mengapa ilmuwan aktif mencari tetrakromat? Diperkirakan bahwa kemampuan mereka melihat warna-warna alamiah yang tidak 'kelihatan' dengan mata normal bisa membantu para ahli untuk mendeteksi penyakit atau zat-zat berbahaya tanpa terlalu banyak menggunakan peralatan atau prosedur yang berisiko.
Tetrachromats
mengapa ilmuwan aktif mencari tetrakromat? Diperkirakan bahwa kemampuan mereka melihat warna-warna alamiah yang tidak 'kelihatan' dengan mata normal bisa membantu para ahli untuk mendeteksi penyakit atau zat-zat berbahaya tanpa terlalu banyak menggunakan peralatan atau prosedur yang berisiko.
Colours
Have you ever thought how colours get their names?
Some colours get their names from flowers (lavender, rose, marigold). Some other get their names from fruits (orange, plum, peach, strawberry). In other times, we get them from drinks (coffee, chocolate, mocha, buttermilk, champagne, cream). Geologists also have their creations (cobalt, gold, silver). Meanwhile, let's not forget soldiers in uniforms (khaki brown, navy blue). Long time ago, royals have their colours too (burgundy, prussian). What about countries? (turqouise, china). And people too (baby pink) ๐
Empat
Seberapa jauh kita mengenal diri sendiri?
Beberapa minggu yang lalu saya mengulas mengenai konsep Johari Window, yaitu teori mengenai hubungan interpesonal dimana Joseph Ingham dan Harry Luft berpendapat bahwa akan selalu ada 4 sisi manusia yang diketahui atau tidak diketahui mengenai dirinya atau orang lain selama berinteraksi satu sama lain. Kuadran arena, faรงade, blindspot dan unknown ... keempatnya tidak terlepas satu sama lain dan akan selalu bergeser, membesar atau mengecil sepanjang hidup kita ... bahkan mungkin setelah kita tiada di bumi ini lagi. Apabila ditengok ke dalam buku sejarah, kita akan melihat betapa suatu peristiwa akan terasa lain bila diceritakan dari sudut pandang orang-orang yang berbeda ... meskipun mereka sama-sama mengalami peristiwa itu secara bersamaan.
Mengapa angka 4 istimewa? Sebab, banyak sistem di dunia ini yang pada dasarnya bekerja dalam 4 kategori. Ada musim panas, musim dingin, musim semi, dan musim gugur. Ada waktu pagi, siang, sore, dan malam. Ada dimensi panjang, lebar, tinggi, dan waktu ... meski kini fisika quantum mengenal ada 11 dimensi. Ada mata angin utara, selatan, timur, dan barat (meski kemudian ditambahkan lagi dengan 4 sub kategori barat laut, timur laut, tenggara, dan barat daya). Alkemi kuno memperkenalkan kita kepada 4 elemen yaitu air, api, tanah, dan udara ... meski kini kita mengenal ada 103 elemen di alam semesta ini (dan jumlahnya mungkin akan bertambah). Omong-omong, angka 1 + 0 + 3 = 4 ๐
Melihat kecenderungan ini semua, saya tertarik untuk membuat 4 tulisan dengan 4 tema yaitu manusia, alam, dunia ide (abstrak) dan dunia fisik (konkrit). Supaya tidak terkesan serius, 1 dari tulisan tersebut akan bersifat sebagai hiburan dimana saya akan membuat review film dari 1 yang pernah saya lihat. Namun demikian, pembaca akan melihat bahwa setiap tulisan mempunyai benang merah dengan tulisan yang ada sebelum dan sesudahnya.
Selamat menikmati tulisan di penghujung tahun ini ๐
Terompet Malam Tahun Baru
Efisiensi Pak Jokowi (Tanggapan atas tulisan SuamiSIAGA)
.
Kedua, tentang sudut pandang. Masih terkait dengan hal yang pertama, dalam pendapatnya, penulis memiliki sudut pandang yang berbeda dengan Pak Jokowi. Penulis secara tersirat mengharapkan agar kasus pemulangan TKI tidak hanya dilihat dari perbandingan biaya pemulangan dengan biaya rapat dan lain-lain, tetapi seyogyanya juga dilihat ke dampak yang lebih besar dari sekedar perbandingan tersebut;
.
Menanggapi hal tersebut di atas, menurut saya apa yang disampaikan Pak Jokowi sudah tepat. Meskipun apa yang disampaikan beliau ada di dalam komponen/level input namun saya yakin beliau sudah mengetahui dan mempertimbangkan kasus pemulangan TKI tersebut secara komprehensif. Ketika beliau membandingkan biaya pemulangan TKI (yang menurut beliau biaya inti) dengan biaya rapat dan lain-lain, seharusnya Kementerian/Lembaga menangkap keinginan dan pesan beliau tentang efisiensi, tentang rasionalisasi belanja untuk menghasilkan suatu output dan outcome. Sehingga saya berkesimpulan bahwa pendapat beliau tersebut hanyalah penyederhanaan permasalahan agar pesan yang disampaikan dapat diterima dengan jelas.
.
Terlepas dari hal tersebut di atas, saya mengapresiasi tulisan kritis SuamiSIAGA karena hal tersebut dapat membuka suatu diskusi baru mengenai justifikasi biaya utama dan biaya pendukung beserta komposisi yang ideal-nya. Dari beberapa referensi yang pernah saya baca, komposisi tersebut ditetapkan melalui suatu perhitungan statistika dengan asumsi-asumsi tertentu.
Semoga bermanfaat.
Jakarta, 28 Desember 2017
Membeli Masa Lalu
Sedikit Pendapat Untuk Pidato Presiden Joko Widodo Dalam Acara Penyerahan DIPA TA 2018
Berdasarkan pernyataan beliau, muncul penasaran dibenak saya, apakah memang demikian kondisi yang terjadi pada Kementerian/Lembaga di negeri ini. Kalau pun memang demikian, apa yang harus dilakukan?????
Saya mencoba menggali dengan data yang dimiliki oleh Direktorat Jenderal Anggaran, dalam menghasilkan suatu output berupa barang atau jasa, maka diperlukan biaya komponen yang sifatnya utama dan pendukung. Sebelum menunjukan data yang ada, saya akan sedikit menyampaikan mengenai definisi komponen utama dan komponen pendukung sesuai dengan PMK Nomor 94 Tahun 2017 tentang Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan RKA-K/L dan Pengesahan DIPA.
Komponen Utama merupakan semua aktivitas Keluaran (Output) Kegiatan teknis yang nilai biayanya berpengaruh langsung terhadap volume Keluaran (Output) Kegiatan. Komponen utama merupakan aktivitas yang hanya terdapat pada Keluaran (Output) Kegiatan teknis dan merupakan biaya variabel terhadap Keluaran (Output) Kegiatan yang dihasilkan.
Komponen Utama = Output Teknis (yang biayanya berpengaruh langsung terhadap volume output).
Komponen Pendukung merupakan semua aktivitas Keluaran (Output) Kegiatan generik dan aktivitas Keluaran (Output) Kegiatan teknis yang nilai biayanya tidak berpengaruh langsung terhadap volume Keluaran (Output) Kegiatan. Seluruh aktivitas dalam Keluaran (Output) Kegiatan generik merupakan komponen pendukung.
Komponen pendukung pada Keluaran (Output) Kegiatan teknis digunakan sebagai biaya tetap terhadap Keluaran (Output) Kegiatan yang dihasilkan, misalnya komponen desain, administrasi proyek, pengawasan, dan sejenisnya.
Komponen Pendukung = Output Generik + Output Teknis (yang biayanya tidak berpengaruh langsung terhadap volume output).
Sesuai dengan data yang dimiliki Direktorat Jenderal Anggaran, secara total belanja Kementerian/Lembaga selama periode TA 2016 dan TA 2017, komponen utama komposisinya lebih tinggi dari komponen penunjang, bahkan pada TA 2017, perbandingan komposisi antara komponen utama dengan komponen penunjang adalah 61,1% dibanding 38,9%.
sumber : Direktorat Jenderal Anggaran