Tampilkan postingan dengan label "D". Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label "D". Tampilkan semua postingan

Tentang Lebaran

#1

Kayuh langkah setapak setapak pelahan,

mengeja rambu jarak tempuh di tepian jalan,

Satu persatu batas kota terlewati

Seperti obrolan idul Fitri yang menghitung,

nama tersisa dari teman kerabat dan famili 

"Si A telah  tiga bulan lalu pergi 

bapak B mangkat selepas bulan haji

bude C sebulan lalu  mati"


mati akan selalu menjadi misteri,

Tahun depan,

Akankah kita masih bisa  berbincang,

Atau  tinggal sekedar bahan, 

Beberapa orang menyebut nama kita, 

" Dia telah pergi,  

padahal tahun lalu masih ngobrol seperti ini"


#2

Setelah salaman,

Maka ruang penuh bincang,

Hilir mudik bergantian nama, masa dan cerita

Hingga tak terasa dosa dosa  

menggumpal dalam obrolan,

Seperti lemak  rendang, opor ,gule , sate

menyusupi darah, 

Mengendap, 

di sepanjang pembuluh,


di akhir senja

Ada yang memberat di kepala,

Tak jelas sungguh

apakah sesal tentang kata-kata  tak guna,

Yang berlepasan  tanpa sengaja,

Atau muara kelezatan sajian hari raya

yang mengaliri lidah tanpa jeda,

tak tertampung lagi,

oleh raga yang makin renta


(Mei 2022)




Pengakuan

Mungkin 

Melasti, 

Jimbaran,

Badung 

dan Bali 

Serta engkau 

Negeri yang teramat indah dikunjungi,


tapi tetap saja,

padaku telah ada dia, 

yang hadirnya seumpama rumah,

ruang  dimana aku, 

akan selalu merindukan pulang


(Ujung harapan, 220222 )

@tetehnumaketiung

Kalau ....masih manusia biasa



kalau pemimpinmu,

masih manusia biasa,

mereka, 

bisa saja salah

bisa saja  lupa


kalau bawahanmu,

masih manusia biasa

mereka, 

bisa saja salah

bisa saja  lupa


kalau temanmu 

masih manusia biasa

mereka, 

bisa saja salah

bisa saja  lupa


kalau dirimu

masih manusia biasa


dirimu, 

bisa saja salah

bisa saja  lupa


kenapa kepada dirimu, sendiri

kau begitu maklum

kau begitu pemaaf

sedang kepada yang lain tidak?


(21012022)

mungkin kita telah lupa

 (kado perpisahan untuk sahabat yang berangkat

 Teh Ika, Mas Aran, Mas Idub, Mas Bagyo dan Mbok Merrin)


mungkin kita  telah lupa,

bagaimana cara  kita

pertama berjumpa


mungkin saja waktu itu, 

duhai Ika  teman perempuanku

aku  salah satu yang terpaku

melihatmu memasuki pintu 

dengan wajah  ayu dan tersipu malu

dan menghampiri pegawai satu persatu

sambil mengeja pelan namamu

Ika kartikawati  dari warung jambu


mungkin saja waktu itu

duhai kawan aran

aku orang yang penasaran

tentang siapa kah kau pemilik  

 wajah yang menebarkan  

aura persahabatan,

senyum dan wajah nan  tampan 

yang tak lekang oleh zaman,

hingga terjawab ketika kau mengulurkan tangan

sambil menyebut namamu Aran


mungkin saja waktu itu ,

wahai mas budi dan mas bagyo

lelaki rendah  hati dalam banyaknya ilmu

aku salah satu yang ragu

untuk memulai menyapa dulu,

takut membuatmu merasa terganggu

oleh semua tingkah lakuku

dan baru mulai bersapa setelah berminggu minggu,

dan menjadi tahu

mas bagyo dan Mas Idub namamu


mungkin saja waktu itu,

wahai Mpok Merrin kawan mainku

orang orang melihatmu cewek pemalu 

hingga akhirnya semua tahu

kau penari hebat saat diputarkan lagu melayu

dan semua sepakat dangdut adalah nama tengahmu


mungkin aku telah lupa,

bagaimana cara kita pertama berjumpa,

tapi kita pasti sepakat bahwa kita tak lupa 

waktu waktu selanjutnya memyatukan kita seumpama keluarga

bekerja bahu membahu bersama,

makan, minum, bercanda tawa bersama

atau terdiam menunggu senja 

saat dimana kita akan pulang ke keluarga sebenarnya


kita pasti sepakat,

masa telah mematangkan rasa

hingga seolah

sakit ku adalah sakit mu

sakit mu adalah sakit ku

senang mu, senamg ku

senang ku, senang mu

meski gajimu tetap gajimu

dan gajiku tetap gajiku


seperti keluarga lain,

kadang kita pun  menjalani hubungan yang lucu,

dekat berseteru,

tapi saat jauh merindu


kawan kawan,

kita akhirnya tiba pada kenyataan,

hidup tak selalu seperti yang kita inginkan, 

kerelaan atau ketidak relaan tidak pernah menganulir keputusan,

kita hanyalah bidak yang dimainkan menuju tujuan, 

tak tertolak, tak juga tertahan


selamat jalan, kawan

mungkin kita akan bertemu entah kapan,


kalau hidup memberi jeda,

kita akan berbincang untuk  mencoba mengingat 

apa yang hari ini telah kita lupa


(Sutikno Slamet, 14 Jan 2022)


Tragedi Negeri Basa Basi (II)

stok sopan santun di pasar sudah kosong

konon katanya hari ini semua ludes di borong

orang orang tanpa minta harga dipotong

membawa pulang berkantong kantong


semua bermula dari cerita 

entah salah atau benar adanya

sopan santun bisa sangat meringankan

hukuman yang dijatuhkan untuk pesakitan


Beginilah jadinya sekarang di tengah kita

para pesohor dan pembesar kota

rame  korupsi atau melanggar pranata

dan melakukannya dengan sangat sopannya 


mengambil hak orang atau mencuri

seperti  mengambil milik sendiri

mengangkangi hukum atau regulasi

seperti tanpa malu atau rasa risi 


sesekali mungkin ada yang ditangkap polisi

mereka akan berlaku sangat rendah hati

menebar senyum mengabarkan alibi

yang terjadi sekedar ujian diri

mohon doa dan dukungan untuk kuatnya hati


Ah mereka sungguh sangat sopan sekali!


di depan majelis pengadil yang dihornati

mereka tampil  sangat  rapi dan wangi

tutur katanya runtut teratur rapi 

gesturnya tertata menarik simpati


siapa  coba yang tak suka orang sopan?

bahkan pengadil yang katanya wakil tuhan

hingga vonis dijatuhkan begitu ringan 

hanya karena semata pertimbangan sikap sopan


ah mungkin bisa saja pak hakim lagi menebar guyonan

penawar rasa letih atas beratnya kehidupan

yang sebenarnya, keadilan telah ditegakkan

sangat sangat tegak sepertu terjadi di negeri impian


 (131221)

Kaleidoskop (1)

Januari,

aku mengejar

kau menjauh.


Februari,

aku mengejar

kau menjauh 


Maret,

April

Mei

Juni

Juli

Agustus

...

Desember,

Masih begitu alur kisah

Aku tak menyerah

Kau tak juga lelah


(entah nulis apa ini, 121221)

Tragedi Negeri Basa Basi

 

Di hari anti korupsi

Para koruptor pun cuti sehari

Rehat sejenak untuk berkontribusi

Ikut teriak " katakan tidak pada korupsi"

Besok harinya  mulai lagi


(Sutikno Slamet, 091221)

aku punya seorang kawan

 

aku punya seorang kawan

di dadanya tersemat

tugas mulia menjaga uang rakyat

agar terbagi secara cermat

mewujudkan besarnya manfaat

 

sekali saja dia  abai atau hianat,

membiarkan patgulipat atau bahkan terlibat

maka hancurlah seluruh martabat

tertanggung akibat sepanjang hayat

 

kawanku begitu teguh pada prinsip diri

sepanjang tugasnya sering dijumpai

keteguhannya akan diuji

dari depan belakang dan semua sisi

 

konon terkadang dia diuji iba dan empati

tema kemiskinan yang menjadi  komoditi,

seakan jika usulan  tak disetujui

dia dianggap telah kehilangan kesejatian insani

 

sesekali  dia perlihatkan usulan  program si miskin nan melarat

begitu gemerlap disusun dalam surat menyurat,

begitu indah dalam bual bual buku proposal

tapi menurutnya tak pernah menjawab yang jadi soal


bantuan si miskin dan anak terlantar

kadang tak sampai terhantar

yang sungguh miskin konon kerap luput

terganti tuan berperut gendut

 

hitungan usulannya juga  penuh sengakarut

entah data mana hendak diturut

semua pihak saling klaim berebut

merasa datanya paling yahuut

 

tapi aneh juga diskusi rame berkutat

hitung- hitungan alokasi rapat

mengira ngira menu konsumsi

memilih tujuan monev kan pergi

 

terkadang keteguhannya juga ditakar

oleh mereka yang berlagak tuan besar

gagah berani membawa aspirasi

katanya tak boleh ditolak atau diganti

 

usulannya kadang tak  masuk akal

seakan Anggaran adalah barang obral

kalau begitu dia akan berlagak orang bebal

yang tak soorangpun pernah dia kenal

 

aku punya seorang kawan,

Di dadanya tersemat

tugas mulia menjaga uang rakyat

di atas kepalanya, 

kibaran panji  nagara dana rakca mengangkasa


(Hari anti korupsi 2021)

 

Selamat Siang Tuan

Selamat siang tuan,


hari ini APBN tidak  sedang santai rebahan,

banyak sekali yang harus di kerjakan

coba kau lihat,

hari ini dia masih terengah engah

menghela nafas

sejak dua tahun lalu pandemi covid meretas

hari ini  kerjaannya belum lagi tuntas

 

dari seluruh negeri

masih terasa  isak sedih tangisan

mereka  mereka yang yang ditinggalkan

terduduk  memandangi

berangkatnya mobil  mobil ambulan,

bergantian membawa muatan

yang  bernafas tersengal

menuju perawatan

atau terbungkus tebal

menuju kuburan,

hingga raung sirena menghilang di kejauhan

 

Selamat siang tuan

hari ini APBN tidak  sedang santai rebahan,

dia hadir

mengupayakan tersedia vaksin dan obat obat vitamin penambah daya tahan,

menjaga agar  sakit dan mati tak banyak berulang,,

dan kasus covid semakin berkurang

mengupayakan  para tenaga medis,dokter perawat penggali kubur tentara polisi petugas petugas yang sedang bahu membahu berperang melawan pandemi

dapat lancar melanjutkan darma bakti

mengupayakan

tersedia biaya pulsa dan data,

buat para guru dan siswa,

serta perangkat pengolah data sewajarnya

hingga mereka yang sekolah atau kuliah

tetap bisa mendapatkan,ilmu dan hikmah

meskipun tetap tinggal di rumah

mengupayakan

ada subsidi  dan bantuan dana

makanan pokok dan lauknya

agar  mereka  yang tak bisa lagi bekerja,

tetap mendapatkan kebutuhan dasarnya,

mereka yang tak berdaya,

tak mati kelaparan dalam rumahnya

 

dia hadir,

mengupayakan

agar tetap bertambah jalan yang menembus belantara

dan wilayah terpenjara,

agar tetap terbangun pabrik pabrik yang menampung banyak pekerja

agar terlatih tentara dan tersedia  senjata untuk  menjaga negara

agar terbentuk polisi jaksa dan penegak hukum

yang memastikan hukum sebagai panglima

agar listrik listrik tetap menyala

hingga negeri semakin terlihat  warna indahnya

agar air tetap mengalir sebagai  pengobat dahaga

agar semua cita cita berdirinya negara terlaksana

agar dokter, guru, pegawai, lurah, camat tetap bekerja melayani rakyatnya

 

Dia hadir,

Mengupayakan ekonomi yang porak poranda

Terimbas corona pelahan  bergerak tumbuh tak semakin rubuh

 

selamat siang tuan,

Selamat siang tuan

hari ini APBN tidak  sedang santai rebahan,

jangan sampa kau terjebak sikap  tamak

membuatmu membelokan bantuan dari yang berhak,

merubah spek barang sehingga gampang rusak

merampok uang apbn sambil terbahak

 

jangan sampai gila hartamu menjadikan kalap

membuatmu lebih piawai dari tukang sulap

merubah kuitansi untuk menilap

menyamarkan bukti terlihat gelap

mencuri uang apbn ketika para penggawas hilap


Selamat Siang, Tuan

hari ini APBn tak sedang berdiam rebahan

jangan kau ganggu dengan keculasan

agar dia bisa jalankan apa yang telah dimandatkan



(Hari Anti Korupsi, 2021)

Pada suatu petang

Pada Suatu petang

ada yang hilang,

ketika kau pulang


Ruang riuh menjadi lengang dan hampa

sebenarnya apa yang tak sengaja,

tadi kau bawa serta?


(Stasiun Juanda, 3 Des 2021)




Sorganya Sederhana

Suatu senja,,

Binar Cahaya anak nomor lima

tergopoh cerita,

tentang sorga,

yang didengar

dari ustadzah

di madrasah

samping rumah


sorga itu katanya

negeri di mana

terjawab damba

tanpa tunda

terkabul pinta 

tanpa jeda


maka katanya,

kelak di sana

dia minta  hape saja,

biar segala waktu bisa

nonton nastya dan ayahnya

tanpa tunda

tanpa jeda


#menjaga cahaya

#binar


sebuah surat dari (ngakunya) malaikat

setelah  membaca puisi dua hurufnya Kaka Indra Haria Kurba, saya  melihat folder arsip dan mejaku yang terdapat pada aplikasi persuratan kantor tercintah, 

terlihat ada beragam catatan dan disposisi dari para bos kita, ada teliti pendapat, untuk diketahui, hadir bersama atau lainnya, ada banyak ragam kata katanya.

mungkin kalau untuk surat dengan substansi yang hampir sama, karena sudah dilakukan berulang ulang, mungkin sudah reflek saja menulskannya.  

Bagi yang sering mendapat undangan rapat, mungkin akan menuliskan catatan siapkan bahan, hadiri, wakili atau hadir bersama.

kalau yang biasanya mendapatkan permohonan tanggapan atau masukan, mungkin  akan menuliskan catatan teliti pendapat, selesaikan sesuai ketentuan, atau  bicarakan dengan saya, phone a friend , ask the audience atau fiftu fifty ( kaya sebuah acara tipi  yang)

saya  jadi membayangkan  kalau misalnya,

di inbox  masuk sepucuk surat,

pengirimnya  tertulis  malaikat,

judulnya di tulis  tebal "maklumat"

tujuan semua pemimpin  juga  rakyat,

umbian umbian atau para pejabat

isinya tak panjang  tak juga singkat, 

hanya beberapa  baris kalimat,

 "wahai tuam tuan terhormat, 

hidup ini teramat singkat ,

suatu hari kalian  dijemput malaikat,

meninggalkan semua yang kini melekat,

suami, istri, anak , cinta, pacar,  harta dan pangkat


tak ada yang tahu datangnya itu  saat ,

tiba tiba  saja tanpa tanda atau firasat, 

bahkan mungkin mereka yang dijemput  tak lagi sempat, 

melakukan hal sederhana meski sesaat, 

misalnya menutup satu rapat, 

membaca sebaris surat, 

menyelesaikan satu amanat 

atau  menulis sebaris nota pendapat,

semua tamat,  

tak peduli meski saat itu  badan yang  terlihat 

bahagia  dan sehat


kalau ada ini surat, 

kira kira akan seperti apakah,

disposisi dan catatan yang tersurat, 

apakah teliti pendapat 

atau akan beragam seperti biasa yang kita lihat

misalnya 

pejabat 1 " untuk perhatian"

pejabat 2 " teliti pendapat"

pejabat 3 " siapkan bahan"

pejabat 4 " kootdinasikan'

pejabat 5" arsipkan'

pejabat 6 " hadir bersama"

pejabat 7 "untuk diketahui"

pejabat 9 "siapkan bekal "

pejabat 10 "bicarakan dengan saya "
atau

pejabat 11 ' wakili  "


entahlah., ini tulisan apa yaa, gak jelas blas


Malam  mingguan,  4 septembet 2021

Dongeng lelaki yang memuja

# 1

Status wa


sebaris kata kata dituliskan

pada status wa

lalu degub jantung berpacu,

dihela harapan dan kecemasan


engkaukah duhai pujaan

satu  di antara deretan nama

yang membaca

sebelum  ujung waktu tayang tiba


sebab  bahagia telah

ditafsirkan sederhana,

hanya jika satus wa telah kau baca


seakan satu persembahan,

telah sampai kepada tujuannya

karena untuk alasan ini,

mahakarya  telah dicipta


#2


aku belum sempat mencari cara


hari hari ini masih seperti sebelumnya,

mulai bekerja sejak membuka mata,

hingga kadang malam tiba


ada saja yang harus dikerjakan, 

rapat virtual yang  bersambung

disposisi  bertubi yang bikin bingung


maaf,  jiika  aku belum sempat,

mencari cara melupakan mu



#3


My Task di aplikasi persuratannmau 


tak sengaja aku mengintip,

My Task di aplikasi persuratanmu

tertulis tugas

"menjalani takdir selalu  hidup dalam pikiran  para pemuja"

waktu mulai  bertahun  lalu,

waktu selesai  tak tahu-


aku lihat di menu kehadiran,

kau belum lagi ClockOut

pantas saja,

aku masih terus memikirkanmu


#4

perbincangan 


aku mengetik

hai pakabar?

aku menunggu,

dua jam berlalu


kau sedang menulis

lama  sekali

aku gemetar

menatapi layar


muncul di layarku

sehat , jawabmu

aku bahagia

tiada terkira


aku mengetik

aku menunggu

aku gemetar

lalu bahagia


berulang ulang


tanya yang sama

jawab yang sama

selalu begitu, 

kau pasti sangat sibuk,

tak segera menjawab

selalu begitu,

berulang ulang


Bekasi , Sabtu 28 Agustus , 2021




Dongeng Musim Pandemi

# 1

Doa 


seorang lelaki 

semalam  berdoa,

Tuhan lindungilah orang orang baik

dari Corona,

Timpakan saja 

pada koruptor, 

pemimpin lalim,

preman  

serta  orang orang jahat lainnya saja

agar hidup ini tak makin berat akan coba


pagi tadi sang lelaki.

sesak nafas

dokter menyebut nya

hasil reaktif  atau  positif

yang tak terlalu jelas dia dengar,

karena dia bergegas hendak meralat doa-nya


( Bekasi,  Agustus 2021)





 

Halte

Siapa yang sebenarnya menunggu?

Karena jiwa jiwa yang merdeka
Membebaskan pikirannya untuk selalu melaju
Tanpa pola, 
 tanpa lintasan,
Tanpa tepi,  tanpa batasan

meski raganya tergeletak
di ruang tunggu

(wahidin , 3 januari 2020)



Genting

( 1)

wabah yang bermula di negeri asing

belum ada tanda  berpaling,

menghadirkan rona genting

pada wajah  kota yang compang camping


(2)

orang orang berkerumun di pintu samping,

pintu keluar masuk ditutup jaring

resiko terpapar yang mengiring

tak lebih menyeramkan dari periuk nasi yang terguling


(3)

air mata-air mata tak kunjung mengering

sahabat kerabat bergiliran diam terbaring 

tersengal sengal nafas di ujung laring

di teras depan, bunga duka cita kemarin belum lagi kering


(4)

sirene ambulance melengking

suara toa musala tak kalah nyaring

memecah malam  yang hening

atau menyobek siang yang bising


Kabari,

tangan maut datang teramat sering

Lelayu (2)

Seorang teman 

membagikan kabar,

telah pergi dengan tenang 

hari sabtu dan minggu,

dari kalender mejanya,


kamipun bersyukur,

masih punya,

meski sabtu dan minggu-kami  

mengajak selalu berdiam

di rumah saja


(4 Juli 2021)

Lelayu

Pasti

Pada akhirnya 

Gemuruh ini akan 

menjadi senyap,

Musnah segala ada

Yang begitu kuat didekap,

Lenyap segala cahaya

Yang kini terang dalam tatap,


Mati

Yang mengintai dari tipisnya tingkap,

mengendap endap 

Di antara ingat dan lupa 

Di antara tidur dan tafakur

Di antara hikmat dan maksiat

Di antara tawa dan doa

suatu hari,

Akan tiba,tanpa duga, 

Merenggut dunia, tanpa tunda


(Bekasi, 23 Jan 2021 03.00 WIB)

kelak kita akan ditanya

Kelak ada masa semua khusuk
Mulut tercekat kata terkunci
Nikmat karunia yang dulu tereguk
Lahirkan tanya  bertubi tubi

Empat perkara semasa di dunia
Menuntut jawab tanpa tersisa
Tak sempat  bergeser kaki kemana
Berdiam memaku, lelah tersiksa

Tentang  usia yang dijalani,
Bermula lahir berakhir mati
Kelak  ditanya tingkah badani
Pada bilangan waktu yang terlewati

Tentang ilmu yang dimiliki
Buah pencarian sepanjang hayat
Kelak ditanya apakah berarti
Memandu hidup lebih manfaat

Tentang harta yang dipunya
beragam jumlah dan juga rupa
Semua sama akan ditanya
dari mana muasal dan untuk apa

Tentang jasad yang melekat
menjadi merenta selepas muda
Sejauh mana telah diperbuat
Sebelum ringkihnya tua jadi pembeda

cerita dieja berulang ulang
Pengingat diri yang sering hilaf
Jika pantun  dirasa  lancang
Ijinkan diri memohon maaf



Ujung Harapan, 22 Juli 2020, 23.33 WIB


Naskah Amarah

Presiden marah,
Pada Menteri


Menteri marah,
Pada Dirjen

Dirjen marah,
Pada Direktur

Direktur marah,
Pada Kasubdit

Kasubdit Marah,
Pada Kasi

Kasi marah,
Pada Staff

Staff marah
Pada orang  rumah,

Orang rumah bertanya
"Aku salah ?"

Staff menjawab


Tidak!,


marah
Tak selalu karna ada salah

Marah dan kena marah
Sudah tertulis di naskah

Kita hanya memerankannya



Ujung Harapan, 1 juli 2020

#ceritarekaan
#kesamaantokohdanjabatanhanyakebetulan