kita

Kucari bayangmu disana..
Diantara gugusan pulau, dibatas senja..
Kutemukan senyummu terasa manja..
Apakah kau rasakan juga dinda..
Kebersahajaan ini adalah kita..
Menikmati anugerah Illahi bersama..
Meski aku disini kau disana..

Kab Kampar, 20122019

malam jumat yang terlewat

Hari ini hari jumat..
Entah mengapa aku merasa kepalaku berat..
Namun tenaga dalam tubuh terasa meluap-luap..
Akan kusalurkan kemana rasa semangat..
Ah kupakai untuk badminton saja dengan sahabat..
Dan akan aku smash kuat-kuat..
Melepaskan banyak energi yang mencuat..
Tapi mengapa energi ini begitu banyak di hari jumat..
Mungkin karena malam jumat yang terlewat..

Juanda-Bogor, 13122019

sabar dan tunggulah, Yang..

Kemarin dan hari ini aku gak ngantor lagi, Yang..
Karena ditugaskan rapat di Palembang..
Untuk kesana harus terlebih dahulu terbang..
Kalau boleh berterus terang..
Ada berat di hati kurasakan, Yang..
Karena harus meninggalkan kamu seorang..
Andai saja kamu bisa ikut, Yang..
Betapa menjalankan tugas akan sangat mengasyikkan..
Namun aku dan kamu memang harus bersabar, Yang..
Karena ini adalah bagian dari kehidupan..
Tunggulah, Yang..
Aku akan kembali pulang..
Dan sambutlah aku dengan senyum yang mengembang..

BandaraSoetta, 101219

kau seperti mie instan

Hari ini aku gak ngantor..
Karena ditugaskan ikut rapat di Bogor..
Tapi walau tubuhku di ruang rapat..
Senyumnya dalam pikirku tetap lekat..
Maafkan aku pimpinan rapat..
Meskipun ragaku di ruang ini bersamamu..
Tapi pikirku bersamanya di ruang rindu...
Tak bisa kutepis bayang itu..
Andai dapat ku andaikan tentang dia..
Seperti mie instan rebus yang menggoda..
Baunya saja sudah cukup menggetarkan dada..
Tak dapat ku tolak untuk mencicipinya..
Bahkan saking candunya..
Bisa kuhabiskan porsi dua..

Swissbell Hotel, Bogor, 06122019

Mantra-mu Membahagiakan-ku

Biasanya.. aku sudah terkapar di kereta..
Selepas mengajar seharian di kampus tercinta..
Tapi hari ini berbeda..
Tak kurasa lelah mendera..
Tak kurasa kantuk menerpa..
Entah mengapa..
Mungkin karena tadi siang kau ucapkan mantra-mantra..
Simsalabim, abrakadabra..
Seketika langit kalbu menjadi cerah..
Simsalabim, abrakadabra..
Seketika hatiku bahagia tak terkira..

Di atas Commuterline Tanahabang-Bogor, 05122019

Senyum-mu

Aku senang menikmati semua yang ada di hadapan..
Baik itu indahnya pemandangan..
Sedapnya makanan..
Nikmatnya minuman..
Ataupun wajah tampan..
Eh lho, kok wajah tampan..?
Maksudku wajah wanita tampan..
Eh bukan..
Maksudku wajah wanita rupawan..
Apalagi wajah kamu yang aku idamkan..
Sungguh.. beri aku waktu luang..
Untuk menikmati senyummu yang menawan..

Di Commuterline Juanda-Bogor, perjalanan pulang kantor, 04122019

kau, aku dan jarak itu

Kau berdiri membelakangiku..
Seakan hendak menegaskan kau akan meninggalkanku
Ingin ku kejar dan ku dekap..
Membalikkan badanmu dan menyergap indahmu..
Tapi kakiku kaku..
Tak sejengkalpun jarak berkurang antara kau dan aku..
Sunyi diantara kita menambah sepi bisu..
Tapi ku tau ada rindu..
Yang sulit untuk dipuaskan waktu..
Kenangan masa lalu malu-malu berlalu..
Kau indah seindah khayalku..
Kunikmati hati-hati sampai nanti..

Diatas commuterline Juanda-Bogor, 02122019

Kenanglah Ini, Untuk Nanti


Kenanglah ini, untuk nanti..
12 September 2019.. saat ini..
Di Kecamatan Samboja Bukit Bangkirai..
Aku berdiri di atas jembatan gantung diantara dua pohon besar Bangkirai..
Diketinggian 30 meter diatas tanah..
Pemandangan hijau dedaunan dan segarnya udara menyejukkan hati..
Memberi terapi dan pengajaran pada rohani..
Mungkin nanti..
20, 25 atau 30 tahun lagi..
Andai, jika, kalau, Ibukota RI jadi berpindah di sini atau tidak jauh dari sini..
Mungkin jembatan gantung ini masih ada..
Namun pohon besar Bangkirai tempat digantungkannya jembatan ini akan berganti..
Jembatan ini akan digantungkan diantara dua gedung tinggi..
Dan pemandangan hijau dedaunan hutan akan berganti..
Menjadi kilatan silau kaca jendela pantulan matahari..
Udara segar mungkin sudah tak lagi dapat kau nikmati...
Karena mungkin akan bercampur dengan polusi...

Samboja, 12092019