Pengakuan
Mungkin
Melasti,
Jimbaran,
Badung
dan Bali
Serta engkau
Negeri yang teramat indah dikunjungi,
tapi tetap saja,
padaku telah ada dia,
yang hadirnya seumpama rumah,
ruang dimana aku,
akan selalu merindukan pulang
(Ujung harapan, 220222 )
@tetehnumaketiung
Kalau ....masih manusia biasa
kalau pemimpinmu,
masih manusia biasa,
mereka,
bisa saja salah
bisa saja lupa
kalau bawahanmu,
masih manusia biasa
mereka,
bisa saja salah
bisa saja lupa
kalau temanmu
masih manusia biasa
mereka,
bisa saja salah
bisa saja lupa
kalau dirimu
masih manusia biasa
dirimu,
bisa saja salah
bisa saja lupa
kenapa kepada dirimu, sendiri
kau begitu maklum
kau begitu pemaaf
sedang kepada yang lain tidak?
(21012022)
mungkin kita telah lupa
(kado perpisahan untuk sahabat yang berangkat
Teh Ika, Mas Aran, Mas Idub, Mas Bagyo dan Mbok Merrin)
mungkin kita telah lupa,
bagaimana cara kita
pertama berjumpa
mungkin saja waktu itu,
duhai Ika teman perempuanku
aku salah satu yang terpaku
melihatmu memasuki pintu
dengan wajah ayu dan tersipu malu
dan menghampiri pegawai satu persatu
sambil mengeja pelan namamu
Ika kartikawati dari warung jambu
mungkin saja waktu itu
duhai kawan aran
aku orang yang penasaran
tentang siapa kah kau pemilik
wajah yang menebarkan
aura persahabatan,
senyum dan wajah nan tampan
yang tak lekang oleh zaman,
hingga terjawab ketika kau mengulurkan tangan
sambil menyebut namamu Aran
mungkin saja waktu itu ,
wahai mas budi dan mas bagyo
lelaki rendah hati dalam banyaknya ilmu
aku salah satu yang ragu
untuk memulai menyapa dulu,
takut membuatmu merasa terganggu
oleh semua tingkah lakuku
dan baru mulai bersapa setelah berminggu minggu,
dan menjadi tahu
mas bagyo dan Mas Idub namamu
mungkin saja waktu itu,
wahai Mpok Merrin kawan mainku
orang orang melihatmu cewek pemalu
hingga akhirnya semua tahu
kau penari hebat saat diputarkan lagu melayu
dan semua sepakat dangdut adalah nama tengahmu
mungkin aku telah lupa,
bagaimana cara kita pertama berjumpa,
tapi kita pasti sepakat bahwa kita tak lupa
waktu waktu selanjutnya memyatukan kita seumpama keluarga
bekerja bahu membahu bersama,
makan, minum, bercanda tawa bersama
atau terdiam menunggu senja
saat dimana kita akan pulang ke keluarga sebenarnya
kita pasti sepakat,
masa telah mematangkan rasa
hingga seolah
sakit ku adalah sakit mu
sakit mu adalah sakit ku
senang mu, senamg ku
senang ku, senang mu
meski gajimu tetap gajimu
dan gajiku tetap gajiku
seperti keluarga lain,
kadang kita pun menjalani hubungan yang lucu,
dekat berseteru,
tapi saat jauh merindu
kawan kawan,
kita akhirnya tiba pada kenyataan,
hidup tak selalu seperti yang kita inginkan,
kerelaan atau ketidak relaan tidak pernah menganulir keputusan,
kita hanyalah bidak yang dimainkan menuju tujuan,
tak tertolak, tak juga tertahan
selamat jalan, kawan
mungkin kita akan bertemu entah kapan,
kalau hidup memberi jeda,
kita akan berbincang untuk mencoba mengingat
apa yang hari ini telah kita lupa
(Sutikno Slamet, 14 Jan 2022)
Tragedi Negeri Basa Basi (II)
stok sopan santun di pasar sudah kosong
konon katanya hari ini semua ludes di borong
orang orang tanpa minta harga dipotong
membawa pulang berkantong kantong
semua bermula dari cerita
entah salah atau benar adanya
sopan santun bisa sangat meringankan
hukuman yang dijatuhkan untuk pesakitan
Beginilah jadinya sekarang di tengah kita
para pesohor dan pembesar kota
rame korupsi atau melanggar pranata
dan melakukannya dengan sangat sopannya
mengambil hak orang atau mencuri
seperti mengambil milik sendiri
mengangkangi hukum atau regulasi
seperti tanpa malu atau rasa risi
sesekali mungkin ada yang ditangkap polisi
mereka akan berlaku sangat rendah hati
menebar senyum mengabarkan alibi
yang terjadi sekedar ujian diri
mohon doa dan dukungan untuk kuatnya hati
Ah mereka sungguh sangat sopan sekali!
di depan majelis pengadil yang dihornati
mereka tampil sangat rapi dan wangi
tutur katanya runtut teratur rapi
gesturnya tertata menarik simpati
siapa coba yang tak suka orang sopan?
bahkan pengadil yang katanya wakil tuhan
hingga vonis dijatuhkan begitu ringan
hanya karena semata pertimbangan sikap sopan
ah mungkin bisa saja pak hakim lagi menebar guyonan
penawar rasa letih atas beratnya kehidupan
yang sebenarnya, keadilan telah ditegakkan
sangat sangat tegak sepertu terjadi di negeri impian
(131221)
Kaleidoskop (1)
Januari,
aku mengejar
kau menjauh.
Februari,
aku mengejar
kau menjauh
Maret,
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
...
Desember,
Masih begitu alur kisah
Aku tak menyerah
Kau tak juga lelah
(entah nulis apa ini, 121221)
Tragedi Negeri Basa Basi
Di hari anti korupsi
Para koruptor pun cuti sehari
Rehat sejenak untuk berkontribusi
Ikut teriak " katakan tidak pada korupsi"
Besok harinya mulai lagi
(Sutikno Slamet, 091221)
aku punya seorang kawan
aku punya seorang kawan
di dadanya tersemat
tugas mulia menjaga uang rakyat
agar terbagi secara cermat
mewujudkan besarnya manfaat
sekali saja dia abai atau hianat,
membiarkan patgulipat atau bahkan terlibat
maka hancurlah seluruh martabat
tertanggung akibat sepanjang hayat
kawanku begitu teguh pada prinsip diri
sepanjang tugasnya sering dijumpai
keteguhannya akan diuji
dari depan belakang dan semua sisi
konon terkadang dia diuji iba dan empati
tema kemiskinan yang menjadi komoditi,
seakan jika usulan tak disetujui
dia dianggap telah kehilangan kesejatian insani
sesekali dia
perlihatkan usulan program si miskin nan
melarat
begitu gemerlap disusun dalam surat menyurat,
begitu indah dalam bual bual buku proposal
tapi menurutnya tak pernah menjawab yang jadi soal
bantuan si miskin dan anak terlantar
kadang tak sampai terhantar
yang sungguh miskin konon kerap luput
terganti tuan berperut gendut
hitungan usulannya juga penuh sengakarut
entah data mana hendak diturut
semua pihak saling klaim berebut
merasa datanya paling yahuut
tapi aneh juga diskusi rame berkutat
hitung- hitungan alokasi rapat
mengira ngira menu konsumsi
memilih tujuan monev kan pergi
terkadang keteguhannya juga ditakar
oleh mereka yang berlagak tuan besar
gagah berani membawa aspirasi
katanya tak boleh ditolak atau diganti
usulannya kadang tak masuk akal
seakan Anggaran adalah barang obral
kalau begitu dia akan berlagak orang bebal
yang tak soorangpun pernah dia kenal
aku punya seorang kawan,
Di dadanya tersemat
tugas mulia menjaga uang rakyat
di atas kepalanya,
kibaran panji nagara dana rakca mengangkasa
(Hari anti korupsi 2021)
Selamat Siang Tuan
Selamat siang tuan,
hari ini APBN tidak sedang santai rebahan,
banyak sekali yang harus di kerjakan
coba kau lihat,
hari ini dia masih terengah engah
menghela nafas
sejak dua tahun lalu pandemi covid meretas
hari ini kerjaannya belum lagi tuntas
dari seluruh negeri
masih terasa
isak sedih tangisan
mereka mereka
yang yang ditinggalkan
terduduk
memandangi
berangkatnya mobil mobil ambulan,
bergantian membawa muatan
yang bernafas
tersengal
menuju perawatan
atau terbungkus tebal
menuju kuburan,
hingga raung sirena menghilang di kejauhan
Selamat siang tuan
hari ini APBN tidak sedang santai rebahan,
dia hadir
mengupayakan tersedia vaksin dan obat obat vitamin
penambah daya tahan,
menjaga agar
sakit dan mati tak banyak berulang,,
dan kasus covid semakin berkurang
mengupayakan
para tenaga medis,dokter perawat penggali kubur tentara polisi petugas
petugas yang sedang bahu membahu berperang melawan pandemi
dapat lancar melanjutkan darma bakti
mengupayakan
tersedia biaya pulsa dan data,
buat para guru dan siswa,
serta perangkat pengolah data sewajarnya
hingga mereka yang sekolah atau kuliah
tetap bisa mendapatkan,ilmu dan hikmah
meskipun tetap tinggal di rumah
mengupayakan
ada subsidi dan
bantuan dana
makanan pokok dan lauknya
agar
mereka yang tak bisa lagi
bekerja,
tetap mendapatkan kebutuhan dasarnya,
mereka yang tak berdaya,
tak mati kelaparan dalam rumahnya
dia hadir,
mengupayakan
agar tetap bertambah jalan yang menembus belantara
dan wilayah terpenjara,
agar tetap terbangun pabrik pabrik yang menampung
banyak pekerja
agar terlatih tentara dan tersedia senjata untuk menjaga negara
agar terbentuk polisi jaksa dan penegak hukum
yang memastikan hukum sebagai panglima
agar listrik listrik tetap menyala
hingga negeri semakin terlihat warna indahnya
agar air tetap mengalir sebagai pengobat dahaga
agar semua cita cita berdirinya negara terlaksana
agar dokter, guru, pegawai, lurah, camat tetap bekerja
melayani rakyatnya
Dia hadir,
Mengupayakan ekonomi yang porak poranda
Terimbas corona pelahan bergerak tumbuh tak semakin rubuh
selamat siang tuan,
Selamat siang tuan
hari ini APBN tidak sedang santai rebahan,
jangan sampa kau terjebak sikap tamak
membuatmu membelokan bantuan dari yang berhak,
merubah spek barang sehingga gampang rusak
merampok uang apbn sambil terbahak
jangan sampai gila hartamu menjadikan kalap
membuatmu lebih piawai dari tukang sulap
merubah kuitansi untuk menilap
menyamarkan bukti terlihat gelap
mencuri uang apbn ketika para penggawas hilap
Selamat Siang, Tuan
hari ini APBn tak sedang berdiam rebahan
jangan kau ganggu dengan keculasan
Pada suatu petang
Pada Suatu petang
ada yang hilang,
ketika kau pulang
Ruang riuh menjadi lengang dan hampa
sebenarnya apa yang tak sengaja,
tadi kau bawa serta?
(Stasiun Juanda, 3 Des 2021)
Sorganya Sederhana
Suatu senja,,
Binar Cahaya anak nomor lima
tergopoh cerita,
tentang sorga,
yang didengar
dari ustadzah
di madrasah
samping rumah
sorga itu katanya
negeri di mana
terjawab damba
tanpa tunda
terkabul pinta
tanpa jeda
maka katanya,
kelak di sana
dia minta hape saja,
biar segala waktu bisa
nonton nastya dan ayahnya
tanpa tunda
tanpa jeda
#menjaga cahaya
#binar
sebuah surat dari (ngakunya) malaikat
setelah membaca puisi dua hurufnya Kaka Indra Haria Kurba, saya melihat folder arsip dan mejaku yang terdapat pada aplikasi persuratan kantor tercintah,
terlihat ada beragam catatan dan disposisi dari para bos kita, ada teliti pendapat, untuk diketahui, hadir bersama atau lainnya, ada banyak ragam kata katanya.
mungkin kalau untuk surat dengan substansi yang hampir sama, karena sudah dilakukan berulang ulang, mungkin sudah reflek saja menulskannya.
Bagi yang sering mendapat undangan rapat, mungkin akan menuliskan catatan siapkan bahan, hadiri, wakili atau hadir bersama.
kalau yang biasanya mendapatkan permohonan tanggapan atau masukan, mungkin akan menuliskan catatan teliti pendapat, selesaikan sesuai ketentuan, atau bicarakan dengan saya, phone a friend , ask the audience atau fiftu fifty ( kaya sebuah acara tipi yang)
saya jadi membayangkan kalau misalnya,
di inbox masuk sepucuk surat,
pengirimnya tertulis malaikat,
judulnya di tulis tebal "maklumat"
tujuan semua pemimpin juga rakyat,
umbian umbian atau para pejabat
isinya tak panjang tak juga singkat,
hanya beberapa baris kalimat,
"wahai tuam tuan terhormat,
hidup ini teramat singkat ,
suatu hari kalian dijemput malaikat,
meninggalkan semua yang kini melekat,
suami, istri, anak , cinta, pacar, harta dan pangkat
tak ada yang tahu datangnya itu saat ,
tiba tiba saja tanpa tanda atau firasat,
bahkan mungkin mereka yang dijemput tak lagi sempat,
melakukan hal sederhana meski sesaat,
misalnya menutup satu rapat,
membaca sebaris surat,
menyelesaikan satu amanat
atau menulis sebaris nota pendapat,
semua tamat,
tak peduli meski saat itu badan yang terlihat
bahagia dan sehat
kalau ada ini surat,
kira kira akan seperti apakah,
disposisi dan catatan yang tersurat,
apakah teliti pendapat
atau akan beragam seperti biasa yang kita lihat
misalnya
pejabat 1 " untuk perhatian"
pejabat 2 " teliti pendapat"
pejabat 3 " siapkan bahan"
pejabat 4 " kootdinasikan'
pejabat 5" arsipkan'
pejabat 6 " hadir bersama"
pejabat 7 "untuk diketahui"
pejabat 9 "siapkan bekal "
pejabat 11 ' wakili "
entahlah., ini tulisan apa yaa, gak jelas blas
Malam mingguan, 4 septembet 2021
Dongeng lelaki yang memuja
# 1
Status wa
sebaris kata kata dituliskan
pada status wa
lalu degub jantung berpacu,
dihela harapan dan kecemasan
engkaukah duhai pujaan
satu di antara deretan nama
yang membaca
sebelum ujung waktu tayang tiba
sebab bahagia telah
ditafsirkan sederhana,
hanya jika satus wa telah kau baca
seakan satu persembahan,
telah sampai kepada tujuannya
karena untuk alasan ini,
mahakarya telah dicipta
#2
aku belum sempat mencari cara
hari hari ini masih seperti sebelumnya,
mulai bekerja sejak membuka mata,
hingga kadang malam tiba
ada saja yang harus dikerjakan,
rapat virtual yang bersambung
disposisi bertubi yang bikin bingung
maaf, jiika aku belum sempat,
mencari cara melupakan mu
#3
My Task di aplikasi persuratannmau
tak sengaja aku mengintip,
My Task di aplikasi persuratanmu
tertulis tugas
"menjalani takdir selalu hidup dalam pikiran para pemuja"
waktu mulai bertahun lalu,
waktu selesai tak tahu-
aku lihat di menu kehadiran,
kau belum lagi ClockOut
pantas saja,
aku masih terus memikirkanmu
#4
perbincangan
aku mengetik
hai pakabar?
aku menunggu,
dua jam berlalu
kau sedang menulis
lama sekali
aku gemetar
menatapi layar
muncul di layarku
sehat , jawabmu
aku bahagia
tiada terkira
aku mengetik
aku menunggu
aku gemetar
lalu bahagia
berulang ulang
tanya yang sama
jawab yang sama
selalu begitu,
kau pasti sangat sibuk,
tak segera menjawab
selalu begitu,
berulang ulang
Bekasi , Sabtu 28 Agustus , 2021
Dongeng Musim Pandemi
# 1
Doa
seorang lelaki
semalam berdoa,
Tuhan lindungilah orang orang baik
dari Corona,
Timpakan saja
pada koruptor,
pemimpin lalim,
preman
serta orang orang jahat lainnya saja
agar hidup ini tak makin berat akan coba
pagi tadi sang lelaki.
sesak nafas
dokter menyebut nya
hasil reaktif atau positif
yang tak terlalu jelas dia dengar,
karena dia bergegas hendak meralat doa-nya
( Bekasi, Agustus 2021)
Halte
Karena jiwa jiwa yang merdeka
Membebaskan pikirannya untuk selalu melaju
Tanpa pola, tanpa lintasan,
(wahidin , 3 januari 2020)
Genting
( 1)
wabah yang bermula di negeri asing
belum ada tanda berpaling,
menghadirkan rona genting
pada wajah kota yang compang camping
(2)
orang orang berkerumun di pintu samping,
pintu keluar masuk ditutup jaring
resiko terpapar yang mengiring
tak lebih menyeramkan dari periuk nasi yang terguling
(3)
air mata-air mata tak kunjung mengering
sahabat kerabat bergiliran diam terbaring
tersengal sengal nafas di ujung laring
di teras depan, bunga duka cita kemarin belum lagi kering
(4)
sirene ambulance melengking
suara toa musala tak kalah nyaring
memecah malam yang hening
atau menyobek siang yang bising
Kabari,
tangan maut datang teramat sering
Lelayu (2)
Seorang teman
membagikan kabar,
telah pergi dengan tenang
hari sabtu dan minggu,
dari kalender mejanya,
kamipun bersyukur,
masih punya,
meski sabtu dan minggu-kami
mengajak selalu berdiam
di rumah saja
(4 Juli 2021)
Lelayu
Pasti
Pada akhirnya
Gemuruh ini akan
menjadi senyap,
Musnah segala ada
Yang begitu kuat didekap,
Lenyap segala cahaya
Yang kini terang dalam tatap,
Mati
Yang mengintai dari tipisnya tingkap,
mengendap endap
Di antara ingat dan lupa
Di antara tidur dan tafakur
Di antara hikmat dan maksiat
Di antara tawa dan doa
suatu hari,
Akan tiba,tanpa duga,
Merenggut dunia, tanpa tunda
(Bekasi, 23 Jan 2021 03.00 WIB)
kelak kita akan ditanya
Mulut tercekat kata terkunci
Nikmat karunia yang dulu tereguk
Lahirkan tanya bertubi tubi
Empat perkara semasa di dunia
Menuntut jawab tanpa tersisa
Tak sempat bergeser kaki kemana
Berdiam memaku, lelah tersiksa
Tentang usia yang dijalani,
Bermula lahir berakhir mati
Kelak ditanya tingkah badani
Pada bilangan waktu yang terlewati
Tentang ilmu yang dimiliki
Buah pencarian sepanjang hayat
Kelak ditanya apakah berarti
Memandu hidup lebih manfaat
Tentang harta yang dipunya
beragam jumlah dan juga rupa
Semua sama akan ditanya
dari mana muasal dan untuk apa
Tentang jasad yang melekat
menjadi merenta selepas muda
Sejauh mana telah diperbuat
Sebelum ringkihnya tua jadi pembeda
cerita dieja berulang ulang
Pengingat diri yang sering hilaf
Jika pantun dirasa lancang
Ijinkan diri memohon maaf
Naskah Amarah
Pada Menteri
Menteri marah,
Pada Dirjen
Dirjen marah,
Pada Direktur
Direktur marah,
Pada Kasubdit
Kasubdit Marah,
Pada Kasi
Kasi marah,
Pada Staff
Staff marah
Pada orang rumah,
Orang rumah bertanya
"Aku salah ?"
Staff menjawab
Tidak!,
marah
Tak selalu karna ada salah
Marah dan kena marah
Sudah tertulis di naskah
Kita hanya memerankannya
Ujung Harapan, 1 juli 2020