Tampilkan postingan dengan label Faizal DA. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Faizal DA. Tampilkan semua postingan

Kryptonite As Roma di Liga Champions

As Roma menjalani musim yang luar biasa di Liga Champions musim ini. Sejak tergabung ke dalam grup neraka bersama Chelsea dan Atletico Madrid, Roma sama sekali tidak diunggulkan bisa melaju ke babak selanjutnya. Faktanya, Roma berhasil lolos dari grup neraka tersebut dengan status sebagai juara grup.
Di babak selanjutnya, ketika undian perempat final mempertemukan Roma dengan Barcelona, saya yakin tak seorang pun pengamat memprediksikan mereka bakal lolos, apalgai pada leg pertama di Camp Nou dibabat 4-1. Namun, pasukan Eusibio di Francesco mampu membalikan prediksi dengan menciptakan epic comeback di Olimpico.
Sayangnya, langkah Serigala Ibukota Italia itu harus gugur di tangan Liverpool pada semifinal. Kemenangan 4-2 di olimpico semalam tidak mampu memberikan tiket final kepada Roma karena kekalahan 5-2 di leg pertama, akibat kegelimangan Mohammed Salah denagn mencetak 2 gol dan 2 assist.
Menyoal kegagalan Roma melaju ke final Liga Champions musim ini, nampaknya klub dari Liga Inggris menjadi semacam kryptonite bagi Giallorossi. Seringkali, langkah AS Roma di kompetisi paling akbar benua Eropa terrsebut harus kandas di tangan wakil dari negeri Ratu Elizabet.  
Dimulai dari musim 1983-84, Roma yang saat itu mampu melaju ke final harus berhadapan dengan Liverpool (tim yang menyingkirkan Roma musim ini). Peluang Roma saat itu sangat besar untuk jadi juara, selain memiliki skuad kompetitif yang dimotori oleh Roberto Pruzzo  dan Bruno Conti, partai final  pun dihelat di Stadion olimpico, markas Roma sendiri. Sayangnya, keuntungan  tersebut tidak mampu dimanfaatkan Roma. Mereka gagal juara akibat kalah adu penalti lawan The kops.
Setelah lama tidak berkiprah di Liga Champions, Roma kembal lagi ke liga Champions pada musim 2001-2002. Mereka lolos ke Liga Champions dengan status sebagai Juara Serie A musim sebelumnya. Setelah lolos dari fase grup pertama, Roma terundi dengan Liverpool, Barcelona, dan Galatasaray di fase grup kedua (Dulu format liga champions memiliki dua fase grup). Lima pertandingan awal, Roma mampu meraih tujuh poin dan berada di bawah Barcelona, hanya memerlukan hasil imbang untuk masuk ke babak selanjutnya. Sayangnya, di pertandingan  terakhir Roma kalah 0-2 di Anfield dan harus tersingkir kalah head to head oleh liverpool. 
Di musim 2006-07 dan 2007-08 lagi-lagi Roma tersingkir dari Liga Champions oleh wakil dari Premier League. Kali ini pelakunya adalah Manchester United. Di dua musim tersebut Roma sebenarnya mecapai hasil terbaik  era Liga Champions dengan berhasil mencapai fase perempat final. Sayangnya, tim Setan Merah menjadi penjegal langkah Roma. Salah satu pertandingan lawan Man Utd malah menjadi kenangan pahit yang tidak akan terlupakan oleh Romanisti. 
Tersingkirnya Roma oleh wakil Inggris berikutnya terjadi pada musim 2008-09. Berhasil menjadi juara grup A mengungguli Chelsea dan Bordeaux, Roma harus berhadapan dengan Arsenal di babak perdelapan final. Di babak ini, kedua tim sama-sama mengalahkan di kandang masing-masing dengan sskor serupa. Perbedaannya adalah, pada babak adu penalti, salah satu algojo tim serigala ibukota gagal mengeksekusi penalt sehingga Arsenal yang berhak lolos ke perempat final.
Di era konsorsium Amerika, dua kali Roma tersingkir oleh wakil Inggris,  oleh Manchester City  di fase grup musim 2014-15, dan terakhir dikalahkan secara agregat 6-7 oleh Liverpool di babak semifinal Liga Champions musim ini. 

Hal besar dari apa yang disukai


Dulu, saya pernah mendengar sebuah ungkapan, atau apapun namanya, bahwa jika kita memperdalam apa yang kita sukai, suatu hal yg besar mungkin akan  terjadi. Ungkapan tersebut selalu saya ingat, dan tahun lalu saya merasakan hal besar yang terjadi karena apa yang saya sukai.
Olah raga, terutama sepak bola, menjadi suatu hal yang sangat saya sukai.  Menonton pertandingan sepak bola mungkin bagi sebagian orang adalah hal yang biasa, tapi di masa kecil saya, itu menjadi sebuah candu yang membuat saya menjadi ketagihan. Saking terkena candunya saya oleh sepak bola, saya sampai rela menyisihkan uang jajan saya ketika sekolah hanya untuk membeli sebuah tabloid sepak bola demi memperdalam pengetahuan saya tentang apa yang saya sukai.
Sejak kecil, bangun malam untuk menonton sebuah pertandingan sepak bola, membeli dan membaca majalah/koran/tabloid terkait sepak bola menjadi kegiatan rutin yang selalu mengisi keseharian aktivitas saya.
Pernah suatu ketika, ayah membangunanku tengah malam dan mengajak menonton final Liga Champions yang saat itu mempertemukan AC Milan dan Juventus di Old Trafford. Entah mengapa, atmosfer pertandingan itu membuat saya takjub. Saya bahkan sampai nyeletuk kepada ayah “Pa, kayanya enak ya kalo bisa nonton langsung di satdion seperti mereka, rame gitu.”
Celetukan yang saat itu saya sendiri hanya menganggap itu hanyalah mimpi di siang bolong.
*******
Senin, 23 April 2018.
Pagi hari saya membuka akun facebook, saya diingatkan oleh facebook tentang memori setahun yang lalu. Suatu kejadian yang dulu saya anggap hanya sebuah mimpi, tiba-tiba bakal jadi kenyataan.
Setahun lalu, tepatnya tanggal 18 April 2017 saya secara iseng membuka portal sepakbola di internet, sebuah kebiasaan yang memang sudah rutin saya lakukan untuk membuka wawasan. Kebetulan, saya juga seorang admin dari akun twitter yang bertema sepakbola. Menjadi keharusan buat saya untuk selalu meng-update informasi-informasi teranyar dari dunia sepak bola.
Ketika membuka sebuah portal sepak bola ternama, ada suatu tautan yang membuat saya tertarik. Tautan tersebut bertajuk “Tantang Diri Anda untuk Mendapatkan Kesempatan Menonton Langsung Final Liga Champions.”. Melihat judulnya saja, saya sudah merasa tertantang, saya klik tautan tersebut, saya baca isinya ternyata sebuah kuis dsengan hadiah  perjalanan nonton langsung final Liga Champions di Cardiff.
Saya pelajari konsep kuisnya, ternyata semacam sebuah kuis trivia di mana kita diharuskan menjawab dengan benar beberapa pertanyaan yang diajukan sebelum nantinya dipilih sebagai pemenang. Iseng saya ikuti kuis tersebut, sebenarnya tidak kefikiran harus menang, karena niat awal saya hanya iseng saja. Satu demi satu pertanyaan yang diajukan sukses saya jawab dengan benar dan cepat. Saya iseng input email saya sebagai tanda keikutsertaan saya dalam kuis itu.
Selesai mengikuti kuis itu, saya menjalani hari seperti biasa, tidak ada firasat atau apapun tentang kuis tersebut. Hanya saja saya sempat bercanda kepada istri saya, saya bilang, “Kalo nanti nonton langsung final ke London, apakah kamu mau ikut?”. Respon istri biasa saja, karena dia tahu mungkin saya hanya bercanda.
*********
Jumat, 20 April 2017
Menjelang pelaksanaan salat jumat, tiba-tiba ponsel saya bergetar menandakan adanya notifikasi masuk. Saya sekilas mengecek ponsel saya, sebuah pesan dari portal berita tersebut masuk ke surel saya. Belum sempat saya membuka pesan tersebut, sekilas saya mengira itu hanyalah ucapan terima kasih telah menjadi peserta kuis saja. Saya abaikan pesan tersebut.
Sepulang dari salat Jumat, kembali saya mendapatkan sebuah notifikasi pesan surel masuk. Pesan serupa dari pengirim yang berbeda. Kali ini saya penasaran, saya buka pesan tersebut. Betapa terkejutnya saya, isi dari surel itu ternyata pernyataan bahwa saya dinyatakan sebagai pemenang utama dan berhak untuk pergi ke Cardiff. Bukan hanya ucapan terima kasih telah berpartisipasi. Sempet saya menyesal karena hampir mengabaikan surel tersebut. Ternyata rezekei emang tidak ke mana. :D
Segera setelah itu, saya kabari istri saya buat bersiap. Ada rentang hampir 2 bulan untuk mempersiapkan segala dokumen yang diperlukan. Waktu yang tidak sedikit juga tidak lama. Sempat resah juga karena hingga seminggu sebelum keberangkatan, visa tak kunjung di dapat. Namun akhirnya, semua berjalan secara lancar, dan tanggal 1 Juni 2017, saya beserta isteri akhirnya dapat berangkat ke Cardiff, Wales mewujudkan impian masa kecil saya, menonton final Liga Champions secara langsung di Stadion Millenium Cardiff, Wales. :D
Salah satu hal besar yang terjadi dari apa yang saya sukai.






Perhatian, Rani

sebuah cerita yang kudengar dari dosen pendidikan agama saat kuliah dulu.

Ada satu keluarga yang harmonis, terdiri atas seorang ayah, ibu, dan seorang anak perempuan (sebut saja Rani) yang beranjak dewasa  dan sudah saatnya belajar berpijar. Mereka hidup rukun penuh kebahagiaan. Terutama karena Rani, anak remaja satu-satunya itu tumbuh sebagai remaja yang cerdas, cantik, ceria, taat beribadah, serta sangat menyayangi, menghormati dan berbakti kepada kedua orang tuanya. (Mungkin jika divisualisasikan sosok Rani ini seperti Dr. Shindy Kurnia Putri, ngayal).

Namun, pada suatu saat, perangai sang anak mulai berubah drastis. Ia menjadi pemurung dan mulai berani membantah kedua orang tuanya.

Suatu hari, ketika sang ibu seperti biasa mengajak Rani untuk ikut menghadiri pengajian, Rani berkata dengan nada sinis. "Tak perlu ibu suruh-suruh, toh ibu hanya pura-pura saja kan?" hardiknya.
Mendengar kata-kata itu, sang ibu terhenyak. Ia  kaget karena baru kali ini kata-kata seperti itu terucap dari bibir manis anaknya. Terlebih ia berani melontarkansindiran dengan kata-kata tajam. Ibu muda tersebut terguncang hebat dan menangis seraya berkata, "Ya ampun Nak, Kenapa kau berbicara seperti itu? Apa yang sebenarnya terjadi?".

Tanpa sepatah kata pun, Rani menyodorkan secarik kertas kepada Ibunya, kemudian ia menagis sambil masuk ke dalam kamarnya.

Melalui secarik kertas yg diberikan Rani itu, ibunya  mengetahui dan mengingat kembali kesalahan masa lalunya.
Rani ternyata menemukan surat nikah orang tuanya. Di sana tertera denagn jelas tanggal pernikahan orang tuanya, yaitu 9 Juni 1995, sedangkan Rani tahu persis bahwa ia lahir pada tanggal 13 Oktober 1995.

Jika Bulan Bisa Bicara

           Terkadang ada hal di dunia ini yang tak dapat kita mengerti sama sekali. Ada hal yang tak dapat diterima secara langsung oleh logika. Bukan karena bodoh ataupun tak mampu bermain logika dengan cermat, akan tetapi karena memang akal fikiran atau logika kita memang diciptakan dengan penuh keterbatasan sehingga tak bisa sampai pada titik yang diinginkan untuk dapat mencermati apa yang sesungguhnya terjadi.
            Aku tak mengerti sama sekali dengan jalan takdir Tuhan. Apa sebenarnya yang diinginkanNya dariku. Namun, dengan semua keterbatasan yang ada, aku hanyalah manusia biasa yang tak mampu berbuat apa-apa. Yang hanya bisa menuruti saja semua kemauan Tuhan. Sampai pada akhirnya aku harus menelan pil kekecewaan yang teramat pahit. Yah mau bagaimana lagi yang terjadi itulah yang terbaik untukku.
            Sore itu, sepulang sekolah aku sedang makan siang. Tiba-tiba saja Mama menghampiriku dan menyodorkankan secarik kertas. setelah aku lihat ternyata isinya sebuah nomor handphone. Aku tanya, “Mama ini nomor telepon siapa?”.  Mama bilang itu nomor telepon anaknya Bu Shindy. Perlu diketahui, Bu Shindy itu teman arisan Mama. Mama meminta tolong padaku untuk mengirim pesan singkat pada Bu Shindy lewat nomor handphone anaknya, yang isinya Mama tidak bisa datang arisan besok karena sedang tidak sehat, ya memang aku lihat Mama sedang flu berat. Setelah makan ku ambil handphone  lalu ku kirim sebuah pesan singkat seperti pesan Mama tadi “Assalamualaikum, Bu Shindy ini saya Bu Ani maaf sepertinya saya tidak bisa datang arisan besok saya sedang kurang sehat, trims”, kurang lebih isi pesannya seperti itu lalu aku kirim ke nomor yang tadi Mama kasih, tak berapa lama handphone ku berbunyi ada pesan masuk rupanya seseorang membalas pesanku tadi lalu kubaca pesannya “Wa’alaikum salam, nanti saya sampaikan pesannya sama Mama maaf ini nomor siapa ya setahu saya nomor Bu Ani bukan ini?”.  upz aku lupa memberitahu kalau ini nomor aku “Oh iya  maaf ini Purnama anaknya Bu Ani, Mama lagi ga ada pulsa jadi pakai nomor aku”, sesingkat-singkatnya aku balas pesannya lagi pula aku fikir buat apa juga dijawab panjang lebar toh kami tidak kenal satu sama lain, aku kira tak akan dibalas lagi pesanku ternyata dugaanku salah seseorang disana membalas pesanku “Ohh Purnama ya saya Bulan anaknya Bu Shindy salam kenal ya”, “Oh iya salam kenal juga” singkat padat dan jelas pikirku mudah-mudahan saja dia tidak membalas lagi. Sepuluh menit berlalu kupandangi handphoneku dan ternyata kali ini dia tidak membalasnya syukurlah.
            Keesokan harinya pulang sekolah sesampainya aku di rumah handphone ku berbunyi lagi, aku lihat satu pesan masuk setelah ku buka ternyata pesan dari Bulan. mau apalagi ini orang, gerutuku akupun membaca pesannya “Selamat sore Purnama ,maaf mengganggu langit begitu cerahnya Purnama bersinar dengan gagahnya dan Bulan pun terang dengan cahaya sang Purnama.  Menjadi temanmu adalah indah”, tersipu malu aku membaca pesannya. Kalimat terakhir ‘menjadi temanmu adalah indah’ menunjukan kalau Bulan ingin berteman denganku, baiklah kali ini aku welcome dengan niat baiknya. Entah bagaimana awal dan tengahnya kami menjadi sangat akrab, di luar dugaanku ternyata Bulan sangat pandai sekali. selain dia baik dan gampang akrab dengan orang yang baru dikenalnya, ternyata pengetahuannya juga luas, dia banyak membantuku dalam mengerjakan tugas sekolahku. dia juga penasehat yang baik berdiskusi dengannya sungguh sangat menyenangkan. Tapi ada satu keanehan setiap kali aku menelepon dia tak pernah diangkat, jika aku meminta dia untuk meneleponku dia selalu saja mencari-cari alasan untuk tidak meneleponku. Aku bertanya pada Mama tentang sikap dia yang seperti itu. Dan wow sungguh tidak pernah ku duga, Mama bilang kalau Bulan itu seorang tuna wicara, itu artinya dia tidak dapat bicara. Oh God!! andaikan aku tahu dari awal, tidak akan aku bersikap seperti itu padanya. Ttapi Mama bilang Bulan itu anaknya baik tidak seperti anak yang lain, maka dari itu Mama merespon baik ketika aku bilang berteman dengan Bulan. Tak kusangka malam itu Bulan mengirim pesan singkat yang isinya mengajakku bertemu besok di masjid dekat rumahnya, dia bilang ingin menjelaskan sesuatu padaku. aku menebak sepertinya dia akan menjelaskan kalau dia seorang tuna wicara. apapun itu yang pasti tak sabar aku menunggu esok tiba. Sesuai janjinya keesokan harinya aku datang lebih awal, aku menunggu dia di teras masjid, aku lihat jam dinding menunjukan pukul 14.00 WIB. sudah tiga puluh menit berlalu, dia berjanji akan datang pukul 13.30 WIB.”sepertinya macet.” Pikirku.  Tapi setelah dua jam berlalu aku tunggu-tunggu Bulan tak kunjung datang. kecewa sekali aku hari ini, sampai malampun Bulan tak ada, nomor handphonenya tak dapat dihubungi. Tapi sekitar pukul sepuluh malam, telepon rumahku berbunyi. Mama mengangkatnya dan ternyata dari Mamanya Bulan. Shock sekali aku mendengar kabarnya. Mamanya Bulan bilang Bulan kecelakaan siang tadi, motornya ditabrak bus ugal-ugalan dan Bulan tewas, oh God sedih sekali aku mengapa aku harus bertemu dengannya dalam keadaan dia tak bernyawa, tangisku mengiringi kepergiannya akupun ikut mengantarkannya ke pemakaman, setelah proses pemakaman selesai semua orang berdoa dan menaburkan bunga diatas pusaranya, sebelum aku pergi meninggalkan kuburannya dalam hati aku berkata menjadi temanmu adalah indah Bulan andai Bulan bisa bicara takkan dia bersusah payah menemuiku sehingga harus kehilangan nyawanya.