Aku dan Fatamorganamu

Setiap ku baca deretan kalimat pada ceritamu,
Saat itu pula aku seperti mendengar suaramu menyentuh hangat dawai telingaku,
Yang tidak kau bawa masuk hingga ke rongga terdalam gendang pendengaranku,
Karena kau takut mereka akan mengendap dan tak akan pernah kembali

Setiap ku resap bait demi bait puisimu,
Saat itu pula aku seperti merasakan sentuhan luka fatamorganamu,
Yang tidak akan pernah lagi kau bawa ke dalam dunia nyataku,
Karena kau terlalu pengecut akan kembali tenggelam dalam asa tak bertepi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar