Pada simpang Ruang Kerja
(sebuah kado pelepasan)
Kita pernah duduk di meja yang sama,
Berbagi cerita di sela tumpukan kerja,
Tertawa di tengah tekanan,
Menemukan arti teman di balik peran.
Hari-hari berlalu dalam jejak langkah yang
saling menguatkan,
Kopi pagi, candaan ringan, rapat yang kadang membingungkan,
Semuanya jadi lembar kenangan,
Yang tak akan mudah dilupakan.
Kini, waktunya tiba untuk melangkah,
Bukan berpisah karena luka,
Tapi karena SK memanggil ke arah berbeda,
Namun, kisah kita tetap terjaga.
Terima kasih untuk kebersamaan yang tulus,
Untuk bahu yang diam-diam menopang,
Untuk semangat yang tak pernah putus,
Dan tawa yang selalu datang tanpa ditentang.
Meski ruang kerja tak lagi sama,
Tapi hati kita tetap saling menyapa,
Doa kami menyertaimu di setiap langkah baru,
Sampai jumpa lagi, di persimpangan ruang kerja dan waktu
ADA SAJA
Drupadi (2)
Drupadi,
merasa dirinya menjadi maharatu,
Ibu Peri pintar dengan manis tingkah laku,
Wajah cantik mempesona sepanjang waktu
Tempat segenap mata dunia tertuju
Drupadi
Puja dan puji padanya melahirkan congkak,
Reputasi sebagai penakluk lelaki tertanam di benak
Ditebarnya pesona pada setiap pijak,
Kata dan sikap manis yang menjebak
Dan hati lelaki tak ubah mainan kanak kanak,
Direngkuh asik dalam permainan sejenak
Lalu setiap bosan mendera, satu persatu dicampak,
Kesedihan mereka, menjadi bahan tawa tergelak
Drupadi,
Tak takutkah dia akan karma?
Satu dua hati yang terluka ,
akan menyisakan bara,
Yang terus akan berkobar menemukan cara
Untuk menjadikan drupadi dinista
Seumpama dulu , satu persatu kain penutup raganya
Direnggut dan dicabik tangan kotor dursasana
(Bandung, 26 Desember 24)
Drupadi
Bagaimana mungkin kita bisa seperti mereka,
memenuhi senja dengan bersahut kata rindu dan cinta,
karena sepanjang cerita yang terenda
adalah tentang aku yang menjadikanmu satu satunya
sementara kau jadikan aku hanya salah satunya
Gedung Sutikno Slamet Lantai 4,
19.00 WIB,
31 Oktober 2024,
diiringi "'mawar jingga"'
Interaksi
Jejak selalu menjadi yang tertinggal
Kadang juga bukan menjadi yang ditinggal
Namun memang perjalanan itu sebuah
kepastian
Dalam mencari sebuah kenangan kehidupan
Dalam perjalanan yang cukup lama
Bukan hal mudah untuk dilupakan
Meski suka dan duka dalam makna
Hingga sekian purnama pun akan
terlewatkan
Interaksi dalam kehidupan akan banyak
makna
Bukan interaksi dari Tulus yang penuh
cinta
Interaksi ini penuh makna kehidupan fana
Meskipun dalam sebuah fakta dan realita
Namun perjalanan itu akan menjadi
akhiran
Tanpa aksara dan suara
Hingga kehilangan menjadi sebuah oase
kenangan
Tanpa pamitan dan bara
Jakarta, 06 Oktober 2023
Puisi ini juga bisa dinikmati pada tautan berikut :
https://rulyardiansyah.blogspot.com/
Sepeninggal
Jejak jejak langkah telah dijalani
Adakah tanda kehidupan yang tertinggal
Perlukah stempel kehidupan di tandai
Perjalanan hidup akan menjadi guru terbaik
Tanpa cela dan tanpa dusta
Kirakah kami yang menetap menjadi nyaman
?
Bukankah kehidupan itu berputar
Pencarian diri atas hingar bingar
kehidupan
Hanya bagian dari sandiwara kehidupan
Pemimpin
Luasnya samudra tak bisa dinakhodai
Bila tidak dengan seorang yang pandai
Tingginya gunung tak bisa didaki
Bila tidak dengan seorang yang rendah
hati
Banyaknya pengalaman tak bisa di jalani
Bila tidak dengan jejak yang mumpuni
Banyaknya tugas tak bisa di geluti
Bila tidak dengan nurani yang suci
Seberapa banyak orang yang dipimpin
Tak akan berhasil dengan kearifan
Seberapa banyak harta yang dimiliki
Tak akan nikmat tanpa keberkahan
Seberapa banyak kekuasaan yang di dekam
Tak akan berhasil dengan sikap bijak
Seberapa banyak dunia yang kau genggam
Tak akan berhasil dengan hak hakiki
Pemimpin itu ibarat angin
Bisa dirasakan tapi tak bisa dikuasai
Pemimpin itu ibarat cinta
Bisa dirasakan tapi tak bisa dimiliki
Hingga akhirnya angin yang membawa kebenaran
Hingga akhirnya cinta yang membawa kebahagiaan
Bekasi, 14 November 2021
Terpesona
Senyum yang ramah
Dan kaki yang melangkah
Tak menyilaukan arah
Namun pasti menjadi mudah
My friend Fulanah
Pertahankan ghirah
Kami tidak menyerah
Dan tidak juga pasrah
Kebaikan selalu teringat
Menjadi sebuah perekat
Hubungan pun menjadi dekat
sesuai dengan hakikat
Doa kami selalu lekat
Tanpa harus memikat
Tanpa tangan berjabat
Meskipun jauh namun dekat
Bekasi, 15 September 2021
This poet can be seen in the link :
https://rulyardiansyah.blogspot.com/2024/05/terpesona.html
Laksana Hamba
Berikan aku sebuah air
Akan kuminum hingga habis
Berikan aku sebuah syair
Akan kuhidupkan sebuah tahbis
Jauh sumur mendekati uzur
Akan kukejar meskipun sakit
Berikan aku sebuah busur
Akan kulepas dengan sebuah bait
Jadikan aku seorang kaisar
Akan kurangkul sebuah dunia
Berikan aku sebuah bunga mekar
Akan kuberikan kepada putri istana
Jadikan aku orang shaleh
Akan kukejar hingga akhirat
Berikan aku petunjuk yang shaheh
Akan kuberikan ilmu yang manfaat
Bekasi, 11 September 2021
This poet can be seen at link below
https://rulyardiansyah.blogspot.com/2024/05/laksana-hamba.html
Dialog antara Aku dan Jendela Kaca
Halo, selamat pagi
Sekian lama kita tak jumpa
Apakah kau semakin menua
hingga terlihat renta?
lihatlah, dedaunan menari-nari
mereka bahagia karena semilir angin sejuk menyapa
sekawanan semut berjalan beriringan di cabang pepohonan
Dedaunan itu berpegang erat dalam meniti kehidupan
Aku memang menua
seiring berlalunya waktu tanpa memberi tahu
apalagi sekedar mengingatkanku
; begitu katamu
Namun, meski renta aku bahagia
meski kadang duka kerap kali menyapa
karena aku menjadi saksi
yang datang dan juga yang pergi
katamu kemudian
Bagaimana denganmu dirimu sendiri?
tanyanya kepadaku
bukankah kau juga terlihat menua?
cobalah berkaca kepadaku
helai demi helai rambutmu sebagian memantulkan cahaya
garis panjang di keningmu laksana aliran Nil
Apakah kamu bahagia?
Segelas Aren Latte Coffee
Jendela kaca terdiam
akupun demikian
Buaian Sayang Bak Piring Melayang
Tetesan hujan yang
jatuh di atas jerami
Tak membuat rasa ini menjadi doremi
Terbayang eropa yang musim semi
Mengingatkan dia bermain kartu remi
Kembali hujan berkawan malam sepi
Tak mampu menjaga rindu jati diri
Terbuai nyanyian sendu kekasih hati
Mengobati asa yang mulai mati
Masih hujan seperti malam sebelumnya
Tak mendua angan tanpa nyata
Pun ingatan masih terkoyak hampa
Mengurai jeritan sebuah jiwa
Andaipun hujan tak seperti biasanya
Berilah awak kesempatan bersuara
Agar jiwa yang duka dan terluka
Mampu meminang adinda
Bekasi, 11 September 2021
This poem can be seen at the link below
https://rulyardiansyah.blogspot.com/2024/04/buaian-sayang-bak-piring-melayang.html
Senja
Kala langit merah di ufuk barat
Begitu juga merah pipimu yang teringat
Terbayang senja di pantai Sulawesi barat
Tak kan ku lupa pesan yang yang tersirat
Ketika malam mulai mendekat
Tak banyak yang akan kulihat
Meskipun aku berusaha dekat
Tanpa diri dan bayangan yang melekat
Kuingat senyuman mu yang memikat
Dibalik sebuah gondola yang terikat
Tak banyak yang kurasa dan kuingat
Namun cinta ku selalu melekat
Ketika malam sudah mulai pekat
Tak terasa diri ini semakin teringat
Wajah ayu yang selalu lekat
Jika diri ini masih mampu mendekat
Bekasi, 2 September 2021
This poem can be seen in the link below
https://rulyardiansyah.blogspot.com/2024/04/senja.html
Hujan di Akhir Pekan
dan halaman-halaman kisah.
Kembali ke rumah, pena dan kertas menunggu setia,
D.A.M.S
It can’t be word
But it is an abbreviation
Some works should be hold
Not only a creation
It is an assignment
That should be finished
It is a kind of supervision
That made assignment cleared
It is a homophone sound
Like a dumb without “s”
But it is not playground
Like a drum without “s”
It is look like daily
But it is incidentally
The meeting is held routinely
But it reported immediately
I am only human
That can be a servant
I only deliver an assignment
Without less feeling reluctant
Without any hesitation
Please cheer me up
And go to any invitation
Then let it show up
Bekasi, 31 Agustus 2021
Gadis Ketek (3)
Jeng yah,
pernah,
sepatah kata "'terserah"'
mu lebih punya tuah
dibanding ribuan kata berbusah
membuat semua langkah
menjadi serba salah
tetapi, ketahuilah,
bahkan lelaki paling perkasapun, punya rasa lelah
pada akhirnya aku memilih menyerah
kata terserah mu menjadi untaian indah
pengantar mengakhiri kisah
Muaaah.....
(Gadog, 280224)
Kampanye
Saya berjanji,
Kalau saya terpilih nanti
Saya pasti akan memberi
Penduduk seluruh negeri
Kebebasan untuk bermimpi
Kalau saya tidak tepati,
Nanti janjinya saya revisi
(Gedung Sutikno Slamet, 10 Jan 2024)
Buah Catur
di permainan
aku mungkin sekedar bidak,
dan kau yang jadi raja atau menteri nya
atau bisa jadi sebaliknya,
Tapi seusai permainan,
kita sama sama berakhir
di sebuah kotak
lalu untuk alasan apa,
kita harus berbangga
atau bersusah hati...
(Gedung Sutikno Slamet, 281223)
Gadis Ketek
Jeng yah..
aku sudah merasa payah,
urusan berdusta kaulah juaranya,
kau bilang dalam hidupmu akulah satu satunya,
teman berbagi keluh kesah dan cerita
bahu tempatmu bersandar ketika kau begitu lelah akan dunia
tapi tak begitu adanya ku rasa,
sebentar saja aku hilap mata
langkahmu telah bebas berkelana
menjawab setiap kerlip mata yang memuja
pesonamu yang menyilaukan dunia
dan setiap kali aku diserang cemburu buta
kau akan berkata, apakah aku berhak melarang orang lain mencinta
Jeng yah,
mungkin saja aku telah salah
berlebihan menjadikanmu rumah
tempat menuju pulang ketika lelah dan payah
tapi setiap kali aku kembali pergi melangkah
maka mereka mengerumunimu seperti kumpulan lebah
yang menemukan kembang mekar yang merekah
setiap kali aku bilang aku marah,'
kau selalu berkilah, "' kalau ada yang datang,
tanpa kuundang, apa harus aku yang salah? "'
(Kampung Ujung Harapan, 27 November 2023)