Lelaki Tersayang

Nak, mendekatlah
Tawarkan ibumu yang renta ini secangkir teh hangat
Nak, duduklah di sebelah ibumu
Berbicaralah apapun yang kau ingin ceritakan

Nak, Ibu tahu kau sangat takut bulan April datang
Kita hadapi bersama-sama
Walaupun ayahmu tak bersama kita
Jalanilah April ini dengan berani

Nak, tak ada luka yang tak perih
Ibu mengerti perihmu itu kau tahan cukup lama
Sejak April pertama ayahmu meninggalkan kita
Kau tahan luka itu dengan berani

Nak, Ibu tahu kau tak mau terlihat lemah
Kau selalu ingin jadi penjaga ibumu
Kau tak pernah menangis di depan Ibu
Namun Ibu tahu kau sering menangis diam-diam di kegelapan

Keluarkanlah sedihmu, anakku
Jangan kau tahan sendiri
Tak mengapa pundak rapuh Ibu ini jadi tempatmu bersandar
Walaupun ibumu sering terjatuh tapi ibu lebih kuat daripada yang terlihat

Tak selamanya menangis itu milik anak perempuan, anakku
Tak mengapa terlihat lemah di hadapan ibumu ini
Kau pun perlu menghibur diri
Untuk sejenak melupakan April kelabu-mu

Nak, April yang ceria akan datang menghampirimu
Pulihkan hatimu, bergembiralah
Ada saatnya kau menjauh dari Ibu untuk sementara
Ibu akan baik-baik saja

Nak, kau tahu Ibu hanya memilikimu
Hanya kau satu-satunya
Tak ada dua, tiga, apalagi empat
Tak pula ada cadangan untuk menggantikanmu

Rehatlah sejenak, anakku
Hirup udara segar
Kambali lagi April mendatang
Dengan raga dan jiwa yang baru

Ibu takkan letih menunggumu kembali
Doa selalu Ibu panjatkan dalam setiap hembusan nafas
Untukmu lelaki tersayangku yang tersisa
Anak tumpuan harapanku.


Jakarta, 12 Maret 2020