Terima kasih untuk segelas teh yang menenangkan pagi,
untuk sapaan kawan yang datang saat aku hampir mati suri.
Aku bersyukur untuk pintu yang tertutup rapat,
karena ia melindungiku dari jalan yang salah dan sesat.
Syukurku bukan hanya untuk kemenangan yang benderang,
tapi juga untuk luka yang kini mulai tenang dan jarang.
Terima kasih, diriku, sudah mau terus mencoba,
meski dunia berkali-kali memintamu untuk menyerah saja.
Jakarta, 30 Desember 2025
Tidak ada komentar:
Posting Komentar