Prasangka

Prasangka ,

Kadang makin tanak

Ketika kita membuat jarak

Kadang pelahan hilang

Seusai sedikit bincang

Kadang kian mereda 

Setelah bicara terbuka


Maka,

Seandai tak bisa

Tak berprasangka

Lekaslah berbincang atau bicara

Sebelum semua membuncah jadi prahara

Satu Hari di Bulan Oktober

dalam ringkuk kepada Tuhan maaf aku lancang menyebut nama lengkapmu

doaku bersajak semata merayu-Nya agar kali ini saja takdir berpihak kepadaku

bukan aku memaksa, hanya saja seumur hidup aku mau lihat lesung pipimu.


entah nanti kau seatap dengan siapa

ah, kuharap itu denganku.


entah nanti kau sebut namaku dengan lantang dalam jabat tangan ayahku

atau malah kau revisi sumpahmu malam itu kepadaku

ah, mungkin hanya Tuhan yang tahu.


aku terbiasa jalani duniaku dalam hitam-putih dunia

tak banyak warna sampai kamu ada

aku diam sebentar sadar kamulah mahakarya-Nya.


sepucuk doa menjawab kegelisahanmu dari pembicaraan yang selalu kuhindarkan

menepis ketakutanku akan sebuah ikatan 

sehingga kita tak harus lagi berjalan di tempat

yakin hati sudah kutempatkan pada orang yang tepat.



jika tulisan ini sampai di ponselmu suatu hari…

kau mungkin sadar bercandaku kali ini menjauh, semata-mata agar seriusku kau ketahui

karena tak kan ada langkah mundur untukmu

apa yang membuat kita bisa bersama, maka segera itu dalam persiapanku.


-y-

Kinerja Ekonomi Indonesia per September 2025

27 Oktober 2025

 



Kinerja Ekonomi Indonesia

Hingga 30 September 2025, kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Indonesia menunjukkan kondisi fiskal yang sehat dan terkendali. Pendapatan negara mencapai Rp1.863,3 Triliun, sebagian besar didukung oleh Penerimaan Pajak dan PNBP. Di sisi belanja, total realisasi mencapai Rp2.234,8 Triliun, dengan alokasi terbesar untuk Belanja Pemerintah Pusat dan Transfer ke Daerah. Keseimbangan antara pendapatan dan belanja menghasilkan Defisit APBN yang rendah, yaitu Rp371,5 Triliun ($1,56\%$ dari PDB), dan Keseimbangan Primer yang surplus sebesar Rp18,0 Triliun. Ini mencerminkan pengelolaan keuangan negara yang hati-hati dan menjadi fondasi kuat untuk menjaga stabilitas ekonomi di tengah ketidakpastian global.

Kekuatan ekonomi domestik tercermin dari aktivitas masyarakat dan dunia usaha yang tetap ekspansif. Tren penjualan ritel dan Indeks Aktivitas Manufaktur Indonesia terus menunjukkan pertumbuhan positif, ditopang oleh tingginya proporsi belanja Konsumsi Masyarakat ($75,1\%$). Pertumbuhan ini juga didukung oleh sektor bisnis dan industri, yang tercermin dari kenaikan positif pada konsumsi listrik mereka. Sementara di tingkat global, Neraca Perdagangan Indonesia tetap tangguh, mencatatkan surplus kumulatif USD46,1 Miliar berkat kontribusi besar dari sektor Non Migas, membuktikan daya saing produk ekspor nasional di pasar internasional. Pemerintah juga turut mendukung likuiditas ekonomi dengan menyalurkan dana sebesar Rp112,4 Triliun melalui perbankan untuk realisasi kredit.

Sebagai inspirasi bagi kegiatan ekonomi sehari-hari, data ini menyajikan sinyal optimisme yang kuat: fondasi negara solid dan permintaan domestik bergairah. Masyarakat diimbau untuk melanjutkan konsumsi yang bijak dan berorientasi pada produk lokal untuk menjaga momentum pertumbuhan. Bagi individu, momen ini ideal untuk meningkatkan disiplin keuangan, yakni menyeimbangkan antara aktivitas konsumsi dengan penguatan Tabungan ($13,7\%$) dan investasi. Sementara bagi pelaku usaha, sinyal ekspansi ini adalah peluang untuk memanfaatkan dukungan kredit perbankan untuk ekspansi dan inovasi, memastikan partisipasi aktif dalam roda perekonomian nasional yang tengah bergerak positif. 🇮🇩