Tampilkan postingan dengan label Puisi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Puisi. Tampilkan semua postingan

Pemimpin

Luasnya samudra tak bisa dinakhodai

Bila tidak dengan seorang yang pandai

Tingginya gunung tak bisa didaki

Bila tidak dengan seorang yang rendah hati

 

Banyaknya pengalaman tak bisa di jalani

Bila tidak dengan jejak yang mumpuni

Banyaknya tugas tak bisa di geluti

Bila tidak dengan nurani yang suci

 

Seberapa banyak orang yang dipimpin

Tak akan berhasil dengan kearifan

Seberapa banyak harta yang dimiliki

Tak akan nikmat tanpa keberkahan  

 

Seberapa banyak kekuasaan yang di dekam

Tak akan berhasil dengan sikap bijak

Seberapa banyak dunia yang kau genggam

Tak akan berhasil dengan hak hakiki

 

Pemimpin itu ibarat angin

Bisa dirasakan tapi tak bisa dikuasai

Pemimpin itu ibarat cinta

Bisa dirasakan tapi tak bisa dimiliki

 

Hingga akhirnya angin yang membawa kebenaran

Hingga akhirnya cinta yang membawa kebahagiaan

 

 

Bekasi, 14 November 2021

Puisi ini bisa dilihat pada tautan berikut :
https://rulyardiansyah.blogspot.com/ 

Terpesona

 Senyum yang ramah

Dan kaki yang melangkah

Tak menyilaukan arah

Namun pasti menjadi mudah

 

My friend Fulanah

Pertahankan ghirah

Kami tidak menyerah

Dan tidak juga pasrah

 

Kebaikan selalu teringat

Menjadi sebuah perekat

Hubungan pun menjadi dekat

sesuai dengan hakikat

 

Doa kami selalu lekat

Tanpa harus memikat

Tanpa tangan berjabat

Meskipun jauh namun dekat

 

Bekasi, 15 September 2021


This poet can be seen in the link :

https://rulyardiansyah.blogspot.com/2024/05/terpesona.html   

Laksana Hamba

Berikan aku sebuah air

Akan kuminum hingga habis

Berikan aku sebuah syair

Akan kuhidupkan sebuah tahbis

 

Jauh sumur mendekati uzur

Akan kukejar meskipun sakit

Berikan aku sebuah busur

Akan kulepas dengan sebuah bait

 

Jadikan aku seorang kaisar

Akan kurangkul sebuah dunia

Berikan aku sebuah bunga mekar

Akan kuberikan kepada putri istana

 

Jadikan aku orang shaleh

Akan kukejar hingga akhirat

Berikan aku petunjuk yang shaheh

Akan kuberikan ilmu yang manfaat


Bekasi, 11 September 2021 


This poet can be seen at link below 

https://rulyardiansyah.blogspot.com/2024/05/laksana-hamba.html 


Dialog antara Aku dan Jendela Kaca


Halo, selamat pagi

Sekian lama kita tak jumpa

Apakah kau semakin menua

hingga terlihat renta? 


lihatlah, dedaunan menari-nari 

mereka bahagia karena semilir angin sejuk menyapa 

sekawanan semut berjalan beriringan di cabang pepohonan

Dedaunan itu berpegang erat dalam meniti kehidupan


Aku memang menua

seiring berlalunya waktu tanpa memberi tahu

apalagi sekedar mengingatkanku 

; begitu katamu


Namun, meski renta aku bahagia

meski kadang duka kerap kali menyapa

karena aku menjadi saksi

yang datang dan juga yang pergi


katamu kemudian


Bagaimana denganmu dirimu sendiri?


tanyanya kepadaku


bukankah kau juga terlihat menua?

cobalah berkaca kepadaku

helai demi helai rambutmu sebagian memantulkan cahaya

garis panjang di keningmu laksana aliran Nil


Apakah kamu bahagia?


Segelas Aren Latte Coffee


Jendela kaca terdiam

akupun demikian



Buaian Sayang Bak Piring Melayang


Tetesan hujan  yang jatuh di atas jerami

Tak membuat rasa ini menjadi doremi

Terbayang eropa yang musim semi

Mengingatkan dia bermain kartu remi

 

Kembali hujan berkawan malam sepi

Tak mampu menjaga rindu jati diri  

Terbuai nyanyian sendu kekasih hati

Mengobati asa yang mulai mati

 

Masih hujan seperti malam sebelumnya

Tak mendua angan tanpa nyata  

Pun ingatan masih terkoyak hampa

Mengurai jeritan sebuah jiwa

 

Andaipun hujan tak seperti biasanya

Berilah awak kesempatan bersuara

Agar jiwa yang duka dan terluka

Mampu meminang adinda

 

Bekasi, 11 September 2021


This poem can be seen at the link below 

https://rulyardiansyah.blogspot.com/2024/04/buaian-sayang-bak-piring-melayang.html

Senja


Kala langit merah di ufuk barat

Begitu juga merah pipimu yang teringat

Terbayang senja di pantai Sulawesi barat

Tak kan ku lupa pesan yang yang tersirat

 

Ketika malam mulai mendekat

Tak banyak yang akan kulihat

Meskipun aku berusaha dekat

Tanpa diri dan bayangan yang melekat

 

Kuingat senyuman mu yang memikat

Dibalik sebuah gondola yang terikat

Tak banyak yang kurasa dan kuingat

Namun cinta ku selalu melekat

 

Ketika malam sudah mulai pekat

Tak terasa diri ini semakin teringat

Wajah ayu yang selalu lekat

Jika diri ini masih mampu mendekat

 

Bekasi, 2 September 2021


This poem can be seen in the link below 

https://rulyardiansyah.blogspot.com/2024/04/senja.html 

Hujan di Akhir Pekan

Di penghujung pekan, 
Langit mendung menggantung rendah, 
Namun hati riang tak terbendung, pulang menanti ceria. 
Di meja kerja, pikiran melayang ke rumah, 
Juga kenangan tawa renyah teman-teman,
dan halaman-halaman kisah. 

Kembali ke rumah, pena dan kertas menunggu setia, 
Melukis kata, menari dalam irama sastra. 
Seni, musik, dan film, jendela jiwa yang terbuka, 
Mengajak berkelana, meski duduk tenang di sofa. 

Ah, weekend mendung, kau bukan kelabu, 
Namun kanvas bagi impian dan ragam warna baru. 
Di rumah yang hangat dan selalu setia, 
Temukan kebahagiaan, dalam simpul-simpul cerita.

Jakarta 26 April 2024

Note : all arts made in collaboration with AI

D.A.M.S

 

It can’t be word

But it is an abbreviation

Some works should be hold

Not only a creation

 

It is an assignment

That should be finished

It is a kind of supervision

That made assignment cleared

 

It is a homophone sound

Like a dumb without “s”

But it is not playground

Like a drum without “s”

 

It is look like daily

But it is incidentally

The meeting is held routinely

But it reported immediately

 

I am only human

That can be a servant

I only deliver an assignment

Without less feeling reluctant

 

Without any hesitation

Please cheer me up

And go to any invitation

Then let it show up

 

Bekasi, 31 Agustus 2021


This poets can be seen in link below 
https://rulyardiansyah.blogspot.com/2024/04/d.html 

Gadis Ketek (3)

Jeng yah,


pernah,

sepatah kata "'terserah"'

mu lebih punya tuah 

dibanding ribuan kata berbusah

membuat semua langkah 

menjadi serba salah


tetapi, ketahuilah,

bahkan lelaki paling perkasapun,  punya rasa lelah

pada akhirnya aku memilih menyerah

kata terserah mu  menjadi untaian indah

pengantar  mengakhiri kisah 


Muaaah.....


(Gadog, 280224)

Kampanye

Saya berjanji,

Kalau saya terpilih nanti

Saya pasti akan memberi 

Penduduk seluruh negeri

Kebebasan untuk  bermimpi


Kalau saya tidak tepati,

Nanti janjinya saya revisi


(Gedung Sutikno Slamet, 10 Jan 2024)

Buah Catur

di permainan

aku mungkin sekedar bidak,

dan kau yang jadi  raja atau menteri nya

atau bisa jadi sebaliknya,


Tapi seusai permainan,

kita sama sama berakhir

di sebuah kotak

 

lalu untuk alasan apa,

kita harus berbangga

atau bersusah hati...


(Gedung Sutikno Slamet, 281223)


Gadis Ketek

Jeng yah..


aku sudah merasa payah,

urusan berdusta kaulah juaranya,

kau bilang dalam hidupmu akulah satu satunya,

teman berbagi keluh kesah dan cerita

bahu tempatmu bersandar ketika kau begitu lelah akan dunia


tapi tak begitu adanya ku rasa,

sebentar saja aku hilap mata

langkahmu   telah bebas berkelana

menjawab setiap kerlip mata yang memuja 

pesonamu yang menyilaukan dunia 


dan setiap kali aku diserang cemburu buta

kau akan berkata, apakah aku berhak melarang orang lain mencinta


Jeng yah,

mungkin saja aku telah salah

berlebihan menjadikanmu rumah

tempat menuju pulang ketika lelah dan payah

tapi setiap kali aku kembali pergi melangkah 

maka  mereka mengerumunimu  seperti kumpulan lebah

yang menemukan kembang mekar yang merekah


setiap kali aku bilang aku  marah,'

kau selalu berkilah, "' kalau ada yang datang, 

tanpa kuundang, apa harus aku yang salah? "'


(Kampung Ujung Harapan, 27 November 2023)



Peringatan


Tuan yang punya kuasa,

Jika separoh saja dari mereka

yang padamu seperti tak berdaya

memilih memendam dalam rasa sakitnya,

hingga tumpah ruah dalam aliran doa


apakah kau masih berpkir

seluruh doa sekedar lafal tersia?








Peron

Kenapa mengeluh 
ketika menunggu, 
padahal di luaran sana 
banyak yang tak punya lagi 
tempat pergi 
 ataupun  pulang 


 (4 agustus 2023)

Ada Aku Disini


Ketika sayap tak cukup tinggi membawamu terbang menari nari..
Meninggalkan bumi dan semua yang pernah menyakiti…
Turunlah kembali,
Ada aku di sini…
Dengan cerita aku juga bisa membawamu menari nari..
Dengan dekapan hangat aku bisa membawamu terbang tinggi..
Tak perlu Peri untuk mengobati perih..
Tak perlu Dewa untuk mereda kecewa..
Ada aku di sini..




Sekali ini saja, Bunda

Bunda ..

Seingatku telah berulang kali kau meminta

Jangan pernah lelah untuk mencinta

Tanah air tumpah darah kita


Tapi sekali ini saja,  bunda

Ijinkan aku minta jeda

Ijinkan aku untuk lelah sejenak saja

Ternyata seperti di buku buku remaja

Mereka yang cinta harus rela untuk terluka


sekali ini saja, bunda

Mungkin besok atau lusa

Aku telah kembali terbuai kidung asmarandana

Yang menjadikanku rela untuk sekedar memberi 

Tanpa pernah berharap meminta 


Sekali ini saja, bunda

(Ujung Harapan, Bekasi_ Juni 2023)


Selamat Pagi, Dek

Selamat pagi, Dek...


Kau pasti masih lelap tertidur,

setelah sepanjang malam tadi,

hingga menjelang pagi,

kau tak henti berkeliaran,

dalam pikiran-ku,


apakah kau tak pernah lelah?


(Bandung, 30 Mei 2023)





LEKAS BERGEGAS SAYANG

Ayuk..... lekas bergegas,sayang,

Jangan ragu lagi bimbang 

Kuatkan hati tekad terpampang

Menjawab tunai panggilan berkumandang 

" wahai relawan dan pejuang, 

Mari bahu memikul tangan mencencang, 

Wujudkan IKN kota masa depan yang cemerlang " 


Ayuk..... lekas bergegas, sayang,

Tak perlu kau dengar suara sumbang

berangkatmu ke pulau seberang, 

bukan karena wirang atau kurang, 

Tapi satu kehormatan tersandang

perintis awal yang akan kekal dalam kenang, 

nama yang disebut dengan bangga, berulang 

Oleh anak cucu dalam banyak bincang


tidakkah terlintas dalam bayang,

mereka akan berkata 

" kami punya nenek moyang" 

begitu tangguh dan berjiwa pemenang 

tak risau nelepas kenyamanan yang tersandang 

Rela menjadi bagian dari mereka yang menimamg, 

Ibukota baru, untuk tumbuh seumpama gerbang, 

pembangunan negeri yang makin merata dalam rentang panjang 

Antara Rote Hinga miangas, dari Merauke hingga ujung Sabang, 


Ayuk, lekas bergegas sayang, 

Ibu kota negara baru telah dipancang 

Konon Jakarta kita kini, makin renta dan kerontang, 

nyaris tak kuasa lagi menjadi lambang 

Ibu kota negara yang gemilang

langitnya makin pekat oleh asap dan jelaga yang melayang, 

jelalanan makin padat tak pernah lengang 

Begitu banyak bahan bakar,uang dan waktu produktif terbuang, 

Sedang di sana daratan masih luas terbentang 

Udara yang bersih dilingkup langit nan terang 

Kicau burung jadi nyanyian pembuka hari dan penutup petang 


Ayuk lekas bergegas , sayang 

Kadang kesempatan tak datang berulang 

Apalagi seumpama hari, hidupmu telah menjelang petang, 


Ayuk lekas bergegas sayang... 


(Sutikno Slamet, Mei 2023)


Meranti adikku

Jadikanlah  ini pelajaran

Kalau ada 70.000 orang 
Ada satu dua yang salah
Maka tidak berarti 69.998 lainnya salah semua

Kalau ada 70.000 orang
Ada satu atau dua yang keliru
Maka tak berarti 69.998 lainya keliru semua

Kalau ada 70.000 orang
Ada satu atau dua yang curang 
Maka tak berarti 69.998 lainnya curang semua

Di semua tempat,
pasti ada oknum yang salah
Tapi jauh lebih banyak yang benar 

Kalau ada 70.000 orang 
Separoh saja tersakiti
Dan memendam sakitnya
Hingga tumpah ruah menjadi doa
Apakah kau berpikir,  
semua doa mereka menjadi lafal yang tersia??

Sebutir telor ayam

Seorang anak kecil mendapati ayamnya bertelur, 
diambilnya telur tersebut, 
ditimamg timang  dan hatinya menimbang nimbang, 
akankah telur itu digoreng atau dieramkan 
di kepalanya hadir bayangan 
"Kalau telur ini dieramkan, 
akan menetas menjadi seekor ayam, 
jika ayamnya betina 
maka akan bertelur lagi puluhan mungkin ratusan,
jika seluruh telur itu ditetaskan, 
akan ada banyak lagi puluhan ayam betina,
yang akan bertelur puluhan bahkan ratusan, 
jika ditetaskan semua,
akan banyak lagi ayam betina,
hingga bertahun kemudian 
akan ada ribuan atau jutaan ayam betina 

Kalau ribuan atau jutaan ayam itu dijual, 
dibelikannya kambing, 
kambing betina dan kambing jantan, 
akan melahirkan banyak kambing betina dan kambing jantan, 
hingga bertahun kemudian akan ada ribuan bahkan jutaan kambing 

Kalau ribuan atau jutaan kambing itu dijual, 
dibelikannya sapi, sapi betina dan sapi jantan, 
akan melahirkan banyak sapi jantan dan sapi betina, 
ratusan hingga ribuan sapi 
yang melahirkan banyak anak sapi betina dan sapi jantan, 
hingga bertahun kemudian akan ada jutaan sapi 

Kalau ribuan atau jutaan sapi itu dijual, 
dibelikan tanah dan saham, 
bertahun kemudian tanah dan saham du jual
ketika harga tanah dan nilai saham semakin mahal, 
akan terkumpul uang dan kekayaan mungkin tiga ratusan triliun 

Terbayang di kepalanya 
tiga ratusan triliun akan cukup untuk membeli rumah dan tanah yang luas, 
menggaji pelayan dan karyawan untuk mengurangi pengangguran, 
berderma kepada orang fakir dan terlantar, 
memberi beasiswa pada anak pintar yang miskin, 
membangun jalan perkampungan yang tak terurus , 
membeli dan membagikan akal sehat, 
bagi kebanyakan  rakyat dan pejabat, 
agar mereka tak banyak berucap berat, sebelum memilkirkan akibat, 
agar mereka tak gampang berkata, sebelum meyakini data, 
agar mereka tak lekas sharing, sebelum sempat menyaring "'

Plak,..... tiba tiba satu tamparan mendarat di jidat
sekumpulan aparat utusan penjabat 
memberlakukannya bak  penjahat laknat,
mendamprat lamunannya yang mengganggu dan sesat

Sebutir telur di tangannya pecah berkeciprat,
 
rasa sesalnya memberat
bukan karena tampar dan damprat
yang diterima tanpa hadirnya firasat
tapi  telur itu, 

harusnya telah menjadi lauk  sarapan yang nikmat



(Dekat Ujung Harapan, puasa hari ke empat)