SUDUT PANDANG

You never really understand a person until you consider things from his point of view...
until you climb inside of his skin and walk around in it
(Harper Lee, to kill a mockingbird) 

Ketika berat badan saya menyentuh angka 74kg, hasil cek kesehatan merekomendasikan bahwa saya kelebihan berat badan dan harus menguranginya minimal sebanyak 4kg. Ketika hasil tersebut saya mintakan pendapat ke seorang dokter, dokter tersebut sambil tertawa berkomentar "ah kalau cuma kelebihan 4kg diubah jadi otot aja Pak, gak perlu panik." Ketika akhirnya saya mencoba olahraga lari dan mendapati bahwa saya berhasil mengurangi berat badan bahkan sampai 7kg, teman-teman ada yang berpendapat saya terlalu kurus dan menanyakan kalau-kalau saya sedang sakit, padahal saya merasa sangat sehat dengan kondisi tersebut.
Ketika ada sebagian teman yang bertanya tentang badan saya yang terlihat kurus, terus terang saya agak kepikiran dan mulai introspeksi dengan aktivitas yang sedang saya geluti. Jangan sampai mau sehat malah jadi penyakit. Jangan sampai orang-orang melihat apa yang tidak saya lihat, meskipun orang lainnya tentunya tidak dapat merasakan apa yang saya rasakan.

Sudut pandang yang berbeda seringkali menimbulkan masalah, meskipun tak jarang justru memperkaya rasa. Seperti kutipan novel to kill a mockingbird di awal tulisan ini, kita tidak akan pernah benar-benar memahami sudut pandang seseorang sampai kita benar-benar menjadi orang tersebut. Berdiri di tempat yang sama pun pasti akan menghasilkan sudut pandang yang berbeda, katakanlah karena perbedaan tinggi badan, kemampuan penglihatan, cara berdiri dan lain sebagainya dan lain sebagainya. Lihat saja ketika Pemerintah menentukan titik-titik yang berbeda untuk melihat dan menentukan hilal pada saat awal atau akhir bulan Ramadhan. Bisa jadi di satu titik hilal terlihat namun di titik lain tidak terlihat. Dapat juga terjadi semua titik melihat hilal namun dengan derajat yang berbeda-beda. 

Masalah timbul ketika sudut pandang yang berbeda tidak dapat diterima untuk memperkaya rasa atau malah dianggap salah. Tidak saja timbul perdebatan yang saling menyalahkan malah tak jarang timbul pertikaian dan permusuhan. Hal yang banyak terjadi saat ini dalam kehidupan kita dan di sekitar kita.

Ketika disadari bahwa sudut pandang tidak mungkin sama apakah lalu harus dipaksakan sama?. Sudut pandang siapa yang kemudian harus dipercaya?. Mendapatkan sudut pandang yang mutlak sama tentunya tidak mudah kalau tidak dapat dikatakan tidak mungkin. Membiarkan perselisihan karena sesuatu yang sudah disadari tidak akan terjadi pun bukanlah hal yang bijaksana. Memahami sudut pandang seseorang kemudian menjadi sebuah keahlian manusia dewasa yang bijaksana. 


Butterfly

Flying over from flower to flower
Your wing reflects the beauty of nature
Your activity produces pollination for good reason
Your kind is a picture of God's creation

Your transformation is amazing
From egg you were born in the leaf
Then become worm who eat the leaf
After being adult worm become a cocoon

Many flowers await for your pollination
Your humble action cooperate with some birds
Even many enemies want to attack
Your honorable works can’t be compared

I wish the world would peace because of you
I wish there are no war in the world
The beauty of butterfly will inspire the world

The hope will maintain the world keep peaceful 


Puisi ini dapat dilihat di laman : 
https://rulyardiansyah.blogspot.com/2017/12/butterfly.html

Titik Balik

Di balik untaian doa-doa yang dipanjatkan, kadang manusia tidak sadar, di suatu masa, doa tersebut dikabulkan Tuhan, dengan caraNya sendiri.

Bila manusia menyadari titik tersebut adalah titik balik yang telah disiapkan oleh Tuhan untuk menyadarkannya dari suatu kelalaian dunia yang melenakan, maka titik tersebut dapat menjadi titik balik bagi dirinya sendiri.

Bila manusia menyadari bahwa beginilah cara Tuhan bekerja...beginilah skenarioNya, maka  ia tidak akan memberontak akan apapun ketetapan Tuhan untuk dirinya. Namun, tidak mudah untuk bisa sampai pada tataran ini, perlu perjuangan lahir batin.

Implementasi dari penerimaan tersebut akan tercermin dari tetap tenangnya hati menghadapi segala sesuatu persoalan yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari. Atau paling tidak, ketika resah itu datang, dia segera mencari cara untuk menenangkan dirinya, sehingga dalam tenangnya dia dapat mendengarkan kembali pesan-pesan dari dalam dirinya sendiri.

Bintaro, 10 Juni 2018


Sketsa tengah hari

Pena dan kata-kata lekat dalam genggaman Laki-laki
Di pemberhentian tengah hari,
Matanya nyalang, gigi gemeretak, menahan hasrat

Kobaran api,
di dada petualang-petualang muda yang berteriak mengumandangkan tuntutan
Tak jengah pada moncong-moncong peletupan yang di arahkan
adalah gemerlap inspirasi penciptaan

Barangkali sejarah akan lagi mencatat ulang,
Puisi yang dilahirkan ketika sebuah kebangkitan diwujudkan
Akan lagi menjadi legenda

Laki-laki, Yang menjadi kecil jadinya,
Di tengah gelegak kebesaran perjuangan
Sekedar pencatat lewat pena kecil
Entah terbaca,
Entah tidak

(Samarinda, Mei 1998)

Kryptonite As Roma di Liga Champions

As Roma menjalani musim yang luar biasa di Liga Champions musim ini. Sejak tergabung ke dalam grup neraka bersama Chelsea dan Atletico Madrid, Roma sama sekali tidak diunggulkan bisa melaju ke babak selanjutnya. Faktanya, Roma berhasil lolos dari grup neraka tersebut dengan status sebagai juara grup.
Di babak selanjutnya, ketika undian perempat final mempertemukan Roma dengan Barcelona, saya yakin tak seorang pun pengamat memprediksikan mereka bakal lolos, apalgai pada leg pertama di Camp Nou dibabat 4-1. Namun, pasukan Eusibio di Francesco mampu membalikan prediksi dengan menciptakan epic comeback di Olimpico.
Sayangnya, langkah Serigala Ibukota Italia itu harus gugur di tangan Liverpool pada semifinal. Kemenangan 4-2 di olimpico semalam tidak mampu memberikan tiket final kepada Roma karena kekalahan 5-2 di leg pertama, akibat kegelimangan Mohammed Salah denagn mencetak 2 gol dan 2 assist.
Menyoal kegagalan Roma melaju ke final Liga Champions musim ini, nampaknya klub dari Liga Inggris menjadi semacam kryptonite bagi Giallorossi. Seringkali, langkah AS Roma di kompetisi paling akbar benua Eropa terrsebut harus kandas di tangan wakil dari negeri Ratu Elizabet.  
Dimulai dari musim 1983-84, Roma yang saat itu mampu melaju ke final harus berhadapan dengan Liverpool (tim yang menyingkirkan Roma musim ini). Peluang Roma saat itu sangat besar untuk jadi juara, selain memiliki skuad kompetitif yang dimotori oleh Roberto Pruzzo  dan Bruno Conti, partai final  pun dihelat di Stadion olimpico, markas Roma sendiri. Sayangnya, keuntungan  tersebut tidak mampu dimanfaatkan Roma. Mereka gagal juara akibat kalah adu penalti lawan The kops.
Setelah lama tidak berkiprah di Liga Champions, Roma kembal lagi ke liga Champions pada musim 2001-2002. Mereka lolos ke Liga Champions dengan status sebagai Juara Serie A musim sebelumnya. Setelah lolos dari fase grup pertama, Roma terundi dengan Liverpool, Barcelona, dan Galatasaray di fase grup kedua (Dulu format liga champions memiliki dua fase grup). Lima pertandingan awal, Roma mampu meraih tujuh poin dan berada di bawah Barcelona, hanya memerlukan hasil imbang untuk masuk ke babak selanjutnya. Sayangnya, di pertandingan  terakhir Roma kalah 0-2 di Anfield dan harus tersingkir kalah head to head oleh liverpool. 
Di musim 2006-07 dan 2007-08 lagi-lagi Roma tersingkir dari Liga Champions oleh wakil dari Premier League. Kali ini pelakunya adalah Manchester United. Di dua musim tersebut Roma sebenarnya mecapai hasil terbaik  era Liga Champions dengan berhasil mencapai fase perempat final. Sayangnya, tim Setan Merah menjadi penjegal langkah Roma. Salah satu pertandingan lawan Man Utd malah menjadi kenangan pahit yang tidak akan terlupakan oleh Romanisti. 
Tersingkirnya Roma oleh wakil Inggris berikutnya terjadi pada musim 2008-09. Berhasil menjadi juara grup A mengungguli Chelsea dan Bordeaux, Roma harus berhadapan dengan Arsenal di babak perdelapan final. Di babak ini, kedua tim sama-sama mengalahkan di kandang masing-masing dengan sskor serupa. Perbedaannya adalah, pada babak adu penalti, salah satu algojo tim serigala ibukota gagal mengeksekusi penalt sehingga Arsenal yang berhak lolos ke perempat final.
Di era konsorsium Amerika, dua kali Roma tersingkir oleh wakil Inggris,  oleh Manchester City  di fase grup musim 2014-15, dan terakhir dikalahkan secara agregat 6-7 oleh Liverpool di babak semifinal Liga Champions musim ini. 

SPOILER

Belakangan ini media sosial sedang ramai dengan spoiler, terutama spoiler tentang film. Sesuai namanya, spoiler ini buat sebagian orang benar-benar 'merusak' suasana, menghilangkan mood bahkan membangkitkan amarah. Bagaimana tidak? rasa penasaran yang telah memenuhi benak dan berharap terpuaskan di empuknya kursi bioskop yang dingin, dengan ditemani popcorn dan minuman ringan, tiba-tiba hilang karena unggahan seseorang di media sosial yang dengan tanpa rasa berdosa menuliskan detil cerita film tersebut. Semua pertanyaan yang sekian lama diharapkan terjawab dalam durasi 120 menit tiba-tiba dituliskan hanya dalam beberapa baris unggahan.

Kesal? buat sebagian orang, iya. Sebagian? iya, karena ada juga yang menganggap spoiler adalah hal yang biasa saja. Tidak berpengaruh apa-apa, tidak mengurangi niat untuk tetap mengeluarkan sejumlah rupiah untuk tiket bioskop demi tontonan yang sebenarnya sudah diketahui jalan cerita atau kesimpulannya. Saya belum melakukan survei terhadap pendapat orang tentang spoiler ini, tapi dari berbagai unggahan di media sosial, percakapan di berbagai grup percakapan, sepertinya lebih banyak orang yang tidak suka dengan adanya spoiler ini. Saking kesalnya dengan spoiler, ada anggota yang keluar dari grup percakapan karena ada anggota lain yang mengunggah spoiler salah satu film yang sedang diputar di bioskop-bioskop. Belum lagi perang celoteh antara 'tukang' spoiler dan anti spoiler, seru pastinya. Saya hanya berdoa jangan sampai spoiler menyebabkan pertikaian yang konyol dan meningkat ke hal-hal yang merugikan secara materi, jiwa dan raga. Lebay? mungkin, tapi kita kan hidup di Indonesia, yang seringkali mendengar, membaca dan melihat nyawa terbuang sia-sia hanya karena uang seperak dua perak atau hanya karena tidak suka dengan tatapan mata. Naudzubillahi min dzaliik.

Fenomena spoiler film ini belum lama maraknya. Awalnya mungkin sekedar kelakuan iseng dan jahil antar teman. Menjahili teman yang terlambat menonton film kesukaannya pada kesempatan pertama. Adanya media sosial yang kemudian membuat apapun dapat viral dengan cepatnya. Kita bahkan bisa mendapatkan spoiler bahkan pada saat kita antri tiket untuk pertunjukan kedua di sebuah pemutaran perdana film tersebut. Lalu apakah perilaku spoiler ini dapat diubah?.

Menurut Kurt Lewin (1890-1947), yang terkenal sebagai Bapak Psikologi Sosial, perilaku manusia pada dasarnya adalah keseimbangan antara faktor-faktor pendorong dengan faktor-faktor penahan, sehingga perilaku manusia dapat berubah dengan mempengaruhi kekuatan faktor-faktor tersebut. Perubahan faktor-faktor tersebut dapat dilakukan dengan 3 (tiga) tahapan; pertama yaitu tahapan unfreezing. Dalam tahapan ini, faktor-faktor pendorong yang dapat merubah perilaku ditingkatkan, lalu faktor-faktor penahan dikurangi dan kemudian mencari kombinasi terbaik dari kedua hal tersebut. Kedua; mendorong perubahan cara berfikir atau perasaan atau perilaku atau ketiga hal tersebut ke arah yang lebih positif. Ketiga; refreezing yaitu tahapan dimana perubahan-perubahan yang telah dilakukan dikukuhkan menjadi sebuah kebiasaan. Tanpa adanya refreezing, perilaku-perilaku yang telah berubah dapat dengan mudah kembali menjadi perilaku lama sehingga keseimbangan baru yang telah terbentuk kembali berubah.

Berdasarkan teori perubahan perilaku tersebut di atas, maka perlu dilakukan peningkatan faktor-faktor yang dapat membuat orang-orang meninggalkan perilaku spoiler misalnya dengan mengedukasi bahwa sesungguhnya disadari atau tidak disadari spoiler itu dapat menghilangkan kebahagiaan orang lain, lalu bagaimana kalau hal itu terjadi dengan kita. Hal-hal yang menjadi penahan juga dikurangi misalnya adanya justifikasi bahwa spoiler itu justru menunjukkan niat baik pelakunya untuk berbagi kebahagiaan dengan orang lain. Sepertinya orang akan lebih berbahagia dibelikan tiket deh daripada kita nonton gak ngajak-ngajak lalu cerita tentang film yang sangat ingin kita tonton tersebut. Kekuatan media sosial dan kedewasaan penggunanya sangat menentukan keberhasilan proses ini. 

Perilaku spoiler juga dapat diarahkan ke hal yang lebih positif, seperti membuat resensi yang cerdas dan berkualitas. Pihak sponsor, pengusaha perfilman bahkan semua pihak dapat mendorong perubahan perilaku ini, misalnya dengan mengadakan lomba menulis resensi film yang berhadiah tiket gratis ataupun dengan kegiatan-kegiatan lain yang akan membuat para pelaku spoiler mengalihkan kelebihan energi-nya  menjadi sesuatu yang positif.

Sekilas spoiler ini hanyalah sebuah fenomena sesaat, namun tidak ada salahnya bila kita mencermati fenomena-fenomena sesaat yang banyak terjadi di sekitar kita. Apakah itu betul hanya sebuah fenomena ataukah cerminan dari kualitas perilaku bangsa kita?


Jakarta, 28 April 2018

Hal besar dari apa yang disukai


Dulu, saya pernah mendengar sebuah ungkapan, atau apapun namanya, bahwa jika kita memperdalam apa yang kita sukai, suatu hal yg besar mungkin akan  terjadi. Ungkapan tersebut selalu saya ingat, dan tahun lalu saya merasakan hal besar yang terjadi karena apa yang saya sukai.
Olah raga, terutama sepak bola, menjadi suatu hal yang sangat saya sukai.  Menonton pertandingan sepak bola mungkin bagi sebagian orang adalah hal yang biasa, tapi di masa kecil saya, itu menjadi sebuah candu yang membuat saya menjadi ketagihan. Saking terkena candunya saya oleh sepak bola, saya sampai rela menyisihkan uang jajan saya ketika sekolah hanya untuk membeli sebuah tabloid sepak bola demi memperdalam pengetahuan saya tentang apa yang saya sukai.
Sejak kecil, bangun malam untuk menonton sebuah pertandingan sepak bola, membeli dan membaca majalah/koran/tabloid terkait sepak bola menjadi kegiatan rutin yang selalu mengisi keseharian aktivitas saya.
Pernah suatu ketika, ayah membangunanku tengah malam dan mengajak menonton final Liga Champions yang saat itu mempertemukan AC Milan dan Juventus di Old Trafford. Entah mengapa, atmosfer pertandingan itu membuat saya takjub. Saya bahkan sampai nyeletuk kepada ayah “Pa, kayanya enak ya kalo bisa nonton langsung di satdion seperti mereka, rame gitu.”
Celetukan yang saat itu saya sendiri hanya menganggap itu hanyalah mimpi di siang bolong.
*******
Senin, 23 April 2018.
Pagi hari saya membuka akun facebook, saya diingatkan oleh facebook tentang memori setahun yang lalu. Suatu kejadian yang dulu saya anggap hanya sebuah mimpi, tiba-tiba bakal jadi kenyataan.
Setahun lalu, tepatnya tanggal 18 April 2017 saya secara iseng membuka portal sepakbola di internet, sebuah kebiasaan yang memang sudah rutin saya lakukan untuk membuka wawasan. Kebetulan, saya juga seorang admin dari akun twitter yang bertema sepakbola. Menjadi keharusan buat saya untuk selalu meng-update informasi-informasi teranyar dari dunia sepak bola.
Ketika membuka sebuah portal sepak bola ternama, ada suatu tautan yang membuat saya tertarik. Tautan tersebut bertajuk “Tantang Diri Anda untuk Mendapatkan Kesempatan Menonton Langsung Final Liga Champions.”. Melihat judulnya saja, saya sudah merasa tertantang, saya klik tautan tersebut, saya baca isinya ternyata sebuah kuis dsengan hadiah  perjalanan nonton langsung final Liga Champions di Cardiff.
Saya pelajari konsep kuisnya, ternyata semacam sebuah kuis trivia di mana kita diharuskan menjawab dengan benar beberapa pertanyaan yang diajukan sebelum nantinya dipilih sebagai pemenang. Iseng saya ikuti kuis tersebut, sebenarnya tidak kefikiran harus menang, karena niat awal saya hanya iseng saja. Satu demi satu pertanyaan yang diajukan sukses saya jawab dengan benar dan cepat. Saya iseng input email saya sebagai tanda keikutsertaan saya dalam kuis itu.
Selesai mengikuti kuis itu, saya menjalani hari seperti biasa, tidak ada firasat atau apapun tentang kuis tersebut. Hanya saja saya sempat bercanda kepada istri saya, saya bilang, “Kalo nanti nonton langsung final ke London, apakah kamu mau ikut?”. Respon istri biasa saja, karena dia tahu mungkin saya hanya bercanda.
*********
Jumat, 20 April 2017
Menjelang pelaksanaan salat jumat, tiba-tiba ponsel saya bergetar menandakan adanya notifikasi masuk. Saya sekilas mengecek ponsel saya, sebuah pesan dari portal berita tersebut masuk ke surel saya. Belum sempat saya membuka pesan tersebut, sekilas saya mengira itu hanyalah ucapan terima kasih telah menjadi peserta kuis saja. Saya abaikan pesan tersebut.
Sepulang dari salat Jumat, kembali saya mendapatkan sebuah notifikasi pesan surel masuk. Pesan serupa dari pengirim yang berbeda. Kali ini saya penasaran, saya buka pesan tersebut. Betapa terkejutnya saya, isi dari surel itu ternyata pernyataan bahwa saya dinyatakan sebagai pemenang utama dan berhak untuk pergi ke Cardiff. Bukan hanya ucapan terima kasih telah berpartisipasi. Sempet saya menyesal karena hampir mengabaikan surel tersebut. Ternyata rezekei emang tidak ke mana. :D
Segera setelah itu, saya kabari istri saya buat bersiap. Ada rentang hampir 2 bulan untuk mempersiapkan segala dokumen yang diperlukan. Waktu yang tidak sedikit juga tidak lama. Sempat resah juga karena hingga seminggu sebelum keberangkatan, visa tak kunjung di dapat. Namun akhirnya, semua berjalan secara lancar, dan tanggal 1 Juni 2017, saya beserta isteri akhirnya dapat berangkat ke Cardiff, Wales mewujudkan impian masa kecil saya, menonton final Liga Champions secara langsung di Stadion Millenium Cardiff, Wales. :D
Salah satu hal besar yang terjadi dari apa yang saya sukai.






Short Getaway: Mercure Simatupang







Waktu itu Abi sedang ada acara di Mercure Simatupang. Jadilah saya ingin mengajak mertua saya yg kebetulan lagi di Depok untuk ikut serta ke sana. Padahal abi dapat kamar berdua dengan orang, lha yaudah sekali kali kami book hotel buat sendiri. Maklum, biasanya gratisan XD

Saya telpon langsung ke hotelnya. Alhamdulillah gampang tinggal bilang mau kapan dan tipe kamar gitu gitu lah. Trus saya iseng kan, saya minta discount (corporate rate) karena suami sy jg ada acara disitu dan nginep disitu. Ditanya kan, perusahaannya apa? Saya jawab dan ternyata emang ada kan. Yaudah mbaknya bilang mau ngimel saya dengan harga awal nanti kalo ada discount dikabarin lg.
Saya waktu itu dapat harga satu koma sekian. Lha, trus saya ditelpon dan diemail juga harga barunya (yeiy dapet diskon). Nominal diskonnya seinget saya 450 ribuan gitu. Mayan kan, bisa makan cilok sepanci kayaknya..hehe

Padahal ya.. panitia acara juga gatau kayaknya saya mau ke sana. Dan siapa pula saya sampe bisa nebeng diskon pake nama mereka? Wkwk.. but yah disyukuri aja diskon yg ada ini. Alhamdulillah
Saya sama Ibu mertua saya dateng malam. Yahya.. suka liat jalanan via jendela kamar. Apalagi ada pembangunan track MRT atau LRT lah itu di depan hotel. Nah, cucok buat dia yg emang hobi liat semacam itu. 

Besok paginya kami sarapan di hotel dan ya.. ketemu deh ama temen2 abi. Yowislah risiko ngintil suami ya begini.. wkwk. Makanan oke menurut saya, banyak varian, ada spot main anak juga tapi kecil dan agak nyempil. Hehe

Dekorasi sih modern dengan aksen jam-jam segala rupa dari jaman baheula. Tidak banyak area foto karena emang hotelnya ga besar dan bukan family hotel kayaknya ya.. kite aje yg nyasar kemari..
Setelah makan sambil nunggu abi kelar rapatnya kita main ke pool di atas. Ada kaya bar gitu dan tempat fitnes. Tapii.. yaa itu.. segitu doang areanya. Poolnya juga mini. Hehe.. untung cuma semalam aja ya kalo ga pasti kita nyari emol atau jalan kemana gitu biar ga bosen. Siangnya kami makan di situ juga. Area makan seru tapi kalo siang agak panas karena banyak dinding kaca.  

Ok ya Mercure, lebih senang lagi aku kalo di dapur ada stempel halalnya (:D)