Rindu

Aku didiami rindu, rinduku...dia baru saja hadir, tetapi sudah sedemikian sombongnya berdiri dengan sedikit mengangkangkan kaki, melipat tangannya di dada seperti centeng di pasar pagi, modal gertak.

kusiram air tak hanyut,
kuberi api tak terbakar,
kulumuri ikan asin biar dibawa kucing jalanan, kucing sial itu lebih tertarik bermain sapu ijuk, padahal kurus kering badannya

akhirnya kuajak dia bicara baik-baik
kubilang "kau terlarang", dia bergeming tersenyum sebelah bibirnya tertarik sedikit
"terus kau mau apa?" katanya dengan suara berat dan mata setengah tertutup, sepertinya habis mabuk
"aku mau kau pergi!" kataku keras, dihantamnya aku dengan belakang tangannya, aku langsung pingsan, yang kuingat terakhir ada beberapa batu akik besar di tangan kanannya, tapi sepertinya tadi tangan kiri...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar