Untuk Perempuan yang Tinggal di Ingatan

Sore di Pante (dokumen pribadi)
cukukuplah Siti Nurbaya,
gadis sempurna tempo Belanda yang mengalaminya
menjadi tumbal engku datuk bermuka baja
kepada engkau wahai Marah Rusli,
bilakah aku sang Samsul Bahri?

di antara malam-malam yang kalut, ia berdiri
menundukkan warna-warni pelangi
dalam dekapan hatinya sendiri
itulah sebab aku mengantri

pingitan menjadi tempatnya berkutat
balutan tapih tetap berkelebat
hingga waktu datang sekarat
kini, wanita menjadi perempuan telah sepakat
lelaki dan perempuan adalah sepangkat

kodratnya bertanak nasi
tapi ia mampu bertaji
kalaupun ia lelaki
malulah aku, pasti

bayang hitamnya pun cantik
ketika para muda berisik,
berusaha mengejar tanpa titik,
hanya agar menjadi milik
aku turut panik

dia, Siti Nurbaya millenium
menjaga diri tetap ranum,
berbaris bersama sebagai makmum,
membalas dengki dengan semanis senyum

dia, Sri Kandi sepanjang masa
meski cantik serupa Cleopatra
tak disangka dia juga perkasa

"Aku yakin dia lebih anggun dari Anna Althafunnisa"*

-M-

2 komentar: