Perempuan Hadirnya dinanti



Perempuan hadirnya dinanti
Di garis batas panggung,
lelakinya jalani perang,
Perani lakon,
langkahi tanding

Perempuan hadirnya dinanti,
Kerlip matanya
Menyimpan bara,
membakar semangat
Berkobar kobar
hinga lelah takkan membuat menyerah,
Letih takkan  membuat menepih

Sebaris senyumnya
Percik nyala
memantik hasrat berjuang
Melebar bentang
Hingga tak berpantang pada rintang
Tak merapuh karena jenuh

Lengking suaranya
Sulur penghela
menguatkan langkah
jelajah gelanggang,
Menang hadirkan riang
Kalah pun dendangkan senang,

Perempuan hadirnya di nanti,
Akankah dia datang lagi?

Lapas Dhanapala,  5 September 2018





Tentang sapardi, adalah tentang

Berjumpa sapardi, 
Selepas pagi
Tidak untuk semata Petik nukil puisi, 
Pemanis lembar basa basi 
Atau ungkap puja puji 
Yang kerap kita saji, 

Berjumpa sapardi, 
Selepas pagi
Adalah tentang literasi,
Tentang mereka yang menulis karena membaca,
Tentang mereka yang berkata setelah membuka telinga 
Tentang tulisan kumpulan sastra 
Atau kalimat formal penuh angka dan kata, 
Tentang buku buku, 
Tulisan digital pada gawai di saku 
bahkan suara di audio buku, 
Sesebuah metode literasi baru 

Berjumpa Sapardi , 
Selepas pagi 
Adalah tentang Inspirasi, 
Tentang mengumpulkan yang berserak dari perjalanan diri, Menuliskannya sebagai fiksi dalam banyak versi, Bisa novel prosa atau puisi 
karena fakta hanya ada sekali,
 

Berjumpa Sapardi ,
Selepas pagi Adalah tentang kreasi 
Adalah Tentang sastra yang bukan sebagai rumit dan lebaynya diksi 
tapi tentang seni menggunakan dan menempatkan Kesederhanaan kata kita sendiri
Adalah Tentang menciptakan negeri kata kata, 
Dimana semua orang bisa jadi siapa saja, 
melangkah kemana saja, 
dan berbuat apa saja 
Seiingin dia 

Berjumpa sapardi, 
Selepas pagi Adalah tentang motivasi,
Usia bukan alasan lagi, 
Untuk berhenti mencipta dan membagi, 
78 tahun usia dijalani, 
Rapuh tubuh, namun semangat teguh berisi

Berjumpa sapardi, 
Selepas pagi Adalah tentang sebuah mimpi, 
Yang jadi kenyataan hari ini 

Juanda II, 5 sept 2018

Tawuran Pelajar

Meregang nyawa
Seorang pemuda
Tertebas senjata
Sesama

Malang nasibnya
Tiada terduga
Luluh raga
Tak berdaya

Histeris mereka
Menatap kawan terluka
Dendam membara
Menjadi petaka

Nyawa tak berharga
Cacat logika
Dikira perkasa
Sejatinya lemah tak berdaya

Siapa yang salah
Saling menyalah
bersalah
Pasrah




MERDEKA!

Ketika ku teriakkan kata MERDEKA!
Seorang anak putus sekolah menatapku dengan mata berkaca-kaca
Seakan ia ingin berkata; aku putus sekolah karna tak punya biaya

Ketika ku teriakkan kata MERDEKA!
Seorang pengemis renta menatapku dengan tatapan hampa
Seakan akan ia ingin berkata; perutku lapar, adakah yang berbelas kasihan mendermakan sedikit harta?

Ketika ku teriakkan kata MERDEKA!
Seorang TKI yang tubuh dan wajahnya penuh luka menatapku dengan mulut menganga
Seakan-akan ia ingin berkata; aku tersiksa di  negara sana, kalian hanya diam seribu bahasa!

Ketika ku teriakkan kata MERDEKA!
Sejatinya ku tak mengerti maknanya

Apakah hari esok kan ku teriakkan kata MERDEKA?

Kemenkeu Kita

Kemenkeu kita adalah inspirasi
menjadi energi bangsa
Mempersatukan rakyat Indonesia
Yang berbeda agama, bahasa, dan budaya

Kemenkeu kita menjadi kekuatan bangsa
Tuk saling berpegangan
Menghalau rintangan
Yang datang menerjang

Kemenkeu kita mengandung nilai-nilai
Integritas, profesional, sinergi, pelayanan, dan kesempurnaan
Melayani segenap rakyat indonesia
Agar sejahtera dan bermartabat dimata dunia

Kemenkeu kita
Adalah berkah dari Tuhan Yang Maha Esa
Untuk bangsa dan negara Indonesia










DJA (Dibawa Jujur Aja)


Kata orang, jujur itu barang langka
Tak sembarang orang memilikinya
Tak semua orang melakukannya
Tak setiap orang menyukainya

Jujur, dimiliki oleh pribadi mulia
Yang menjadikan kejujuran sebagai prioritas utama
Karna jujur disukai Pemilik Semesta
Dibenci iblis durjana beserta pasukannya
Sebagai abdi negara

Sifat jujur harus tertanam di dalam jiwa
Karna jujur adalah modal utama
Agar terhindar dari perbuatan cela maupun panggilan KPK

Terus berusaha dan berdo'a
Agar sifat jujur tak sirna dari raga
Menjunjung tinggi kejujuran dalam bekerja
Di DJA tercinta

Dibawa Jujur Aja....


~ 16 Agustus 2018 ~




Aku dan Diam

Ketika aku berteriak pada deburan ombak yang menghantam  batu karang, hanya letih yang kudapati

Ketika aku tertunduk membisu pada keheningan yang menyelimuti seisi alam, kedamaian perlahan merambat mengisi relung sanubari

Aku dan diam menjelma menjadi untaian kata yang tak semua orang memahami

Bersolek

Kadang diri ini lupa
Bersolek agar terlihat sempurna dalam pandangan manusia
Namun, akhlaq yang baik mestilah terjaga
Kecantikan dan ketampanan kan sirna
Karna memang demikian adanya
Kehidupan ini bersifat fana

Silahkan bersolek
Tak ada larangan
Sebagai wujud syukur atas karunia Tuhan
Luruskan niat dan sempurnakan ikhtiar
Sebagai wujud insan yang beriman