Frasa ini muncul ketika kita kembali dari suatu perjalanan baik silahturahim, plesiran atau liburan, dinas atau lainnya. Saya juga tidak tahu apakah sudah ada yang pernah membahas mengenai frasa “oleh - oleh” ini. Semoga ada yang pernah tetapi sudut pandangnya berbeda. Mungkin memang tidak pernah ada yang membahasnya atau pernah meski dengan sudut pandang yang sama. Jika yang terakhir memang ada, semoga muatan yang akan disampaikan tidak sama. Semoga.
Mari kita cek kembali mengenai frasa oleh - oleh ini. Jika kita cek di laman ini http://kbbi.web.id/oleh-oleh maka artinya adalah sesuatu yang dibawa dari bepergian, buah tangan (kata benda). Kita lihat sumber yang lain seperti di laman ini https://www.kamusbesar.com/oleh_oleh artinya tetap sama. Jadi oleh-oleh itu adalah sesuatu yang dibawa dari bepergian atau buah tangan. Mari kita ingat kembali beberapa kejadian yang pernah kita alami terkait dengan oleh – oleh ini.
Ketika kita bepergian dari tempat bermukim, maka saat di tempat tujuan kita akan melakukan sesuatu di tempat tujuan baik dalam negeri maupun luar negeri. Saat kita akan kembali maka kita akan membawa sesuatu atau buah tangan yang disebut oleh – oleh. Kadang juga ada yang tidak membawa oleh – oleh karena setiap bepergian ke tujuan tertentu memang sudah seperi kampung halamannya. Jadi saat kembali dari suasana kampung halaman maka tidak membawa oleh – oleh. Itu terjadi jika kita bermukim di Jakarta dan berpergian ke tempat lain baik dalam maupun luar negeri dan sekembalinya membawa oleh – oleh untuk keluarga, kerabat, teman dan tetangga. Nah saya terpikir bagaimana jika tujuan berpergiannya adalah ke Jakarta dan para pelancongnya yang kembali dari Jakarta. Kira-kira apa ya yang akan dibawa dari Jakarta ?
Oleh – oleh di setiap kota di Indonesia sangat beragam. Misal oleh – oleh dari Bandung ada pisang Bollen Kartika Sari, Gepuk Nyonya Ong, Picnic Roll Prima Rasa, Surabi, Angklung, Sepatu Cibaduyut atau bisa tambahkan info yang ter-update. Kalau Yogyakarta ada Bakpia, Yangko, Geplak, Gudeg Kering, Coklat Monggo, Salak Pondoh, Batik, Kerajinan Perak, Gerabah Kasongan dan Kaos Dagadu dan bisa tambahkan untuk info yang ter-update. Kalau Makassar ada Kain Tenun, Minyak Tawon, Kue Kurma, Otak-otak Ikan, Kerupuk Jinten, Baruasa, Sirup DHT, Kopi Toraja, Kacang Sembunyi, Abon Raos dan Peci khas Makassar atau bisa tambahkan info yang ter-update. Kalau Ambon ada Mutiara, Aksesoris Sisik Ikan, Olahan Serba Ikan, Kerajinan Kulit Kerang, Kue Petak 10 atau bisa tambahkan info ter-update. Semua informasi diatas saya peroleh dari “paman gugel”, jika ada yang tidak pas silahkan dikoreksi karena ini hanya pemikiran saya sesaat. Masih banyak kota lain yang memiliki oleh-oleh yang beraneka ragam dan macam jenis dan bentuknya.
Sekarang saya mencoba mencari apa saja oleh-oleh khas kota Jakarta. Berdasarkan hasil pencarian di “paman gugel”, ada beberapa oleh-oleh khas Jakarta diantaranya adalah Kerak Telor, Kue Geplak, Roti Buaya, Kembang Goyang, Dodol Betawi, Bir Pletok, Keripik Buah KRIPIKITA, Kue Semprong Glory, Biji Ketapang, Tape Uli, Marquerite Nougat, Pepes Tulang Lunak Ikan Mas – Pe Tulu. Itu bersumber dari laman https://www.initempatwisata.com/wisata-indonesia/jakarta/oleh-oleh-khas-jakarta-paling-diminati-wisatawan/4189/
Beberapa laman yang saya kunjungi ternyata mempunyai kemiripan mengulas ragam oleh-oleh khas Jakarta yang sama. Jadi saya tidak lanjutkan pencarian karena sebagian besar hasilnya sama. Namun pertanyaannya adalah apakah yang akan kita bawa sebagai oleh-oleh dari Jakarta adalah oleh-oleh seperti Kerak Telor, Kue Geplak, Roti Buaya atau lainnya? Ini hanya sebuah renungan sebagai warga Jakarta yang tumbuh dan besar di ibukota negara ini. Jika saya harus berpergian ke luar Jakarta, maka saya perlu membawa oleh-oleh untuk memperkenalkan apa yang menjadi cirri dan khas dari Jakarta. Salam oleh-oleh.
***
cerita ini dapat juga dilihat pada laman : https://rulyardiansyah.blogspot.co.id/2017/06/oleh-oleh.html