katamu aku suka berasumsi
padahal aku lebih suka tidak berada disini
katamu kau tidak mencintainya
tapi saat bersumpah atas nama Tuhan,
maksudmu Tuhan yang mana?
curangkah sorot mata lain
yang mengundang senyumku?
jika ada nama yang lain
dalam hening sembah sujudmu?
tak peduli jika kau lahir dari
dua orang yang tak tahu cara mencintai
tak jadi hakmu untuk terus mencaci
hati yang selalu memaklumi
karena pada akhirnya…
luka akan berhenti memaafkan pisau
dan dendam tak lagi menyembunyikan dirinya
dari rasa takut dan risau
jadi siapa di antara kita
yang berani untuk lebih dulu akui?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar