Crossroad

         Kepolisian Los Angeles, disanalah Brian bekerja sebagai detektif. Brian terkenal sebagai polisi bersih dan disegani baik kawan maupun lawan. Dulunya ia hanya seorang anak kecil biasa, namun hingga ayahnya pergi dari rumah ia menjadi anak yang nakal. Ia pernah mencuri minimarket, menodong orang, dan minum-minuman keras hingga mabuk. Akhirnya setelah ia besar ibunya memasukkan ia ke akademi polisi. Setelah melalui pahitnya pelatihan kepolisian sampailah ia pada saat ini sebagai detektif. Kala sore itu Brian baru saja menangkap rekan kerjanya yang sudah diduga selama ini melakukan suap. Ia kembali ke ruangannnya dan duduk sejenak. Ia memutar kursinya dan melihat banyak piagam penghargaan yang ditrimanya. Tak lama kemudian masuklah Betty memberikan surat tugas kasus selanjutnya.
"Kau sebaiknya berhati-hati Brian"
"Kenapa? Apa yang harus kutakutkan? Aku terlahir dari kehidupan yang keras. Tidak ada yang bisa menghentikanku"
"Aku sudah bilang, kali ini berbeda", jawab Betty. "Lihat saja sendiri".
Brian pun memutar kursinya menghadap meja dan membuka file tersebut.
"Kali ini kasus yang kau tangani adalah Mario Fernandez, kau pernah dengar? Dia adalah bos pengedar narkoba di kota ini dan ia sudah menyuap banyak polisi".
Sambil membaca biodata target-target di file itu Brian terkejut.
"Tidak mungkin! Bajingan ini!"
Tertulis Michael Johnson. Sosok ayah yang pergi meninggalkan Brian semasa ia kecil. Sampai saat ini Brian tidak tahu kemana dan mengapa ayahnya meninggalkan keluarganya.
"Ya Brian, kali ini kau melawan penjahat paling berbahaya di kota ini dan juga . . .. ."
"Ayahku".
         Terkadang Brian pernah melihat ibunya menangisi kepergian ayahnya dan masih berdoa supaya ayahnya kembali dengan selamat. Selain ingin merubah dirinya, alasan Brian menjadi seorang detektif karena ingin mencari keberadaan ayahnya dan mengetahui kebenaran selama ini, dan jika bisa membawanya kembali. Namun kini dia harus berhadapan dengan ayahnya yang kini menjadi anak buah Mario Fernandez.
"Apa kau akan menerima kasus ini walau kau harus menembak ayahmu sendiri?" Tanya Betty
"Aku siap! Berikan padaku!"

Catatan :
Tulisan pada Workshop Menulis 13-4-17

1 komentar: