Tampilkan postingan dengan label JoRay. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label JoRay. Tampilkan semua postingan

Disposisi


Waktu itu, kalau ada pegawai yang tidak pernah terfikir untuk kuliah lagi baik untuk sekedar mengembangkan diri maupun untuk karir di kantor, aku adalah salah satunya. Alasan utamanya tentu karena rendahnya "pendapatan asli daerah" ditambah lagi karena kebetulan baru lulus kuliah... jadi itung-itung masih ingin menikmati "grace periode" yang cukup lama dulu lah sekedar untuk mendinginkan otak (tapi perasaan, gak pernah panas!)



Mengenal Laut


kenalilah sesuatu itu dengan utuh
seperti mengenal laut
yang bagiannya tak hanya pantai 
yang selalu tampil penuh pesona

kenalilah sesuatu itu dengan seluruhnya
seperti mengenal laut
yang bagiannya tak hanya desiran ombak
yang selalu menyisakan rindu

seperti mengenal laut
arungi lebih jauh ke tengah
akan ada ombak yang bergulung-gulung
yang akan menggairahkan ketakutan

seperti mengenal laut
arungi lebih jauh ke dalam
akan ada kegelapan bertubi-tubi
yang hanya menampakkan misteri

kenalilah sesuatu itu tanpa pengharapan
seperti mengenal laut
yang fatamorgana ombaknya
datang laksana melebarkan rangkulnya
sementara secepat di saat berikutnya
ombak akan segera pergi
laksana tak pernah mengenal sebelumnya

kenalilah sesuatu itu dengan kesadaran
seperti mengenal laut
yang datang dan perginya ombak
tak pernah dengan hati

jika yang mempesona dan yang menakutkan
sudah terasa datang bersamaan
dan tak membuat untuk kemana-kemana
itulah pengenal sejati
yang tak mudah tergiur
untuk menyerah

Menu Ala Sarmili

Ini cerita tentang masak-memasak waktu tingkat pertama kuliah dulu. Setelah kita tahu teknik memasak yang baik, ternyata masalah masih selalu datang silih berganti. Benar kata orang tua dulu, tak ada jalan yang dilalui untuk menjadi orang besar, kecuali akan penuh dengan perjuangan. Dan sekarang sudah terbukti, berat badanku naik berkali-kali lipat dibanding jaman kuliah dulu #adaaqua?

...

Kebetulan saya dapat kontrakan di "jalan protokol" Sarmili, kawasan yang populer waktu itu. Kepopuleran jalan atau tepatnya gang Sarmili tidak bisa lepas dari sosok berwibawa pak Haji yang memiliki banyak kamar kos-kosan waktu itu. Ditambah hmmm... anaknya yang bisa jadi bahan pembicaraan dari masa ke masa. Itu menurut yang kos di sana lho ya, kebetulan saya kos di rumah lain beberapa jarak dari rumah pak Haji... #cariaman:P

Lokasinya agak ke dalam lumayan jauh, ditambah lagi kalau hujan, yaah biasalah, becek ! jadi bawaannya malas saja kalau mau makan di luar. Alasan ini juga yang memperkuat ‘kenekatan’ teman-teman untuk ambil keputusan yang paling berat sepanjang hidup selama ini : ‘masak sendiri’ ! Alasan utama adalah ‘tide money policy’ akibat kondisi eksternal (kiriman wesel, red) yang tidak menentu. Mau tahu apa itu wesel, bisa tanya orang tua atau kakek-neneknya (hadeeuh ketahuan di jaman apa ya saya kuliah waktu itu... baiklah)

Yang paling kelihatan siap untuk ‘proyek’ masak sendiri adalah teman baikku, mas Rony, karena dia satu-satunya yang pakai kaos ‘BANKOM’ yang waktu itu diplesetkan sebagai Bantuan Kompor :D.

Meskipun waktu itu kalau kita beli di warteg, selalu pilih menu termurah ‘sego sepalih kalih tempe setunggal bonus teh pait’ (nasi setengah tempe satu plus teh pahit) dengan harga 350 rupiah, tapi tetap saja harus cari cara yang lebih hemat lagi. Dan itu saya rasakan kalau kita masak sendiri. Salah satu trik hemat waktu itu adalah masak mie instan sendiri dan dengan membaginya menjadi dua untuk dua kali makan #betapangensnyaya:D. Kalau untuk membagi mie nya, gampang... tidak ada masalah. Yang sulit adalah membagi dua bumbu nya, kadang-kadang karena pembagian bumbunya tidak pas, separo yang pertama kepedesan dan separo yang kedua kasinan... #nasib.

Salah satu kendala yang kita alami waktu itu adalah kalau hujan deras, air sumur kontrakan keruh banget alias buthek. Tidak tahu persis kenapa bisa seperti itu, mungkin karena kurang dalam. Tapi kalau hujan gerimis aja sih tidak masalah. Sampai suatu ketika pas hujan deras banget dan pada malas keluar untuk makan, kami memutuskan untuk masak saja. Prosedur masak sudah dijalankan sesuai SOP (bukan masak soup ya :P) dan sambil menunggu nasinya masak kita ngobrol-ngobrol sambil terus ngecek jam, soalnya sudah pada laper, perut keroncongan, malahan ada yang ndangdutan... #ehhh.


Pas pada saat yakin sudah masak, saya lihat nasinya, ternyata benar-benar di luar dugaan, nasi jadi kuning ke coklat-coklatan…. Saya bilang ke teman-teman, ‘ini ngeliwet nasi kok jadinya nasi goreng’. Akhirnya teman-teman tidak ada yang berani makan menu baru itu: nasi goreng ala sarmili, hehe.



Tak Ada Tempat Sembunyi

tak ada tempat sembunyi
ketika semua terlihat nyata
meski terbungkus pesonanya rupa

tak ada tempat sembunyi
ketika semua terasa nyata
meski terbungkus indahnya kata

tak ada tempat sembunyi
ketika senyuman tak seperti biasa
ketika alasan terkesan dipaksa

tak ada tempat sembunyi
karena sudah terlihat sempurna
niat yang ternampak bagaimana

tak ada tempat sembunyi
karena sudah terasa semua
tindak yang berasa lara

tak ada tempat sembunyi
tak ada kekaguman lagi


Dosen Baru

Ini kisah temanku, yang kebetulan bareng juga mulai kuliahnya...
"sayangnya" (:p) dia tidak milih kuliah di UT, jadi kuliah harus dengan hadir
langsung di kampus... datang, duduk, absen, dan dengerin dosen
(kalau yang ini optional... bisa diganti dengan ngantuk... hehe). Perawakannya tinggi besar dan berwibawa... pokoknya bikin orang segan kalau bertemu dia...

Kebetulan dia bekerja sebagai pemeriksa yang tentu saja sering tugas luar kota, dan itu pasti akan mengganggu kegiatan perkuliahannya. Bahkan ketika semester pertama sudah dimulaipun dia sedang "asyik" tugas luar kota (sppd nya boo... hehe), walhasil beberapa hari dia terpaksa tidak bisa kuliah alias absen.

Di awal-awal perkuliahan, biasanya dimanfaatkan para dosen untuk perkenalan baik dari dosen maupun mahasiswa/i nya meskipun tetap saja belum bisa mengenal dengan baik satu sama lain. Perlu waktu untuk betul-betul hafal nama-namanya. Masa perkenalan itu sayangnya terlewatkan oleh temanku karena ketidakhadirannya.

Sampai suatu hari ketika dia berkesempatan untuk bisa hadir kuliah, diapun penuh keyakinan, semangat dan percaya diri datang ke kampus. Kebetulan jam kuliahnya sore setelah pulang kantor, jadi pakaian yang dikenakanpun masih pakaian necis ala kantor plus tas kantor yang formal... klop deh... hehe

Sementara di kampus sendiri sudah mulai banyak mahasiswa/i yang
berdatangan. Sambil nunggu dosen datang, biasanya mereka bergerombol di depan kelas.. hanya sebagian kecil yang di dalam.... Rupanya pada hari itu dosennya telat hadir, sampai membuat para mahasiswa/i cemas meski ada juga yang justru berharap tidak masuk (kalau yang ini aku banget nih... hehe).

Hari itu, hari pertama temanku masuk kuliah. Ketika dia sampai di kampus dia langsung jalan menuju kelas di mana sudah banyak mahasiswa/i yang bergerombol. Kontan saja dia jadi perhatian para mahasiswa/i yang sejak tadi nunggu dosen. Karena memang belum ada yang kenal, temanku hanya memberi senyuman sambil terus berjalan menuju ruang kelasnya. Entah siapa yang mengawali, para mahasiswa/i yang bergerombol tadi membubarkan diri dan segera masuk ke kelas. Mereka segera mengambil tempat duduk masing-masing. Kelas tiba-tiba menjadi hening...

Temanku juga tidak langsung duduk, berdiri sambil lihat bangku mana yang kosong... pandangan tertuju pada bangku di belakang dan langsung duduk di situ...

Kontan kelas jadi : gerrrrrrr....... ternyata mahasiswa juga... hehehe...

**
:: makanya jangan keseringan gak kuliah... :D


Salah Satu Teknik Memasak

Kos-kosan selalu memiliki cerita yang seru... bahkan terkadang saru... ssstttt... :D... Kita mulai saja apa kisahnya... :

Atas nama menegakkan prinsip H2O (Hemat dan Hemat Oriented... :D), maka apapun dilakukan oleh anak-anak kos... termasuk diantaranya adalah memasak. Masak ini merupakan isu dengan kategori penting karena ini memang urat nadi kehidupan anak kos... semuanya dimulai dari kegiatan ini... (lemes temen lambene... )

Sebelum berangkat ke Jakarta, kami semua tentu tidak terbayang bahwa ternyata dibutuhkan keahlian tambahan diluar tugas kami untuk belajar, yaitu : memasak... bahkan sekedar memasak air pun kami ragu-ragu bisa apa enggak... #parah

Masalah pertama yang kami hadapi adalah bagaimana memasak nasi... kalau cara makan nasinya kami sudah bisa sejak kecil... (wis ngerti mbaaahhh... )

Workshop pertama suasananya agak krodit karena tidak semua kelompok sukses. Ada yang berhasil, ada juga yang gagal, nasinya masih mentah. Perlu diketahui bahwa kelompok masak dibagi masing-masing kamar, sehingga peralatan dapur dan kegiatan masak dimanage masing-masing kelompok.
Satu hal yang belum banyak diketahui oleh temen-temen waktu itu adalah bagaimana bisa mengetahui bahwa nasi sudah masak atau belum...

Kebetulan ada temen yang sudah tahu trik nya. Kata temenku, "Gampang saja untuk ngetes nasi sudah masak atau belum... ambil secukupnya trus lempar ke dinding... kalau bisa nempel berarti nasi sudah masak...". Alhamdulillah satu lagi nambah ilmunya... ternyata cukup simple...

Sejak itu, setiap temen-temen masak... pasti ada bagian nasi yang dites...dilempar ke dinding...
Nasi yang dilempar semakin banyak terutama apabila  ada temen yang sudah gak tahan dengan lapernya... jadi sebentar-sebentar ngelempar nasi ke dinding...

Kira-kira berjalan sebulan, Ibu kos kebetulan masuk ke dapur kita... Alangkah terkejutnya beliau, "bocaahhhhhh.... lu apain dapur gueeeeee...."... sambil ngelihat dinding dapur yang sudah penuh dengan nasi hasil tes... hehehe...

Menyadari kesalahan kami, segera kami bersihkan dinding dari nasi tersebut... Setelah dikumpulkan... lumayan lho bisa buat sarapan... :D

* Secara teknis, sudah teruji kehandalan teknik memasak ini, tapi tidak dijamin ramah lingkungan... 

Di Sini

aku masih di sini
dipenuhi ingatan
sapa yang pertama datang

aku masih di sini
entah pada siapa
akan kutitipkan

pada siang yg terburu-buru
menjadi petang
atau pada malam yang berlari
menjadi pagi

aku tetap di sini
masih terpegang erat
keinginan yang tersipu malu
untuk menampakkan diri

Nama Baru Cama Cami : LOCOM... !!!

Hari pertama mahasiswa/i baru dikumpulkan untuk diberi pengarahan betul-betul menjadi hari yang penuh ketegangan. Yang pertama adalah bahwa kita ternyata belum bisa menjadi mahasiswa/i, masih calon !!! Makanya kemudian kita dipanggil ‘cama’ dan ‘cami’, calon mahasiswa dan calon mahasiswi. Untuk bisa menjadi mahasiswa/i, harus melewati dulu masa orientasi MPK (Masa Pengenalan Kampus) yang penuh dengan ‘teror’, dan waktu dikumpulkan pertama kali itu lah ‘teror’ itu dimulai…

Shalat itu boleh di langgar

Kalimat di atas tentu akan mengagetkan banyak orang karena dalam tradisi keberagamaan tidak mengenal istilah 'langgar'. Dalam ungkapan lisan memang ini cukup menarik karena terdengar tanpa beda antara 'di' yang dipisah dengan 'langgar' yang menunjukkan keterangan tempat dan 'di' yang digabung dengan kata 'langgar' yang menunjukkan kata kerja.

Mabuk Durian : Mitos atau Fakta ?

Durian selalu menjadi topik menarik karena rasanya yang sanggup memberi sensasi hebat bagi para penikmatnya. Buah ini sangat pupoler terutama pada saat musimnya, bahkan saking populernya tak jarang kita temukan kata durian ini di beberapa peribahasa kita.