DUA HURUF
CATUR
Kasus Dadang Subur alias Dewa Kipas versus Levy Rozman alias GothamChess serta dwi tarung Dewa Kipas melawan GM Irene di podcast Deddy Corbuzier, ternyata mengembalikan lagi kebiasaan saya bermain catur. Saya malas bermain catur daring, karena menurut saya salah satu seni permainan catur adalah permainan emosi pemain yang saling berhadapan. Ketika akhirnya saya mengunduh aplikasi catur, pertama lebih karena anak saya yang bungsu ternyata selama ini bermain catur daring; kedua, ya terdorong rasa penasaran, kok bisa Pak Dadang bisa dapat rating 2000+ dalam waktu 2 minggu?.
Bermain catur daring ternyata menyenangkan. Pertama, kita bisa bermain 24 jam dan dengan lawan dari seluruh penjuru dunia. Kedua, ternyata unsur emosi juga tetap terlibat, baik secara pribadi maupun melalui chat room yang difasilitasi aplikasi. Ketiga, fitur aplikasi yang saya gunakan ternyata cukup lengkap, sehingga saya bisa sekalian belajar dari permainan-permainan yang sudah saya lakukan. Yang terakhir, ada semacam motivasi untuk mencapai rating tinggi, siapa tahu dapat kesempatan dwi tarung dengan GM Irene juga he he he.
Tidak banyak yang tahu kalau saya sangat hobi catur. Saat belum duduk bangku sekolah dasar, saya bahkan sudah mampu mengalahkan orang-orang dewasa dan diikutkan lomba catur 17 Agustus-an, alih-alih lomba makan kerupuk atau balap karung lazimnya untuk anak seusia saya. Meskipun sangat hobi, saya tidak diarahkan untuk menjadi seorang pecatur (baca: https://www.bukannotadinas.com/2017/05/kutukan-akuntansi.html). Saya sendiri pun tidak ada keinginan untuk menjadi pecatur, meskipun ada masa-masa dimana hampir 24 jam saya hanya bermain catur dengan tetangga ataupun dengan teman kost saat kuliah. Saya juga tidak tahu kenapa akhirnya vakum, hingga anak-anak saya pun tidak tahu kalau papinya jago main catur, sampai akhirnya ramai-ramai berita Dewa Kipas tadi.
Setelah kurang lebih 6 bulan bermain catur daring, banyak pelajaran yang saya dapat. Terkait kemampuan bermain catur, bagaimanapun, seorang pecatur sedikit banyak harus tahu mengenai teori catur, paling kurang teori tentang opening, middle game, dan ending game. Sebagai pecatur otodidak, saya sama sekali buta tentang teori-teori tersebut, dan tak jarang saya dituduh curang menggunakan chess machine saat saya bisa mengalahkan pecatur-pecatur dengan rating 2000 ke atas. Meskipun ada sedikit rasa penasaran tentang chess machine tapi saya tidak akan menggunakannya, bagaimanapun sportivitas harus saya jaga. Kemenangan dan kekalahan adalah hal biasa dalam permainan. Bagaimana kita menyikapi keduanya yang menjadi nilai tambah seseorang.
Selain pelajaran catur, banyak hal lain dari permainan catur yang dapat diadopsi dalam kehidupan sehari-hari. Langkah pertama dan 10 langkah berikutnya dalam permainan catur ternyata sangat menentukan kemungkinan kemenangan atau kekalahan. Dari salah satu sumber disebutkan bahwa terdapat 170.000.000.000.000.000.000.000.000 cara untuk memainkan 10 langkah pertama dalam permainan catur. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering dihadapkan kondisi "harus mengambil langkah pertama". Sering juga kita mendengar jokes tentang seseorang yang selalu berpikir 10 langkah ke depan, namun langkah pertamanya salah. Berangkat dari permainan catur, dengan banyaknya kemungkinan dari satu langkah pertama, tentunya kita harus berpikir keras bagaimana langkah pertama kita mendapatkan respon yang kita harapkan dan bagaimana langkah selanjutnya apabila tidak sesuai respon yang kita harapkan. Seorang pemain catur harus siap dengan segala kemungkinan respon dari lawan, yang tentunya juga mempunyai pemikiran 10 langkah ke depan untuk masuk ke dalam middle game. Hal ini menjadi menarik, karena tentunya setiap orang akan berusaha mengambil kendali. Ada hal menarik dari opening game ini. Saya cenderung kesulitan ketika berhadapan dengan lawan dari Indonesia. Mengapa? karena kebanyakan memiliki tipikal yang sama dengan saya, pecatur otodidak. Sampai ada seorang lawan dari Inggris yang berkomentar "Is this a random sh*t opening?". Pecatur dari Indonesia kebanyakan tidak bisa ditebak langkah-langkahnya, tidak sesuai pakem yang umumnya digunakan saat seseorang menggunakan opening move tertentu. Hal ini ternyata sangat mengesalkan bagi pecatur-pecatur yang banyak menghabiskan waktunya untuk mempelajari teori-teori catur.
Membuat langkah pertama ternyata tidak semudah melangkahkan bidak. Perlu rencana, perlu pemikiran what next?. Perlu keberanian dan keyakinan juga, karena kita tidak tahu siapa dan bagaimana lawan yang kita hadapi. Ketika bidak sudah melangkah, tidak ada waktu untuk menyesal. Yang perlu dilakukan hanya berpikir bagaimana langkah selanjutnya akan lebih menguntungkan atau meminimalisir kesalahan yang mungkin terjadi saat langkah pertama.
Middle game merupakan bagian yang menguras pemikiran. Komposisi yang sudah dibangun di awal permainan bisa hancur dalam hitungan detik. Dalam middle game ini pula permainan catur dapat menjadi komplikasi, pelik dan tidak memberi peluang untuk melakukan kesalahan. Dalam kondisi emosi normal, saya biasanya akan lebih sabar dan mengalokasikan lebih banyak waktu untuk berpikir disini. Disini posisi akhir permainan akan ditentukan. Meskipun bukan jaminan kemenangan, namun berdasarkan statistik, menguasai middle game akan memperbesar peluang untuk menang di end game. Saya seringkali membayangkan middle game ini adalah kondisi dimana tiba-tiba hidup bisa terlihat sangat ruwet, ribet dan serba salah. Ada saat-saat dimana pilihan yang tersedia hanya terus melangkah atau menyerah. Saya jarang sekali menyerah, meskipun pada akhirnya saya akan kalah, namun dari ribuan games yang telah saya mainkan, selalu ada peluang untuk menang karena selalu ada peluang lawan melakukan kesalahan. Middle game memberikan adrenalin yang berbeda, melebihi perasaan yang dirasakan ketika kita bisa melakukan check mate. Pelajaran pentingnya adalah kita harus siap dengan segala konsekuensi langkah-langkah kita, apapun itu. Disaat langkah-langkah kita ternyata memudahkan hidup kita tentunya patut kita syukuri. Ketika langkah-langkah kita ternyata menimbulkan kerumitan, kita harus kuat. We are what we did, tidak ada yang hadir tanpa sebab akibat, sebagai umat beragama tentunya kita bisa menyikapi kondisi tersebut dengan baik. Tidak menyerah, karena alam tentunya akan selalu menghargai usaha kita.
Bagian akhir permainan catur atau End game, bisa merupakan klimaks atau bahkan anti-klimaks dari keseluruhan permainan. Posisi nyaris kalah menjadi menang atau nyaris menang menjadi kalah kerap terjadi disini. Euforia memenangkan middle game tidak boleh menjadikan kita lengah, karena satu langkah salah bisa membalikkan keadaan. Kita harus bisa mengontrol emosi, mengendalikan permainan sampai permainan berakhir. Hal serupa tentunya sering kita hadapi sehari-hari, semua persoalan yang tadinya menghimpit bisa tiba-tiba hilang karena kita melakukan langkah yang tepat, atau sebaliknya. Hal yang tadinya bukan masalah, tiba-tiba menjadi masalah hanya karena kita melakukan kesalahan. Begitulah hidup, terus berulang sampai nafas terakhir terhembus dari badan.
Meskipun banyak pemikiran-pemikiran yang saya dapatkan dari bermain catur, namun tetap saja saya hanya bermain untuk kesenangan, bukan sesuatu yang serius. Sekarang saya justru menggunakan permainan ini untuk mengukur kadar stres saya. Biasanya saat stres, permainan saya akan kacau, banyak melakukan kesalahan dan terlalu mudah dikalahkan. Demikian sebaliknya, dalam kondisi terbaik, saya adalah lawan yang tangguh bagi siapapun. Kalaupun lawan bisa menang, mereka harus bekerja dan berpikir keras dan biasanya penghormatan tersebut disampaikan melalui chat room. Dari aplikasi catur daring ini pula saya tahu bahwa mendapatkan gelar Master dengan rating 2200 ke atas adalah hal yang mustahil dilakukan dalam waktu singkat. Hal ini memberikan rasa hormat kepada para atlet catur yang berlatih siang malam, menguasai ribuan kombinasi langkah dan terutama dengan kecerdasan otak mereka yang mampu membayangkan langkah-langkah jauh didepannya.
Jakarta, 30082021
Karena Semua Orang Takut untuk Ditinggalkan [Inspired from 'SORGE', a novel by OH]
Begitupun aku …
“Ini keputusanku! Kamu tau ‘kan aku itu sangat pencemburu, dan aku gak suka kalo foto-foto kamu dinikmati banyak orang, apalagi laki-laki …”
Itu keributan yang kesekian puluh kalinya sepanjang usia pernikahan kami … dan seperti biasa, aku tidak mau begitu saja menerima hal yang menurutku terlalu berlebihan, hingga akhirnya kata-kata itu meluncur: “Gak ada negosiasi, tutup semua akun medsos kamu, atau kamu aku anggap sebagai istri yang pembangkang!”
Sebut saja namanya Bram … lelaki yang sangat menyayangiku dengan caranya yang juga teramat unik bahkan sering kali menyakitkan … Pengalaman hidupnya berpuluh tahun hidup dalam ‘topeng’ membuatnya ‘sakit’ dan merasa bahagia dengan ‘memaksaku’ berubah menjadi sosok wanita dan istri yang dia idamkan
‘Mengalah’ menjadi pilihanku … karena aku tiba-tiba menjadi takut untuk ditinggalkan [lagi]
Terbebas dari hiruk pikuk media membuatku pelan-pelan menjadi ‘terbiasa’, lalu lebih berhati-hati dalam berbagai hal … Bahagia? Rasanya akupun tak tahu harus menguraikannya seperti apa ...
Terkadang aku sangat rindu membagikan perasaan dan keadaanku dalam bentuk unggahan cerita, namun lagi-lagi aku takut jika wahana yang kugunakan, dengan satu nama tanpa inisial akan dikenali dan membuatku kembali kehilangan dan ditinggalkan …
Karena, semua orang takut untuk ditinggalkan, begitupun aku …
[Agustus 2021]
Nyawa seharga seratus ribu
Tuan
Ada kabar bagus..baguuus sekali!
Banyak warga kelas teri yang sedang sekarat
Pagebluk laknat menggerogoti tubuh
yang ringkih dan melarat
Mungkin sebentar lagi nyawanya akan minggat
pundi-pundi harta kita bakal melesat, tuan!
Tiap nyawa, seharga seratus ribu!
Mari kita berdoa tuan, semoga semakin banyak warga kelas teri yang mangkat!
YUKK
Ketika aku duduk di Bangku Sekolah Mengah Pertama, ada sebuah film kartun dengan tokoh bernama Yukk. Tokoh tersebut memiliki kepala yang ditutupi oleh rumah kayu, sepanjang seri film kartun tersebut kami tidak pernah tahu wajah Yukk yang sebenarnya seperti apa. Karena dalam film tersebut bila Yukk membuka rumahnya, maka orang yang melihat wajahnya akan menjerit ketakutan dan pingsan.
Pada waktu itu aku memiliki sahabat sekaligus teman kelompok belajar. Biasanya kami akan belajar ke tempat salah satu teman dan mendiskusikan mata pelajaran yang sulit bila kami kerjakan seorang diri. Dengan metode kelompok belajar, Alhamdulillah banyak pelajaran yang dapat kami selesaikan bersama.
Pada suatu hari, kelompok belajar kami selenggarakan di rumah teman kami bernama Pipit. Pipit memiliki seorang adik perempuan yang lucu dan menggemaskan, bernama Dita (aku tidak tahu persis berapa usia Dita saat itu). Ketika kami telah selesai kelompok belajar dan bermaksud pamitan kepada tuan rumah, tak lupa kami pun berpamitan sekaligus menyapa Dita. “Dita….” demikian kami menyapanya satu per satu, lalu Dita pun akan tertawa terkekeh-kekeh kesenangan. Satu per satu kami melakukan hal itu karena kamipun senang dengan reaksi Dita yang menggemaskan bila kami sapa.
Tibalah giliranku menyapa Dita. Dengan wajah yang kupasang seramah mungkin, aku pun menyapa Dita. “Dita…..” sapaku, tapi bukannya tertawa terkekeh-kekeh, Dita saat itu menjerit dan menangis melihatku. Aduh…. aku jadi salah tingkah. Kakak Dita pun sibuk menenangkan adiknya agar tidak menangis lagi. Setelah Dita tenang, beberapa temanku kembali mencoba menyapa Dita kembali dan Dita pun terkekeh-kekeh kembali. Karena penasaran, akupun mencoba menyapa Dita kembali, namun malang nasibku karena reaksi Dita melihatku tetap sama : menjerit dan menangis. Tentu saja hal ini jadi merepotkan Pipit kakaknya yang harus menenangkan adiknya kembali. Karena peristiwa itulah teman-temanku bilang mungkin aku seperti Yukk di mata Dita.
Waktu pun terus berjalan, ada ketegangan tersendiri bila aku harus menyapa seorang anak kecil, apakah dia akan menyambutku ataukah dia akan menjerit dan menangis melihatku. Peristiwa Dita adalah peristiwa yang masih lekat dalam ingatanku dan menjadikanku terus introspeksi. Ada kebahagiaan tersendiri bila aku menyapa anak kecil/ bayi lalu mereka tersenyum manis kepadaku. Aku bersyukur, mungkin aku telah berubah di mata anak-anak kecil yang masih fitrah tersebut.
Bagiku, balasan yang diberikan anak yang masih fitrah merupakan suatu ‘gambaran” siapa aku di dalam. Kadang suatu peristiwa dapat menjadi titik tolak untuk berubah dan merenungkan ada apa dibalik kejadian itu.
Yogyakarta, 28 Agustus 2021
Kepada …
Kepada langit matahari ceria
Bersinar terang tanpa cela
Begitu pun kehidupan dunia
Berjalan sesuai takdirnya
Kepada malam bulan tersenyum
Tawanya ikhlas penuh harum
Begitu pun perjalanan seorang kaum
Bergerak pasti mengikuti pendulum
Kepada pohon daun berguguran
Menutupi bumi bertebaran
Begitu pun jua soal pekerjaan
Ada awalan ada akhiran
Kepada Ani Rahmi kami belajar
Menjalani kehidupan dengan wajar
Begitu pun saat cita cita dikejar
Berhentilah meski menanti dengan sabar
Kepada doa kami bersimpuh
Tanpa pernah sekali luluh
Walau bidadari pergi dengan teguh
Panjatkan doa meski peluh
Bekasi, 28 Juli 2021
(Puisi ini saya dedikasi kepada salah seorang pensiunan dari PNBP SDA dan KND)
https://rulyardiansyah.blogspot.com/2021/08/kepada.html
Posting not Ghosting
2 tahun kurang
tepatnya
Saya tidak
posting
Bukan niatnya
Hendak menjadi
ghosting
Asa selalu
ada
Meski kadang
Lelah
Sisa
yang ada
Akan ditelaah
Meski
bukan lebah
Yang bisa
memberi manfaat
Namun diri
hindari ghibah
Agar penuh
syafaat
Semangat
tetap ada
Meski selalu
ada kendala
Jiwa yang
yang terjaga
Siap mengawal
jelaga
Bekasi, 28
Agustus 2021
Puisi ini dapat dilihat di laman berikut :
https://rulyardiansyah.blogspot.com/2021/08/blog-post.html
Dongeng lelaki yang memuja
# 1
Status wa
sebaris kata kata dituliskan
pada status wa
lalu degub jantung berpacu,
dihela harapan dan kecemasan
engkaukah duhai pujaan
satu di antara deretan nama
yang membaca
sebelum ujung waktu tayang tiba
sebab bahagia telah
ditafsirkan sederhana,
hanya jika satus wa telah kau baca
seakan satu persembahan,
telah sampai kepada tujuannya
karena untuk alasan ini,
mahakarya telah dicipta
#2
aku belum sempat mencari cara
hari hari ini masih seperti sebelumnya,
mulai bekerja sejak membuka mata,
hingga kadang malam tiba
ada saja yang harus dikerjakan,
rapat virtual yang bersambung
disposisi bertubi yang bikin bingung
maaf, jiika aku belum sempat,
mencari cara melupakan mu
#3
My Task di aplikasi persuratannmau
tak sengaja aku mengintip,
My Task di aplikasi persuratanmu
tertulis tugas
"menjalani takdir selalu hidup dalam pikiran para pemuja"
waktu mulai bertahun lalu,
waktu selesai tak tahu-
aku lihat di menu kehadiran,
kau belum lagi ClockOut
pantas saja,
aku masih terus memikirkanmu
#4
perbincangan
aku mengetik
hai pakabar?
aku menunggu,
dua jam berlalu
kau sedang menulis
lama sekali
aku gemetar
menatapi layar
muncul di layarku
sehat , jawabmu
aku bahagia
tiada terkira
aku mengetik
aku menunggu
aku gemetar
lalu bahagia
berulang ulang
tanya yang sama
jawab yang sama
selalu begitu,
kau pasti sangat sibuk,
tak segera menjawab
selalu begitu,
berulang ulang
Bekasi , Sabtu 28 Agustus , 2021