Tampilkan postingan dengan label Puisi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Puisi. Tampilkan semua postingan

You Did it Your Way

Mentari terbit, mentari tenggelam
Cakrawala merah jingga
Batas itu sebentar lagi tiba
Waktu akan segera menjadi figura

Pintu pertama yang engkau masuki dulu
Dan pintu yang akan kau tutup hari ini
Jelas berbeda, namun semua akhirnya
akan punya nama yang sama, kenangan

Tiba  dimuka, pulang paling belakang
Adalah salah satu yang akan kami kenang

Sebagian kami menghilang
Saat mendadak rapat menjelang pulang
Mungkin akan kau ingat dengan senyuman

Air tenang yang menyimpan banyak pusaran
Tak bisa diam, terus bergerak mencapai tujuan
Kerja, kejar, selesaikan...
Secepatnya, engkau tak suka menunda

Seringkali bagi kami, itu artinya adalah lembur
Bahkan kadang sampai mengurangi jam hari libur
Tentu ada yang menggerutu
atau hadir dengan keterpaksaan
Ada juga yang diam-diam menghilang
Namun itulah dinamika kerja, yang siap kau terima
Yang terpenting adalah menyelesaikan tugas, tuntas

Usai sudah, tak ada penyesalan
Terbaik atau bukan hanyalah perbandingan
Totalitaslah yang seharusnya diutamakan

Tak harus menjadi sempurna untuk menyelesaikan segalanya
Tetapi bagaimana berupaya dengan segala daya yang ada

Lebih kurang kadang hanya soal sudut pandang
Jangan dipertentangkan karena yang terbaik adalah mengambil pelajaran

Jabatan rendah tinggi adalah soal rejeki
Mampu menuntaskan urusan hingga ujung jalan itulah kehormatan
 
Sudah kau berikan, semua yang bisa kau berikan
Kini tibalah saat untuk mengikat kenangan
Menalikan maaf pada setiap kekurangan
Membingkai terima kasih untuk semua pengorbanan
Karena engkau dan kami saling berutang maaf itu pasti
Dan saling berterima kasih akan menjadi hadiah indah bagi hati
Kenangan terbaik adalah mengenang dengan cara yang baik


BK, 180222

Refleksi Merdeka

Kalau soal kapan merdeka,
kita punya tanggal yang sama
Tetapi soal jiwa-jiwa yang merdeka,
Kita harus lihat dulu,
satu-satu orang punya jiwa

Bahwa penjajahan adalah kezaliman
Kita semua sudah tahu itu

Bentuk perbudakan  besar-besaran
sebuah bangsa atas bangsa lainnya
Penindasan dan eksploitasi
Hak-hak asasi dikebiri
kemanusiaan yang adil dan beradab
terang-terangan diinjak-injak

Yang jarang kita sadari adalah
Jiwa-jiwa merdeka tak pernah bisa dijajah
Para pendiri bangsa, pejuang kemerdekaan
Mereka yang kini kita sebut pahlawan
Adalah orang-orang yang tak pernah dijajah

Mereka adalah para pemberani
Orang-orang dengan jiwa merdeka
Yang menjunjung tinggi kemanusiaan
Yang mengedepankan keadilan
Yang karenanya tak bisa menerima
Segala bentuk penindasan
Segala apapun yang namanya penjajahan

Kemerdekaan bagi mereka
Bukan ditandai dengan proklamasi
Proklamasi hanyalah bentuk tanggungjawab dari jiwa-jiwa yang merdeka
untuk juga memerdekakan jiwa-jiwa lainnya yang masih terjajah
untuk membawa bangsanya menjadi bangsa yang merdeka

Di masa kini kita tidak bicara lagi
kemerdekaan sebagai sebuah bangsa
Tetapi kemerdekaan dari tiap-tiap jiwa

Berapa banyak jiwa-jiwa yang resah
Melihat kantong pemilik modal bertambah tebal
Sedangkan buruh tetap diupah dengan murah

Berapa banyak jiwa-jiwa yang gelisah
Melihat kekayaan alam negeri berlimpah
Namun masih banyak rakyat yang hidup susah

Berapa banyak jiwa-jiwa yang peduli
Pada kebutuhan dasar yang masih belum bisa terpenuhi
Pada pemenuhan hak pendidikan dan kesehatan 
bagi rakyat di negeri yang gemah ripah lohjinawi ini

Berapa banyak jiwa-jiwa yang geram
Melihat uang negara di korupsi
Sementara masih banyak rakyat butuh subsidi

Berapa banyak orang-orang yang masih mau setidaknya berkata
Soal perlakuan tidak adil dan beradab yang dialami sesama manusia

Jiwa-jiwa yang merdeka tak akan tenang
Jika prikemanusiaan dan keadilan tidak ditegakkan
Mereka akan bicara, mereka akan bertindak
mereka akan berdiri di depan untuk memperjuangkan

Seperti para pejuang kemerdekaan yang ada dibarisan terdepan
memperjuangkan kemanusiaan dan keadilan
Mereka adalah para pemberani yang dengan lantang mengatakan kebenaran
meski di bawah ancaman amunisi

Sudahkah kita mewarisi jiwa-jiwa merdeka para pendiri bangsa
Para pejuang kemerdekaan dan pahlawan
Beranikah kita bicara, beranikah bertindak kita
Mari kita bertanya seberapa merdeka kita punya jiwa
Jika hanya untuk sekedar bicara saja kita tidak berani
meski konstitusi menjamin dan melindungi

Pada jiwa-jiwa yang merdeka kita berhutang kemerdekaan bangsa
Pada jiwa-jiwa yang merdekalah kita boleh berharap akan adanya perubahan
Pada merekalah semangat juang dan kemajuan patut kita sandarkan
dimana kemanusiaan dan keadilan berdiri menempati tempat yang tinggi

Tanpa semangat juang dan pengorbanan,
tanpa penghormatan pada prikemanusiaan dan prikeadilan
Jembatas emas kemerdekaan bisa hilang maknanya, bisa menjadi tak ada artinya
Kita bisa saja akan menjadi bangsa yang merdeka hanya karena stempel proklamasi
Namun gagal memenuhi esensi dari merdeka itu sendiri


Jakarta, 16 Agustus 2022

LUGU

Di pasar, berjajar pedagang

menjajakan kebenaran

dengan suara kencang


Para langganan berbondong datang

memborong kebenaran

tanpa bertanya, langsung percaya

sesuai selera


Aku, orang baru

coba menawar satu persatu

berharap bertemu yang benar-benar benar, 

Dasar lugu!



Kepada yang terhormat

kepada yang terhormat,

kalau pangkat dan kedudukan yang engkau jabat,

menjadikanmu merasa paling hebat

hingga semena mena mengikuti hasrat dan syahwat


mungkin ada baiknya sesekali kau ingat

bahwa kekuasaan mengenal kata tamat

ada ujung dan  akhir  dari semua  riwayat


Apakah kau pikir kelak kematian adalah sebuah istirahat?

sedang beribu teka teki tersimpan di tangan malaikat

menghitung tunai setiap lembar  amanat


(kaki gunung slamet, 26 juni 2022)



Munajat



Hujan menderas membasahi bumi

Langit gelap lelap terselimuti
Cahaya kilat bak lampu blitz kamera
Menyambut fajar singsing segera

Para perindu syurga
Membasuh air ke raga
Pakaian suci melekat sempurna
Berdiri sejajar tanda setia

Rintik hujan enggan mereda
Tertunduk sadar hati seorang Hamba
Terangkat tangan asa di pinta
Mata terpejam jiwa mengudara

Wahai Sang Penggenggam Semesta
Kasih sayangmu meluas samudera
Ke Maha AgunganMU tiada tandingannya
Ampuni atas segala dosa

Bintang dan Rembulan

Fajar bersiap menampakkan kilau

Netra menyaksikan terpukau

Kabut selimuti jiwa terlelap

Meski pejantan berkokok sigap 


Detak jantung memburu waktu

Spidometer bergerak maju

Embun tak ingin lepas mendekap perdu

Seakan sulit mengenyahkan rindu 


Teringat akan sepasang kekasih

Di sepertiga malam sunyi

Bintang memberanikan diri

Perlahan mendekati rembulan bak bidadari 


Ada hal yang hendak diutarakan

Kelu menjalar kata tak tersampaikan

Ah...betapa sulit mengungkapkan isi hati

Padahal kesempatan kedua takkan terulang lagi


Sesulit menuangkan maksud dan tujuan pada nota dinas

Sang bintang dalam menarik napas

Telah bulat tekad disiapkan

Namun luluh jua ketika menatap sang rembulan


Entah sampai kapan bintang terus berdiam




27052022

Melepas



Belum usai,

satu laras

tersenandung

tuntas,


senja 

menggilas,

pertanda 

tegas,


sampai,

batas,

temu-mu

tuntas


Kau

berkemas,

sepenuh

gegas.


Lalu ,


ruang Senyap 

meranggas,

Udara  rasa 

Beku mengeras


genggam tangan

pelahan lepas

Sesak dada,

Pilu terimbas

hutang Rindu

Belumlah lunas


ah

padamu

Rengkuhku getas,

Kau

Tetap lagi raga nan bebas


(24 mei 22)

Pulang


Anak kecil berlarian
Di tanah lapang dan rerumputan
Sorak sorai penjaja makanan
Mencari perhatian

Matahari bersiap undur diri
Udara tercemari asap dedaunan yang terbakar
Menyatu dengan asap dari knalpot
Kendaraan lalu lalang, perlahan

Seekor kuda mengerang, lelah
Entah berapa putaran telah dilalui
Hanya seember air
Dan rumput kering penambah energi

Segerombolan ikan berenang
Bebas berkejaran
Sesekali menunggu hidangan
Yang jatuh dari tangan tangan dermawan

Senja kali ini memenjarakan
Hati dan pikiran
Jika saja lantunan ayat suci tak bersahutan
Niscaya kaki ini enggan untuk pulang



24052022

Ah kau, Betapa lucunya kau kini

Disclaimer: 
(tulisan ini hanya rekaan, 
kalau ada kesamaan cerita, pasti kebetulan semata, mohon maaf sekiranya tidak berkenan)


Dulu,

ketika  kita dihadapkan urusan yang  menghadirkan bimbang

Kami siapkan beberapa  pilihan  untuk ditimbang, 

Kami tunggu darimu keluar petunjuk dan  arahan,

kau malah bicara   ngelantur sembarang,

Membuat kami  makin bingung tak kepalang


Dulu,

Setiap pekerjaan kita terdapat salah  

Kau selalu saja marah marah,

dari mulutmu tersembur sumpah serapah

Lalu denga begitu  mudah 

kau  tunjuk kambing hitam  di bawah,

Karena katamu, pemimpin tak pernah salah


Dulu,

Setiap kita dihadapkan pada halangan atau  masalah 

Kau tinggalkan kami di jalan, dan memilih  berbalik arah

Membiarkan kami semua berjuang melanjutkan langkah 

Itu semua bagian pengkaderan,  katamu berkilah


Dulu,

Setiap ada kerja besar yang kita hadapi

Kau hanya sibuk tunjuk sana,tunjuk sini tanpa arahan pasti 

Lalu kau lanjut berbaring atau menepi 

Menunggu  kerja tuntas dengan sendiri,

tak beda dengan patung kucing hoki di atas lemari

tiap kali ada yang mengajukan somasi,

jawabanmu demikian runtut dan rapi

katamu seorang manajer tak harus melakukan sendiri, 

bekerja melalui orang lain bukan semata definisi 

tapi bagaimana implementasi



Dulu,

Setiap  ada panggung dan kamera ,

Kami akui kau sangat piawai bemain kata dan mengemas rupa 

Pidato pidatomu penuh riuh  gelora,

Ekspresi dan citra yang indah untuk konten dunia maya


Dulu,

Setiap ada  penghargaan atas karya 

Kau  akan berada   di barisan muka,

Mengklaim ide dan pemikiran berasal darimu saja,

Karena tidak mungkin  ide berasal dari orang biasa 

Dan hanya kau yang mampu menggerakkan sumber daya 

untuk  mewujudkannya menjadi nyata 

 

Dan dulu,

jika dari pelaksanaan  kerja dan fungsi ,

Tak terhindarkan hadirnya gratifikasi 

Kau selalu anggap itu semua  rejeki,

dari sang Maha Pemberi 

Menolak katamu, selain menyakiti hati pemberi 

Juga bagian dari ingkar syukur pada Ilahi


Kini,

Saat kau harus pergi dari kami

pidato perpisahanmu bernas tersaji

Ungkap jasa dan tonggak legacy

Yang sekian waktu sudah  dijalani


Ah kau,

Betapa makin lucunya kau kini,

Membuat kami tak tahu lagi

Saat tatih langkahmu beranjak pergi

Haruskan kami berduka 

atau..... bersuka hati


(Ujung harapan, 21 Mei 2022)


Tentang Lebaran (2)

 

#3

Tadinya ku rasa kau,

Cenayang  yang akan mengerti,

Saat pesan dari ku 

Hanya menuliskan namamu saja,


maknanya,

Bahwa rindu telah menjelma menjadi lara,

Bahwa menuliskan  dan mengeja

Sekedar nama 

telah menghadirkan bahagia 


Kau mungkin  tak perlu menjawabnya,

kalau kau tak menginginkannya 


#4

aku kasihan padamu,

Musim liburan ini,

tak bisa pergi kemana mana,

karena sepanjangan waktu

hilir mudik,

di pikiranku,


kapan kau kasihan padaku?

Tentang Lebaran

#1

Kayuh langkah setapak setapak pelahan,

mengeja rambu jarak tempuh di tepian jalan,

Satu persatu batas kota terlewati

Seperti obrolan idul Fitri yang menghitung,

nama tersisa dari teman kerabat dan famili 

"Si A telah  tiga bulan lalu pergi 

bapak B mangkat selepas bulan haji

bude C sebulan lalu  mati"


mati akan selalu menjadi misteri,

Tahun depan,

Akankah kita masih bisa  berbincang,

Atau  tinggal sekedar bahan, 

Beberapa orang menyebut nama kita, 

" Dia telah pergi,  

padahal tahun lalu masih ngobrol seperti ini"


#2

Setelah salaman,

Maka ruang penuh bincang,

Hilir mudik bergantian nama, masa dan cerita

Hingga tak terasa dosa dosa  

menggumpal dalam obrolan,

Seperti lemak  rendang, opor ,gule , sate

menyusupi darah, 

Mengendap, 

di sepanjang pembuluh,


di akhir senja

Ada yang memberat di kepala,

Tak jelas sungguh

apakah sesal tentang kata-kata  tak guna,

Yang berlepasan  tanpa sengaja,

Atau muara kelezatan sajian hari raya

yang mengaliri lidah tanpa jeda,

tak tertampung lagi,

oleh raga yang makin renta


(Mei 2022)




TETANGGAMU

Tetangga sebelah mendadak kaya,
dapat hadiah, bertumpuk uang tunai
dari undian minyak goreng

rumahnya dibagusin, 

beli segala barang mewah

termasuk seperangkat gitar dan bas,

plus sound system komplet, mahal.


gonjrang-gonjreng, damdem-dandem,

jingkrak-jingkrak, nyanyi-nyanyi,

bikin single lagu, terus viral

tiap hari. Berisik.


bukannya tobat, 

kemarin malah nambah beli drum,

merek baru, kualitas super,

bisa bikin album laris

tiap hari. Berisik.


Dasar tetangga berisik,

atau tetangganya yang gak punya tutup kuping?



- ekpan - puisi dan sepak bola - 11052022


MU

Benteng setan jebol, berkali-kali
diumpat: setan!!!

muka setan yang merah merona,

memucat masam, berkali-kali


setan tenan.




- ekpan - puisi dan sepak bola - 10052022

Kalau ....masih manusia biasa



kalau pemimpinmu,

masih manusia biasa,

mereka, 

bisa saja salah

bisa saja  lupa


kalau bawahanmu,

masih manusia biasa

mereka, 

bisa saja salah

bisa saja  lupa


kalau temanmu 

masih manusia biasa

mereka, 

bisa saja salah

bisa saja  lupa


kalau dirimu

masih manusia biasa


dirimu, 

bisa saja salah

bisa saja  lupa


kenapa kepada dirimu, sendiri

kau begitu maklum

kau begitu pemaaf

sedang kepada yang lain tidak?


(21012022)

mungkin kita telah lupa

 (kado perpisahan untuk sahabat yang berangkat

 Teh Ika, Mas Aran, Mas Idub, Mas Bagyo dan Mbok Merrin)


mungkin kita  telah lupa,

bagaimana cara  kita

pertama berjumpa


mungkin saja waktu itu, 

duhai Ika  teman perempuanku

aku  salah satu yang terpaku

melihatmu memasuki pintu 

dengan wajah  ayu dan tersipu malu

dan menghampiri pegawai satu persatu

sambil mengeja pelan namamu

Ika kartikawati  dari warung jambu


mungkin saja waktu itu

duhai kawan aran

aku orang yang penasaran

tentang siapa kah kau pemilik  

 wajah yang menebarkan  

aura persahabatan,

senyum dan wajah nan  tampan 

yang tak lekang oleh zaman,

hingga terjawab ketika kau mengulurkan tangan

sambil menyebut namamu Aran


mungkin saja waktu itu ,

wahai mas budi dan mas bagyo

lelaki rendah  hati dalam banyaknya ilmu

aku salah satu yang ragu

untuk memulai menyapa dulu,

takut membuatmu merasa terganggu

oleh semua tingkah lakuku

dan baru mulai bersapa setelah berminggu minggu,

dan menjadi tahu

mas bagyo dan Mas Idub namamu


mungkin saja waktu itu,

wahai Mpok Merrin kawan mainku

orang orang melihatmu cewek pemalu 

hingga akhirnya semua tahu

kau penari hebat saat diputarkan lagu melayu

dan semua sepakat dangdut adalah nama tengahmu


mungkin aku telah lupa,

bagaimana cara kita pertama berjumpa,

tapi kita pasti sepakat bahwa kita tak lupa 

waktu waktu selanjutnya memyatukan kita seumpama keluarga

bekerja bahu membahu bersama,

makan, minum, bercanda tawa bersama

atau terdiam menunggu senja 

saat dimana kita akan pulang ke keluarga sebenarnya


kita pasti sepakat,

masa telah mematangkan rasa

hingga seolah

sakit ku adalah sakit mu

sakit mu adalah sakit ku

senang mu, senamg ku

senang ku, senang mu

meski gajimu tetap gajimu

dan gajiku tetap gajiku


seperti keluarga lain,

kadang kita pun  menjalani hubungan yang lucu,

dekat berseteru,

tapi saat jauh merindu


kawan kawan,

kita akhirnya tiba pada kenyataan,

hidup tak selalu seperti yang kita inginkan, 

kerelaan atau ketidak relaan tidak pernah menganulir keputusan,

kita hanyalah bidak yang dimainkan menuju tujuan, 

tak tertolak, tak juga tertahan


selamat jalan, kawan

mungkin kita akan bertemu entah kapan,


kalau hidup memberi jeda,

kita akan berbincang untuk  mencoba mengingat 

apa yang hari ini telah kita lupa


(Sutikno Slamet, 14 Jan 2022)


Tragedi Negeri Basa Basi (II)

stok sopan santun di pasar sudah kosong

konon katanya hari ini semua ludes di borong

orang orang tanpa minta harga dipotong

membawa pulang berkantong kantong


semua bermula dari cerita 

entah salah atau benar adanya

sopan santun bisa sangat meringankan

hukuman yang dijatuhkan untuk pesakitan


Beginilah jadinya sekarang di tengah kita

para pesohor dan pembesar kota

rame  korupsi atau melanggar pranata

dan melakukannya dengan sangat sopannya 


mengambil hak orang atau mencuri

seperti  mengambil milik sendiri

mengangkangi hukum atau regulasi

seperti tanpa malu atau rasa risi 


sesekali mungkin ada yang ditangkap polisi

mereka akan berlaku sangat rendah hati

menebar senyum mengabarkan alibi

yang terjadi sekedar ujian diri

mohon doa dan dukungan untuk kuatnya hati


Ah mereka sungguh sangat sopan sekali!


di depan majelis pengadil yang dihornati

mereka tampil  sangat  rapi dan wangi

tutur katanya runtut teratur rapi 

gesturnya tertata menarik simpati


siapa  coba yang tak suka orang sopan?

bahkan pengadil yang katanya wakil tuhan

hingga vonis dijatuhkan begitu ringan 

hanya karena semata pertimbangan sikap sopan


ah mungkin bisa saja pak hakim lagi menebar guyonan

penawar rasa letih atas beratnya kehidupan

yang sebenarnya, keadilan telah ditegakkan

sangat sangat tegak sepertu terjadi di negeri impian


 (131221)

Kaleidoskop (1)

Januari,

aku mengejar

kau menjauh.


Februari,

aku mengejar

kau menjauh 


Maret,

April

Mei

Juni

Juli

Agustus

...

Desember,

Masih begitu alur kisah

Aku tak menyerah

Kau tak juga lelah


(entah nulis apa ini, 121221)

Tragedi Negeri Basa Basi

 

Di hari anti korupsi

Para koruptor pun cuti sehari

Rehat sejenak untuk berkontribusi

Ikut teriak " katakan tidak pada korupsi"

Besok harinya  mulai lagi


(Sutikno Slamet, 091221)

aku punya seorang kawan

 

aku punya seorang kawan

di dadanya tersemat

tugas mulia menjaga uang rakyat

agar terbagi secara cermat

mewujudkan besarnya manfaat

 

sekali saja dia  abai atau hianat,

membiarkan patgulipat atau bahkan terlibat

maka hancurlah seluruh martabat

tertanggung akibat sepanjang hayat

 

kawanku begitu teguh pada prinsip diri

sepanjang tugasnya sering dijumpai

keteguhannya akan diuji

dari depan belakang dan semua sisi

 

konon terkadang dia diuji iba dan empati

tema kemiskinan yang menjadi  komoditi,

seakan jika usulan  tak disetujui

dia dianggap telah kehilangan kesejatian insani

 

sesekali  dia perlihatkan usulan  program si miskin nan melarat

begitu gemerlap disusun dalam surat menyurat,

begitu indah dalam bual bual buku proposal

tapi menurutnya tak pernah menjawab yang jadi soal


bantuan si miskin dan anak terlantar

kadang tak sampai terhantar

yang sungguh miskin konon kerap luput

terganti tuan berperut gendut

 

hitungan usulannya juga  penuh sengakarut

entah data mana hendak diturut

semua pihak saling klaim berebut

merasa datanya paling yahuut

 

tapi aneh juga diskusi rame berkutat

hitung- hitungan alokasi rapat

mengira ngira menu konsumsi

memilih tujuan monev kan pergi

 

terkadang keteguhannya juga ditakar

oleh mereka yang berlagak tuan besar

gagah berani membawa aspirasi

katanya tak boleh ditolak atau diganti

 

usulannya kadang tak  masuk akal

seakan Anggaran adalah barang obral

kalau begitu dia akan berlagak orang bebal

yang tak soorangpun pernah dia kenal

 

aku punya seorang kawan,

Di dadanya tersemat

tugas mulia menjaga uang rakyat

di atas kepalanya, 

kibaran panji  nagara dana rakca mengangkasa


(Hari anti korupsi 2021)

 

Selamat Siang Tuan

Selamat siang tuan,


hari ini APBN tidak  sedang santai rebahan,

banyak sekali yang harus di kerjakan

coba kau lihat,

hari ini dia masih terengah engah

menghela nafas

sejak dua tahun lalu pandemi covid meretas

hari ini  kerjaannya belum lagi tuntas

 

dari seluruh negeri

masih terasa  isak sedih tangisan

mereka  mereka yang yang ditinggalkan

terduduk  memandangi

berangkatnya mobil  mobil ambulan,

bergantian membawa muatan

yang  bernafas tersengal

menuju perawatan

atau terbungkus tebal

menuju kuburan,

hingga raung sirena menghilang di kejauhan

 

Selamat siang tuan

hari ini APBN tidak  sedang santai rebahan,

dia hadir

mengupayakan tersedia vaksin dan obat obat vitamin penambah daya tahan,

menjaga agar  sakit dan mati tak banyak berulang,,

dan kasus covid semakin berkurang

mengupayakan  para tenaga medis,dokter perawat penggali kubur tentara polisi petugas petugas yang sedang bahu membahu berperang melawan pandemi

dapat lancar melanjutkan darma bakti

mengupayakan

tersedia biaya pulsa dan data,

buat para guru dan siswa,

serta perangkat pengolah data sewajarnya

hingga mereka yang sekolah atau kuliah

tetap bisa mendapatkan,ilmu dan hikmah

meskipun tetap tinggal di rumah

mengupayakan

ada subsidi  dan bantuan dana

makanan pokok dan lauknya

agar  mereka  yang tak bisa lagi bekerja,

tetap mendapatkan kebutuhan dasarnya,

mereka yang tak berdaya,

tak mati kelaparan dalam rumahnya

 

dia hadir,

mengupayakan

agar tetap bertambah jalan yang menembus belantara

dan wilayah terpenjara,

agar tetap terbangun pabrik pabrik yang menampung banyak pekerja

agar terlatih tentara dan tersedia  senjata untuk  menjaga negara

agar terbentuk polisi jaksa dan penegak hukum

yang memastikan hukum sebagai panglima

agar listrik listrik tetap menyala

hingga negeri semakin terlihat  warna indahnya

agar air tetap mengalir sebagai  pengobat dahaga

agar semua cita cita berdirinya negara terlaksana

agar dokter, guru, pegawai, lurah, camat tetap bekerja melayani rakyatnya

 

Dia hadir,

Mengupayakan ekonomi yang porak poranda

Terimbas corona pelahan  bergerak tumbuh tak semakin rubuh

 

selamat siang tuan,

Selamat siang tuan

hari ini APBN tidak  sedang santai rebahan,

jangan sampa kau terjebak sikap  tamak

membuatmu membelokan bantuan dari yang berhak,

merubah spek barang sehingga gampang rusak

merampok uang apbn sambil terbahak

 

jangan sampai gila hartamu menjadikan kalap

membuatmu lebih piawai dari tukang sulap

merubah kuitansi untuk menilap

menyamarkan bukti terlihat gelap

mencuri uang apbn ketika para penggawas hilap


Selamat Siang, Tuan

hari ini APBn tak sedang berdiam rebahan

jangan kau ganggu dengan keculasan

agar dia bisa jalankan apa yang telah dimandatkan



(Hari Anti Korupsi, 2021)