Untuk Mas Pehix Snang Iteba (Mas Teba) ku


Ketika aku membantu mengangkat tubuhmu setelah dimandikan, aku termangu

Ketika helai demi helai kapas menutup tubuhmu, aku mulai tergugu

Ketika lembar demi lembar kain kafan membelit tubuhmu, aku tak kuasa menahan isak tangis

Ketika para  tercinta mencium wajahmu untuk terakhir kali, semakin deras air mataku

Hanya dzikir...dan dzikir yang terus terucap
Memohon keampunan dan kasih sayangNYA untukmu, Mas Teba-ku

Menjadi rekan kerjamu selama lebih dari 10 tahun, terlalu banyak kebersamaan yang akan selalu dikenang

Bahwa kamu adalah rekan kerja yang sangat baik, itu benar!

Bahwa kamu adalah Mas-ku yang selalu "ngemong" ketika aku menghadapi kesulitan dalam pekerjaan, itu benar!

Bahwa sewaktu aku kebingungan harus naik angkutan apa ketika pulang tugas tengah malam dari luar kota, lalu kamu menawarkan diri untuk mengantarku sampai rumah bersama Mba, itu benar!

Bahwa ketika kita masing-masing terpisah karena tugas, namun silaturahmi tetap terjalin, itu benar!

Sekarang, Mas sudah tenang dalam istirahat panjang
Kami yang masih hidup, hanya menunggu giliran
Hanya untaian do'a yang mampu aku panjatkan
Semoga Allah Swt karuniai RahmatNYA untukmu, Mas Teba...

Al Faatihah...





1 komentar:

  1. Merinding bacanya dan keluar juga air mata ini meski almarhum sdh beberapa hari mendahului kami yang masih hidup.

    BalasHapus