Setiap hari pemandangan laut lepas
nan indah ini dapat Kami nikmati. Desiran ombak, air laut biru nan
bening, bukit-bukit nan gagah, burung-burung yang berterbangan sungguh
amat indah dipandang, dimana mata ini seolah tak pernah jemu untuk
memandangnya. Sore hari setelah selesai waktu bekerja dan juga untuk
menghilangkan rasa penat yang telah dirasa, biasanya kami mengunjungi
taman pala. Taman pala adalah sebuah taman kota yang terdapat di Kota
Tapaktuan, Aceh Selatan.
Disana terdapat berbagai macam
penjual makanan ringan dan minuman ringan, disana juga terdapat deretan
warung yang menjual makanan berat. Biasanya setelah membeli es krim
ataupun bakso, kami duduk santai di pinggir laut menikmati eloknya laut
luas di Tapaktuan. Biasanya masing-masing kami menceritakan apapun yang
bisa diceritakan. Hal-hal sederhana pun dapat dijadikan bahan tertawa.
Mungkin hal ini bisa menjadi kenangan indah saat kami tak lagi mengabdi
di tempat yang sama.
Aku suka mengambil gambar di daerah
ini, walaupun sebelumnya Aku sudah pernah melakukannya. Mengabadikan
pemandangan laut yang tenang, langit yang luas, bukit yang berjejer tak
akan pernah jemu Aku lakukan. Kami menyudahi menikmati pemandangan laut
kala sudah terdengar rekaman suara mengaji dari mesjid terdekat.
Seketika kami bangkit dari batu pembatas laut yang sedang kami duduki
kemudian berjalan menuju kendaraan yang sedang terpakir rapi kemudian
kami menikmati perjalanan kembali ke rumah.
Terbesit
dalam pikiran untuk bertanya kepada diri, bagaimana jika di bumi ini
tidak ada air laut? Pastinya Kita tidak akan pernah bisa menikmati
indahnya pemandangan laut yang elok dan menyejukkan mata. Ketika melihat
sesuatu yang indah biasanya manusia berkeinginan untuk memilikinya,
apakah Kamu setuju dengan pernyataanku?
Bagaimana dengan laut
yang indah ini, Kita tak akan mungkin bisa memilikinya. Akhirnya Aku
dapat menyadari bahwa segala sesuatu yang Allah ciptakan itu hanya untuk
dinikmati begitupun segala kesempatan yang datang dan hal yang kita
dapatkan bukan untuk dimiliki selamanya, seperti orangtua, pekerjaan,
teman, pasangan, anak. Jadi mengapa kita terlalu menggengam sesuatu yang
sebenarnya tidak akan kita miliki selamanya?