COCO

"Kejujuran itu menyakitkan, tapi kebohongan bisa membunuh"


Tulisan ini terinspirasi dari film yang berjudul "COCO". Tadinya saya sudah malas untuk ikutan nonton film ini. Pertama, harga tiketnya mahal hehehe. Kalau nonton sekeluarga itu hitungannya di kali empat, jadi kalau harga satu tiket lima puluh ribu rupiah berarti saya eh istri saya harus keluar uang lima puluh ribu di kali empat atau dua ratus ribu rupiah. Pilihan efisiensinya, yang nonton hanya mama dan adek, kakak dan adek, papa dan adek atau mama, kakak dan adek. Terakhir kombinasi mama dan adek nonton film "My Little Pony" berakhir dengan pandangan kosong mama menatap layar, ngunyah popcorn sambil bilang "bagus", sementara si adek menonton dengan mata berbinar-binar bahagia. Kemarin itu, tidak ada kesepakatan kombinasi efisiensi, sehingga terpaksalah kami berempat nonton film pilihan si adek. Alasan kedua mengapa saya malas nonton adalah karena saya selalu tertidur di bioskop. "Papa parah" komentar si adek karena saya tidur pas nonton film Batman Lego Movie, karena dia tahu banget kalau papa-nya penggemar Batman. Kan eman-eman sudah bayar tiket malah ketiduran di dalam. Akhirnya, diputuskan kami tetap nonton berempat, itung-itung nyenengin si adek yang udah seminggu ditinggal papanya ini ke Yogya.
.
Ternyata film-nya menarik juga. Bercerita tentang seorang anak kecil bernama Miguel yang merasa 'dikutuk' karena lahir dan tinggal di keluarga pembuat sepatu sedangkan dirinya merasa lebih cocok menjadi musikus. Di keluarga Mama Coco (nenek buyut Miguel), musik adalah sesuatu yang diharamkan setelah sang Papa meninggalkan keluarga demi musik. Jangankan musik, menyebutkan nama sang Papa saja adalah hal yang tabu, bahkan foto sang Papa yang terpajang di ofreda (semacam ruangan pemujaan)-pun tidak tampak wajahnya karena disobek dengan penuh kebencian.
.
Mengambil setting perayaan dia de los muertos atau perayaan hari orang mati di Meksiko, cerita film mengalir cepat. Logika penonton diarahkan ke sosok Ernesto De La Cruz, seorang pemusik legendaris yang diidolakan si kecil Miguel. Ernesto tidak saja menginspirasi dengan suara dan permainan gitarnya tetapi juga dengan lagu-lagu dan kata-kata motivasinya. Banyak sekali kata-kata motivasi Ernesto seperti "seize the moment", "no one was going to hand me my future.." dan lainnya yang semakin menguatkan Miguel untuk menunjukkan jati dirinya sebagai seorang pemusik. Keajaiban pun membawa Miguel ke "Land of the Dead"  yang akhirnya menguak tabir misteri keluarganya selama ini, sekaligus memperdaya logika awal penonton.
.
Saat menonton film ini saya membuat rekor baru: tidak tertidur di bioskop. Entah karena sudah kenyang tidur pas di Yogya atau karena jalan cerita yang menarik. Yang jelas banyak sekali pesan yang saya tangkap dari film ini.
.
Awalnya saya menduga bahwa film ini akan berakhir klise. Seorang anak yang memberontak dari keluarganya, determinasi yang tinggi ditambah dengan motivasi-motivasi dari sang idola mampu membuatnya mewujudkan impiannya, dan akhirnya keluarganya mengalah dan mampu menerima pilihan sang anak, that's it.  Tapi ternyata meskipun ending-nya kurang lebih sama, pesan yang disampaikan lebih dari itu. 
.
Kejujuran itu menyakitkan. Ketika kejujuran itu didapat si kecil Miguel, seketika hatinya sakit. Angan-angannya hancur. Impiannya musnah. Sang Idola yang selama ini telah menginspirasinya, tak lebih dari seorang pendusta, seorang opportunist yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan ketenaran dan nama besar. Apa yang dilakukan oleh Ernesto tentunya bukan hal baru dalam kehidupan sehari-hari. 'Mencuri' ide adalah sah-sah saja, bukankah memang tidak ada sesuatu yang baru di muka bumi ini?. Ernesto tidak pernah menciptakan lagu sendiri. Lagu-lagu yang dinyanyikannya adalah lagu ciptaan sahabatnya, yang harus kehilangan nyawa dan keluarga demi ambisi Ernesto. Pertanyaan yang kemudian timbul di benak saya adalah ketika semua kebohongan Ernesto terungkap lalu semua yang telah dilakukannya menjadi sia-sia. Dia dicemooh dan akhirnya dead for good. Landmark  yang dibangun khusus untuknya pun yang awalnya bertuliskan Remember Me kemudian diganti menjadi Forgotten. Lalu bagaimana dengan orang-orang yang selama ini telah terinspirasi dengan hidupnya? berapa banyak hidup orang yang berubah menjadi baik karena kata-kata yang disampaikannya?. Entahlah. Apakah beda nilainya seorang yang bertobat karena mendengar nasihat seorang ustadz atau mendengar nasihat seorang penjahat?.
.
Kebohongan dapat membunuh. Mama Coco harus berbohong berpuluh tahun, mengingkari hatinya yang sangat merindukan sosok sang Papa. Papa yang selalu memainkan gitar dan bernyanyi untuknya. Lagu rahasia yang khusus diciptakan untuk Coco kecil, yang membekas dalam hati sanubarinya hingga di usia senjanya. Kebohongan yang harus dipelihara demi keutuhan keluarga besarnya. Kebohongan itu tidak saja membunuh kerinduan Mama Coco, tapi juga membunuh sang Papa di "Land of the Dead". Kebahagiaan para orang mati untuk berkunjung ke tanah orang hidup, menemui orang-orang terkasih-nya akan hilang ketika tidak ada satupun orang yang ingat kepadanya dan memajang fotonya di ofreda. Pesan yang sangat kuat dan menyedihkan bahwa seseorang itu dikatakan mati bukan karena nyawa telah hilang dari tubuhnya, bukan karena telah dikubur, dibakar atau dilarung. Seseorang dikatakan mati apabila tidak ada seorangpun yang mengingatnya, forgotten.
.
Keluarga adalah hal yang terpenting dalam hidup ini. Perbedaan dalam hal apapun tidak dapat dijadikan pembenaran untuk meninggalkan keluarga. Perbedaan adalah suatu keniscayaan, bukan sesuatu yang harus dihilangkan tetapi sesuatu yang harus bisa dipahami dan ditoleransi dalam suatu ikatan keluarga. Perbedaan bukanlah suatu alasan untuk mengucilkan satu anggota keluarga, perbedaan bukan pula alasan untuk tidak mendengarkan suara. Perbedaan yang dikuatkan dalam satu persaudaraan, satu keluarga, justru memberikan warna dan membentuk satu kekuatan bersama.
.
Manfaatkan setiap kesempatan, ambil setiap peluang. Once never comes twice, begitu kata pepatah. Kesempatan tidak akan datang dua kali, sehingga kita tidak boleh menyia-nyiakan setiap kesempatan. Namun demikian, harus diingat, setiap kesempatan yang kita ambil tentunya membutuhkan suatu pengorbanan?. Bukankah setiap kita mendapatkan kenikmatan ada kenikmatan lain yang dicabut dari kita?. Bijak mungkin adalah kata yang tepat. Bijaklah terhadap setiap kesempatan yang datang. Saat sang Papa tidak bijak dan mengambil kesempatan untuk meraih kesuksesan bersama Ernesto, sang Papa tak sadar telah mengorbankan seluruh kehidupannya. Butuh banyak generasi dan keajaiban sebelum akhirnya sejarah dapat diluruskan. 
.
Kaget juga ketika di akhir film saya menyadari bahwa tiga orang cewek di samping saya semuanya meneteskan air mata. Wajar memang, saya pun sebenarnya terharu namun berhasil mengendalikan diri untuk tidak menangis. Dalam hati saya berharap, pesan-pesan moral yang disampaikan film ini dapat dicerna dengan baik oleh anak-anak, ya minimal suatu saat saya bisa mengingatkan mereka tentang nilai-nilai baik dari film ini. Mengingatkan mereka bahwa mencintai saudara/orang tua adalah hal yang tidak terbatas waktu, tidak berbatas nafas dikandung badan. 


Jakarta, 11 Desember 2017


Bandara Pagi

Lorong lorong besar tampak terang menyala. Melawan langit yang masih gelap dengan hitamnya. Derap alas kaki sudah menggema besenandung bersama bunyi gesekan roda kecil di atas lantai yang memantulkan bayangan. Hiruk pikuk mulai berbisik perlahan berisik. Bertolak belakang dengan lirih dengkuran sosok-sosok tergeletak di bangku panjang berjajar.

Lantunan suci panggilan subuh telah berkumandang. Langkah-langkah terpusat menuju arah tempat sembahyang. Suara kucuran air berdampingan mengalir dari "padasan". Wajah-wajah teduh berhias air wudhu tampak sudah bersiap menghadap Pencipta. Bergegas membentuk shaf demi meraih derajat yang berkali lipat.

Perlahan atap dunia mulai berganti warna. Tanda sang surya beranjak dari tidurnya. Papan elektronik besar dengan tulisan bersusun kekuningan bergerak menampilkan informasi bagi beberapa orang yang mendongak perhatian. Tak lama suara empuk dari pengeras suara bersahutan bergantian membawa pengumuman.

Di sudut kejauhan berdiri seorang tegap berseragam. Di sisi lain tersuguh paras cantik bersolek, juga berseragam. Barisan manusia mengular di salah satu pintu yang tertulis 'keberangakatan'. Secarik kertas atau perangkat pintar yang ditunjukkan, nampak jadi syarat diperbolehkan menembus gerbang. Di sekitarnya, lampu-lampu toko mulai dinyalakan, gerai mulai dinaikkan. Aroma penggugah perut juga melai menjalar.

Besi bersayap terbang pergi dan pulang. Lautan aspal dihiasi titik titik warna hijau menyala, ada yang berdiri membawa isyarat, ada yang tampak bergerak mengendarai mobil bergandengan. Ada pula titik-titik tampak berjalan perlahan, meniti tangga beroda, memasuki perut si burung besi. Bus-bus juga nampak lari berkejaran di hamparannya. Senyap, tak ada suara dari balik kaca, ternyata bising dari balik kaca yang lain.

Merdu pewara menghentak lamunan, memaksa beranjak menjadi titik-titik di balik kaca. Sesuai norma, itu tanda telepon genggam dicabut nyawanya sementara. 

Madu

Seekor kumbang melayang-layang
mendengung terdengar hentakan sayapnya
bunga warna warni berjajar dipandangi
sejenak hinggap di satu bunga
tak lama pindah ke bunga lainnya

Sang kumbang tampak bingung
Meski sebenarnya tak bingung
Bungapun tampak senang
Meski tak lama tak lagi senang
Mereka semua indah dari warnanya
Pun manis dari madunya

Hinggap sang kumbang di satu bunga
Tak biasa kini tampak agak lama
menenggak manisnya madu dari jantung sang bunga
Madu yang sama dengan lainnya
Manis yang serupa dengan lainnya
Tapi entah sang kumbang tak kembali terbang

Pagi kembali keesokan hari
Sang kumbang seperti biasa datang lagi
Masih terdengar dengungan di antara jajaran bunga
Namun beda dari yang sudah
Sang kumbang mantap menuju sang bunga
Bunga yang sama dengan kemarin
Sepertinya dia sudah menemukan madunya..

Konvensional Bin Syariah: Perbankan di UK


Konvensional Bin Syariah: Perbankan di UK

Judul tulisannya sedikit provokatif, namun memang inilah yang saya alami saat ini pada saat kuliah di UK. Sebenarnya waktu dulu kuliah di Jepang, saya menggunakan akun bank lokal yang sama sistemnya dengan di UK yaitu konvensional bin syariah.

Kenapa saya sebut konvensional bin syariah?

Sebelum menjawab pertanyaan ini mari kita lihat dulu system perbankan di Indonesia terutama yang konvensional dan terus terang saya hanya punya akun bank yang bukan syariah. Di akun ini terdapat biaya administrasi bulanan untuk rekening dan administrasi kartu yang kalau di jumlah totalnya Rp13.000. Terdapat buku tabungan yang kalau kita ganti buku kena biaya Rp10.000. Terdapat biaya transfer antar bank sejumlah Rp6.500. Kalau mau menggunakan layanan SMS banking kena charge sebesar biaya SMS antar operator (biasanya Rp500) per SMS. Ngambil uang sendiri di ATM yang berbeda banknya kena biaya. Kalau mau layanan e-banking, kita selaku nasabah kudu daftar dulu di KCP terdekat. Kalau ingin print rekening koran harus ke KCP itupun untuk transaksi 3 bulan terakhir, lewat dari itu sudah tidak bisa atau bisa tapi ada biaya tambahan. Mau transaksi sama ritel pake mesin EDC kena fee, walau sudah makin banyak yang gratis, itu juga gak semua kartu debit bank bisa dan mayoritas ada S&K supaya gratis.

Sekilas terlihat bahwa biaya-biaya ini adalah biaya yang dikeluarkan oleh bank untuk memberi layanan maksimum kepada nasabah. Tentu saja beberapa nasabah ada yang menganggap biaya segitu ya wajar dan gak seberapa walaupun ada juga mungkin yang ngegerutu tapi suka gak suka ya kudu nerimo.

Selain biaya tersebut, rekening konvensional juga mendapat tambahan bunga dan tentu saja bunga tersebut terkena pajak 20%. Walaupun banyak orang berpendapat bahwa menerima bunga itu riba (dan saya juga setuju), cuma kalau dipikir-pikir kalau tidak ada bunga ya sebagai nasabah saya cuma nyawer doank dong ke bank, lha tiap bulan minimal kena Rp13.000. Kalau gaji diatas Rp10 juta sih masih OK karena bunga minus pajak masih menutupi biaya admin bulanan, lha kalau gaji cuma UMR lebih dikit ya bisa BEP aja sukur, gimana yang cuma UMR, paling cuma bisa ngelus dada doank.

Bagaimana dengan akun bank syariah?

Berhubung saya bukan nasabah bank syariah, saya cuma bisa dapat informasi dari ibu saya yang kebetulan nasabah bank syariah. Dan memang bank syariah menggunakan system bagi hasil untuk rekening kita. Walaupun namanya bukan bunga tapi bau-bau ribanya masih bisa kecium karena logikanya apabila ada investasi bank yang merugi maka si nasabah ikut nanggung juga kerugiannya yang berakibat pada rekeningnya yang dipotong. Tapi pada prakteknya saya belum pernah dengar ibu saya mengeluh rekeningnya di potong atau mungkin juga bank gak pernah rugi dalam berinvestasi?? Tentu saja terdapat biaya administrasi dan kawan-kawannya. Dalam hal ini 11/12 lah sama akun bank konvensional.

Bank syariah juga mengenal akun yang gak dapat imbal hasil alias gak akan ‘berbunga’ dan tentu saja tidak kepotong biaya juga. Nah, ini baru fair, namanya nasabah nyimpen uang di bank ya cukup uangnya aman tersimpan saja, gak usah ada embel-embel nambah atau kena biaya admin. Tapi tentu saja biaya ‘persaudaraan’ masih ada seperti biaya terbit buku (rekening koran), biaya transfer antar ATM, biaya mobile bankingnya, biaya ngambil duit di ATM yang bukan banknya serta biaya transaksi pakai mesin EDC (walau tidak semua).

Bagaimana dengan di UK?

Sebenarnya hampir sama dengan akun bank saya waktu kuliah di Jepang yaitu sama-sama akun bank konvensional, sama-sama tidak berbunga, sama-sama tidak ada biaya admin dan tentu saja sama-sama tidak ada biaya ‘persaudaraan’. Weleh ternyata akun bank konvensional di negeri yang penduduknya mayoritas gak kenal Tuhan malah lebih syariah daripada akun bank yang syariah di kampung halaman yang hanya manusia aneh lah yang gak ber Tuhan.

Tentu saja untuk kasus di UK, akun bank yang berbunga juga ada, tapi disebutnya business account dan setiap orang bebas memilih untuk memiliki business account atau hanya personal account seperti yang saya punya.  Ngambil duit di ATM masih ada yang kena biaya tapi so far susah saya nyari ATM yang masih mungut biaya karena hampir semua free walaupun bukan ATM bank saya. Setiap buka rekening, nasabah otomatis mendapat kartu debit (dan berlogo visa) yang bisa dipakai untuk transaksi online kapan saja, dimana saja tanpa biaya kartu dan dapat bonus berupa card reader.
Terus koq bisa begitu?

Hanya 1 kesimpulan saya, yaitu perbankan di UK jauh lebih efisien daripada perbankan di Indonesia. Gimana gak efisien, saya gak punya buku tabungan, kalau butuh rekening koran ya silakan print sendiri pakai akun e-banking saya.

Bagaimana daftar e-banking nya?

Ya namanya e-banking ya cukup modal komputer sama akses internet. Gak perlu datang ke KCP, malah datang kesana disuruh ngerjain sendiri dan di kasih tau bahwa buatnya sangat mudah dan memang sangat mudah. Bahkan untuk mobile banking, tinggal pakai apps nya saja yang bisa di unduh di playstore dan dengan apps ini saya bisa cek rekening sekaligus transfer ke rekening mana saja, gratis..tis..tis..

Bagaimana dengan system keamanan?

Di sini system perbankannya sudah sangat efisien, sebagai contoh untuk transaksi seperti rental mobil atau nginep di hotel dimana kita butuh deposit, maka dengan kartu debit bank kita bisa langsung ditahan sejumlah uang dalam rekening sebagai deposit. Dan jika seandainya deposit kita berkurang dan terjadi perselisihan antara kita dengan si vendor, maka bank akan ada dipihak kita dengan mengembalikan uang deposit tersebut karena tergolong sebagai 'unauthorised transaction'. Bahkan apabila kita salah melakukan transfer saja, apabila masih dalam hari yang sama bisa kita anulir, tentu saja prosedur agak ribet untuk kasus ini.

Dalam hal ini nasabah sebagai customer benar-benar di perlakukan seperti raja.

Tentu saja untuk kasus-kasus luar biasa seperti kena hipnotis atau kartu di tuker sama copet di ATM, yaah ini sih walahualam ya. Kalau disini semua bentuk kejahatan urusannya ya dengan polisi bukan sama bank lagi. Tapi kembali lagi bank ada di pihak kita bukan malah balik nyalahin customer kalau kejahatan terjadi sama mereka, karena jika kita curcol sama petugas 'CS' nya biasanya dia akan kasi solusi ke nasabah

Tentu saja efek dari efisiensi ini berujung kepada hal lain, yaitu penutupan KCP dan mungkin pengurangan jumlah pegawai. Saya baru saja dapat surat pemberitahuan kalau KCP bank yang di kampus akan tutup pertengahan tahun depan. Tentu saja dengan kemudahan dalam melakukan transaksi perbankan, saya juga tidak terlalu ambil pusing dengan penutupan tersebut. Dengan penutupan ini pun maka bank juga telah melakukan efisiensi dengan berkurangnya biaya sewa tempat dan tentu saja biaya gaji pegawai (dengan asumsi adanya pengurangan jumlah pegawai).

Menjadi pertanyaan buat saya. Mungkinkah model perbankan seperti ini di tiru di Indonesia? Sehingga tidak perlu ada lagi dikotomi syariah ataupun konvensional karena toh sistemnya sudah tidak mengandung riba dan kawan-kawannya. Sehingga nasabah bebas memilih mau buka akun yang berbunga atau tidak di semua bank dan bebas biaya ‘persaudaraan’ juga.

Tentu saja jika ada pertanyaan ‘bagaimana dengan munculnya pengangguran sebagai akibat efisiensi tersebut?’ Ya sama dengan jawaban saya apabila ada kejahatan terjadi terhadap rekening nasabah dimana kejahatan adalah urusan polisi bukan bank, sama seperti munculnya pengangguran ya.. itu urusannya pemerintah, bukan urusan bank.

 

Sekedar intermezzo, teller di sini tidak menghitung uang kertas gepokan dengan menggunakan jari jemari atau alat penghitung melainkan pakai timbangan dan akurat. Kira-kira mata uang rupiah bisa gak ya pakai timbangan untuk dihitung?

The Lonely Statue

Come and visit Odaiba! Along the trip by taking Yurikamome line, you will see an artificial beach with unbelievable beauty. To get to the beach, just get off in Daiba station and feel the sensation of modernized life and its chemistry with natural scenery. 

'Liberty statue' of Odaiba
There is a unique statue stands tall there and it looks like the liberty statue in New York. Fenced by green trees in the border of the sea, it’s truly an attracting icon for tourists to keep their memorable moment by taking pictures with this statue.

However, I look at this statue as a lonely one. There’s a peaceful sea ahead with a strong lovely Rainbow bridge across it, couples hold hands with cheerful faces, children run and laugh happily, group of people talk and smile to each other, but this statue….? It can only stand there days and nights, sunny and rainy, windy or dried, with no expression, and can’t ever feel the happiness surround it. 

And the more annoying thing is, it must carry those heavy books in its left hand and uphold the torch in its right hand. Thanks God it’s just a statue, because it must be exhausting to do such thing for human for years … 😊

Well, once in your life… you might feel you’ve been carrying such a heavy burden on your shoulder. Failures, problems, challenges, conflicts, anger, sadness, and being away from your comfortable life make you feel that you are the only poor guy in the world. 

You can’t enjoy the happiness that people around you share, you can’t see how colorful the world is, you can’t hear a lovely voice of the pigeon singing, you can’t feel the worthiness of one sunny day in winter, and then, you can’t even say one good thing to expel your gratitude to your Creator. 

Oh, no! Don’t get drown too far. Look at around you; find friends and a good community. Friends who will always happily ask how your life is going, the ones who can encourage you, and always say, “Sure we can!” with their smiley faces, and people who can inspire you with their unswerving efforts without saying any complaints. Don’t forget, at least you have your beloved family who really care and support you for your goodness! 

Life is just a flat boring thing without challenges and problems. Once we try to just go through it as we can, we’ll make it as a memorable history. So, if you pass by the Daiba beach and you see the ‘liberty’ statue, you can promise to yourself that YOU are not that lonely statue!🌾

*it is also published @saungkemangiblogspotcoid.

ARTHUR CHRISTMAST

Pagi ini sebenarnya sudah janji akan lari pagi dengan istri, mumpung libur. Sudah kebayang tuh segarnya udara pagi, tanpa buru-buru dan grusa-grusu ke kantor atau nganterin anak sekolah. Sedapnya indomie rebus atau harumnya bumbu kacang ketoprak langganan juga sudah tercium, sebagai tempat finish olahraga pagi hahaha.
.
Rencana tinggal rencana, pas adzan subuh hujan turun dengan lebatnya. Kegiatan apa lagi yang menyenangkan selain kembali bergelung di bawah selimut?. Alhasil, mata pun kembali terpejam dengan nikmatnya, sampai kemudian panggilan alam mengharuskan diri ini keluar kamar.
.
Di luar kamar, ternyata si sulung sudah asyik nonton televisi. Awalnya saya pikir dia nonton serial yang biasa dia tonton, tapi ternyata bukan. Entah kenapa saya akhirnya tertarik bergabung di sofa, ikutan nonton. Film itu ternyata bertema natal, oops udah Desember ya ternyata, yang menceritakan tentang bagaimana seorang Santa Klaus membagikan hadiah natal kepada anak kecil di seluruh dunia. Di jaman modern ternyata Santa Klaus tidak lagi berkeliling naik kereta salju yang ditarik delapan ekor rusa. Sang Santa sudah menggunakan semacam pesawat yang sangat canggih.
.
Pekerjaan membagi hadiah natal tersebut ternyata dikendalikan dari sebuah tempat tersembunyi di kutub utara. Tempat itu sangat canggih, surat-surat permohonan hadiah natal yang menjadi keinginan anak-anak diproses dengan sangat baik, dari mulai menyortir surat-surat tersebut, menyiapkan hadiahnya dan kemudian membagi-baginya ke masing-masing rumah anak tersebut di seluruh dunia. Tujuannya hanya satu: semua anak kecil harus berbahagia mendapatkan hadiahnya di hari natal.
.
Komando pusat kendali tersebut dipegang oleh Steve, anak tertua Santa Klaus yang bertugas saat ini. Dia dibantu oleh ribuan peri dengan tugasnya masing-masing. Selain itu juga ada Arthur, adik Steve, yang bertugas di bagian persuratan. Arthur ini berbeda 180 derajat dengan Steve, baik dari segi perawakan maupun sifat dan karakter. Steve adalah seorang pemuda yang gagah, tinggi-besar, tegas dan sangat disiplin, sedangkan Arthur terlihat sebagai anak yang ringkih, selalu gugup dan ceroboh serta dikenal sebagai sumber masalah di pusat kendali tersebut.
.
Pembagian hadiah natal yang ditampilkan di film tersebut ternyata adalah misi ke-70 dari Santa Klaus. Misi ini sangat penting, pertama, sesuai tujuannya, tidak boleh ada satu anakpun yang terlewat untuk mendapatkan hadiahnya; kedua, misi ke-70 biasanya adalah misi terakhir Santa Klaus bertugas sebelum digantikan keturunan berikutnya. Menjalankan misi dengan sukses bukanlah hal yang susah, peralatan yang canggih, peri-peri yang terlatih dan disiplin serta ketegasan Steve sudah terbukti selama bertahun-tahun. Dan benarlah, semua hadiah terbagi tanpa ada satupun penduduk dunia yang menyadari kehadiran Santa Klaus dan rombongannya.
.
Masalah kemudian timbul ketika Arthur menemukan bahwa ada satu anak di Inggris yang belum mendapatkan hadiahnya. Gwen, nama anak tersebut, menginginkan sebuah sepeda sebagai hadiah natalnya. Keributan lalu terjadi, dan diakhiri dengan keputusan Steve bahwa 1 anak terlewat bukanlah masalah besar dibandingkan jutaan keberhasilan lainnya. "Kereta" Santa pun sudah masuk kandang. Menerbangkannya kembali akan beresiko tinggi. Sang Santa pun sudah masuk kamar untuk beristirahat, tidur dan tidak mau diganggu. Hanya satu anak kecil diantara jutaan lainnya. Masalah kecil.
.
Keputusan itu sangat mengecewakan Arthur. Baginya, tidak ada toleransi untuk kebahagiaan natal. Semua anak harus berbahagia, semua anak harus mendapatkan hadiah natalnya. Dia tidak bisa membayangkan Gwen yang bangun di pagi hari lalu tidak menemukan sepeda impiannya. Hanya anak nakal yang tidak mendapatkan hadiah natal, bagaimana mungkin Gwen mampu menerima ejekan itu dari teman-temannya.
.
Sisa film akhirnya menceritakan bagaimana Arthur, dibantu Kakeknya (Santa Klaus tua), seorang peri pembungkus kado dan kereta salju tua berusaha mengantarkan hadiah untuk Gwen di sisa waktu 2 jam sebelum matahari terbit di Inggris. Bermacam kekacauan yang kemudian timbul dan akhirnya terpaksa membuat Steve dan Santa Klaus ikut terlibat di dalamnya. Gwen akhirnya mendapatkan hadiahnya berkat kerja keras 3 generasi Santa Klaus, terutama Arthur. Akhir yang berbahagia pun terjadi di pusat kendali; Arthur dinobatkan menjadi Santa Klaus berikutnya, Steve menjadi Chief Operational Officer, Santa Klaus tua mendapatkan teman bermain ludo.
.
Perut mulai menuntut sarapan, biji-biji kopi menanti untuk digiling dan diseduh, tapi film Arthur Christmast ini berhasil membuat saya tetap di sofa sampai selesai. Film yang ringan dan tentunya sudah bisa ditebak akhir ceritanya, from zero to hero. Entah karena kurang kerjaan atau memang sedang 'beres', pikiran saya lalu mulai memikirkan lesson learnt dari Arthur Christmast.
.
Pelajaran pertama, ketika target ditetapkan,semua anak harus mendapatkan hadiah dan berbahagia, target tersebut harus diupayakan semaksimal mungkin. Toleransi nol koma nol nol nol nol nol nol tidak berlaku untuk target kebahagiaan. 1 Anak tidak berbahagia dibandingkan jutaan lainnya tidak berbahagia adalah sebuah kegagalan. Saya jadi teringat ketika memberikan rekomendasi terhadap kasus meledaknya tabung gas 3kg. Saat itu saya menyampaikan bahwa secara persentase jumlah korban akibat ledakan tabung gas 3kg tidaklah material dibandingkan jutaan tabung yang tidak meledak dan orang-orang yang selamat sehat wal afiat menggunakannya. Saya ingat persis tulisan tangan Bu Dirjen saat itu "Pak Indra, tolong rekomendasinya diperbaiki, nyawa orang jangan dikuantifisir, tidak manusiawi". Film ini, dan disposisi Bu Dirjen tadi mengingatkan bahwa ketika menetapkan target kita harus tahu persis apa indikator suatu target itu bisa disebut berhasil. Kita harus sangat hati-hati ketika bagian dari target itu ada hal-hal yang sulit dikuantitatifkan, perlu pertimbangan masak-masak sebelum kita menyatakan hal tersebut telah terpenuhi.
.
Pelajaran kedua, bahkan dalam sebuah kesempurnaan pun ada celahnya. Sistem yang sedemikian canggih masih dapat melewatkan sebuah surat permintaan hadiah. Sistem adalah sistem, tetap orang-orang di dalamnya yang dapat memastikan semuanya berjalan dengan baik. Sinergi antar sub-sistem harus berjalan dengan baik. Dalam kasus Arthur, 'stempel'  sumber masalah yang sudah melekat didirinya membuat dia hanya diberikan porsi peran yang tidak terlalu penting dalam keseluruhan sistem tersebut, meskipun dia adalah salah satu keturunan Santa Klaus. Arthur memiliki karakter dan membutuhkan cara kerja sendiri yang seharusnya juga diperlakukan dan diberikan peran tersendiri. Satu baut roda lepas/kendor mungkin tidak terlalu berpengaruh dalam kinerja kendaraan dalam waktu pendek tapi dalam waktu panjang, hal ini bisa sangat membahayakan sehingga perlu dipasang kembali atau dikencangkan.
.
Pelajaran ketiga, kita suka mengabaikan orang-orang atau hal-hal yang tidak sejalan dengan kita. Meskipun mungkin orang itu atau hal itu tadinya penting untuk kita. Sama halnya seperti kita membuka lemari pakaian dan menemukan baju/celana lama yang tidak pernah kita pakai lagi, padahal dulu begitu ingin kita memilikinya. Bijaksanalah, tidak sejalan bukan berarti tidak setujuan. Ego yang dipertahankan tidak akan mendatangkan kemaslahatan. Pakaian yang tidak terpakai mungkin lebih berguna buat orang lain daripada hanya disimpan bertumpuk di lemari. 
.
Jadi panjang ya ceritanya? Ya begitulah, ternyata libur itu menyenangkan kecuali omelan istri yang menyadarkan bahwa saya harus mandi dan bergegas ke masjid untuk menunaikan ibadah sholat Jumat.

Jakarta, 1 Desember 2017 

Dreaming Alive





I sit by the lake, watching
Glimmering sun rays setting
Across the woods
While winds are dancing
Above the sparkling water

Darkness and light collide
And I can feel and taste the rain
Before it falls at dawn
Beneath the sky

It is all slow and calm
It is all quiet and serene
Wishing it would never ends
Dreaming while awake, feeling alive

I sit in my cubicle
Notes are stacking
Keyboards are clicking
Telephones are ringing

People are talking
Figures are moving
Speakers are sounding
Screens are flickering

It is all of the hushes and the rushes
It is all on the dense and tenses
I said to myself, “This is unreal”
Like a bad dream, while I am awake

So what is real? What is unreal?
How could in the mysteries of nights,
I feel more alive?
Have we all been living, afterall?

Johari Window



Tulisan ini saya buat sebagai respons atas tulisan berjudul "PNS Jujur" yang dibuat oleh rekan kami, Samuel Manik (good writing, by the way 😊) ... meskipun sejujurnya respons ini saya kutip dari tulisan lama*). Mudah-mudahan tetap berguna.

Gambar di atas adalah Jendela Johari (Johari Window). Pertama kali aku mengenalnya di kelas Perilaku Organisasi. Konsep ini dicetuskan oleh Joseph Luft dan Harry Ingham pada tahun 1955**), dimana Johari adalah gabungan dari nama kedua orang tersebut.

Jendela Johari adalah perangkat sederhana yang dapat menjelaskan 4 wawasan yang terjadi selama kita berinteraksi dengan orang lain:

  1. Semua wawasan mengenai diri sendiri yang juga diketahui oleh orang lain berada pada kuadran arena.
  2. Semua hal yang tidak diketahui oleh siapapun (termasuk oleh diri kita sendiri) berada pada kuadran unknown.
  3. Semua hal mengenai diri sendiri yang kita sembunyikan dari orang lain terletak pada kuadran facade atau 'tabir'.
  4. Dan terakhir, semua hal mengenai diri kita yang sudah diketahui orang namun kita sendiri tidak menyadarinya terletak pada kuadran blindspot.

Konsep Jendela Johari menarik hatiku, sebab ia mampu menjelaskan keunikan yang terjadi dalam interaksiku sendiri dengan orang lain. Ada kalanya orang ingin mengenalku namun di saat yang sama menyembunyikan dirinya sendiri dariku. Ada kalanya orang kecewa karena merasa tidak kupahami, namun di saat yang sama ia juga menyampaikan keinginannya dengan cara yang kompleks (kalau bukan rumit).

Secara interaksi yang ideal terjadi pada kaudran arena, aku tidak menyalahkan kehadiran facade dan blindspot di dalam interaksi kita sehari-hari. Umumnya yang disembunyikan adalah kekurangan (cela), jadi tabir facade terjadi untuk menjaga image kita di mata orang lain... sementara blindspot mungkin ada karena teman-temannya menjaga perasaan si empunya kekurangan tersebut.

Lebih menarik lagi apabila yang tersembunyi itu adalah suatu kelebihan. Kita bisa saja berasumsi bahwa orang menyembunyikan kelebihannya karena ia rendah hati. Di sisi lain, aku cenderung berpikir negatif tentang orang yang tidak mau memberitahu kelebihan orang lain. Dengan kata lain, ia pelit pujian. Bisa saja ia melakukannya karena takut temannya besar kepala, namun motif paling sederhana (menurutku) adalah rasa cemburu... dan ini menandakan rendahnya rasa percaya kepada kemampuan dirinya sendiri.  

Lalu apa hubungannya Johari Window dengan umpan-balik atau feedback? Sederhana saja, bisa jadi kita melihat sesuatu dengan jelas namun tidak terlihat oleh lawan bicara kita. Di sisi lain, bisa jadi orang lain melihat sesuatu secara jelas mengenai diri kita namun luput dari perhatian kita karena sudah begitu terbiasa. Di sinilah indahnya komunikasi. Dengan memahami bahwa semua orang punya "Johari Window" ... maka kita tahu bahwa ada hal-hal yang kita tidak tahu 😊 (nah bingung khan?)

Catatan:
* Sebagaimana ditulis pada blog pribadi, 12 September 2008
** Informasi lebih lanjut: http://en.wikipedia.org/wiki/Johari_Window