Me Rame - Bablas

Setelah kerja seharian di kantor, banyak tugas yang harus diselesaikan dan banyaknya energi yang dikeluarkan, si Alpa akhirnya pulang kerja pada pukul 20.00 WIB. Alpa biasanya pulang sangat teratur, makan dulu di sebuah angkringan dekat kantor. Konon menu angkringan ini tidak mengganggu dan bersahabat dengan dompet Alpa. Setelah menghabiskan menu makan malamnya, Alpa langsung menuju ke stasiun. Biasanya Alpa saat pulang menuju ke stasiun Juanda atau Cikini naik ojek online. Namun berbeda saat itu, Alpa naik angutan umum mikrolet M12 menuju Kota dan turun di stasiun Sawah Besar. Antara tempat turun angkutan umum itu dengan stasiun tidak terlalu jauh. Cukup berjalan sekitar 5 menit dan sudah sampai. Namun pemerintah tidak menyediakan tempat penyeberangan untuk pejalan kaki baik dari dan menuju stasiun Sawah Besar.
Setelah naik di lantai 1, terlihat papan informasi bahwa kereta menuju Bekasi tidak ada di stasiun Jakarta Kota. Maka Alpa bergegas naik ke lantai 2 di peron 1 yang menuju stasiun Jakarta Kota. Saat naik ke arah peron 1, secara bersamaan datanglah kereta commuterline yang dari arah Bekasi. Hal ini sudah ditanyakan kepada Pak Pekade (Petugas Keamanan Dalam Stasiun) dan tulisan yang terdapat dalam ruang masinis tertulis dari arah “Bekasi”. Maka naiklah Alpa dengan kondisi tubuh yang sudah cukup melelahkan selama seharian itu. Alpa mencari tempat duduk di gerbong kedua dari belakang, karena saat balik menuju Bekasi nanti gerbong itu menjadi gerbong nomor 2 dari depan. Setelah mendapatkan tempat duduk yang cukup nyaman di sisi pojok, selain dari kursi prioritas, maka Alpa membaca beberapa pesan dari gawainya dan menyimpannya kembali dalam saku celana setelah selesai, maka Alpa langsung terlelap.
Kereta pun sampai di stasiun Jakarta Kota. Penumpang dari Bekasi pun ikut turun dan penumpang lainnya pun silih berganti naik tanpa harus saling dorong karena jam keberangkatan kereta juga masih lama dan waktu juga agak larut sekitar pukul 21.00 WIB malam itu. Informasi dari petugas peron dan pengumuman dari petugas piket kereta bahwa kereta dari Bekasi itu menjadi kereta tujuan Bogor. Alpa masih terlelap dengan tenang tanpa dia sadari bahwa kereta yang dinaiki sudah berubah tujuannya semula Bekasi menjadi Bogor. Masih terlelap dengan mimpi indahnya, Alpa tidak menghiraukan suasana dalam kereta yang sudah mulai ramai. Kereta pun akhirnya berangkat sesuai dengan jadwal tanpa harus memberitahukan Alpa bahwa sekarang keretanya sedang menuju Bogor.
Kereta berjalan normal hingga stasiun Manggarai. Malam itu, kereta berjalan tanpa hambatan seperti tertahan oleh kereta jarak jauh baik di stasiun sebelum masuk dan di stasiun Gambir dan bahkan saat menuju stasiun Manggarai pun berjalan lancar. Seharusnya, jika Alpa sadar sedikit atau agak terjaga, bisa turun di stasiun Manggarai dan berganti di peron 4 untuk tujuan Bekasi. Karena setiap akan berhenti di stasiun berikutnya, ada pengumuman dari speaker dalam setiap gerbong baik yang diumumkan oleh masinis atau playback (rekaman). Mungkin karena tidur cukup pulas, Alpa tidak mendengar suara dari speaker. Kereta lanjut berjalan hingga stasiun Pasar Minggu, pengumuman pemberhentian pada stasiun berikutnya juga belum mampu membangunkan Alpa dari tidur lelapnya.
Beberapa stasiun sudah dilalui dengan kecepatan rata-rata 60Km/jam seperti Lenteng Agung, Universitas Pancasila, Pondok Cina, Universitas Indonesia, Depok dan Depok Baru. Akhirnya candaan beberapa mahasiswi yang naik dari stasiun Universitas Indonesia cukup membuat Alpa terjaga hingga terdengar suara speaker bahwa stasiun berikutnya adalah stasiun Depok. Mulailah Alpa sadar dan berpikir cepat, agar tidak nampak panik dan tidak terkesan seperti orang linglung. Alpa mulai berpura-pura minum dari botol plastik yang dibawanya sambil tengok kanan kiri agar tidak ada orang yang memperhatikan bahwa dia salah naik kereta. Alpa tetap menjaga posturnya untuk tidak panik dan terlihat cool. Menjelang stasiun Depok Baru, Alpa mulai bersiap dan berdiri agak tegap, meski agak sedikit terhuyung karena baru bangun dan terkejut mengetahui bahwa salah naik kereta. Tanpa menghiraukan suasana sekitar, Alpa langsung turun di stasiun Depok Baru, meskipun ini baru pertama kali turun di stasiun itu. Setelah melihat sekeliling, stasiun Depok Baru memang bukan Bekasi, Alpa merasa agak awkward

Alpa mulai melangkahkan kakinya menuju peron sebelahnya agar dia bisa kembali ke stasiun Manggarai sebelum kereta terakhir tujuan Bekasi tiba. Dalam hatinya, apa yang salah ya? Alpa masih bertanya-tanya meski sudah berada di kereta berikutnya menuju Manggarai. Apa karena salah info yang disampaikan oleh petugas Pekade atau keretanya berubah tujuan? Atau dirinya dipindahkan oleh makhluk dunia ketiga? Ah gak mungkin kalau ini. Akhirnya Alpa berkesimpulan bahwa keretanya memang berubah tujuan setelah tiba di Jakarta Kota. Perubahan tujuan bagi kereta commuterline ini memang ada dan pernah terjadi. Dan sialnya Alpa tidak mengingat kalau hal ini pernah terjadi. Alpa tiba di Bekasi sekitar pukul 23.30 WIB sambil terheran-heran dengan dirinya. Selanjutnya, Alpa berjanji pada dirinya untuk tidak tertidur sebelum tiba di stasiun Jakarta Kota jika bepergian sendiri, karena stasiun tujuan bisa berbeda dengan awal kereta berangkat karena alasan tertentu. Kelelahan dalam bekerja dapat membuat diri kita terbawa hingga stasiun Depok Baru

Cerita dapat juga dibaca pada link berikut :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar