Wanita berpayung merah

Wanita..?? jujur saja, saya tidak bisa memastikan apakah itu wanita, atau bukan... pun apakah itu manusia atau bukan, saya juga tidak dapat memastikan. Yang saya dan Bapak Velmer Moningka (teman sekantor) lihat saat itu adalah sesosok yang berpakaian wanita, gaun putih panjang, dengan payung merahnya, berjalan berlenggak-lenggok layaknya wanita.

Kejadian ini terjadi pada tahun 1998, bulan dan tanggalnya saya tidak ingat lagi, tapi yang pasti sekitar akhir bulan, karena pada akhir bulan, biasanya Bapak Velmer Moningka meminta bantuan saya untuk mengerjakan sebagian tugas beliau di Seksi Perbendaharaan 1 KPKN Ternate (sekarang menjadi KPPN Ternate). Kami mulai bekerja sekitar pukul 22.00 WIT dan biasanya berakhir sampai dini hari.

Bapak Velmer Moningka adalah pelaksana tersibuk di Seksi Perbendaharaan 1, selain pekerjaan rutin sebagaimana pelaksana lainnya, yaitu mengurusi DIK (Daftar Isian Kegiatan) dari beberapa satker, Daftar Isian Proyek (DIP) yang beliau pegang jauh lebih banyak dari pelaksana lainnya, bahkan hampir semua proyek yang berbantuan luar negeri pada Seksi Perbendaharaan 1 dipegang beliau. Sehingga wajar, kalau beliau adalah satu-satunya pelaksana yang seringkali lembur sampai larut malam. Dan sudah beberapa kali beliau meminta saya untuk membantu. Saya senang-senang saja membantu, selain bisa dapat tambahan uang jajan yang beliau berikan, pun mengisi waktu senggang saya yang merantau jauh di negeri orang.

Malam itu, seperti biasanya, kami mulai bekerja sekitar pukul 22.00, makanan kecil dan minuman ringan telah beliau sediakan, dan itu juga menjadi salah satu daya tarik saya mau membantu beliau, lumayan bagi anak rantau seperti saya, bisa menghemat. Entah sudah berapa banyak SPP Gaji Satker saya selesaikan, berikut mengisi di kartu pegawai. Udara sejuk karena hujan yang tidak begitu deras menyertai kekhusyukan kami menyelesaikan pekerjaan. Tidak terasa, jam dinding diruangan Seksi Perbendaharaan 1 telah menunjukkan pukul 02.15 dini hari. Dan Bapak Velmer juga sudah bilang ke saya, mungkin sebentar lagi pekerjaan dicukupkan dan dilanjut esok malam, hanya sedikit menunggu hujan agak mereda. Dan, 10 menit kemudian, hujan pun mereda, hanya tersisa gerimis kecil dan angin sepoi-sepoi. Bapak Velmer sudah mengajak untuk bersiap-siap menghentikan pekerjaan dan merapikan berkas yang ada. Saat saya sedang merapikan berkas di meja, tiba-tiba saya mendengar Bapak Velmer, memanggil-manggil seseorang..

"sstt.. Cewek.. , sstt Cewek... suiiitt.."

Mendengar itu saya tidak langsung bergabung dengan Bapak Velmer melihat dari jendela ruangan yang menghadap ke Jalan Yos Sudarso depan kantor. Saya malah melihat jam dinding, dan dalam batin saya.. ah, mungkin Pak Velmer cuma iseng menipu saya, mana ada cewek jalan-jalan jam segini. Tapi selanjutnya malah Pak Velmer, memanggil saya untuk menunjukkan ada cewek sedang jalan sendirian.

"Mas, sini mas.. ada cewek tuh, keliatannya cakep... yuk godain.." kata Pak Velmer dengan tetap dalam posisi mukanya melihat keluar jendela.

Saya langsung menyadari kalau beliau sedang tidak bercanda. Saya mendekat ke jendela dan melihat keluar.. ternyata benar, dalam jarak kira-kira 7 meter, saya melihat sosok wanita, atau lebih tepatnya sesosok seperti wanita, bergaun putih panjang, membawa payung merah, berjalan sendirian dalam gerimis yang dingin. Wajahnya tidak terlihat, karena tertutup payung, hanya jalannya terlihat berlenggak-lenggok, layaknya seorang model diatas catwalk. Payung merah diputar-putarnya dengan tempo yang sama.

(ilustrasi dari : http://hujanselaluturun.blogspot.co.id/2012/09/aahhaku-ingin-melukis.html)

Pak Velmer masih saja berusaha meanggil-manggil cewek tersebut, sampai akhirnya saya katakan kepada beliau..

"Pak, yakin itu cewek..? Bagaimana kalau bukan..?"

"Ah, ya cewek lah.. kan keliatan jelas..." kata Pak Velmer.

"Ya sudah, berani gak kita keluar, dan membuktikan siapa sebenarnya dia..?" tantang saya kepada Pak Velmer.

"Emang kamu berani..?" tanya Pak Velmer.

"Kalau ada temannya, saya berani.. nanti saya yang pegang dia, yang penting Bapak temani saya.." jawab saya.

"Ok, ayok.." jawab Pak Velmer.

Dan beberapa jurus kemudian, kami bergegas keluar untuk mengejar sesosok yang menyerupai wanita tersebut. Sesampainya di pagar kantor, kami masih melihat sesosok itu masih berjalan melenggak-lenggok, dengan payung merah yang diputar-putar, bahkan dalam jarak yang lebih dekat, kira-kira 4 meter. Sesosok itu telah sampai di perempatan jalan Yos Sudarso, yang kalau belok ke kanan adalah jalan menuju Stadion Utama Ternate, dan kalau belok kiri jalan ke arah kampung Maliaro. Saya dan Pak Velmer juga telah sampai pada pojok kiri pagar kantor, KPKN Ternate berada di pojok perempatan jalan Yos Sudarso tadi, dan berhadapan dengan Kantor Kota Administratif Ternate.

Sosok itu, lalu berbelok ke kanan menuju ke arah Stadion Ternate, masih 5-6 meter di depan kami. Tiba-tiba, entah mengapa Pak Velmer berubah pikiran, entah perasaan apa yang beliau rasakan, sehingga berkata..

"Mas, udah mas.. sampai sini aja.."

Saya yang sudah lompat pagar kantor untuk mengejar dan memegang sosok itu, juga langsung berhenti..

"Lho kenapa Pak, ayo kalau berdua saya berani.." kata saya sambil berpaling kebelakang melihat Pak Velmer yang masih di dalam pagar kantor.

"Udah deh, gak usah.. takut ada apa-apa.." kata beliau..

Yah.. kata saya dalam hati, dan memalingkan pandangan ke arah jalan stadion kembali untuk mencari sosok tadi.. namun tak saya dapati lagi sosok tadi.. padahal jalannya pelan.. harusnya dia masih ada di sana, masih tertangkap pandangan mata ini.. tapi dimana dia..?

"Pak, kemana dia..? hilang kemana dia..?" tanya saya kepada Pak Velmer..

"Ah, sudah... yok kita pulang saja.." jawab Pak Velmer.


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar