Isra Mi'raj
Ya Rasulullaah, betapa berat beban amanah risalah kenabian yang di letakkan dipundakmu
Dicaci engkau, di sakiti jua dalam dakwahmu
Namun isteri tercinta nan sholehah senantiasa menyemangati dan melindungimu
Tibalah masa kesedihan mengiris hati
Paman tercinta, Abu Thalib wafat tanpa sempat mengucap syahadat
Dalam hitungan hari, pendamping setia nan sholehah, Khadijah sang Ummul Mukminin pun pulang keharibaan Illaahi
Belum cukup ujian menerpa
Kepiluan kembali menguji kesabaran
Dakwah kepada kaum Thaif mendapat pertentangan
Di usirnya engkau bahkan dilempari batu hingga terluka
Mengalir darah segar dari pelipis sosok mulia
Terduduk engkau di bawah sebuah pohon
Hingga malaikat datang menawarkan bantuan tuk menimpakan bukit ke atas mereka kaum kuffar
Namun engkau menolak tawaran tersebut dengan halus, karena engkau yakin anak keturunan mereka kelak akan mengikuti risalahmu
Sedih, pedih, hancur dan remuk redam
Engkau terima takdir dengan lapang dada
Terpanjat sebuah doa; "Jika Engkau tidak murka kepadaku, maka semua (musibah) itu tidak aku hiraukan".
Di puncak ketidakberdayaan
Hadirlah sebuah undangan dari Tuhan Semesta Alam
Sebagai hadiah atas kesabaran
Dan penghibur dikala kesedihan
Di utusNYA seekor Buraaq menjadi tunggangan
Membawa kekasih mulia Dari Masjidil Haraam menuju Masjidil Aqsha
Terpilih menjadi imam shalat berjamaah
Melintasi tujuh lapis langit hingga Sidratul Muntaha
Perintah shalat lima waktu menjadi tiang agama
Media komunikasi antara Hamba dengan TuhanNYA
Yaa Rasulullaah, Yaa Nabiyullaah, Yaa Habiballaah
Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepadamu
Ummatmu yang berlumur dosa ini merinduimu
Berikanlah syafaatmu di yaumil akhir nanti
Alloohummaa Shalli 'Alaa Sayyidina Muhammad
GNWN/22032020