Benih Kesombongan

Merasa lebih teliti
Dari orang di sekitarku
Benih kesombongan di dalam diri
Perlahan menyeruak dalam kalbu

Merasa di atas angin
Saat menemukan kesalahan orang lain
Rasa puas menyelinap perlahan
Aku lebih teliti darimu, bersahutan

Rasa sesal memenuhi relung kalbu
Masih banyak kotoran melekat di hatiku
Aku mohon cabutlah sifat burukku Tuhan
Agar kefitrahan kembali aku dapatkan

Benih kesombongan mencari celah untuk tumbuh kembang
Bentuknya bisa bermacam-macam
Tumpaslah sampai ke akarnya
Gantilah dengan benih ketawadhuan

Tawadhu mudah diucapkan,
Namun sulit dilakukan
Seratnya halus berlapis-lapis
Prosesnya terus hingga akhir nanti

Yogyakarta, 13 September 2019

Kebenaran Terungkap

Entah berapa lama tersimpan cerita kelamnya
Satu kisah dalam balut dua versi berbeda
Akhirnya dipilihnya jalan itu
Entah apa yang ada di benaknya saat itu

30 tahun berlalu tak terasa
Kebenaran terungkap tanpa rencana
Menjadi saksi dari kisah anak manusia
Semakin yakin suatu saat kebenaran mengemuka

Entah bagaimana kelanjutan ceritanya
Aku dihadirkan Tuhan untuk menjadi saksi
Atas peristiwa yang terjadi
Untuk kuambil hikmah dan pembelajarannya

Manusia, kadangkala lalai dan lupa
Disaat masalah mendera
Ada dua jalan tersedia
Kebenaran atau kesalahan, semua ada konsekwensinya

Semoga Tuhan memberi hidayah
Bertaubat di sisa umurnya
Menghapus kelam menjadi putih
Agar hati tak terasa perih

Apakah aku berkesempatan?
Mengingatkannya sebagai teman
Biarkan Tuhan persiapkan jalan
Biarkan Tuhan persiapkan bimbingan

Yogyakarta, 13 September 2019

I love You, Emak!


Pemandangan apa yang membuatku terpana selain indahnya senja sore ini?
Adalah buaian seorang bunda kepada putera tercinta yang dipangkunya sambil mengerjap-ngerjap mata disalah satu sudut kereta

Pikiranku melompat sempurna ke sekian tahun sebelumnya
Menaiki kereta penuh sesak manusia yang beraneka aroma
Masih tercium olehku bau keringat bercampur dengan asap hasil gesekan roda kereta dengan rel baja tua
Belum lagi aroma tak sedap dari toilet usang yang ditinggalkan penumpang selepas membuang kotorannya.

Pagi itu, dari stasiun kebayoran, kereta yang kami tumpangi melesat menuju stasiun merak, berhenti dekat dengan pelabuhan
Pelabuhan Merak, namanya
Sepanjang perjalanan, tak jarang aku merengek  sekedar untuk mendapat buaian
Atau sekedar meminta jajanan dari para pedagang asongan yang lalulalang

Aku tahu emak tidak keberatan
Mendudukanku dalam pangkuan, meski ia sendiri harus menahan beban
Berat badanku yang saat itu menginjak usia delapan atau sembilan

Ah...andai diri ini dapat membalas kebaikan emak
Tentu tidak akan sebanding dengan seluruh pengorbanannya
Emak yang mengasuhku dengan penuh kasih sayang
Hingga kini sedikitpun tak berkurang

Emak, maafkan anakmu yang teramat jarang singgah dan kurang memberi perhatian
Sekedar untuk menanyakan kabar
Atau membawakan makanan kesukaan
Doaku untukmu l, Mak!
I love you, Emak!


GNWN / 05082019

KRI Bima Suci dan Prajurit Sejati


KRI Bima Suci & Prajurit Sejati

KRI Bima Suci
Membawa para prajurit sejati
Mengarungi lautan menuju sembilan negeri
Menerjang ombak menciptakan buih yang terangkai

Rupamu sungguh rupawan
Kapal layar menjadi kebanggaan
Hembusan angin menjadi kekuatan
Kegagahanmu meninggalkan kesan

Selamat berlayar prajurit sejati
Dipundakmu tersemat nama harum negeri
Berlayarlah ke segala penjuru Bumi
Kembalimu kan selalu dinanti

GNWN / 06082019

Ingat Kesehatanmu, Dik

Ingat kesehatanmu dik, 
Kalau bukan kau sendiri 
siapa lagi yang peduli 

Meski kau muara dari disposisi, 
pembaca terakhir mantra sakti "pendapat dan teliti" 
Jangan geer kalau kau cukup berarti, 
Sehingga memastikanmu sehat 
jadi urusan pabrik ini 

Nilai dirimu bagi pabrik ini, 
Dapat kau lihat dari 
bagaimana perlakuan para direksi 
Kalau pemeriksaan kesehatan cuma cuma, 
hanya untuk mereka, 
Maka mungkin berarti kau tak cukup berharga,

Kau mungkin hanya remah rengginang,  
yang takkan membuat pabrik ini menjadi kaya atau sebaliknya, kehadiranmu tak pernah dianggap menggenapi, 
hilangmu takkan terasa mengurangi, 
datang atau pergi hanya berarti untuk recehan yang masuk ke kantongmu sendiri,
orang sepertimu akan mudah terganti 

Ingat kesehatanmu dik,
Kalau bukan kau sendiri 
siapa lagi yang peduli 

Kesehatanmu hanya dijamin asuransi 
Yang dipakai seluruh penjuru negeri, 
Gratis memang, 
tapi untuk bertemu dokter mungkin kau perlu antri, 
sistem kadang tak peduli 
apakah kau datang untuk urusan jantung, 
ginjal, difteri atau sakit gigi 

Ingat kesehatanmu dik, 
Kalau bukan kau sendiri
siapa lagi yang peduli 

Kalau kau sakit sehari, dua hari, 
dering gawaimu masih akan sibuk menerima basa basi, 
teman temanmu mungkin masih memgirimimu sedikit materi ungkapan simpati 
Tapi saat telah puluhan hari,
kau bergelut dalam rasa nyeri, 
Kau hanya akan punya sedikit sahabat bersimpati, 
atasan yang mengerti, 
kebijakan pabrik yang peduli 
selebihnya kau akan jalani dalam rawatan anak dan istri, 
lihat namamu sudah mulai di lupakan dari 
daftar penghuni kubikel mini, 
bahkan ketika kau belum lagi mati 

Ingat kesehatanmu,dik 
Kalau bukan kau sendiri, 
siapa lagi yang peduli 

Sutikno Slamet, Sept 2019


Instagram


I .Gagap

Nampaknya,
Kita tamu dari masa lalu, 
Beringsut dan tertatih 
Memasuki zaman kepunyaan mereka 
Mengendap-endap 
Menyamarkan gagap cakap 


II. Iklan Smartwatch, 

Betapa pintar angka dan huruf, 
telanjangi semua yang tersembunyi 
Apakah detak jantung yang berdegup kencang setiap ku temu mu, 
ribuan langkah tertempuh, 
perih yang terbakar pada lelarian pengejaran, 
dan hatimu , yang tetap saja menjauh ribuan depa 
Juga akan terbaca 

Kalau demikian halnya, 
Biar kusetel saja alarm waktu, 
Kapan aku siap mendengar dering penanda 
"bergegaslah bangun dan tataplah kenyataan, 
 dia mungkin lebih indah tergeletak di lemari pajang, 
 sekedar untuk dilihat dan diingini, 
 tanpa pernah dipunyai"


III. Sempurna 
Betapa sempurna hidupmu 
beranda mu sesak oleh imaji indahnya kata dan kota, 
sajian lezat pada meja perjamuan yang meneteskan liur,  
Wajahmu bersih bercahaya menebar senyum ceria, 
sepertinya bahagia dunia ada dalam genggammu 

rampak langkahmu tertata, 
sesekali membuatku terbelalak mata 
dan di lain kali tergelak tawa 

Seperti zootopia 
story mu adalah negeri, 
dimana engkau bisa menjadi apa saja 

Tak lelahkah kau menjadi sempurna

(Sutikno slamet, September 2019)

Badarawuhi

Tubuh penari itu
meliuk liuk indah, 
Mengikuti gendang irama tetabuhan, 

Kian lama pesonanya 
kian menyesaki kepalaku, 
memberati mataku 

Dua cangkir kopi reman,
Baru saja ku pesan, 
Satu untukku 
Satu untuknya, 

Namun sesaat ku sesap seteguk, 
Tabir di depanku 
tetiba terbuka 

hari ini, penari itu tak benar benar nyata adanya 

........catatan Bima KKN hari pertama.................


Catatan : 
Habis baca cerita Horrorumor "KKN di Desa Penari"
penari yang ada dan tiada


Sutikno Slamet, September 2019 .

DOA

Bahkan ayam belum terjaga
Saat kubisikkan lirih pada-NYA
"Ya Allah, jadikanlah kebaikan atas diriku, hilangkanlah sifat malas, dzalim, tamak, pelit, iri dan dengki dari hatiku"

...

Saat kurebahkan tubuh penatku,
menanti saat paling mustajab.
"Dengan nama-Mu Ya Allah, aku hidup, dan dengan nama-Mu aku mati"
Lalu dengan lirih kubisikkan lagi
"Ya Allah, aku gagal lagi hari ini"


Jakarta, 30072019