Salimah, seorang wanita berusia lima puluh sedang mengaduk nasi yang baru tanak. Setiap mencuci beras dilantunkannya shalawat berharap berkah pada makanan untuk keluarganya. Sebelumnya, ia telah menyapu halaman bakda subuh, yang disusul dengan memasukkan air yang telah masak ke dalam termos. Ia kini membuka tutup panci dan mulai mengupas telur ayam kampung yang telah direbusnya. Setelah ...
Rindu
Aku didiami rindu, rinduku...dia baru saja hadir, tetapi sudah sedemikian sombongnya berdiri dengan sedikit mengangkangkan kaki, melipat tangannya di dada seperti centeng di pasar pagi, modal gertak.
kusiram air tak hanyut,
kuberi api tak terbakar,
kulumuri ikan asin biar dibawa kucing jalanan, kucing sial itu lebih tertarik bermain sapu ijuk, padahal kurus kering badannya
akhirnya kuajak dia bicara ...
Kemarin
kemarin itu....
mengapa tidak kita berbicara mata ke mata
sehingga bahasa hati tidak tersamarkan
atau adakah yg engkau sembunyikan sehingga aku tak (boleh) tahu?
jika tidak ada yg disembunyikan
tidak bisakah aku mendapat kehormatan untuk melihat matamu ketika berbicar ...
CaLisTung (Yang Tersisa Dari Pendidikan Kita)
“Pendidikan itu (seharusnya) memanusiakan manusia” – Tan Malaka
Kemacetan lalu lintas sudah sangat akrab bagi sebagian besar orang-orang yang tinggal di Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi (Jabodetabek). Pertukaran arus manusia terjadi setiap hari, dari mulai pagi buta sampai dengan tengah malam. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengurai masalah kemacetan ini tapi sepertinya belum menunjukkan ...
Tangga
Hai tangga, apa kabarmu?
Kemarin kita bersua hari ini pun juga.
Hai tangga, sepertinya, kita akan banyak berjumpa.
Aku akan sering mengunjungimu di masa depan.
Hai tangga, maafkan aku.
Jika aku menyalahgunakanmu untuk sejenak, melepas penat pekerjaan.
Hai tangga, temani aku.
Menghisap satu-dua batang rokok, melemaskan otot-otot yang kaku.
Hai tangga, terima kasih.
Kamu telah setia menjalankan tugasmu, ...
Langganan:
Postingan (Atom)