Baumu Paling Kusuka



Harumnya teh chamomile membuat Meyr menengok sejenak ke sumbernya. Aah... Kimberly memang baik sekali. Wajahnya yang cantik seumpama cantik hatinya. Kim selesai mengaduk teh dan membawanya mendekat kepada Meyr.
Meyr mengubah posisi tidurnya menjadi duduk. Ia duduk di king koil empuk yang ternyata tetap tak membuat tidurnya semalam cukup nyenyak.
“Meyr.. chamomile dengan satu sendok teh brown sugar untukmu” disodorkannya gelas cantik ke pangkuan Meyr. Meyr mulai menghirup aromanya dan segera menyeruput dengan senyum gembira.
“Kim, ada dua bau yang paling aku suka saat ini, setelah bau yang ketiga hilang”
“Apa? Bukan roll on mahalku kan?” Kim nyengir memperlihatkan gigi putih hasil perawatannya di klinik.
Sedikit senyum mengembang di bibir Meyr.
“Bukan, Kim.. tentu saja kau sangat menarik tapi mungkin bagi pacarmu”
“hahahaha..” Kim geli sendiri membayangkan Roxy si lelaki bodoh yang selalu mengintilnya.
“Pertama, aku suka bau chamomile. Karena sejak sakit lambung hanya teh ini yang nyaman di perutku. Sayang sekali aku harus meninggalkan oolong dan teh hijau. 
Kedua.. aku suka bau petrikor..karena mengingatkanku pada masa kecil.. yang mungkin tidak begitu indah tapi aku tetap suka sedikit bagiannya...”
“Oh God. Ok... aku bawakan kau pasir pink dari nusa tenggara dan kau mengatakan aku merusak lingkungan. Sekarang kau bilang suka petrikor.”
“Ya beda lah, Kim..!” Petrikor memberi kekuatan dan keindahan ke bumi. Sedangkan yang kau lakukan mengambil keindahan itu” Meyr bersungut.
“Yang hilang, bau apa?”
“Ya kau tahu lah, aroma lelaki itu membuatku tergila gila. Entah bagaimana ia pergi dari hidupku”
“Kalau kau suka keringat lelaki, banyak tuh di bawah sana...” bibirnya yang sedang beroles madu untuk treatmen alami maju ke satu arah di jendela.
Meyr menengok ke bawah. Para pekerja jalanan sedang beristirahat di tepi jalan. Lelah dengan kegiatan perbaikan jalan.
“Sial... nyebelin kau, Kim!”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar