Dialog antara Aku dan Jendela Kaca


Halo, selamat pagi

Sekian lama kita tak jumpa

Apakah kau semakin menua

hingga terlihat renta? 


lihatlah, dedaunan menari-nari 

mereka bahagia karena semilir angin sejuk menyapa 

sekawanan semut berjalan beriringan di cabang pepohonan

Dedaunan itu berpegang erat dalam meniti kehidupan


Aku memang menua

seiring berlalunya waktu tanpa memberi tahu

apalagi sekedar mengingatkanku 

; begitu katamu


Namun, meski renta aku bahagia

meski kadang duka kerap kali menyapa

karena aku menjadi saksi

yang datang dan juga yang pergi


katamu kemudian


Bagaimana denganmu dirimu sendiri?


tanyanya kepadaku


bukankah kau juga terlihat menua?

cobalah berkaca kepadaku

helai demi helai rambutmu sebagian memantulkan cahaya

garis panjang di keningmu laksana aliran Nil


Apakah kamu bahagia?


Segelas Aren Latte Coffee


Jendela kaca terdiam

akupun demikian



Tidak ada komentar:

Posting Komentar