banyak manfaatnya. Di workshop nanti, harapannya kita bisa mendapat pencerahan. Semoga.







Aku Mencintaimu, dan Kamu (tak) Pernah Tahu



Kahlil Gibran berkata dalam syairnya:

"Cinta yang terbatas ingin memiliki yang dicintai, tapi cinta yang tak terbatas hanya terbatas menginginkan cinta itu sendiri, cinta yang tumbuh dalam perpaduan kenaifan dan gairan masa muda, memuaskan diri dengan memiliki dan tumbuh dengan pelukan. Tapi cinta yang dilahirkan bersama segala rahasia malam tidak pernah puas dengan apa pun selain keabadian dan kelestarian dan ia hanya membungkuk dan patuh kepada Tuhan".


Hasil gambar untuk gambar sunset











"Maukah kamu menjadi kekasihku?"

Sepenggal kalimat ini diucapkan Romi ditelingaku, suatu malam. Dan gemanya menyebar seperti darah mengalir ke arteri jantungku....perlahan-lahan hatiku diselimuti rasa hangat, sangat hangat, 
sampai terasa naik dipipiku, terus naik sampai kedua kelopak mataku.

"kenapa Juli, kamu menangiskah?" gugup Romi bertanya, melihat butiran bening mengalir melalui pipiku, begitu saja.

Romi tak perlu mengulangi pertanyaan itu, ketika kuangkat wajahku, dan dia melihat senyum di bibir dan mataku.

Tapi, itu dulu bertahun-tahun yang lalu....

Tahun dimana, hanya ada kata suka dalam pikiranku. Tahun penuh kenangan, dan angan merajut masa depan bersama.

Sebelum gelombang besar itu datang, dan menghancurkan segalanya.

Ketika suatu malam, Romi datang lagi, dengan kalimat terindah yang pernah kudengar dalam impianku.

"Masih inginkah kamu bersama denganku lagi?"

Kualihkan pandanganku dari tatap mata coklatnya, yang aku tahu dengan berlama melihatnya, hatiku akan luluh...
Ada perahu di kegelapan malam, terombang-ambing ombak yang bisa membalikkannya kapan saja, namun perahu itu masih tetap disana, dengan berpegang pada sebuah jangkar yang kuat.

"Juli...bagaimana...?? maukah, sudah lama kupendam perasan bersalah ini kepadamu, dan...sekarang aku tak sanggup lagi...aku ingin membagi kisah hidupku denganmu..." suaranya parau, tercekat.

kutekan kuat-kuat perasaan haru yang membuncah dalam hatiku.

"jika engkau masih memerlukan waktu...." tangannya mencari tanganku, yang dengan lembut kutarik...pelan..

"tak perlu, Romi..." suaraku serak menahan tangis. Dengan hati-hati, aku berkata,

"tak perlu kau memberiku sesuatu, yang engkau sendiri tak yakin dengan itu. Membagi hidup seperti apa yang ingin kau beri padaku? membagi sesuatu yang hanya semu. Tertawa, tapi dalam hati menangis. Semua hanya fatamorgana indah, yang membius diriku siang dan malam....seperti kunang-kunang yang mendekati cahaya, berharap cahaya itu bisa menghangatkannya, namun justru membakar dirinya. Bukan aku banyak menuntutmu, namun cinta memang butuh suatu kepastian, tak sekedar hanya menjalani tanpa tentu arah, seperti perahu yang tak tentu tujuan, yang pergi kemana saja gelombang menggerakkannya. Bilanglah aku seperti apa saja maumu, namun aku butuh kekuatan, Romi, kekuatan yang akan menjagaku dari gelombang besar yang bisa muncul kapan saja. Dan selama ini, aku merasa sudah menemukan kekuatanku kembali, walau tanpa kamu. walau tanpa siapapun di sisiku. Kujalani hidupku dengan kepasrahan. Aku masih tetap berdiri karena satu keyakinan, bahwa Tuhan akan menjagaku." 

Romi terdiam, lama....

Suaranya lirih berkata, "kamu yakin...?"

aku memandang matanya, dan berkata 

"Aku cukup yakin dengan keputusanku, Romi. Dan lagi...cinta yang dulu kupersembahkan kepadamu, hanya kepadamu...kini telah berganti menjadi doa tulus agar engkau menemukan kebahagiaanmu, dan bagiku itu telah cukup untuk membuatku selalu merasa dekat denganmu. "

Suara kerikil bekas injakan sepatu Romi yang berjalan tanpa menoleh lagi kepadaku, menjadi musik syahdu yang menentramkan, dan bulanpun tersenyum di belakang awan...


Ah Romi, andai saja engkau tahu, begitu lamanya kunanti kembali pertanyaan itu...
di dalam setiap hariku, dalam setiap terbangunnya beberapa malamku karena didera rindu, dan di permukaan beludru sajadahku yang penuh dengan air mata penyesalan, andai saja engkau tahu semua itu...

Kurasa Romi tak butuh kata-kata, Romi hanya butuh kerelaanku untuk berada di sisinya. Romi tak tahu, bahwa dengan berada disana, aku akan berperang dengan harapan semu semata.

Segalanya tak selalu bisa berjalan dengan baik, Romi. 

Kadang kita selalu dihadapkan pada pilihan yang sama-sama sulit, ibarat memakan buah simalakama. Dimakan salah, tidak dimakanpun salah juga.

Dan pilihan itu, membawa kosekuensi panjang bagi hidup kita. 
Konsekuensi yang hanya kita sendiri yang bisa merasakannya. Tak perlu orang lain harus tahu segalanya.

Cinta, seringkali dianggap orang sebagai sesuatu yang indah. Penuh nuansa warna-warni, penuh romansa yang terkadang tak bisa dilukiskan dengan kata-kata.

Tapi buatku cinta juga membutuhkan suatu pengorbanan, yang luar biasa besarnya. Yang harus siap kita persembahkan kapan saja, tidak hanya berjalan tanpa komitmen apa-apa. dan kurasa Romi, kamu belum siap untuk itu.

Terima kasih atas segala kenangan indah bersamamu, dan terima kasih pula atas segala perih yang mungkin bisa mendewasakanku.


-Pinggir laut, 2016-


(NB: bukan kisah nyata, semua tokoh, kejadian dan tempat hanya rekaan pengarang yang lagi belajar menulis fiksi) 






Filosofi Air Mancur


Filosofi Air Mancur


Begitu indah air mancur di hadapanku
Ia muncul dari dasarnya
Meliuk indah ketika menuju batas ketinggiannya
Mencipratkan kesejukan bagi sekitarnya
Pada puncaknya, ia akan kembali ke bawah
Tapi tetap saja, memancarkan keindahannya
Tiap butirnya ringkih tetapi seirama
Bersuara, tetapi tidak berisik
Bergaya, tetapi tidak keluar jalurnya
Nyaman hati di buatnya
Oh....air mancur.....

Bunuh Diri Bukanlah Suatu Pilihan, Kecuali Bagi Orang-orang yang ... ??

Bunuh diri merupakan suatu tindakan yang seringkali dilakukan orang tertentu untuk menyelesaikan masalahnya. Seperti kasus baru-baru ini terjadi, yang menimpa manajer JKT 48 yaitu Inao Jiro (48 th) tewas gantung diri di rumahnya di Pondok Aren, Tangerang Selatan. 
Dan penyebabnya disinyalir adalah karena beban pekerjaan yang terlalu berat.

Beban yang terlalu berat inilah yang membuat seseorang memutuskan untuk mengakhiri hidupnya, dengan harapan agar mereka bisa terbebas dari masalah pekerjaan, rumah tangga, ekonomi, dll.

Ingat artis Marlyn Monroe? 
Artis yang banyak dipuja-puji karena kecantikannya ini ditemukan tewas pada tahun 1962 akibat over dosis menelan pil tidur dalam usia 36 tahun, dan kematiannya akibat bunuh diri masih menggema sampai sekarang.

Menurut para ahli ada beberapa penyebab dan tanda-tanda orang yang bunuh diri ini. Antara lain karena depresi, penyakit psikologis, dan adanya gangguan kejiwaan.

Sedangkan menurut ahli dadakan dalam soal bunuh diri (dalam hal ini saya), bunuh diri terdiri dari dua kata. Bunuh dan diri. Jadi bunuh diri artinya membunuh diri sendiri. 
Padahal jika dipikirkan lagi, diri sendiri itu sebenarnya tidak punya salah apa-apa. Jika ada yang harus disalahkan, yang salah itu adalah masalahnya. 
Jadi sebenarnya yang lebih layak dibunuh adalah masalah. Bukan dirinya. 
(lagian sih dikasih istilah bunuh diri, kan orang jadi kepikiran, kenapa gak yang positif aja ya istilahnya. Wkwkwk  jadi 'esomi' niih...)
Kenapa kata bunuh diri tidak kita ubah saja menjadi bunuh masalah ya?

Tapi saya pribadi bingung sama orang yang melakukan bunuh diri ini. 
Apakah sudah sekalut itukah pikiran mereka, sehingga mereka sudah tidak berfikir apa-apa lagi? 
Kalo sudah tidak kepikiran dosa setidaknya memikirkan bagaimana masa depan keluarganya nanti, anak-anaknya, teman-teman, dan fikiran orang-orang tentangnya, paling tidak sebelum mati mereka memikirkan sesuatu dulu gitu, takut 'kek' liat pisau, tembakan, tali tambang, atau takutlah lihat ketinggian.

Kalo tidak merasa takut juga, ya sudah silakan saja diteruskan kegiatan membunuhnya. Wong yang dibunuh juga diri sendiri kok. 
Peduli amat dengan orang lain.
Peduli amat dengan suami atau isteri yang menangis sedih dan nelangsa di hari-hari depan mereka.
Peduli amat dengan anak-anak yang akan menjadi yatim/piatu dan akan menanggung semua resiko perbuatan itu, seumur hidup mereka.
Peduli amat dengan orang tua, keluarga, dan teman-teman.
yang dia pikirkan cuma diri sendiri....
aku, aku, dan aku sudah terbebas dari masalah. Habis. Titik.

Padahal masalah baru sudah menunggu orang-orang yang telah 'membunuh hak untuk hidup dirinya sendiri' di akherat nanti (bunuh diri merupakan hal yang sangat terlarang dalam agama).

"Dan janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. Dan barang siapa berbuat demikian dengan melanggar hak dan aniaya, maka Kami kelak akan memasukkannya ke dalam neraka. Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah"
(QS. Annisa 29-30)

Nabi Muhammad SAW bersabda:
"Barangsiapa yang membunuh dirinya dengan sesuatu, dia akan diadzab dengan itu di hari kiamat" 
(HR. Bukhori nomor 6105, Muslim nomor 110)   

Akhir kisah hidup yang tragis bagi manusia. 
Alih-alih berdoa supaya husnul khatimah, tetapi malah dikenang dengan penuh 'kengerian' oleh orang lain, sudah begitu meninggalkan 'warisan' bagi orang-orang yang mencintainya seumur hidup mereka. 
Naudzubillahi min dzalik.



Semoga Allah memberi kita hidayah, kesabaran dan kekuatan dalam mengatasi segala permasalahan dalam hidup kita, sampai ajal menjemput nanti. Aamiin...YRA...