Hujan.
Lagi. Namun tak seramai tadi. Pasukan tirta terjun lembut bagai prajurit
berparasut. Mendarat lalu berebut mencari lubang semut. Lelaki ini memejamkan
matanya. Menangkap hening, mencoba menyerap hembusan nafas-nafas yang
mendengkur halus. Mendengarkan derap kaki kelabang yang tergopoh menghindar
tenggelam.
Layar
monitor itu masih kosong. Hanya tertulis Document1-Word.
Dan kursor yang ...
HINGGA KINI
Kini...
Mencandai penatmu bisa virtual,
Mendengarkan kisah dan kesahmu juga bisa virtual,
Bahkan menyesap hembus napasmu bisa virtual.
Tapi hingga kini...
Mencintaimu masih saja susah sinyal ...
TEH MANIS
Menantu ibuku mengaduk tawarnya secangkir teh panas,
Memutar-mutar debar jantung menantu ibunya,
Siluetnya membayang di balik toples suvenir kondangan,
Pusara semut busung lapar yang mati mengenaskan.
Sambil menggendong perut melendung,
buah pertumpahan desah,
Dia berkata: sudah ribuan kali kuaduk, manisnya tetap tak turut,
Terang saja, manisnya sudah lama kugadaikan di KUA.
Dompetku yang kusuruh ...
KOLAK PISANG
Kerlap kerlip lampu kuota,
Menerangi potongan pisang yang berjejal,
Menembus kemacetan semangkuk kuah kelapa dan gula jawa
Diiringi klakson bersahutan dari toa-toa parau musala
Kepulan asap bosan keluar dari knalpot bising terlarang,
Menggeber rindu melahap jarak yang tak berjarak,
Menyalip senja yang biasanya sampai rumah duluan,
Memboncengkan isi kerajaan, di atas sadel sempit kontrakan
Kelak ...
Cinta Dalam Semangkuk Sup Kaki Sapi
Kuperhatikan
dengan segenap konsentrasi langkah demi langkah Syarif, orang yang telah
mendampingiku mengarungi kerasnya kehidupan selama puluhan tahun. Aku mencoba
menahan perasaan sedih karena melihatnya berjuang mencapai tempat yang telah
ditentukan oleh terapis yang biasa dipanggil ke rumah.
Masih
lekat dalam ingatanku betapa gagahnya Syarif berjalan dari satu tempat ke
tempat lainnya untuk ...
Taat Maklumat
Pedang terhunus, pistol terendus
Sigap mengintai, tak kenal lalai
Serentak beranjak, membentangkan tegak
Perang tak kunjung usang, kian luas mengembang
Pasukan bersorak maju, berharap hapuskan pilu
Nahas mereka kembali tersedu, kenyataan memilih tetap sendu
Bukan tidak gigih dalam berjuang, memang lawan di luar jarak pandang
Menyerang gesit jasad yang sakit, berpindah tempat jejak tak sempit
Berdiam ...
Lelaki Tersayang
Nak, mendekatlah
Tawarkan ibumu yang renta ini secangkir teh hangat
Nak, duduklah di sebelah ibumu
Berbicaralah apapun yang kau ingin ceritakan
Nak, Ibu tahu kau sangat takut bulan April datang
Kita hadapi bersama-sama
Walaupun ayahmu tak bersama kita
Jalanilah April ini dengan berani
Nak, tak ada luka yang tak perih
Ibu mengerti perihmu itu kau tahan cukup lama
Sejak April pertama ayahmu meninggalkan ...
Langganan:
Postingan (Atom)