Cuacamu,
tak tentu,
benderang, menggelap,
kerontang, melembab,
tentangmu,
tak jemu,
menjelang terlelap
menjerang harap
(Kaki Gunung Slamet , 26 Juni 2022)
Cuacamu,
tak tentu,
benderang, menggelap,
kerontang, melembab,
tentangmu,
tak jemu,
menjelang terlelap
menjerang harap
(Kaki Gunung Slamet , 26 Juni 2022)
Pergi rapat kerja ke baturaden,
Lewati hamparan pinus dan nanas
Sinergi DJA DJAPK semakin keren
Wujudkan anggaran berkualitas
badan lungkrah ingin istirahat
Menjadi terlupa indahnya lokasi
Belanja daerah dan belanja pusat
Dirancang harmoni tak duplikasi
Di bawah panglima nan perkasa
DJA DJPK berpadu seiring sejalan
Di sini Pak Prima di sana Pak Isa
Kami dipandu mencapai tujuan
(12 Mei 2022)
Penganggaran Terpadu
orang orang pintar itu, bicara tentang menyatukan DIP dan DIK menjadi DIPA, menjadikan anggaran rutin dan pembangunan menjadi satu, menghindari anggaran mendua, di sini iya di sana iya,
kata mereka melahirkan DIPA adalah prasasti pencapaian perjuangan panjang, kemenangan atas perang melawan gaung kemustahilan yang membahana pada awalnya
tak perlu heran, seperti pepatah menyebut, "keberhasilan mempunyai banyak saudara, dan kegagalan yatim piatu", banyak yang berebut
mencatatkan namanya, mengulang ulang cerita tentang peran seolah paling pahlawan
Jangan kau tanya apa pendapatku? mungkin saja semua benar begitu, di kepalaku justru tengah riuh menjalar perumpamaan, andai DIK itu seperti ku, DIP itu seumpama kau, kalau keduanya menjadi DIPA, kelak aku dan kau bisa saja menjadi kita,meski sekarang muskil adanya
(ujung harapan, 12062022)
Fajar bersiap menampakkan kilau
Netra menyaksikan terpukau
Kabut selimuti jiwa terlelap
Meski pejantan berkokok sigap
Detak jantung memburu waktu
Spidometer bergerak maju
Embun tak ingin lepas mendekap perdu
Seakan sulit mengenyahkan rindu
Teringat akan sepasang kekasih
Di sepertiga malam sunyi
Bintang memberanikan diri
Perlahan mendekati rembulan bak bidadari
Ada hal yang hendak diutarakan
Kelu menjalar kata tak tersampaikan
Ah...betapa sulit mengungkapkan isi hati
Padahal kesempatan kedua takkan terulang lagi
Sesulit menuangkan maksud dan tujuan pada nota dinas
Sang bintang dalam menarik napas
Telah bulat tekad disiapkan
Namun luluh jua ketika menatap sang rembulan
Entah sampai kapan bintang terus berdiam
27052022
Belum usai,
satu laras
tersenandung
tuntas,
senja
menggilas,
pertanda
tegas,
sampai,
batas,
temu-mu
tuntas
Kau
berkemas,
sepenuh
gegas.
Lalu ,
ruang Senyap
meranggas,
Udara rasa
Beku mengeras
genggam tangan
pelahan lepas
Sesak dada,
Pilu terimbas
hutang Rindu
Belumlah lunas
ah
padamu
Rengkuhku getas,
Kau
Tetap lagi raga nan bebas
(24 mei 22)
Sang surya tampak malu menampakan diri
Di antara awan mengabu, sesekali di intipnya penduduk bumi
Yang sebagian telah sibuk menyambut pagi
Di antara deru mesin kendaraan
Dan hilir mudik para pejalan
Gedung gedung pencakar langit
Pongah menentang awan
Seakan mereka berkata; keluarkan saja semua beban
Sekawanan burung hilir mudik
Rimbunnya dedaunan di sebuah pohon besar menjadi tempat favorit untuk berkumpul
Setelah sekian waktu sibuk menjemput rezeki
Saatnya istirahat dan menikmati
Di dalam rangkaian gerbong Commuter Line
Yang telah tiba di Stasiun tujuan
Bergegas orang-orang menuju tangga berjalan
Tergesa gesa menaiki anak tangga
Tak sadar ada yang tersakiti karena sikapnya
Sementara yang lain sibuk membaca kabar berita
Atau terdiam memegang barang bawaan, waspada
Seekor cicak mengamati gerak gerik manusia
Tiba di bawah naungan halte Jak Lingko
Berdiri menanti kehadiran Trans Jakarta
Detik berganti menit
Yang ditunggu menampakan wujud
Pagiku penuh warna
Bagaimana dengan pagimu?
25052022