Tolong Kau Apa-kan Dulu itu, Apa-nya

 =====

Sering dalam bincang kita berdesak tanya..
Suatu hal yang abstrak namun terasa samar nyata..
Ketika kau bilang, tolong kau apakan dulu itu apanya..
Aku tak menggeleng meski tak paham..
Aku tak tertawa, meski lucu ku rasa…
Bahkan aku tak tanya, meski tak ku tau itu apa..
Aku, macam tau, meski tak kutemukan jawab..
Aku, macam bisa, meski tak kutemukan kuasa..
Aku, macam kau kurasa, yang tak jelas apa – apa..
Tapi semua tetap berjalan apa adanya..
Kau, aku, mari tertawa berwarna warna… ===== 01022024 #Ini Medan Bung...

Dialog antara Aku dan Jendela Kaca


Halo, selamat pagi

Sekian lama kita tak jumpa

Apakah kau semakin menua

hingga terlihat renta? 


lihatlah, dedaunan menari-nari 

mereka bahagia karena semilir angin sejuk menyapa 

sekawanan semut berjalan beriringan di cabang pepohonan

Dedaunan itu berpegang erat dalam meniti kehidupan


Aku memang menua

seiring berlalunya waktu tanpa memberi tahu

apalagi sekedar mengingatkanku 

; begitu katamu


Namun, meski renta aku bahagia

meski kadang duka kerap kali menyapa

karena aku menjadi saksi

yang datang dan juga yang pergi


katamu kemudian


Bagaimana denganmu dirimu sendiri?


tanyanya kepadaku


bukankah kau juga terlihat menua?

cobalah berkaca kepadaku

helai demi helai rambutmu sebagian memantulkan cahaya

garis panjang di keningmu laksana aliran Nil


Apakah kamu bahagia?


Segelas Aren Latte Coffee


Jendela kaca terdiam

akupun demikian



Buaian Sayang Bak Piring Melayang


Tetesan hujan  yang jatuh di atas jerami

Tak membuat rasa ini menjadi doremi

Terbayang eropa yang musim semi

Mengingatkan dia bermain kartu remi

 

Kembali hujan berkawan malam sepi

Tak mampu menjaga rindu jati diri  

Terbuai nyanyian sendu kekasih hati

Mengobati asa yang mulai mati

 

Masih hujan seperti malam sebelumnya

Tak mendua angan tanpa nyata  

Pun ingatan masih terkoyak hampa

Mengurai jeritan sebuah jiwa

 

Andaipun hujan tak seperti biasanya

Berilah awak kesempatan bersuara

Agar jiwa yang duka dan terluka

Mampu meminang adinda

 

Bekasi, 11 September 2021


This poem can be seen at the link below 

https://rulyardiansyah.blogspot.com/2024/04/buaian-sayang-bak-piring-melayang.html

Senja


Kala langit merah di ufuk barat

Begitu juga merah pipimu yang teringat

Terbayang senja di pantai Sulawesi barat

Tak kan ku lupa pesan yang yang tersirat

 

Ketika malam mulai mendekat

Tak banyak yang akan kulihat

Meskipun aku berusaha dekat

Tanpa diri dan bayangan yang melekat

 

Kuingat senyuman mu yang memikat

Dibalik sebuah gondola yang terikat

Tak banyak yang kurasa dan kuingat

Namun cinta ku selalu melekat

 

Ketika malam sudah mulai pekat

Tak terasa diri ini semakin teringat

Wajah ayu yang selalu lekat

Jika diri ini masih mampu mendekat

 

Bekasi, 2 September 2021


This poem can be seen in the link below 

https://rulyardiansyah.blogspot.com/2024/04/senja.html 

Hujan di Akhir Pekan

Di penghujung pekan, 
Langit mendung menggantung rendah, 
Namun hati riang tak terbendung, pulang menanti ceria. 
Di meja kerja, pikiran melayang ke rumah, 
Juga kenangan tawa renyah teman-teman,
dan halaman-halaman kisah. 

Kembali ke rumah, pena dan kertas menunggu setia, 
Melukis kata, menari dalam irama sastra. 
Seni, musik, dan film, jendela jiwa yang terbuka, 
Mengajak berkelana, meski duduk tenang di sofa. 

Ah, weekend mendung, kau bukan kelabu, 
Namun kanvas bagi impian dan ragam warna baru. 
Di rumah yang hangat dan selalu setia, 
Temukan kebahagiaan, dalam simpul-simpul cerita.

Jakarta 26 April 2024

Note : all arts made in collaboration with AI

D.A.M.S

 

It can’t be word

But it is an abbreviation

Some works should be hold

Not only a creation

 

It is an assignment

That should be finished

It is a kind of supervision

That made assignment cleared

 

It is a homophone sound

Like a dumb without “s”

But it is not playground

Like a drum without “s”

 

It is look like daily

But it is incidentally

The meeting is held routinely

But it reported immediately

 

I am only human

That can be a servant

I only deliver an assignment

Without less feeling reluctant

 

Without any hesitation

Please cheer me up

And go to any invitation

Then let it show up

 

Bekasi, 31 Agustus 2021


This poets can be seen in link below 
https://rulyardiansyah.blogspot.com/2024/04/d.html 

Basuh



Sehelai daun kering yang melayang jatuh,
Telah tertulis dulu pada masa yang jauh,
Tak cukup alasan hatimu merapuh
Ketika hasil tak sebanding basahnya peluh

Sekuat apapun teriakmu mengaduh
Yang telah lewat,takkan lagi tersentuh ,
Jadikan saja semua menjadi suluh
Penerang jalanmu,agar kian kukuh

(bekasi,300324)


Gadis Ketek (3)

Jeng yah,


pernah,

sepatah kata "'terserah"'

mu lebih punya tuah 

dibanding ribuan kata berbusah

membuat semua langkah 

menjadi serba salah


tetapi, ketahuilah,

bahkan lelaki paling perkasapun,  punya rasa lelah

pada akhirnya aku memilih menyerah

kata terserah mu  menjadi untaian indah

pengantar  mengakhiri kisah 


Muaaah.....


(Gadog, 280224)