GEMESS (Garing mak Kress) : Cantik

Jam dinding telah menunjukkan pukul 21.30. Di luar rumah terdengar suara tetesan air masih cukup deras turun dari langit. Suasana malam yang dingin menyeruak ke segala penjuru rumah. Kenyataan bahwa malam itu adalah malam jumat menambah sakral aura yang terpancar di dalam kamar.

Belum selesai angan melayang, terlihat daun pintu terbuka perlahan. Nampak sosok wanita pendamping hidup memasuki kamar dengan derap langkah yang nyaris tak terdengar. Kubayangkan dia berjalan melenggak-lenggok bak model kawakan. Bajunya tipis menerawang membuat settingan ruangan berubah menjadi peragaan busana musim panas. Bukan... yang dikenakannya bukan lingerie, hanya sisa kaos kampanye salah satu politisi. Dalam genggamannya sudah ada dua gelas teh manis hangat untuk kami berdua, meniru iklan di televisi.

Di sampingku yang sedari tadi berbaring santai, sang istri duduk perlahan dan menjulurkan tangan kanannya ke arahku.

"Pah, ini tehnya diminum dulu mumpung masih hangat" istriku berujar sambil meletakkan gelas satunya di atas meja.

Tak lama kemudian dia melepaskan kacamatanya dan menaruhnya di samping bantal.

"Kalau ga pakai kaca mata gini, mamah kelihatan lebih cantik ya" aku memulai obrolan dengan menyeruput teh hangat yang begitu nikmat membasahi kerongkongan.

"Ah, Papah gombal banget, mentang-mentang malam jumat, modus nih.. modus.." cibir istriku

"Beneran ini mah, papah ga bohong" aku coba meyakinkan.

"Papah ih, mamah kan jadi malu. Kalau gitu, apa mamah pakai kontak lens aja mulai sekarang? Tapi berarti besok harus beli Pah, mamah kan belum punya" cerocos istriku dalam satu helaan nafas.

"Loh.. loh.. kok bisa tiba-tiba nyambung ke situ? aku mengernyitkan dahi.

"Ya kan supaya aku selalu terlihat lebih cantik di depan suami, Pah. Jadi ga perlu pakai kaca mata lagi, sesuai keinginan Papah tadi. Ooh, apa sekalian operasi lasik aja ya Pah?" Istriku terus saja nyerocos tak terhentikan.

"Oalah mamah, maksud papah tadi, kalau papah lagi ga pakai kaca mata gini, mamah terlihat lebih cantik, beneran deh, kelihatannya agak buram-buram gitu" aku coba menjelaskan

Seketika pandanganku yang semula buram menjadi gelap dipenuhi kunang-kunang dengan remote TV masih tergeletak di atas kepala. Headshot!

1 komentar: