Book Review: “Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma” karya Idrus (1948)
Kinerja Ekonomi Indonesia per September 2025
27 Oktober 2025
Kinerja Ekonomi Indonesia
Hingga 30 September 2025, kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Indonesia menunjukkan kondisi fiskal yang sehat dan terkendali. Pendapatan negara mencapai Rp1.863,3 Triliun, sebagian besar didukung oleh Penerimaan Pajak dan PNBP. Di sisi belanja, total realisasi mencapai Rp2.234,8 Triliun, dengan alokasi terbesar untuk Belanja Pemerintah Pusat dan Transfer ke Daerah. Keseimbangan antara pendapatan dan belanja menghasilkan Defisit APBN yang rendah, yaitu Rp371,5 Triliun ($1,56\%$ dari PDB), dan Keseimbangan Primer yang surplus sebesar Rp18,0 Triliun. Ini mencerminkan pengelolaan keuangan negara yang hati-hati dan menjadi fondasi kuat untuk menjaga stabilitas ekonomi di tengah ketidakpastian global.
Kekuatan
ekonomi domestik tercermin dari aktivitas masyarakat dan dunia usaha yang tetap
ekspansif. Tren penjualan ritel dan
Indeks Aktivitas Manufaktur Indonesia terus menunjukkan pertumbuhan positif,
ditopang oleh tingginya proporsi belanja Konsumsi
Masyarakat ($75,1\%$). Pertumbuhan ini juga didukung oleh sektor bisnis dan
industri, yang tercermin dari kenaikan positif pada konsumsi listrik mereka.
Sementara di tingkat global, Neraca Perdagangan Indonesia tetap tangguh, mencatatkan
surplus kumulatif USD46,1 Miliar
berkat kontribusi besar dari sektor Non Migas, membuktikan daya saing produk
ekspor nasional di pasar internasional. Pemerintah juga turut mendukung
likuiditas ekonomi dengan menyalurkan dana sebesar Rp112,4 Triliun melalui
perbankan untuk realisasi kredit.
Sebagai inspirasi bagi kegiatan
ekonomi sehari-hari, data ini menyajikan sinyal
optimisme yang kuat: fondasi negara solid dan permintaan domestik bergairah.
Masyarakat diimbau untuk melanjutkan
konsumsi yang bijak dan berorientasi pada produk lokal untuk menjaga
momentum pertumbuhan. Bagi individu, momen ini ideal untuk meningkatkan disiplin keuangan, yakni menyeimbangkan antara
aktivitas konsumsi dengan penguatan Tabungan ($13,7\%$) dan investasi.
Sementara bagi pelaku usaha, sinyal ekspansi ini adalah peluang untuk memanfaatkan dukungan kredit perbankan
untuk ekspansi dan inovasi, memastikan partisipasi aktif dalam roda
perekonomian nasional yang tengah bergerak positif. 🇮🇩
10 Fitur Copilot Jarang Digunakan Padahal Sangat Bermanfaat
Prompt:
Berikan 10 kegunaan Copilot yang jarang digunakan padahal sangat bermanfaat dalam membantu pekerjaan. Berikan penjelasan mengapa jarang digunakan. Berikan saran untuk pengguna supaya mudah belajar menggunakannya.
Tentu! Berikut adalah 10 kegunaan Copilot yang jarang digunakan namun sangat bermanfaat dalam membantu pekerjaan:
- Penerjemahan Bahasa: Copilot dapat menerjemahkan teks dalam berbagai bahasa secara instan. Banyak pengguna tidak menyadari fitur ini karena mereka lebih sering menggunakan aplikasi penerjemah khusus. Saran: Cobalah mengetik dalam bahasa yang berbeda dan lihat bagaimana Copilot merespons.
- Pembuatan Gambar dan Logo: Dengan integrasi DALL-E, Copilot dapat membuat gambar dan logo dari deskripsi teks. Fitur ini jarang digunakan karena banyak yang tidak tahu bahwa Copilot memiliki kemampuan ini. Saran: Mulailah dengan proyek kecil seperti membuat logo sederhana untuk latihan.
- Penulisan Email Otomatis: Copilot dapat membantu menulis email dengan cepat dan efisien. Banyak yang tidak memanfaatkan ini karena mereka terbiasa menulis email secara manual. Saran: Gunakan template email yang sering Anda kirim dan minta Copilot untuk mengisi detailnya.
- Pembuatan Rumus Excel: Copilot dapat membantu membuat rumus Excel yang kompleks. Fitur ini jarang digunakan karena banyak yang merasa lebih nyaman membuat rumus sendiri. Saran: Mulailah dengan rumus sederhana dan minta bantuan Copilot untuk memodifikasinya.
- Penjadwalan dan Pengingat: Copilot dapat membantu mengatur jadwal dan mengingatkan tugas penting. Banyak yang tidak menggunakan fitur ini karena mereka lebih suka menggunakan aplikasi kalender terpisah. Saran: Cobalah mengintegrasikan Copilot dengan kalender Anda dan lihat bagaimana ia dapat membantu.
- Pembuatan Konten Visual: Selain gambar, Copilot dapat membantu membuat presentasi dan infografis. Fitur ini jarang digunakan karena banyak yang lebih suka menggunakan perangkat lunak desain khusus. Saran: Mulailah dengan presentasi sederhana dan minta Copilot untuk menambahkan elemen visual.
- Analisis Data: Copilot dapat membantu menganalisis data dan memberikan wawasan yang berguna. Banyak yang tidak memanfaatkan ini karena mereka lebih suka melakukan analisis manual. Saran: Cobalah memberikan dataset kecil kepada Copilot dan lihat analisis yang dihasilkannya.
- Penulisan Kreatif: Copilot dapat membantu menulis cerita, puisi, atau lirik lagu. Fitur ini jarang digunakan karena banyak yang tidak tahu bahwa Copilot memiliki kemampuan kreatif ini. Saran: Mulailah dengan proyek kecil seperti menulis puisi pendek dan minta bantuan Copilot.
- Pencarian Informasi Cepat: Copilot dapat mencari informasi di internet dengan cepat. Banyak yang tidak menggunakan fitur ini karena mereka lebih suka mencari informasi sendiri. Saran: Cobalah meminta Copilot untuk mencari informasi spesifik dan lihat hasilnya.
- Pembuatan Resep Masakan: Copilot dapat membantu membuat resep masakan yang dipersonalisasi. Fitur ini jarang digunakan karena banyak yang lebih suka mencari resep di situs web khusus. Saran: Cobalah memberikan bahan-bahan yang Anda miliki dan minta Copilot untuk membuat resep.
#artificialintelligence
Marstrand: 1 Pulau 3 Negara
Aku menemukan
keindahan di dalam ambiguitas. Ketika semua tergoda menjadi monokrom hitam dan
putih, adalah kelegaan untuk menemukan ruang yang menunggu untuk diberi nama
dan makna. Bagiku, Marstrand adalah fenomena yang dapat mewakili perasaan
tersebut. Masa perang dan waktu damai, dunia maju dengan kondisi ndeso, zaman resesi dan kemakmuran bangsa.
Apalah arti semua bualan manusia bila harus berhadapan dengan fananya kehidupan?
Norwegia. Denmark.
Swedia. Ketiga negara ini pernah memiliki Marstrand. Memiliki. Pada
masanya masing-masing, tentunya. Hal ini tergantung kepada batas ketiga negara
tersebut, yaitu sewaktu garis batas negara-negara tersebut di atas peta sedang
bergeser ke sebelah yang mana.
Pulau
ini kecil saja. Tidak bombastis penuh atraksi, namun kaya dari berbagai segi. Wisata kuliner, keindahan alam, atau khasanah budaya, adalah sebagian dari banyak rahasia yang bisa kita temukan di Marstrand. Alamnya asri, pantainya tenang, dan banyak bangunan bersejarah yang
bisa menginspirasi imanjinasi kita. Di penjuru pulau ini, tersebar
beberapa penjual makanan, kedai kopi, pedagang buah segar, dan tenda es krim untuk
melepas dahaga di bawah terik mentari musim panas. Bila beruntung, mudah
sekali untuk memdapatkan buah dan sayuran segar dengan harga murah dari petani.
Kota tua yang apik dengan deretan bangunan bersejarah ini akan membawa angan
dan hati para pengembara. Bagiku, Marstrand memberikan lebih dari
yang kita harapkan.
Kuno dan modern, ataukah klasik dan kontemporer, semuanya terpadu harmonis menjadi sesuatu yang indah. Seseorang bercerita
kepadaku bahwa sebagian besar penduduk Marstrand adalah kaya raya, namun anehnya sulit sekali menemukan kendaraaan roda empat di sepanjang
jalannya. Sebab, memang hampir tidak ada jalan raya di sini, kecuali jalan setapak lebar dari susunan bebatuan alami. Untuk melestarikan pulau
warisan sejarah ini, mobil dilarang beroperasi
di Marstrand. Jika sesekali melihat ada mobil melintas (dan biasanya mobil klasik), percayalah bahwa
mobil tersebut telah membayar pajak yang tinggi untuk bisa berkeliling di sini.
Perang dan perdamaian, transaksi
politik dan transaksi bisnis, atau sekadar titik singgah, Marstrand telah mengalami itu semua. Salah satu tempat bersejarahnya, Benteng Carlsten, telah menjadi saksi yang tabah atas pertempuran dan perselisihan berabad-abad antara leluhur bangsa Swedia, Norwegia, dan Denmark. Benteng ini tidak hanya menjadi saksi drama antar
negara, namun juga drama manusia. Konon, seorang tahanan seumur hidup, Lars
Larsson berhasil lolos dari penjara setelah menyamar menjadi koki wanita
bernama Lasse-Maja di benteng ini.
Bagaimanakah Marstrand berubah dari masa ke masa?
Semula, pulau ini merupakan tempat favorit untuk kaum berada pergi berlibur atau sekadar istirahat. Mereka
hendak menjauh sejenak dari polusi
udara dan polusi air pada Era Industri di awal abad
ke-19, beserta hingar-bingar kehidupan di pusat kota. Namun, hari ini kami sedang beruntung. Tidak banyak orang berlalu-lalang. Hanya ada sekelompok burung camar yang tampaknya juga suka bersantai di sekitar kami. Beberapa di antaranya berani mendekat,
ikut menemani, dan mencoba
mengambil potongan makan siang yang kami bahwa ke pantai. Lelah berbagi
makanan dengan burung camar, kami yang masih lapar pun singgah sebentar di Bergs Konditori, suatu kafe antik yang ternyata
memiliki
resep rahasia räksmörgÃ¥s (sandwich udang) terlezat … dan sangat terjangkau sampai kami makan dua kali dalam satu hari. Jangankan sandwich udang, sehari-hari burger pun biasanya tak terbeli.
Melanjutkan perjalanan kaki, kami menemukan sebuah gereja berusia 900 tahun, Mastrand Kyrka, yang telah direnovasi setelah kebakaran besar pada Abad ke-17. Bangunannya berkapur putih, berdiri ditengah komunitas penduduk lokal, dikelilingi oleh rumah-rumah mungil yang cantik, jajaran taman bunga, dan trotoar dari batu sepanjang jalan naik dan turun.
Berjalan lebih jauh ke dalam pusat komunitas, kami menemukan bangunan sunyi di atas bukit, yang ternyata adalah museum yang terbuka dan gratis untuk umum. Aku memberanikan diri untuk masuk, dan disambut oleh seorang Ibu yang ramah dan sangat tenang. Ia bercerita tentang kisah-kisah yang menarik selama aku menyimak rangkaian foto tua hitam dan putih yang terpasang di dinding kayu. Kisah tentang Marstrand di masa lalu, sebelum ada jalan raya, sebelum ada jembatan. Terlihat di foto tua, ada pelabuhan kecil yang menghubungkan Pulau Marstrand dengan Kota Gothenburg. Berjajar barisan mobil Volvo tua dengan tangki bensin raksasa sebesar drum mirip toren air hujan, mengantri selama berjam-jam untuk dapat naik ke kapal ferry menyeberangi sungai dari pinggir kota ke Pulau Marstrand.
Di foto, beberapa wanita bergaun hitam berkumpul di
dekat dok kapal, dan sebagian ada juga yang bergaun putih. Semuanya mengenakan syal atau kerudung
sederhana. Pemandu bercerita, gaun putih mencerminkan status sosial kelas atas, karena dibutuhkan biaya dan pekerja yang tidak sedikit untuk menjaga
kebersihannya. Setelah itu aku pun beranjak ke ruang depan, lalu menemukan peti harta
karun tua yang kuncinya telah rusak. Sayang, isinya akan tetap menjadi misteri selamanya untuk siapapun yang datang ke museum ini. Namun, di ruang depan selalu tersedia kartu pos dan suvenir untuk
dibawa pulang sebagai oleh-oleh.
Sampai di penghujung hari, kami kembali ke peradaban kota industri
dengan menggunakan kapal ferry dan tram,. Seharian penuh kami berjalan kaki mengelilingi Marstrand, termasuk jalan setapak "lubang jarum", celah sempit di tengah bukit granit yang dipangkas oleh ledakan dinamit pada abad ke-19. Syukurlah tidak ada manusia yang tersangkut di
dalamnya. Ketika malam pun tiba dan
bersiap tidur, baru terasa badanku lelah
sekali. Namun, hari ini sangat membahagiakan.
Location : Marstrandsön
Tram
stop : Marstrands färjeläge,
Kungälvs
Entrance
Fee : 20 SEK (for ferry crossing the
river, but already included in the bus ticket)
Website : http://www.vastsverige.com/en/Marstrand/
Kirlian
Pohon Pinus
Pohon Maple
Hidupnya menarik, tidurnya nya pun demikian
Pohon Cherry
Fort de Kock 1938
"Touch Disease"
Pecahan-pecahan Kebaikan yang Tak Akan Terlupakan
Acara kumpul-kumpul pra-reuni yang diperkirakan efektif mulai 2009 ini, seperti buah dari proses yang penuh dengan keringat dan usaha yang tak pernah mengenal lelah dan bosan.
Bagaikan mengumpulkan tulang-tulang berserakan, hanya yang bermental persaudaraan yang tinggi yang mampu melaksanakan, sementara media komunikasi belum secanggih seperti sekarang.
Tercatat, terbentuk group milist dengan kurang lebih 37 members (media komunikasi yang nge-hits waktu itu) pada April 2005, meski baru mulai rame postingan pada Januari 2006. Mungkin karena ada pilihan media komunikasi yang lebih menarik, denyut nadi 'kehidupan' terus mengalami penurunan sampai pada postingan terakhir pada April 2012.
Alhamdulillah, saya termasuk yang masuk dalam radar target misi yang tak terbantahkan kemuliaannya : menyambung silaturahim kembali.
Dari situ, beberapa kali ikut kumpul-kumpul super tipis di alun-alun dan di beberapa tempat lain yang nyaris tak terdokumentasikan. Tapi pahala untuk upaya ini insya Allah tidak akan terlewatkan sedikitpun.
Pemantik kecil yang tak pernah bosan, buahnya adalah bola salju yang tak berkesudahan putarannya. Semakin membesar, seperti yang kita rasakan sekarang ini.
Djaliteng !
Iya, tidak salah lagi, Djaliteng tak mungkin bisa dipisahkan dari upaya-upaya ini, meski tentu bukan hanya dia yang ada dalam barisan ini. Kerja kerasnya selalu kita rasakan sepanjang tahun, sampai tiba kabar yang sayup-sayup seperti susah untuk dipercaya. Tapi keyakinan bahwa semua akan berhenti pada taqdir yang sudah ditentukan Allah SWT atas hamba-Nya, memastikan bahwa kabar itu memang benar adanya. Kabar yang mengagetkan itu tentu menghilangkan gelak tawa, tergantikan oleh kesedihan yang menyelimuti bermacam-macam perasaan.
Beruntung, punya kesempatan untuk mengantarkanmu diperistirahatan terakhir sahabatku. Pagi itu seperti ikut menyampaikan kesedihannya, prosesi yang sangat emosional itu diiringi oleh rintik-rintik hujan. Ini semakin menambah rasa kehilangan seorang sahabat yang tak pernah lelah dan bosan menyambung-nyambung tali saliturahim yang tercerai-berai.
Selamat jalan sahabat, seperti yang pernah aku ucapkan di hari ketentuanmu, dan kini aku ulangi lagi di sini, semoga selalu dalam naungan rahmat-Nya, mendapat balasan yang lebih baik dari kebaikan-kebaikan yang pernah kamu lakukan. Aamiin Ya Rabbal 'Alaamiin.
Semoga kita bisa melanjutkan upaya mulia ini : tetap bersemangat mengumpulkan, semakin mempererat tali silaturahim. Tentu ini tak mudah, karena kerikil-kerikil kecil akan selalu ada. Kedewasaan dan kerendahhatian membuat semuanya menjadi mudah insya Allah.
GIVE WAY
![]() |
| salah satu simulasi keadaan di jalan raya. |
Rome was not built in a day. Membangun suatu sistem, peraturan ataupun budaya berlalu lintas tidak dapat dilakukan dalam sekejap, semudah menggosok-gosok ceret ajaib lalu terkabul. Butuh waktu dan proses. Aturan legal formal yang telah ada pun tidak akan berarti apa-apa jika implementasinya tidak dilakukan dengan tepat. Dengan segala infrastruktur yang sudah tersedia, seharusnya pemerintah hanya perlu strategi implementasi yang baik. Langkah pertama yang bisa dilakukan adalah 'mempersulit' masyarakat untuk mendapatkan SIM, baik SIM pertama ataupun perpanjangan. Memahami peraturan lalu lintas serta cara berkendara dengan baik, aman dan sesuai peraturan yang dibuktikan dengan lulus ujian SIM adalah syarat wajib untuk mendapatkan/memperpanjang SIM. Akan lebih bagus jika metode ujian SIM tersebut dapat lebih disederhanakan sebagaimana contoh di Australia tadi. Berikutnya tentu penegakan peraturan yang tegas dan tidak pilih kasih sehingga benar-benar dapat menimbulkan efek jera bagi pelanggar peraturan lalu lintas. Butuh waktu dan konsistensi memang, namun jika tidak pernah dimulai kita tidak pernah tahu kapan akan selesai.
Dari pengalaman yang gue alami, give way ini sebenarnya tidak hanya dipraktekkan masyarakat Australia ketika berkendara. Konsep tersebut ternyata berlaku dimana-mana, dan bahkan untuk hal-hal yang mungkin menurut kita sangat sepele seperti memberikan ruang untuk menyalip pada saat kita berada di eskalator. Disitu terlihat bahwa adanya kesadaran untuk tidak mempersulit orang lain, tidak menghalangi jalan orang lain telah menjadi suatu kebiasaan baik yang dibudayakan. Kebiasaan baik yang menjadi budaya tersebut kemudian 'diamankan' dalam peraturan-peraturan formal/non formal. Tidak mengetahui aturan-aturan tersebut atau melanggar aturan-aturan tersebut akan mendapatkan sanksi, baik sanksi sosial maupun sanksi hukum yang tegas.
Di Indonesia, mungkin gue yang kudet, tapi gue belum menemukan adanya suatu kebiasaan baik masyarakat yang sedemikian pentingnya sehingga masyarakat bersama-sama dengan pemerintah sepakat untuk menjadikannya sebuah aturan legal formal yang mengikat semua orang. Entahlah untuk hal lain, tapi untuk kebiasaan give way saja gue sulit menemukannya dalam keseharian, baik itu memberi jalan secara harafiah maupun memberi jalan dalam artian memberikan kesempatan bagi yang lebih berhak.













