Jujur

Tidak ada seorang manusia pun yang luput dari dosa ataupun kesalahan. Hanya saja ada orang yang berani mengakui dosa/kesalahannya, namun ada orang yang tidak berani mengakui dosa/kesalahannya tersebut. Diperlukan jiwa yang besar untuk bisa mengakuinya dengan jujur.

Godaan untuk berbuat dosa/kesalahan sudah dimulai sejak dini, tentu saja tiap orang akan berbeda-beda memulai dosa/kesalahan tersebut. Mungkin sewaktu kecil kita pernah berbohong kepada orang tua kita, pernah mencuri uang milik orang tua, lalu ketika beranjak remaja pernah membully teman sekolah kita, pernah memakan makanan di warung sekolah tanpa membayar dll. Semakin dewasa godaan semakin kompleks menerpa kita, baik di rumah (dengan pasangan dan anak-anak) , di lingkungan tempat tinggal (dengan tetangga, dengan alam sekitar), maupun di kantor (dengan rekan kerja, atasan ataupun bawahan). Bila kita tidak pernah berupaya untuk menyisir kembali apa dosa/kesalahan yang pernah kita perbuat, maka itu akan menjadi titik kelam yang terus menerus membesar yang akan menutupi kefitrahan kita.

Ketika kertas kehidupan kita yang semula berwarna putih bersih, lalu perlahan kita goreskan noda-noda kelam di atasnya, bagaimana mungkin kita bisa melihat warna-warna cerah tergores pada lembar kehidupan kita, bila tak ada lagi ruang untuk menggoreskannya?

Semoga dengan kejujuran kita mengakui dosa dan kesalahan kita, memohon ampun kepadaNya dan meminta maaf kepada orang-orang yang pernah kita sakiti serta mengisi kehidupan kita dengan berbagai kebaikan yang mampu kita lakukan, Allah akan mengampuni kita dan membimbing kita dalam menjalani kehidupan di dunia ini. Amin.



Bintaro, 18 November 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar