dalam ringkuk kepada Tuhan maaf aku lancang menyebut nama lengkapmu
doaku bersajak semata merayu-Nya agar kali ini saja takdir berpihak kepadaku
bukan aku memaksa, hanya saja seumur hidup aku mau lihat lesung pipimu.
entah nanti kau seatap dengan siapa
ah, kuharap itu denganku.
entah nanti kau sebut namaku dengan lantang dalam jabat tangan ayahku
atau malah kau revisi sumpahmu malam itu kepadaku
ah, mungkin hanya Tuhan yang tahu.
aku terbiasa jalani duniaku dalam hitam-putih dunia
tak banyak warna sampai kamu ada
aku diam sebentar sadar kamulah mahakarya-Nya.
sepucuk doa menjawab kegelisahanmu dari pembicaraan yang selalu kuhindarkan
menepis ketakutanku akan sebuah ikatan
sehingga kita tak harus lagi berjalan di tempat
yakin hati sudah kutempatkan pada orang yang tepat.
jika tulisan ini sampai di ponselmu suatu hari…
kau mungkin sadar bercandaku kali ini menjauh, semata-mata agar seriusku kau ketahui
karena tak kan ada langkah mundur untukmu
apa yang membuat kita bisa bersama, maka segera itu dalam persiapanku.
-y-