LELAKI YANG MALANG (2)

 

Setelah sebulan aku dan suamiku sembuh dari penyakit sejuta umat, kami berdua akhirnya memiliki kesempatan untuk mengunjungi Usman di kampung. Damar, suamiku, ingin memastikan kondisi Usman.

Aku hanya berdiri di depan pintu rumah sederhana milik ibunya Usman. Rupanya setelah keluar dari rumah sakit, Usman dibawa ke rumah ibunya yang tinggal sendiri. Ia seolah sudah tak punya lagi mempunyai keluarga setelah bercerai dengan isterinya beberapa tahun yang lalu.

Tercium olehku bau pesing dari dalam rumah itu. Kudengar juga dari saudaranya bahwa Usman sering membuka pampers-nya dan buang air kecil di atas kasur. Mungkin Usman juga tak sadar apa yang dilakukannya.

Usman duduk di atas kasur yang digelar di lantai. Tenggorokanku tercekat melihat kondisi Usman. Mukanya pucat bak mayat. Matanya cekung dan pandangannya kosong. Ia tak memiliki daya untuk sekedar menopang tubuhnya yang kurus kering. Berbeda dengan Usman yang kulihat beberapa bulan sebelumnya.

Kulihat Bulek Tansah, ibunya Usman, tertatih-tatih menyambut kami. Tak bisa kubayangkan bagaimana repotnya seorang ibu yang sudah renta harus mengurusi anaknya yang sakit. Penyakit Bulek Tansah pun sebenarnya tergolong berat tapi ia tetap bersemangat merawat anaknya. Untungnya saudara-saudara kandung Usman tinggal berdekatan dengannya, sehingga mereka bisa bergiliran menjaga Usman.

“Man, apa kabar?”

Damar duduk di depan pintu. Badannya membelakangi Usman. Sepertinya ia tak tega melihat kondisi Usman yang mengenaskan.

“Ya aku begini, Mas. Aku bingung sakit apa. Aku nggak bisa nelen makanan. Setiap mau makan aku selalu muntah. Makanku hanya susu kambing dan air tajin saja ….”

Kudengar suara Usman parau. Rupanya sakit juga merubah suaranya.

“Ya harus makan, Man. Satu-satunya cara untuk sembuh ya makan,”ujar Damar.

Kudengar Usman membalas dengan penjelasan panjang dan lebar. Rupanya kecerewetannya tidak berkurang walaupun ia sakit. Itu yang patut disyukuri. Satu kebiasaannya yang berkurang adalah tertawa. Usman selalu tertawa setiap kali menyelesaikan kalimatnya. Aku sangat tidak menyukai bunyi tertawanya. Aku sempat berpikir bahwa ada syaraf tertawa di otaknya yang bocor sehingga Usman tidak bisa menahan untuk tidak tertawa di setiap kalimat yang diucapkannya.

“Ini mending, Mas. Udah bisa duduk. Tadinya nggak bisa. Udah bisa ngobrol juga. Tadinya sering bengong dan berhalusinasi. Segala hal yang tidak mungkin diucapkannya. Sering bicara nggak jelas juga. Mending ini nyambung diajak ngobrol,” terang Ima, adik perempuan Usman.

Aku kembali mendengar kembali keluhan Usman tentang kondisinya. Sepertinya memorinya pun terganggu karena Usman bercerita hal yang sama berulang-ulang.

“Dia sering memanggil nama anaknya yang bungsu, tapi tak pernah datang menjenguk bapaknya. Anak sulungnya sih sesekali datang menjenguk, itu pun nggak lama. Usman ini sepertinya juga depresi menahan rindu kepada anak-anaknya. Dokter juga meresepkan obat penenang,”sambung Ima.

Aku tak tahu harus berkata apa lagi. Entahlah apa kesalahan Usman sehingga ia harus menjalani hidup di masa senjanya seperti ini. Tak memiliki apa pun selain penyakit dan kesulitan. Aku juga tak tahu apa yang terjadi selama sepuluh hari Usman terkurung sendiri di kamar kost-nya tanpa makan dan tak ada seorang pun yang bisa diajak berbicara  untuk sekedar mengeluhkan sakitnya.

 

Akhirnya kami pamit. Kutitipkan sedikit uang kepada Ima untuk membeli makanan yang layak untuk Usman.

“Untuk saat ini kamu harus fokus dulu buat sembuh, Man. Setelah itu, kita pikirkan nanti saja,”pinta Damar.

“Iya, Mas.” Air mata sepertinya menggenang di mata Usman. Matanya menerawang  jauh. Mungkin ada hal yang sedang dipikirkannya.

 Kami berdua berjalan menjauhi rumah Bulek Tansah dalam hening. Berbagai pikiran berkecamuk di kepalaku. Satu hal yang kuharapkan adalah Usman tidak putus asa dan tetap berusaha untuk pulih secara fisik dan mental. Semoga.

(Masih) Bersambung

sebuah surat dari (ngakunya) malaikat

setelah  membaca puisi dua hurufnya Kaka Indra Haria Kurba, saya  melihat folder arsip dan mejaku yang terdapat pada aplikasi persuratan kantor tercintah, 

terlihat ada beragam catatan dan disposisi dari para bos kita, ada teliti pendapat, untuk diketahui, hadir bersama atau lainnya, ada banyak ragam kata katanya.

mungkin kalau untuk surat dengan substansi yang hampir sama, karena sudah dilakukan berulang ulang, mungkin sudah reflek saja menulskannya.  

Bagi yang sering mendapat undangan rapat, mungkin akan menuliskan catatan siapkan bahan, hadiri, wakili atau hadir bersama.

kalau yang biasanya mendapatkan permohonan tanggapan atau masukan, mungkin  akan menuliskan catatan teliti pendapat, selesaikan sesuai ketentuan, atau  bicarakan dengan saya, phone a friend , ask the audience atau fiftu fifty ( kaya sebuah acara tipi  yang)

saya  jadi membayangkan  kalau misalnya,

di inbox  masuk sepucuk surat,

pengirimnya  tertulis  malaikat,

judulnya di tulis  tebal "maklumat"

tujuan semua pemimpin  juga  rakyat,

umbian umbian atau para pejabat

isinya tak panjang  tak juga singkat, 

hanya beberapa  baris kalimat,

 "wahai tuam tuan terhormat, 

hidup ini teramat singkat ,

suatu hari kalian  dijemput malaikat,

meninggalkan semua yang kini melekat,

suami, istri, anak , cinta, pacar,  harta dan pangkat


tak ada yang tahu datangnya itu  saat ,

tiba tiba  saja tanpa tanda atau firasat, 

bahkan mungkin mereka yang dijemput  tak lagi sempat, 

melakukan hal sederhana meski sesaat, 

misalnya menutup satu rapat, 

membaca sebaris surat, 

menyelesaikan satu amanat 

atau  menulis sebaris nota pendapat,

semua tamat,  

tak peduli meski saat itu  badan yang  terlihat 

bahagia  dan sehat


kalau ada ini surat, 

kira kira akan seperti apakah,

disposisi dan catatan yang tersurat, 

apakah teliti pendapat 

atau akan beragam seperti biasa yang kita lihat

misalnya 

pejabat 1 " untuk perhatian"

pejabat 2 " teliti pendapat"

pejabat 3 " siapkan bahan"

pejabat 4 " kootdinasikan'

pejabat 5" arsipkan'

pejabat 6 " hadir bersama"

pejabat 7 "untuk diketahui"

pejabat 9 "siapkan bekal "

pejabat 10 "bicarakan dengan saya "
atau

pejabat 11 ' wakili  "


entahlah., ini tulisan apa yaa, gak jelas blas


Malam  mingguan,  4 septembet 2021

Kebahagiaan Merpati Putih

Seekor merpati putih melesat terbang sayap membentang

Sang bayu menyambut riang dan membiarkan merpati menari dan berputar dipangkuan

Langit pun turut senang dan menitipkan salam

Pepohonan menatapnya penuh keharuan

Merpati putih melepas segala beban 

Menarilah...

Menyanyilah.. 

Kau  berhak untuk berbahagia!


LELAKI YANG KESEPIAN

 

Adakah yang tahu rasanya bagaimana tidak makan sepuluh hari? Atau sakit tanpa ada seorang pun yang bisa dihubungi karena tak punya pulsa? Ataukah perih hati karena anak yang selama ini diusahakan tidak putus sekolah tapi tak peduli keberadaannya? Beri tahu aku bagaimana rasanya.
Di saat kita sering berkeluh kesah karena makanan yang tak sesuai dengan selera kita, di tengah kota Jakarta ada orang yang kelaparan. Di saat kita mengeluhkan sakit tak tertahan tapi asupan obat dan suplemen tak pernah putus, ada orang lemah tak berdaya dan terkurung di ruang sempit tanpa seorang pun yang peduli. Di saat kita masih bisa menghabiskan kuota internet untuk menonton YouTube atau puluhan episode drama korea, ada orang yang tak sanggup berkirim kabar kepada kerabat karena tak ada pulsa. Di saat kita masih bisa bercengkrama dengan anak-anak, ada orang yang tak pernah diperhatikan anaknya.
Sepuluh hari kehilangan jejak kerabat, sebut saja Usman, yang biasanya berkirim kabar dan sebulan sekali datang ke rumah untuk mengambil jatah bulanan atau sekadar ikut makan di rumah. Pesan tak terjawab dan kami pun tak pernah diberitahu dimana dia ngekos selama ini. Sayangnya juga kondisi kami sekeluarga sedang sakit sehingga tidak bisa melacak keberadaannya.
Akhirnya kami mendapat kabar dari orang lain karena si pemilik kos memberikan kabar kepada teman sekamarnya yang saat ini sedang berada di kampung. Mungkin pemilik kos takut Usman ini mati di kost-nya. Ketika dijemput, kondisinya mengenaskan, lemas tak berdaya dan sekarat. Katanya dia meriang dan sudah sepuluh hari tidak makan. Kami kehabisan kata-kata. Akhirnya kami meyewa ambulans untuk membawanya ke kampung agar bisa dirawat di sana, karena di sana banyak saudaranya sehingga bisa terawasi.
Satu hal yang tak terpikir oleh kami adalah memberinya pulsa karena kondisi kami juga sedang terbaring sakit. Kami juga tidak bisa mentransfer uang karena dia tak punya rekening bank. Dalam dunia yang serba digital, masih ada orang yang kesulitan dihubungi, ironis memang. Itu hal yang paling kusesali sampai saat ini.
Di kampung, tak ada satu pun rumah sakit yang sanggup menampungnya, semuanya penuh. Akhirnya hanya Puskesmas lah yang bisa memberikan perawatan. Minimal memulihkan maal nutrisinya dulu. Ironisnya, sampai keesokan harinya, tak ada satu pun dari anak-anaknya yang mengunjunginya. Padahal selama ini, dia selalu berusaha keras narik ojek hanya untuk menjaga agar kirimannya tak berkurang untuk mantan isteri dan anak-anaknya. Ah entahlah, bagaimana perasaannya.
(mungkin) Bersambung

Lara dalam Asmara

 

Hilangmu mencetak sejuta lembar rindu

Tiap kubaca, hati terasa tak menentu

Lembar pertama, kedua mulai terasa pilu

Hingga lembar akhir , sesak ingin bertemu

 

Tinta cinta menipis, lembar kisah menangis

Penantian manis terkikis habis

Lembar demi lembar yang kukira menjadi buku kisah kita

Kini terlipat derita meninggalkan cerita

 

Lembarnya basah oleh rintik hujan

Memudarkan setiap kata dalam tulisan

Menghapus rangkaian kalimat kerinduan

Tersobek hanya dalam sekali sentuhan

 

Api asmara yang dulu membara

Redup oleh tetes air mata dan percikan lara

Mencuatkan asap kenangan

Menyesakkan dalam setiap hembusan

 

Hujan lara perlahan tak lagi terasa

Dipayungi rasa yang sudah biasa

Menyusuri jalan bersama hati yang telah terlatih

Sembari menunggu hangatnya sentuhan kasih


Please be much tougher ...

 Be tough, be safe …

 

Sesederhana itu,

 

Namun mampu keesokan harinya membuatku burkutat dari pagi hingga malam di depan laptop menyelesaikan sisa revisi tugas akhirku yang sudah terbengkalai lebih dari 3 bulan …. Bahkan lebih dari itu, selera makan ku kembali ‘normal’, nikmat menghabiskan sepiring nasi ketika makan siang dan malam ….

 

“Trus kalo sudah lulus mau ngapain? Mau banyakin gelar? Jangan mimpi aku akan ijinin kamu untuk kerja offline … Cari uang itu urusan suami, kamu cuma boleh keluar rumah kalo sama aku … Kembali ke fitrah perempuan ajalah …”

 

‘Fitrah’, terasa ada yang salah tapi aku tak mau lebih jauh membantah … diam menjadi pilihan bukan karena aku menerima, tapi aku lebih memilih menjaga emosiku, kesehatanku lahir batin … 

 

Hampir semua saudara, teman, kolega mengatakan aku wanita yang sangat beruntung … Hidup dalam kenyamanan yang diidamkan  … Mungkin itu yang hingga kini membuatku bertahan, tak ingin dianggap kurang rasa syukur, tak ingin lagi melukai orang-orang yang kusayang … lalu mencari kenyamanan dengan caraku sendiri … menikmati caci maki dari laki-laki yang selalu terlihat manis, bermartabat di depan banyak orang …

 

Terima kasih …

 

I know that you must be safe, just be much tougher …

Agar ada sedikit saja kekuatan yang bisa kau bagikan dan kurasakan ….

DUA HURUF

Dua huruf saja,

lalu semua beban berpindah

dari atas ke bawah

Dua huruf saja,

lalu berkerut kening

di hamparan tombol huruf dan angka

Dua huruf saja,

lalu berbalas berlembar kata dan data

dari bawah ke atas

Dua huruf saja,

atau cukup centang kolom isian

agar tak terlalu merepotkan dan buang tenaga

Dua huruf saja,

TP, atau

"Teliti Pendapat "



Jakarta, 31082021

CATUR

Kasus Dadang Subur alias Dewa Kipas versus Levy Rozman alias GothamChess serta dwi tarung Dewa Kipas melawan GM Irene di podcast Deddy Corbuzier, ternyata mengembalikan lagi kebiasaan saya bermain catur. Saya malas bermain catur daring, karena menurut saya salah satu seni permainan catur adalah permainan emosi pemain yang saling berhadapan. Ketika akhirnya saya mengunduh aplikasi catur, pertama lebih karena anak saya yang bungsu ternyata selama ini bermain catur daring; kedua, ya terdorong rasa penasaran, kok bisa Pak Dadang bisa dapat rating 2000+ dalam waktu 2 minggu?.

Bermain catur daring ternyata menyenangkan. Pertama, kita bisa bermain 24 jam dan dengan lawan dari seluruh penjuru dunia. Kedua, ternyata unsur emosi juga tetap terlibat, baik secara pribadi maupun melalui chat room yang difasilitasi aplikasi. Ketiga, fitur aplikasi yang saya gunakan ternyata cukup lengkap, sehingga saya bisa sekalian belajar dari permainan-permainan yang sudah saya lakukan. Yang terakhir, ada semacam motivasi untuk mencapai rating tinggi, siapa tahu dapat kesempatan dwi tarung dengan GM Irene juga he he he.

Tidak banyak yang tahu kalau saya sangat hobi catur. Saat belum duduk bangku sekolah dasar, saya bahkan sudah mampu mengalahkan orang-orang dewasa dan diikutkan lomba catur 17 Agustus-an, alih-alih lomba makan kerupuk atau balap karung lazimnya untuk anak seusia saya. Meskipun sangat hobi, saya tidak diarahkan untuk menjadi seorang pecatur (baca: https://www.bukannotadinas.com/2017/05/kutukan-akuntansi.html). Saya sendiri pun tidak ada keinginan untuk menjadi pecatur, meskipun ada masa-masa dimana hampir 24 jam saya hanya bermain catur dengan tetangga ataupun dengan teman kost saat kuliah.  Saya juga tidak tahu kenapa akhirnya vakum, hingga anak-anak saya pun tidak tahu kalau papinya jago main catur, sampai akhirnya ramai-ramai berita Dewa Kipas tadi.

Setelah kurang lebih 6 bulan bermain catur daring, banyak pelajaran yang saya dapat. Terkait kemampuan bermain catur, bagaimanapun, seorang pecatur sedikit banyak harus tahu mengenai teori catur, paling kurang teori tentang opening, middle game, dan ending game. Sebagai pecatur otodidak, saya sama sekali buta tentang teori-teori tersebut, dan tak jarang saya dituduh curang menggunakan chess machine saat saya bisa mengalahkan pecatur-pecatur dengan rating 2000 ke atas. Meskipun ada sedikit rasa penasaran tentang chess machine tapi saya tidak akan menggunakannya, bagaimanapun sportivitas harus saya jaga. Kemenangan dan kekalahan adalah hal biasa dalam permainan. Bagaimana kita menyikapi keduanya yang menjadi nilai tambah seseorang.

Selain pelajaran catur, banyak hal lain dari permainan catur yang dapat diadopsi dalam kehidupan sehari-hari. Langkah pertama dan 10 langkah berikutnya dalam permainan catur ternyata sangat menentukan kemungkinan kemenangan atau kekalahan. Dari salah satu sumber disebutkan bahwa terdapat 170.000.000.000.000.000.000.000.000 cara untuk memainkan 10 langkah pertama dalam permainan catur. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering dihadapkan kondisi "harus mengambil langkah pertama". Sering juga kita mendengar jokes tentang seseorang yang selalu berpikir 10 langkah ke depan, namun langkah pertamanya salah. Berangkat dari permainan catur, dengan banyaknya kemungkinan dari satu langkah pertama, tentunya kita harus berpikir keras bagaimana langkah pertama kita mendapatkan respon yang kita harapkan dan bagaimana langkah selanjutnya apabila tidak sesuai respon yang kita harapkan. Seorang pemain catur harus siap dengan segala kemungkinan respon dari lawan, yang tentunya juga mempunyai pemikiran 10 langkah ke depan untuk masuk ke dalam middle game. Hal ini menjadi menarik, karena tentunya setiap orang akan berusaha mengambil kendali. Ada hal menarik dari opening game ini. Saya cenderung kesulitan ketika berhadapan dengan lawan dari Indonesia. Mengapa? karena kebanyakan memiliki tipikal yang sama dengan saya, pecatur otodidak. Sampai ada seorang lawan dari Inggris yang berkomentar "Is this a random sh*t opening?". Pecatur dari Indonesia kebanyakan tidak bisa ditebak langkah-langkahnya, tidak sesuai pakem yang umumnya digunakan saat seseorang menggunakan opening move tertentu. Hal ini ternyata sangat mengesalkan bagi pecatur-pecatur yang banyak menghabiskan waktunya untuk mempelajari teori-teori catur. 

Membuat langkah pertama ternyata tidak semudah melangkahkan bidak. Perlu rencana, perlu pemikiran what next?. Perlu keberanian dan keyakinan juga, karena kita tidak tahu siapa dan bagaimana lawan yang kita hadapi. Ketika bidak sudah melangkah, tidak ada waktu untuk menyesal. Yang perlu dilakukan hanya berpikir bagaimana langkah selanjutnya akan lebih menguntungkan atau meminimalisir kesalahan yang mungkin terjadi saat langkah pertama.

Middle game merupakan bagian yang menguras pemikiran. Komposisi yang sudah dibangun di awal permainan bisa hancur dalam hitungan detik. Dalam middle game ini pula permainan catur dapat menjadi komplikasi, pelik dan tidak memberi peluang untuk melakukan kesalahan. Dalam kondisi emosi normal, saya biasanya akan lebih sabar dan mengalokasikan lebih banyak waktu untuk berpikir disini. Disini posisi akhir permainan akan ditentukan. Meskipun bukan jaminan kemenangan, namun berdasarkan statistik, menguasai middle game  akan memperbesar peluang untuk menang di end game. Saya seringkali membayangkan middle game ini adalah kondisi dimana tiba-tiba hidup bisa terlihat sangat ruwet, ribet dan serba salah. Ada saat-saat dimana pilihan yang tersedia hanya terus melangkah atau menyerah. Saya jarang sekali menyerah, meskipun pada akhirnya saya akan kalah, namun dari ribuan games yang telah saya mainkan, selalu ada peluang untuk menang karena selalu ada peluang lawan melakukan kesalahan. Middle game memberikan adrenalin yang berbeda, melebihi perasaan yang dirasakan ketika kita bisa melakukan check mate. Pelajaran pentingnya adalah kita harus siap dengan segala konsekuensi langkah-langkah kita, apapun itu. Disaat langkah-langkah kita ternyata memudahkan hidup kita tentunya patut kita syukuri. Ketika langkah-langkah kita ternyata menimbulkan kerumitan, kita harus kuat. We are what we did, tidak ada yang hadir tanpa sebab akibat, sebagai umat beragama tentunya kita bisa menyikapi kondisi tersebut dengan baik. Tidak menyerah, karena alam tentunya akan selalu menghargai usaha kita.

Bagian akhir permainan catur atau End game, bisa merupakan klimaks atau bahkan anti-klimaks dari keseluruhan permainan. Posisi nyaris kalah menjadi menang atau nyaris menang menjadi kalah kerap terjadi disini. Euforia memenangkan middle game tidak boleh menjadikan kita lengah, karena satu langkah salah bisa membalikkan keadaan. Kita harus bisa mengontrol emosi, mengendalikan permainan sampai permainan berakhir. Hal serupa tentunya  sering kita hadapi sehari-hari, semua persoalan yang tadinya menghimpit bisa tiba-tiba hilang karena kita melakukan langkah yang tepat, atau sebaliknya. Hal yang tadinya bukan masalah, tiba-tiba menjadi masalah hanya karena kita melakukan kesalahan.  Begitulah hidup, terus berulang sampai nafas terakhir terhembus dari badan.

Meskipun banyak pemikiran-pemikiran yang saya dapatkan dari bermain catur, namun tetap saja saya hanya bermain untuk kesenangan, bukan sesuatu yang serius. Sekarang saya justru menggunakan permainan ini untuk mengukur kadar stres saya. Biasanya saat stres, permainan saya akan kacau, banyak melakukan kesalahan dan terlalu mudah dikalahkan. Demikian sebaliknya, dalam kondisi terbaik, saya adalah lawan yang tangguh bagi siapapun. Kalaupun lawan bisa menang, mereka harus bekerja dan berpikir keras dan biasanya penghormatan tersebut disampaikan melalui chat room. Dari aplikasi catur daring ini pula saya tahu bahwa mendapatkan gelar Master dengan rating 2200 ke atas adalah hal yang mustahil dilakukan dalam waktu singkat. Hal ini memberikan rasa hormat kepada para atlet catur yang berlatih siang malam, menguasai ribuan kombinasi langkah dan terutama dengan kecerdasan otak mereka yang mampu membayangkan langkah-langkah jauh didepannya.


Jakarta, 30082021


Karena Semua Orang Takut untuk Ditinggalkan [Inspired from 'SORGE', a novel by OH]

 Begitupun aku …

 

“Ini keputusanku! Kamu tau ‘kan aku itu sangat pencemburu, dan aku gak suka kalo foto-foto kamu dinikmati banyak orang, apalagi laki-laki …”

 

Itu keributan yang kesekian puluh kalinya sepanjang usia pernikahan kami … dan seperti biasa, aku tidak mau begitu saja menerima hal yang menurutku terlalu berlebihan, hingga akhirnya kata-kata itu meluncur: “Gak ada negosiasi, tutup semua akun medsos kamu, atau kamu aku anggap sebagai istri yang pembangkang!”

 

Sebut saja namanya Bram … lelaki yang sangat menyayangiku dengan caranya yang juga teramat unik bahkan sering kali menyakitkan … Pengalaman hidupnya berpuluh tahun hidup dalam ‘topeng’ membuatnya ‘sakit’ dan merasa bahagia dengan ‘memaksaku’ berubah menjadi sosok wanita dan istri yang dia idamkan

 

‘Mengalah’ menjadi pilihanku … karena aku tiba-tiba menjadi takut untuk ditinggalkan [lagi]

 

Terbebas dari hiruk pikuk media membuatku pelan-pelan menjadi ‘terbiasa’, lalu lebih berhati-hati dalam berbagai hal … Bahagia? Rasanya akupun tak tahu harus menguraikannya seperti apa ...

 

Terkadang aku sangat rindu membagikan perasaan dan keadaanku dalam bentuk unggahan cerita, namun lagi-lagi aku takut jika wahana yang kugunakan, dengan satu nama tanpa inisial akan dikenali dan membuatku kembali kehilangan dan ditinggalkan … 

 

Karena, semua orang takut untuk ditinggalkan, begitupun aku …

 

 

[Agustus 2021]

Nyawa seharga seratus ribu


Tuan

Ada kabar bagus..baguuus sekali!

Banyak warga kelas teri yang sedang sekarat

Pagebluk laknat menggerogoti tubuh

yang ringkih dan melarat

Mungkin sebentar lagi nyawanya akan minggat

pundi-pundi harta kita bakal melesat, tuan!

Tiap nyawa, seharga seratus ribu!


Mari kita berdoa tuan, semoga semakin banyak warga kelas teri yang mangkat!